,
Note:: FF yang author buat kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya.
Karena authornya lagi seneng banget sama bunga sakura jadi ff ini bernuansa
Jepang. Author juga pakai salah satu cast nya artis Korea berdarah China loh,
semua karena When Love Walked In (drama terbaru Calvin Chen). Ya sudahlah
basa-basinya, kita mulai aja ya… ^_^
Author:: TaraChun
Genre:: Friendship, Romance
Cast:: Wu Chun as
Ryo
Aaron
Yan as Masao
Calvin
Chen as Daiki
Jiro
Wang as Isamu
Song
Qian as Misaki
Disclaimer:: Saya membuat
cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi
mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi
jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Sakura
University merupakan universitas favorite di Jepang, banyak anak-anak muda yang
ingin kuliah di sana. Sakura University berbeda dari universitas lainnya yang
ada di Jepang, kampus itu mempunyai seorang pangeran di setiap musimnya. Namun,
Sakura University baru saja berduka karena kehilangan Pangeran Aki (Autumn) yang meninggal seminggu
sebelum musim gugur berakhir. Kini di Jepang sudah memasuki musim dingin,
saatnya Pangeran Fuyu (Winter)
beraksi. Dalam sebuah ruangan ada 3 orang pria yang sedang berbincang-bincang
lalu terdengar suara pintu dibuka
Kreeeeettttt…..
“Ternyata benar kalian ada
disini” seorang gadis cantik
“Ehh, ada apa mencari kami?” kata
salah seorang pria
“Ada satu hal penting yang ingin
aku bicarakan dengan kalian” gadis itu lagi
“Misaki, kau makin hari makin
cantik saja” salah seorang pria lainnya
“Pangeran Natsu (Summer) bisa saja” Misaki tertunduk malu
“Iyaa, benar katanya. Kau makin cantik
saja” kata pria lainnya
“Berhenti merayunya, kalian
lihatlah! wajahnya sudah memerah” kata pria berwajah dingin
“Sudahlah Pangeran Fuyu, aku tidak apa-apa. Lagian Pangeran
Haru (Spring) dan Pangeran Natsu hanya bercanda.” Misaki tersenyum
“Jangan panggil kami Pangeran
jika hanya ada kita berempat saja, kau cukup panggil nama kami” Pangeran Haru
“Baiklah, kalau itu mau kalian.
Aku langsung ke intinya saja, ini masalah Pangeran Aki. Kita harus segera mencari penggantinya” Misaki
“Aku pun berpikir begitu,
walaupun sekarang masih awal Fuyu
tapi waktu akan terus berputar dan tanpa terasa kita akan segera memasuki Aki kembali” Pangeran Natsu
“Kau benar sekali Isamu, setelah
Masao maka akan menjadi giliranku lalu kau dan Aki…? Kita masih belum tau siapa yang menjadi Pangeran Aki berikutnya” Pangeran Haru
“Begitulah Daiki, saat ini aku
benar-benar bingung. Aku merasa kita harus mengadakan audisi” Misaki
“Bagaimana menurutmu Masao?”
Isamu
Masao diam sejenak untuk berpikir
“Aku rasa itu bukan ide yang
bagus, hanya akan merepotkan kita saja dan membuat pusing” Masao
“Lalu apa kau punya usul yang
lain?” Misaki
“Lebih baik kita menganalisa
sendiri saja” Masao
“Aku mengerti maksudmu, mulai
besok kita jalankan misi ini” Isamu
Keesokan
harinya Misaki dan ketiga Pangeran mulai menjalankan misi yang telah
direncanakan. Mereka berkeliling kampus dan seperti biasanya membuat
mahasiswa-mahasiswi menjadi terfokus perhatiannya pada keberadaan mereka.
“Apa rencana ini benar-benar bisa
berjalan mulus ya?” Isamu membisiki Daiki
“Entahlah, yang ada kita malah
menjadi pusat perhatian” Daiki
“Sepertinya kita harus merubah
rencananya” Misaki
“Hmm, kita berpisah saja.” Masao
“Baiklah” Misaki pergi terlebih
dahulu
“Ehh, kalian berdua tunggu dulu!”
Daiki
“Kenapa?” Isamu
“Nanti malam kita kumpul ya di
tempat biasa” Daiki
“Hmm, baiklah” Masao pun pergi
untuk menjalankan misinya
Malam
hari pun tiba, ketiga pangeran itu bertemu di suatu tempat dimana mereka semua
biasa berkumpul bersama. Selain karena mereka bertiga adalah Pangeran dari
Sakura University, mereka sebenarnya sudah bersahabat sejak kecil.
“Kalian tau kenapa aku ajak
berkumpul disini?” Daiki
“Tentu saja. Besok dia pulang
kan?” Isamu
“Yupz, dan aku memikirkan sesuatu
yang selama ini membuat kita pusing” Daiki melirik kedua sahabatnya dan
kemudian tersenyum “Kalian tau apa yang aku maksud kan?” Daiki tersenyum
Isamu
pun ikut tersenyum tapi berbeda dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Masao
“Aku setuju” Isamu melirik Masao
“Itu tidak mungkin terjadi” Masao
memalingkan wajahnya dari Daiki dan Isamu
“Ayolah Masao, apa salahnya
mencoba?” Daiki
“Semua itu hanya sia-sia saja.
Kalian sendiri tau kan bagaimana sifatnya?” Masao
“Kita lihat saja nanti!” Isamu
tersenyum
Kringg…Kringgg… ponsel Masao berdering.
Masao melihat kedua temannya sejenak kemudian mengangkat teleponnya.
“Moshi moshi..” suara seorang pria terdengar dari balik ponsel Masao
“Ehh, loudspeaker dong…!” bisik Isamu pada Masao
Masao melirik
Isamu dingin
“Huh…” Masao mengeluh lalu menyalakan speaker ponselnya “Moshi moshi..”
Masao menjawab suara pria dari balik ponsel itu
“Kau kenapa? Nada bicaramu aneh sekali..” kata pria itu lagi
“Aku tak apa-apa… Hanya…” Masao belum menyelesaikan perkataannya
“Hei Ryo, besok kau pulang kan?” Isamu menyambar ponsel Masao