Author : TaraChun
Pairing
: Sesshomaru – Rin
Other
Cast : find by yourself
Genre
: Romance, Fantasy
Length
: Twoshoot
Siluet
gadis kecil muncul dari balik pohon besar yang bisa menutupi seluruh tubuhnya.
Ia terus memerhatikan sosok yang tengah bersandar di pohon besar lainnya. Mata
yang terpejam serta surai perak terus melambai seolah memanggilnya untuk
mendekat.
Bukan.
Gadis kecil itu berani mendekat bukan karena lambaian surai perak panjang itu.
Nalurinya berkata jika pemilik wajah cantik itu membutuhkannya. Terlihat dari
beberapa goresan yang tercipta di wajah cantik itu. Namun, baru selangkah ia
keluar dari persembunyiannya terdengar geraman dari pemilik surai perak itu.
Mata yang memerah dan terlihat garang sungguh menakutkan.
Youkai.
Sejak awal ia sudah bisa mengambil kesimpulan jika pemilik surai perak yang
cantik itu adalah youkai (siluman).
Terlihat jelas penampilannya berbeda dari manusia pada umumnya yang sering ia
jumpai di desa. Bukannya takut, gadis kecil itu perlahan melangkah maju
mendekati sosok youkai itu. Ia
penasaran kenapa bisa ada youkai
serupawan ini?
Tentu
saja ia bingung karena seorang gadis kecil berani mendekati youkai berdarah dingin sepertinya.
Namun, ia tahu juga jika gadis kecil ini bukanlah manusia yang berbahaya.
Terlihat jelas dari wajah bodohnya yang menggambarkan betapa polosnya gadis
ini.
Selama
beberapa hari ia selalu dibawakan makanan oleh gadis kecil itu. Sudah berulang
kali pula ia menolaknya tapi tak pernah didengar oleh gadis kecil itu. Namun,
saat datang lagi ia melihat banyak memar di wajah gadis kecil hingga membuatnya
bertanya sebuah pertanyaan yang sangat berharga.
“Kenapa
banyak memar di wajahmu?” tak ada jawaban dari pertanyaannya. “Lupakan!”
lanjutnya karena gadis kecil itu tak menjawab sedikit pun.
Ia
akhirnya menoleh, menatap gadis kecil yang kini juga menatapnya berbinar.
Senyum tulus dan hangat terlukis manis di wajahnya. Apa ada yang salah?
Pikirannya sungguh tak mengerti dengan alasan gadis kecil itu tersenyum.
Gadis
kecil itu kembali ke desanya dengan keceriaan dan saat tiba di gubuk yang ia
bangun sendiri, ada orang yang ternyata sedang minum dalam gubuknya. Terdengar
suara gaduh para penduduk desa, orang aneh itu juga kabur keluar setelah
mengucapkan sesuatu. Tak lama kemudian banyak serigala datang dan membantai
para penduduk desa.
Ia
berlari ke hutan, berniat memberi tahu pemilik surai perak jika ada serigala
agar youkai itu segera pergi. Ia tak
ingin sosok youkai yang menurutnya
baik hati itu terluka. Yah, youkai itu
baik hati karena merupakan satu-satunya orang yang bertanya tentang keadaannya.
Bukankah itu berarti sosok youkai itu
memerhatikannya selama ini? Namun, apalah daya? Kaki kecilnya tak bisa berlari
lebih cepat dari para serigala pemangsa itu. Ia tersandung dan akhirnya menjadi
santapan dari para serigala itu.
***
“Sesshomaru-sama!” teriakan meluncur dari mulut
makhluk kecil berwujud katak hijau.
Nama
yang sama terus ia panggil namun tak kunjung muncul sang pemilik nama, yang tak
lain adalah tuannya. Sambil meracau tak jelas dan sesekali meneriakkan lagi
nama “Sesshomaru-sama,” ia menuntun youkai terbang yang bisa dikatakan
sepasang kuda aneh bentuknya.
Plukk!
Sebuah benda keras mendarat mulus di kepalanya membuat youkai katak hijau itu mengeluh kesakitan. Ia sudah siap-siap untuk
menyembur orang yang berani melakukan hal itu padanya. Namun, saat berbalik
ekspresi kesal itu seketika berubah menjadi sangat bahagia.
“Sesshomaru-sama!” pekiknya langsung berlari
menghampiri tuannya.
“Jaken!
Kau tidak berniat mencariku?” pertanyaan dengan nada luar biasa dingin meluncur
mulus dari tuannya yang ia panggil Sesshomaru-sama itu.
“Bu
– bukan begitu Sesshomaru–sama,”
terdengar jelas kegugupan dari nada suaranya.
Namun,
Sesshomaru tak menanggapi ucapan Jaken. Indera penciumannya menangkap bau darah
yang bisa dikatakan familiar selama beberapa hari ini. Bergegas Sesshomaru
masuk lagi ke dalam hutan dan diikuti pula oleh Jaken.
“Matte kudasai (tolong tunggu),
Sesshomaru–sama!”
Mata
emas itu menatap sosok gadis kecil tak bernyawa terbaring penuh luka. Ia bisa
mencium bau darah dan serigala di sekitar tubuh gadis kecil itu. Pedang yang
bertengger manis di pinggangnya bergetar.
“Tenseiga?” desisnya menyebut nama pedang
itu.
Menuruti
keinginan Tenseiga untuk dicabut dari
sarungnya, Sesshomaru mengalihkan kembali pandangannya pada gadis kecil itu. Ia
bisa melihat makhluk-makhluk kecil dari akhirat yang berniat membawa jiwa gadis
kecil itu. Sekali tebasan Tenseiga berhasil
melenyapkan makhluk-makhluk akhirat itu. Sesshomaru mengangkat gadis kecil
tersebut dan membawa dalam pangkuannya, menanti reaksi yang ia harapkan.
Mata
yang terpejam itu perlahan mulai mengerjap pelan hingga akhirnya terbuka
sempurna. Pemandangan pertama yang berhasi ia tangkap adalah wajah rupawan youkai berambut perak. Memang selama ini
ia berpikir betapa cantiknya youkai ini
tapi dengan memandang dari jarak dekat seperti ini, ia berubah pikiran. Youkai ini sangat indah dan tampan.
“Oh,
dia sudah hidup lagi,” suara milik Jaken meluncur begitu saja.
Sesshomaru,
youkai pemilik surai perak bermata
emas itu menurunkan gadis kecil dari pangkuannya. Ia hanya menatap seklias dan
melanjutkan kembali perjalanannya. Youkai
katak kecil hijau yang membawa tongkat itu langsung berlari mengikuti dan
memanggil namanya.
“Se
– Sesshomaru-sama!”
Gadis
kecil yang memang tak memiliki arah dan tujuan pasti ikut berlari menyusul youkai bernama Sesshomaru itu. Ia
sekarang sudah memutuskan untuk menjadi pengikut youkai itu sampai waktu yang entah kapan berakhir.
***
Perjalanan
mereka terus berlanjut dengan ambisi Sesshomaru untuk membunuh Naraku. Ia
seringkali bertemu dengan Inuyasha, hanyou
(manusia setengah siluman) yang sangat ia benci dan tak lain adalah adik
tirinya. Setiap kali bertemu, pertempuran antara keduanya tak pernah bisa
dihindarkan. Mereka saling membenci dan sama-sama ingin saling membunuh.
“Rin,
kau tunggu di sini bersama Jaken!” perintah Sesshomaru yang tak bisa
terbantahkan.
“Hai (baik), Sesshomaru-sama,” Rin, gadis kecil itu menjawab
seperti biasa dengan nada cerianya.
“Bau busuk itu sudah dekat, Naraku,”
batin Sesshomaru menatap lurus ke depan dan kemudian terbang menghilang bersama
bulu-bulu indahnya.
“Euhmm,
Jaken-sama,” Rin memanggil pelan dan
penuh keraguan.
“Nani (apa)?”
“Apa
yang akan dilakukan Sesshomaru-sama
setelah mengalahkan Naraku?”
“Sesshomaru-sama akan menaklukkan seluruh siluman
dan menjadi yang terkuat lalu membuat istana dan aku akan jadi menterinya,”
sahut Jaken lantang seolah apa yang ia ucapkan memang benar akan terjadi
nantinya.
“Lalu
apa yang bisa kulakukan di istana Sesshomaru-sama?” Rin bertanya lagi, memikirkan nasibnya kelak.
Pertanyaan
itu membuat Jaken terdiam sejenak. Lebih tepatnya ia terkejut mendapat
pertanyaan seperti itu dari Rin. Jaken tak percaya ada manusia lebih tepatnya
gadis kecil seperti Rin yang … entahlah sulit dijelaskan.
“Jadi
kau berencana ikut dengan kami?”
“Memangnya
kenapa? Tidak boleh?” Rin bangkit dari duduknya menghampiri Jaken dan
menggoyang-goyangkan tubuh youkai
katak kecil itu.
“Oi!
Berhenti, Rin!” perintah Jaken dan Rin menurut. “Bukan begitu maksudku, bodoh!
Manusia dan youkai itu berbeda,
mungkin saja Sesshomaru-sama baru
berhasil seratus tahun kemudian dan kau pasti juga sudah mati. Mengerti!”
Jaken
berbicara dengan lancarnya tanpa memikirkan bagaimana perasaan Rin. Gadis kecil
itu terpaku, pikirannya melayang entah ke mana? Apa yang Jaken katakan memang
benar tapi Rin hanya ingin melayani Sesshomaru selamanya. Walaupun hingga ia
mati nanti, asal bersama Sesshomaru sudah bisa membuat Rin mati dengan tenang.
“RIN!
RIN!” panggil Jaken keras karena tak ada tanggapan dari gadis kecil itu. “Oi,
RIN!” akhirnya berhasil, Rin menoleh ke arahnya.
Namun,
“Jaken-sama, baka (bodoh)!” Rin
berlari entah ke mana meninggalkan Jaken yang kebingungan.
Tak
ada reaksi dari Jaken selama beberapa detik, lalu begitu tersadar ia mengerjap.
Rin kabur dan ia tak tahu gadis kecil itu pergi ke mana? Hal yang mengganggu
pikirannya sekarang adalah apa yang membuat Rin kabur?
“Apa
ucapanku ada yang salah? Sepertinya tidak, tapi …. Gawat! Kalau sampai
Sesshomaru-sama tahu Rin kabur, bagaimana
nasibku? RIN! RIN!” ia terus meneriakkan nama Rin sambil berjalan entah ke mana
yang penting saat ini ia harus menemukan Rin.
“Kau
di mana? RIN?” teriak Jaken lagi.
Bukannya
menemukan Rin, Jaken dihadapkan dengan Sesshomaru yang tiba-tiba muncul. Raut
ketakutan jelas terlihat dari wajahnya. Berbeda dengan Sesshomaru yang masih
menampakkan wajah datar.
“Jaken!
Di mana Rin?”
“Sesshomaru-sama. Gomennasai,” Jaken terus membungkuk mengulang kata maaf namun tak
ada tanggapan dari tuannya.
“Rin.”
Penciumannya
yang kuat, berhasil membuat Sesshomaru mengetahui keberadaan Rin. Tanpa
menghiraukan Jaken yang masih terus menggumamkan kata maaf, ia pergi ke arah di
mana indera penciumannya menangkap aroma Rin.
Walau
dengan wajah datarnya, terlintas rasa aneh dalam dadanya. Aroma darah juga
teriakan Rin yang terus memanggil namanya semakin jelas terdengar. Apalagi ia
bisa menangkap nada penuh ketakutan dari suara Rin serta isak tangis gadis
kecil itu.
***
Ucapan
Jaken sangat mengganggu pikiran Rin dan membuat gadis kecil itu kabur ke tengah
hutan. Ia merasa perlu menjernihkan pikirannya dulu sebelum nanti Sesshomaru
kembali. Tentu Rin tak ingin terlihat sedih di hadapan Sesshomaru maka saat ini
gadis kecil itu memilih untuk menyendiri.
“Aku
hanya ingin bersama Sesshomaru-sama
dan terus melayaninya selamanya. Apa tidak bisa? Jaken-sama baka!” Rin masih
saja kesal, mata beningnya berkaca-kaca siap menumpahkan aliran anak sungai
yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
Sreekkk
…
Gadis
kecil yang tengah asyik dengan pikirannya itu sontak berbalik ke arah suara
yang ditimbulkan dari balik semak-semak. Ia sudah beranjak dari duduknya,
bersiap untuk kabur jika tiba-tiba saja muncul sesuatu yang menakutkan dari
balik sana. Firasat buruknya ternyata benar karna yang muncul dari balik
semak-semak itu adalah youkai
berwujud harimau dan siap menerkam mangsanya.
“Aromamu
lezat sekali gadis kecil, kau cocok jadi santapanku,” youkai harimau itu mengeluarkan suaranya bersama dengan geraman
mengerikan.
Rin
menggeleng dan berjalan mudur perlahan. Sungguh rasa takut melingkupinya saat
ini terlebih meihat taring-taring youkai itu
saat membuka mulutnya. Youkai harimau
terus maju dengan gerakan yang semakin cepat. Tentu ia tak ingin kehilangan
santapannya sementara Rin menyalahkan diri sendiri yang nekat kabur hanya
karena ucapan Jaken.
“Iie (tidak). Sesshomaru-sama.”
Hanya
satu nama itu yang ia ingat di saat seperti ini. Rin selalu percaya jika
Sesshomaru akan datang dan menyelamatkannya. Gadis kecil itu berbalik dan
langsung berlari ketakutan. Namun, tentu youkai
harimau takkan membiarkan begitu saja. Gerakannya lebih cepat dari Rin dan
sekarang gadis kecil itu sudah berada di bawah tubuhnya, siap untuk dimakan.
“Sesshomaru-sama.” Rin terus memanggil nama itu
dengan air mata yang sudah mengalir deras. Ia hanya ingin jika mati nanti
berada di sisi Sesshomaru, bukan dalam keadaan seperti ini. Dari beberapa
bagian tubuh Rin juga sudah mengeluarkan darah akibat dari cengkraman kuku youkai harimau itu.
Slaashh
….
Sebuah
cahaya panjang berwarna hijau dengan tajamnya menyerang secara mendadak youkai harimau itu. Karena serangan
mendadak yang entah datang darimana membuat youkai
itu tak sempat menghindar. Ia terlempar jauh dari tubuh Rin yang sudah
tergeletak lemah.
Sosok
itu muncul dengan gerakan secepat kilat menghampiri Rin. Ia membawa gadis kecil
itu ke pangkuannya tanpa menghiraukan youkai
harimau yang ia tebas. Namun, gerakan kecil dari youkai itu membuat Sesshomaru geram. Sekali lagi ia melayangkan
kilatan tajam berwarna hijau pada youkai
itu hingga sudah dipastikan mati.
“Rin,”
panggilnya.
“Sesshomaru-sama,” gadis kecil yang tengah sekarat
itu tersenyum mendapati sosok tuannya.
“Nani?” Sesshomaru menanggapi.
“Jika
… aku mati, apa kau akan tetap mengingatku?” tanya Rin dengan nada teramat
lirih karena menahan rasa sakit pada lukanya. Sesshomaru tersentak mendengar
pertanyaan yang terlontar dari bibir mungil gadis kecil dalam pangkuannya ini.
“Jangan
katakan hal bodoh!” perintahnya seraya berdiri dan menggendong tubuh Rin.
“Arigatou, Sesshomaru-sama,” ucapan terakhir Rin sebelum ia
memejamkan matanya.
“Rin,”
sorot mata emas itu terlihat sendu menatap gadis kecil dalam gendongannya.
Sesshomaru
tahu gadis kecil ini belum mati karena tubuhnya masih hangat dan nafasnya pun
masih terasa walau sangat lemah. Ia terus berjalan dengan Rin dalam
gendongannya, mencari tempat yang nyaman untuk gadis kecil ini.
“Oh,
Sesshomaru-sama, kau sudah kembali?
Rin kenapa?” tanya Jaken yang tak sengaja bertemu Sesshomaru karena mencari
tuannya yang tiba-tiba menghilang itu.
“Jaken,
cari obat untuk Rin!” perintah Sesshomaru tak terbantahkan.
“Hai,” tanpa bertanya lagi Jaken langsung
bergegas pergi, ia tak ingin menyulut kemarahan Sesshomaru karena kondisi Rin
saat ini sudah bisa ia pastikan sangat mengkhawatirkan.
Sambil
menunggu Jaken mencari obat-obatan untuk Rin, Sesshomaru menidurkan tubuh gadis
kecil itu dengan beralas moku-moku
(bulu-bulu) yang ia gunakan. Ia ikut merebahkan tubuhnya di samping Rin dan membuat
tubuh keduanya saling berhadapan.
Ucapan
terakhir Rin sebelum mata gadis kecil itu terpejam terus berkecamuk di
pikirannya. Bagaimana jika Rin mati suatu saat nanti? Apa yang akan terjadi pada
dirinya? Saat ini saja ia sudah sulit mengendalikan diri sendiri hanya karena
Rin terluka.
Kesedihan
tiba-tiba menyelimuti hati dingin seorang Sesshomaru. Ternyata tanpa sadar ia
sudah sangat menyayangi gadis kecil ini. Ia tak ingin kehilangan Rin. Tangannya
terangkat menyentuh wajah polos gadis kecil yang memang terdapat beberapa luka
di sana.
“Sebenarnya apa yang membuat Rin
bertanya seperti itu?” batinnya. “Kau harus hidup Rin,” lanjutnya.
To be Continue
Sesshomaru - Rin - Jaken
2 comments:
Keren banget 😢 aku sampe berkaca kaca baca nya saking menghayatinya 😢😢😂
Arigathou kak, suka bgt sama ff sesshomaru x rin nya. Sampe aku favorite in link nya 😂
sama2 ^_^ aku suka SesshoRin couple jadi bikin nih ff deh... thanks juga ya udah ninggalin jejak
Post a Comment