Monday 30 July 2012

,

Author:: TaraChun
Genre:: Friendship
Cast:: Fahrenheit (Wu Chun, Jiro Wang, Calvin Chen, Aaron Yan)


Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

Sahur... Sahur.... Sahur... Sahur....

Suara orang-orang di sekitar komplek terdengar berkeliling membangunkan orang-orang yang akan menjalani puasa untuk sahur.


Seorang pria yang terpisah dari sahabat-sahabatnya bahkan bisa dibilang seperti keluarganya sendiri sedang menyiapkan hidangan untuk sahur, ya itulah Wu Chun yang sudah tidak bersama dengan teman-teman Fahrenheit nya.

"Pagi yang sepi tidak seperti puasa biasanya, aku hanya makan sahur seorang diri. Aku rindu mereka... Apa mereka sudah bangun ya? Aku harus membangunkannya tapi kan ada manajer. Mereka tidak butuh aku. Sahur yang membuat galau tapi tetap harus ku syukuri. Selamat sahur..." Wu Chun melahap makanan di hadapannya

~~~~~~Sementara di tempat lain

"Gawat... Kesiangan.... Woyy.... Sahuuuurrrrrr....." Calvin berteriak untuk membangunkan 2 temannya yang lain
"Ahhh... Jam berapa sih??" Jiro masih bermalasan di tempat tidurnya sambil melihat jam di hp nya "Hwaaa, jam 4.10?" Jiro bergegas keluar dari kamarnya dan menuju meja makan tapi...
#Brukkkk...
"Aduhh, kau hati-hati donk!!" Aaron memegangi pundaknya sambil mengucek-ngucek mata.
"Kau yang hati-hati, jalan sambil merem gitu..." Jiro membela diri
"Enak aja merem, kau yang gak lihat jalan malah menyalahkan aku" Aaron
Calvin yang sedang sibuk di dapur tidak tahan mendengar kedua temannya pagi-pagi sudah ribut dan...
#Byuuurrrr
Calvin meyiram Jiro dan Aaron dengan seember air.
"Woy, jangan pada ribut pagi-pagi gini, nanti siang aja berantemnya sekarang kalian bantu aku siapin sahur!" Calvin
"Kalo nanti siang berantem yang ada puasanya batal jadi mendingan sekarang sebelum mulai puasa" Jiro
"Pagi-pagi buta gini diguyur air, dingin tau..." Aaron langsung berjalan menuju sofa dan tidur bermalasan
"Loh?? Kok jadi aku yang disalahin??" Calvin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal "Ehh? Kalian mau pada puasa gak sih? Udah kesiangan nih..." Calvin membentak kedua temannya
"Oh iya, sekarang jam berapa?" Aaron
"Liat aja sendiri!!" Calvin pergi ke dapur dan mengambil hidangan yang sudah ia siapkan untuk sahur
Jam menunjukkan pukul 4.20.
"Waduhhh, 15 menit lagi imsak nih... Gawattt...." Jiro langsung menuju ke meja makan tapi lagi-lagi...
#Bruukkk...
"Hei, kau ini senang banget nabrak aku" Aaron 
"Enak aja, PD banget sih!!" Jiro
"Berantem aja terus! Makanan biar aku yang habiskan..." Calvin langsung bersiap untuk menyantap makanan sahurnya
"Ehhhh??" Jiro dan Aaron segera duduk dan menyantap hidangan yang ada di meja makan
Mereka bertiga sahur bersama
"Andai dia disini kita pasti gak akan telat untuk sahur seperti ini" terdengar suara Aaron memecah suasana
Jiro dan Calvin menghentikan makannya sejenak.
"Sudahlah, kita makan saja!" Calvin berusaha mencairkan suasana 
"Iyaaa, ayo makan...!" Jiro pun melanjutkan makannya
Mereka semua selesai menyantap sahur dengan terburu-buru.
"Hari ini jadwal kita apa aja?" Aaron
"Sepertinya tidak terlalu padat. Apa kalian mau??" Calvin melirik kedua temannya
"Tentu saja...." jawab Jiro dan Aaron serempak
"Okee, kita siap-siap ya..." Calvin
"Tapi...? Bagaimana dengan??" Jiro
"Tak usah dipikirkan, sesekali kan tidak apa-apa..." Calvin tersenyum
"Baiklah" Aaron
Mereka menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan hal yang sudah mereka rencanakan
~~~~~~
"Chun, hari ini kau ada pemotretan." Manajer
"Hanya itu?" Chun terlihat begitu lesu
"Yaaa, sebaiknya kau pergi untuk perawatan, aku tau kau sedang tidak bersemangat tapi kau adalah publik figure jadi bersikaplah profesional!" Manajer
"Ehm, aku mengerti" Chun pergi ke kamarnya
"Aku akan menjemputmu jam 11 siang" teriak Manajer
"Iyaaaa..." Chun
Chun mengikuti kata-kata sang manajer, ia melakukan perawatan di mana tempat ia dan sahabat-sahabatnya biasa melakukan perawatan
"Kali ini aku sendiri lagi, kenapa tiba-tiba aku sangat merindukan mereka? Aku rindu saat-saat dimana kami tertawa dan menangis bersama. Aku sangat merindukan kenangan-kenangan itu" Chun merasakan suatu kerinduan yang sangat mendalam tanpa disadari ia telah meneteskan air mata
Orang yang sedang merapikan rambut Chun memperhatikan Chun yang sedari tadi hanya diam dan tiba-tiba meneteskan air mata. Ia sangat mengetahui apa yang sedang Chun pikirkan.
"Kenapa kau tidak menghubungi mereka saja?" stylist
"Apaa?" Chun terbangun dari lamunannya
"Aku tau apa yang kau pikirkan saat ini, kau merindukan mereka kan? Aku saja yang biasa melihat kalian bersama kini merasa sangat kesepian tanpa suara candaan yang biasanya terdengar begitu ramai" kata stylist itu lagi yang membuat Chun terdiam
~~~~~
Di supermarket terlihat 3 pria yang memakai pakaian aneh sedang berbelanja. Yah, mereka adalah Aaron, Jiro, dan Calvin Fahrenheit. Demi menghindari kejaran para fans, mereka melakukan penyamaran yang membuat mereka terlihat aneh dan menjadi pusat perhatian
"Kita beli yang ini saja ya..." Aaron mengambil buah
"Tentu saja, itu tidak boleh kita lupakan. Ehmm, aku akan mengambil yang ini" Jiro
"Ya, aku rasa sepertinya kita berpencar saja. Kita sudah menjadi pusat perhatian. 30 menit lagi bertemu di kasir. Ok?" Calvin
"Yaa..." Aaron dan Jiro serempak
Mereka berpencar mencari barang-barang yang ingin dibeli
~~~~~
Tepat pukul 11 siang, manajer datang menjemput Chun untuk pergi ke tempat pemotretan.
"Ayooo... nanti terlambat" Manajer
Chun hanya mengangguk dan masuk ke mobil
"Berapa lama?" Chun
"Mungkin sekitar 4 jam. Kau bisa berbuka puasa di luar, aku akan menemanimu" Manajer
"Berarti jam 4 sore sudah selesai. Tidak perlu, aku buka puasa di rumah saja" Chun
"Yaa, baiklah..." Manajer fokus menyetir
Mereka sampai di tempat pemotretan, Chun langsung bersiap-siap mengenakan pakaian yang akan dipromosikan. Sementara para kru sedang menyiapkan peralatan untuk pemotretan.
"Kau sudah siap?" Manajer
"Ehmmm" Chun
"Semua siap-siap....!"
Pemotretan dimulai, Chun terlihat begitu tampan dengan style nya.
"Okee... Makasih semuanya. Hari ini berjalan lancar dan kau Wu Chun... Kau memang bisa diandalkan... Hebat sekali, ini hasil pemotretannya" produser yang mengatur jalannya pemotretan itu menunjukkan hasil foto-foto nya barusan kepada Chun
"Bagus" Chun hanya tersenyum dan terlihat cukup puas dengan hasilnya.
"Maaf, kami harus segera pergi..." Manajer
Manajer pun mengantar Chun pulang ke rumahnya. Mereka tiba jam 5.15 sore
"Kau pulanglah!" Chun menyuruh manajernya pergi
Wu Chun pun masuk ke dalam rumah dan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa tapi belum lama manajer Chun pergi, tiba-tiba....
Ting...Tong...Ting...Tong....
Bel rumah Chun berbunyi.
"Ada apa lagi?" Chun membuka pintu rumahnya dan...
"SURPRISE..." Jiro, Calvin, dan Aaron serempak
Mereka bertiga membawa barang-barang sangat banyak hasil dari belanja di supermarket
"Kalian kenapa bisa kesini?" Chun terkejut melihat kedatangan para sahabatnya itu
"Kau tidak senang kami datang?" Jiro
"Kami sedang tidak ada jadwal hari ini jadi kami merencanakan untuk berbuka puasa bersamamu" Calvin
"Kau sendiri tidak pernah menghubungi kami. Aku sangat merindukanmu Chun..." Aaron langsung memeluk Chun dengan perasaan penuh kerinduan.
"Aku juga merindukan kalian. Maaf aku tidak pernah menghubungi kalian, itu karena aku takut jadwal kalian sangat padat dan akan mengganggu konsentrasi kalian." Chun
"Sudahlah, ayo..." Calvin
Calvin, Jiro, dan Aaron langsung menuju ke dapur.
"Hei, kalian mau apa? Jangan buat dapurku berantakan!" Chun
"Kau tenang saja Chun, kali ini kami yang akan melayanimu" Jiro
"Tapi...." Chun ragu melihat ketiga temannya yang ingin memasak
"Duduklah dengan baik!" Aaron
Mereka bertiga pun memasak untuk berbuka puasa. Chun hanya memperhatikan ketiga temannya yang sedang sibuk memasak di dapur.
"Selesai...." Aaron membawa makanan yang dibuatnya dan menaruhnya di meja makan
"Aku juga..." Jiro 
Begitu pula dengan Calvin, mereka bertiga menghidangkan hasil masakannya untuk berbuka puasa
"Baiklah, tinggal menunggu bedug... Ohh ya, Aaron cepat keluarkan..!" Calvin
"Ehmmm... Ini dia, buah yang tidak akan dilupakan..." Aaron menaruh buah di atas meja
"Pisang...??" Chun
"Yupz, kau kan sangat suka makan pisang. Ini hal pertama yang kami ambil" Jiro
"Lebih tepatnya aku yang mengambilnya" Aaron
"Kau ini mau menang sendiri ya" Jiro tidak terima
"Kan memang aku yang mengambilnya duluan...." Aaron membela diri
"Tapiii....." Jiro belum sempat melanjutkan perkataannya terdengar suara...
Dug...Dug....Dug...Dug....Dug....
Terdengar suara bedug yang menandakan saat berbuka puasa telah tiba. Mereka berempat melahap makanan yang ada di meja sampai tak tersisa.
"Kenyang sekali... Tidak kusangka kalian bisa memasak..." Chun
"Tentu saja, setelah kepergianmu kami semua langsung belajar memasak agar tidak kelaparan.." Calvin
"Hahahaha... baguslah..." Chun hanya tertawa
"Aku sangat merindukan saat-saat seperti ini" Aaron 
Mereka terdiam sejenak
"Hmmm, sudah lama kan kita tidak melakukannya berempat" Calvin
"Yaa, hanya bertiga seperti ada yang kurang" Jiro
"Ayo kita lakukan" Aaron
"Ehmmm, baiklah..." Chun
Dimulai dari Calvin kemudian dilanjutkan oleh Jiro, Aaron dan terakhir Chun
"WO YOU! WO YAO! WO KE YI! WO FEILUNHAI! GO GO GO....! YEAH!!"


>>>>>>>The End<<<<<<

Kosa kata::
  • Wo You = Aku Ada
  • Wo Yao = Aku Mau
  • Wo Ke Yi = Aku Bisa
  • Wo FeiLunHai = Aku FeiLunHai (nama boyband)

Sunday 29 July 2012

,

Author:: TaraChun
Genre:: Romance, Family, Friendship
Cast:: Cyndi Wang as Cyndi
          Calvin Chen as Calvin
          Wu Chun as Zun
          Jiro Wang as Jiro
          Aaron Yan as Aaron
          Mike He as Mike
          Ariel Lin as Ariel

Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.


Tick... tock... tick...tock.... Kriiiiinngggg...... Alarm berbunyi tepat pukul 6.00 a.m. membangunkan seorang gadis cantik yang akan memulai hari barunya di perguruan tinggi.
"Selamat pagi dunia... Hari baruku akan dimulai" gadis itu membuka jendela kamarnya.
Suara kicauan burung terdengar sangat indah, angin pagi berhembus begitu menyejukkan. Gadis itu langsung bersiap-siap untuk berangkan ke kampusnya. Namun, seperti biasanya ia akan memulai segalanya dengan menulis di diary kesayangannya.
"Buku Diary kesayanganku tinggal beberapa lembar lagi... Sudahlah, setelah habis semua lembarannya baru aku beli lagi. Baiklah... Aku mulai saja..."  


"Cyndi..." terdengar seseorang memanggil namanya.
"Kakak sudah memanggilku untuk sarapan. Aku turun dulu, bye my diary. Iyaaa kak...." teriak Cyndi sambil mengambil tasnya.dan lekas turun ke bawah.
"Cepat habiskan sarapanmu!" kakak Cyndi pun sedang sarapan sambil sms-an dengan seseorang
"Ya baik.." Cyndi segera melahap sarapannya.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan mobil tersebut segera melaju dengan arah yang berlawanan dari perjalanan mereka menuju kampus.
"Kita mau kemana?" Cyndi
"Kita jemput seseorang dulu ya..." kakak Cyndi tersenyum manis
"Ohh, aku tau... Ehemmm..." Cyndi pun tersenyum
Di depan sebuah rumah terlihat seorang wanita cantik yang sudah menunggu Cyndi dan kakaknya datang menjemput.
"Kau pindah ke belakang ya adikku sayang" kakaknya mengelus rambut Cyndi sambil tersenyum
"Baiklah, aku mengerti..." Cyndi segera pindah duduk ke belakang sesuai permintaan kakaknya
"Mike, kenapa kau lama sekali? Aku kira kau tidak jadi datang menjemputku." kata wanita itu duduk di sebelah Mike
"Tadi aku harus menunggu dia dulu..." Mike melirik ke belakang "Adikku Cyndi..." Mike
"Ohh, harusnya kau bilang sebelumnya jadi aku kan tidak kesal seperti ini." kata wanita itu lagi
"Cyndi, kenalkan dia Ariel calon kakak iparmu..." Mike tersenyum
"Apaan sih?" Ariel tersipu malu
"Hahahaha... Kak Ariel gak perlu malu begitu... Pipinya sampe merah..." Cyndi menggoda Ariel
"Ahh, hehehe...." Ariel hanya tertawa
Mike melajukan kembali mobilnya menuju kampus. Ariel dan Cyndi tertawa-tawa dalam mobil dan tidak menghiraukan Mike.
"Sudah sampai" Mike terlihat kesal
"Kau kenapa?" Ariel melihat Mike yang sangat kesal
"Itu karena kita tidak menghiraukannya saat di mobil tadi. Kak Ariel hiburlah Kak Mike, dia kalau ngambek suka jutek gitu. Aku ke kelas dulu" Cyndi pergi meninggalkan Mike dan Ariel
Cyndi berjalan menyusuri koridor kampus, ia terlihat begitu kebingungan mencari ruang kelasnya. Tanpa tersadar ia menabrak seseorang hingga ia terjatuh. Saat berdiri ia melihat 4 orang pria tampan berada di hadapannya.



"Maaf.." Cyndi membungkukkan badannya. 
"Sepertinya dia anak baru" kata salah satu dari mereka yang menggunakan pakaian dan pernak-pernik seperti rocker
"Ya, aku juga berpikir begitu. Tinggalkan saja!" kata salah satu dari mereka lagi dengan karakter yang dingin membuat orang takut berhadapan dengannya
"Jangan sampai mengulangi perbuatanmu seperti ini lagi pada kami!" salah seorang dari mereka langsung pergi dan berjalan seperti seorang pangeran berkuda putih
"Lain kali berhati-hatilah!" salah seorang dari mereka tersenyum yang membuat hati para wanita deg-degan saat melihat senyumannya
Mereka semua pergi meninggalkan Cyndi yang tengah diam terpaku bagaikan seseorang habis melihat sebuah pemandangan yang begitu indah tanpa bisa dilukiskan oleh kata-kata
"Calvin, kau ini sama anak baru saja sudah mengeluarkan jurus seperti itu." kata temannya yang menggunakan pakaian ala rocker
"Eh Jiro, kau seperti tak tau Calvin saja. Playboy Fahrenheit yang paling terkenal di Seasons University ini..." kata salah seorang temannya lagi dengan karakter dinginnya.
"Kau juga sama kan Aaron, bersikap dingin seperti itu dan membuatnya takut." Calvin membela diri "Hei Zun, kau juga sama saja..." Calvin menunjuk seorang dari mereka
"Belum apa-apa sudah mengancam seseorang. Pangeran kita ini sepertinya benar-benar sulit menghadapi seseorang. Yang normal hanya aku saja" Jiro melanjutkan perkataan Calvin dan membanggakan dirinya sendiri
"Apanya yang benar? Kau kan yang paling cepat emosi..." Zun
Mereka berempat berjalan sambil mengobrol, salah satu dari mereka menoleh ke belakang.
"Eh, tuh cewek kenapa ya? Kok masih bengong aja disitu" Jiro menunjuk Cyndi yang masih diam terpaku
Ketiga temannya yang lain pun ikut menoleh ke arah Cyndi
"Biarkan saja, mungkin dia masih shock bertemu pria tampan seperti kita" Calvin
Zun langsung berlari ke arah Cyndi...
"Ada apa? Kenapa dia berlari secepat itu?" Jiro bingung melihat temannya
"Ayo kita bantu Zun!" Aaron pun bergegas lari menyusul Zun
"Apa maksudnya membantu?" Calvin pun terlihat bingung

Calvin dan Jiro hanya diam di tempatnya dan melihat dari kejauhan kedua temannya yang berlari ke arah Cyndi. Tiba-tiba... tubuh Cyndi tergulai lemas dan tepat saat itu juga Zun langsung menggendong Cyndi yang pingsan di pelukannya
"Apa yang terjadi?? Gadis itu kenapa tiba-tiba pingsan?" Calvin berlari menyusul Zun dan Aaron yang membawa Cyndi ke Ruang Kesehatan diikuti oleh Jiro.
Begitu sampai di ruang kesehatan Zun langsung meletakkan Cyndi di atas ranjang dan ia pun pergi meninggalkan Cyndi diikuti oleh Aaron
"Hei, dia kenapa?" Jiro
"Aku tak tau, kita tinggalkan saja daripada kita yang kena masalah karena dia" Zun
"Ya.." Jiro
"Calvin, ayoo!" Aaron menarik Calvin
"Tapiii...." Calvin masih tidak percaya melihat seseorang pingsan di depan matanya
"Kau tak pernah melihat orang pingsan ya? Cepatlah, sebelum terjadi masalah yang tidak kita inginkan!" Jiro pun ikut menarik Calvin
Mereka berempat meninggalkan Cyndi di ruang kesehatan dan pergi menuju kantin 
"Kita tidak mengikuti pelajaran hari ini" Jiro
"Kau senang kan..?" Calvin
"Enak saja, aku kan sudah mengerjakan tugas tapi semuanya sia-sia saja karna kejadian tadi.. Huhh.." Jiro
Di kantin terdengar suara orang-orang yang sedang ramai membicarakan sesuatu
"Hei, kalian tau gak? Ada anak baru pingsan loh..."
"Yaa, aku sudah mendengarnya. Dan aku yakin akan ada hal mengerikan yang akan terjadi di kampus ini..."
"Sepertinya akan terjadi Perang Dunia III"
4 sekawan yang dikenal dengan sebutan FAHRENHEIT di kampus itu mendengar pembicaraan orang-orang di sekeliling mereka dengan topik yang sama.
"Kenapa mereka semua membicarakan gadis yang pingsan tadi ya? Terus apa kaitannya sama Perang Dunia III? Kali ini aku punya firasat buruk akan terjadi" Calvin
"Hei Zun, Aaron kalian kan pintar, sebenarnya apa maksud dari perkataan orang-orang itu?" Jiro
"Perang Dunia III? Aneh..." Aaron pun terlihat bingung dan melihat Zun
"Entahlah... Kali ini aku juga bingung" Zun hanya menggeleng
"Kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti?" Aaron


>>>>>To be continue.............

Tuesday 24 July 2012

,

Absolute Boyfriend diadaptasi dari manga Zettai Kareshi oleh Yuu Watase dan diproduseri oleh Wang Xin Gui. Drama ini tadinya akan diperankan oleh Wu Chun tapi karena beberapa alasan Wu Chun mengundurkan diri kemudian diganti oleh Jiro Wang (Fahrenheit). Absolute Boyfriend merupakan drama kerjasama antara Taiwan dan Korea karena dalam drama ini terdapat seorang artis Korea yaitu Goo Hye Sun.


Genre:: Romance
Episode:: 13
Rilis:: 2012
Negara:: Taiwan
Bahasa:: Mandarin
Produksi:: GTV
Cast::

  • Jiro Wang as Wan Nai Te
  • Goo Hye Sun as Guan Xiao Fei
  • Kun Da as Yan Zong Shi
  • Cherry Hsia as Luo Mei Jia
  • Na Wei Xun as Lei Wu Wu
  • Cai Zhi Yun as Fang Zhi Xi
  • Lin Jun Yong as Sky
  • Bi Xiao Hai as Bai Qi
  • Xiu Jie Kai as Jun Shu
  • Wei Shi Shen as Yan Qing Shi
  • Yuan Ai Fei as Yi Ren
  • Ikeya Chen as Yi Jun
  • Stephanie Chan as Yun Fei
  • Xie Qi Wen as Supervisor
  • David Chen as Shi Guan
  • Luo Bei An as Manajer Liu
  • Wang Yi Wen as sales
  • George Zhang as Adam
  • Jessica Song as Victoria
  • Jin Qin as Jin Qin Qin
Soundtrack::
  • Mr Perfect - Fahrenheit (Opening Theme Song)
  • Jia Zhuang We Men Mei Ai Guo (Pretend We Never Loved) - Jiro Wang (Ending Theme Song)
Sinopsis::
Xiao Fei adalah seorang gadis yang tidak beruntung dalam hal percintaan, ia selalu ditolak oleh para lelaki. Hingga suatu hari ia bertemu dengan seseorang yang berpenampilan aneh dan orang itu memberikan kartu nama yang bertuliskan Lei Wu Wu dari perusahaan Kronos. Lei Wu Wu mengatakan bisa membantu Xiao Fei untuk memiliki seorang pacar. Malam harinya Xiao Fei mencoba untuk membuka website online tersebut sesuai arahan dari Lei Wu Wu dan melihat sosok pria yang familiar untuknya. Dengan berpiikir sebentar, Xiao Fei akhirnya memesan robot tersebut dengan menuliskan banyak syarat. Keesokan harinya, robot sudah diantar ke rumah Xiao Fei. Kemudian Xiao Fei mengaktifkan robot tersebut dengan mencium bibirnya dan robot itu langsung aktif.
Robot itu menginginkan sebuah nama dan Xiao Fei memberinya nama Nai Te. Hari demi hari mereka lewati sampai suatu ketika Nai Te mengalami restart ulang akibat dicium oleh Mei Jia. Nai Te mengatakan bahwa Xiao Fei adalah mantan kekasihnya dan itu membuat Xiao Fei sedih. Ia berkonsultasi pada Lei Wu Wu dan Lei Wu Wu mengatakan bahwa Xiao Fei harus bisa mencium Nai Te untuk merestart nya agar kembali seperti semula.
Xiao Fei terus berusaha agar bisa mencium Nai Te tapi usahanya selalu gagal sampai ia membuat suatu perjanjian bodoh dengan Mei Jia demi mendapatkan Nai Te kembali. Xiao Fei harus bisa melawan ketakutannya terhadap air, ia harus bisa berenang. Xiao Fei terus belajar berenang dan ia juga diajarkan oleh Zong Shi sahabatnya sejak kecil. Lei Wu Wu tiba-tiba menelpon Xiao Fei dan memberi kabar bahwa perusahaannya sudah tau tentang keadaan Nai Te dan akan mengambil Nai Te kembali. Xiao Fei tidak ingin Nai Te diambil, kemudiian ia menyuruh Nai Te untuk datang ke kolam renang dan melihat ia berenang tapi apa boleh buat Xiao Fei gagal dan Nai Te pun meninggalkannya. Beberapa menit berlalu Nai Te merasakan bahwa ada bahaya yang menimpa kekasihnya tapi itu bukan Mei Jia melainkan Xiao Fei yang tenggelam, dengan beberapa pertimbangan akhirnya Nai Te memutuskan untuk kembali ke kolam renang dan menyelamatkan Xiao Fei. Saat menyelamatkan Xiao Fei dengan memberikan nafas buatan dengan secara otomatis Nai Te sudah mencium Xiao Fei dan merestart dirinya sendiri. Nai Te pun tidak jadi diambil kembali oleh perusahaan, Lei Wu Wu dan yang lainnya kembali ke perusahaan dengan tangan kosong.
Hari demi hari mereka lewati bersama, karna tak ada perkembangan dari Nai Te untuk perusahaannya maka perusahaan membuat robot kedua untuk mengumpulkan informasi. Robot tersebut menyamar sebagai Jun Shu teman sekolah Xiao Fei. Suatu hari, robot itu membawa Xiao Fei ke suatu tempat tapi hal itu langsung disadari oleh Nai Te. Sesampainya di tempat tersebut Nai Te dan Jun Shu berkelahi untuk menjadi pacar sempurna Xiao Fei. Kekuatan Jun Shu jauh berlipat ganda dibandingkan Nai Te. Saat mencoba melerai perkelahian itu, Xiao Fei di dorong oleh Jun Shu tapi Nai Te langsung melepaskan diri dari Jun Shu dan menyelamatkan Xiao Fei. Nai Te sangat marah pada Jun Shu karena telah melukai kekasihnya, ia langsung memukul Jun Shu dan mematahkan tangan Jun Shu. Saat itu juga bos dari perusahaan tempat Nai Te dan Jun Shu diciptakan menghentikan kinerja Jun Shu dan membawanya pergi karna Jun Shu telah dikalahkan oleh Nai Te.
Karena kejadian tersebut menyebabkan kerusakan pada Nai Te hingga ia harus dibawa kembali ke perusahaan untuk diperbaiki. Namun terjadi hal yang buruk, Nai Te ternyata mengalami kerusakan serius dan harus direstart tapi tubuh Nai Te menolaknya. Ia tidak ingin menghilangkan kenangannya bersama dengan Xiao Fei.Nai Te terus berusaha untuk melawan hingga Xiao Fei muncul dalam ruangan tempat dimana Nai Te berada. Xiao Fei mengatakan beberapa kata yang membuat Nai Te terdiam dan hanya bisa menuruti perkataan Xiao Fei.
Suatu saat Nai Te berhasil melepaskan diri dan kabur dari perusahaan untuk mencari Xiao Fei tapi ternyata perusahaan sudah mengeluarkan jiplakan dari Nai Te untuk menemani Xiao Fei dan mengumpulkan informasi. Nai Te pun dibawa kembali ke perusahaan dan coba untuk direstart kembali. Saat itu pula jiplakan Nai Te hampir mendapatkan informasi yang diinginkan oleh perusahaan tapi gagal karena Xiao Fei menyadari bahwa ia bukanlah Nai Te yang asli. Zong Shi tiba-tiba datang dan mengatakan kode berupa angka-angka yang diberikan oleh Lei Wu Wu untuk menghentikan Nai Te palsu itu.
Xiao Fei dan Zong Shi bergegas pergi dan menemui Lei Wu Wu serta Nai Te yang asli. Mereka semua akhirnya bertemu tapi bos dari perusahaan itu pun berhasil menemukan mereka. Saat itu ia berniat membawa Nai Te kembali ke perusahaan tapi Nai Te menolak dan melawan, Nai Te pun berhasil. Ia tidak jadi dibawa pergi oleh perusahaan tapi kerusakan yang dialami Nai Te semakin serius. 
Zong Shi mencoba untuk memperbaiki Nai Te dengan data yang diberikan oleh perusahaan pada Lei Wu Wu tapi hal itu sia-sia karena cara yang ditemukan oleh Zong Shi hanya bisa digunakan dalam waktu 50 tahun ke depan sementara waktu yang dimiliki Nai Te hanya tinggal 2 hari lagi. Dalam waktu singkat tersebut, keanehan-keanehan terjadi pada Nai Te. Xiao Fei dan Nai Te menghabiskan waktu bersama dan mempersiapkan gaun pengantin mereka. Tepat di hari pernikahannya merupakan hari terakhir Nai Te, saat itu Nai Te memutuskan untuk pergi agar tidak membuat Xiao Fei sedih. Namun, Xiao Fei sudah mengetahui apa yang terjadi pada Nai Te. Malam itu juga, Xiao Fei meminta Nai Te untuk mengenakan gaun pengantinnya dan menunggu Xiao Fei di gereja. Dalam waktu sesingkat itu Nai Te mengatakan beberapa hal pada Xiao Fei. Ia ingin agar Xiao Fei harus selalu bahagia dan tidak boleh menangis terlalu lama walaupun dalam kesedihan yang sangat mendalam. Setelah mengatkan itu semua, Nai Te tiba-tiba langsung terjatuh di pundak Xiao Fei dalam keadaan yang sudah nonaktif lagi. Keesokan harinya bos dari perusahaan Kronos datang bersama anak buahnya untuk mengambil Nai Te tapi sebelumnya ia mengatakan bahwa Nai Te belum sepenuhnya mati total. Dalam waktu yang tersisa Xiao Fei pun mengatakan beberapa hal pada Nai Te. Setelah selesai mengatakan semuanya, dalam hitungan 10 detik terlihat kenangan-kenangan antara Nai Te dan Xiao Fei dalam otak Nai Te. Sepuluh detik berlalu dan Nai Te akhirnya benar-benar mati.

NB:: Episode-episode terakhir sukses buat wo nangis gak berhenti-berhenti. Mengharukan banget kisah cinta antara manusia dan robot. Hiks...Hiks... End....

Tuesday 10 July 2012

,



Author:: TaraChun
Genre:: Action

Cast:: Wu Chun as Jack
          Jiro Wang as Max
          Danson Tang as Victor
          Huang Xiao Ming as Andrew
          Calvin Chen as Mark Parker          
          Aaron Yan as John Parker
          Genie Zhuo as Alexa
          Andy Lau as Mr. Parker
          Cameo
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.


Victor melihat Jack yang sibuk tembak menembak dengan Max, ia berjalan ke arah Jack perlahan. Jaraknya pun semakin dekat dengan Jack, tapi....
Doooorrrrr.... Doooorrrrr.....
Alicia menembak Victor dan tepat mengenai kedua paha Victor dan membuat Victor lumpuh seketika, ia sudah tak bisa berdiri lagi.
"Siapa?? Akkhhh... Aku.............." Victor mencoba untuk berdiri
"Maafkan aku John..." Mark mengambil pistol dan menembak Alicia
Doorrrrr...
Tembakan Mark kini tepat mengenai kepala Alicia dan ia tewas seketika di pangkuan John.
"Alicia...? Bangunlah....!!" John menggoyan-goyangkan tubuh Alicia tapi badannya tetap tak bergerak. "Marrrkkk...! Apa yang kau lakukan pada kekasihku??" John geram melihat Mark, kakaknya sendiri menembak kekasih yang amat ia cintai...
Doorrrr...
Tanpa berpikir panjang John langsung menembak Mark, tembakan John menembus kepala Mark dan Mark pun tewas seketika dengan darah yang bercucuran....
"Hiks...Hiks...Hiks...." John terus menangis dan saat itu juga...
Doorrrr....
Andrew menembak John yang sedang lengah, tepat menembus punggung John dan bersarang di jantung John...
John juga tewas seketika... Mr.Parker yang melihat kedua anaknya tewas sudah tidak bisa menahan emosinya lagi...
Doorrr... Doorrr.... Doorrr....
Mr.Parker menembaki Andrew tanpa ampun dan dengan sekejap Andrew sudah tergulai lemas dan melihat ke arah Jack dengan darah yang bercucuran dari sekujur tubuhnya, Andrew tewas dengan wajah yang pucat karena kehabisan darah.
Jack hanya bisa meneteskan air mata melihat kematian kakaknya. Max pun begitu, ia tidak menyangka orang yang sangat ia kagumi itu tewas begitu saja.
Doorrrr.... 
Sebuah tembakan bersarang dikepala Max.
"Maaxx..." Victor berteriak dan mengesot menuju mayat sahabatnya itu yang tewas seketika di depan matanya.
"Jack, apa yang kau lakukan?" Victor memandangi Jack dan langsung mengambil pistol milik Max
Doorrrr....
Sebuah tembakan kembali bersarang di tangan Victor dan pistol yang belum sempat ditembakannya terpental jauh.
"Robert, aku serahkan dia padamu." Mr.Parker memanggil Robert
"Hahahahaa.... Hari ini kau akan berakahir di tanganku...." Robert memukUli dan menendang tubuh Victor hingga tewas
"Hahahaha... Kalian memang hebat tapi hanya satu orang yang akan menjadi anak buahku dan selamat dari sini...." Mr. Parker
Doorrrr..... Doorrr.... Doorrr....
Jack langsung menembak Robert dengan sisa-sisa peluru yang mesih tersedia
"Kau...." Robert menunjuk Jack dan ia pun tewas seketika....
"Mr. Parker...." Jack
Doooorrrrrrrrr......
Jack juga menembak Mr.Parker
"Apa yang kau lakukan?" Mr. Parker langsung tergulai lemas
"Kau sudah membunuh kakakku...." Jack kembali menembakkan sebuah peluru ke Mr. Parker
Doorrrr.... Doorrr....
Jack dan Mr. Parker saling menembak dengan sisa tenaga yang masih ada.
Mereka berdua sudah tak bisa bertahan dan akhirnya tewas.....
Lapangan basket yang tadinya bersih, kini bagaikan menjadi banjir mayat dan darah....

###THE END###

Sunday 8 July 2012

,

Author:: TaraChun
Genre:: Action
Cast:: Wu Chun as Jack
          Jiro Wang as Max
          Danson Tang as Victor
          Huang Xiao Ming as Andrew
          Calvin Chen as Mark Parker          
          Aaron Yan as John Parker
          Genie Zhuo as Alexa
          Andy Lau as Mr. Parker
          Cameo
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

"Argghhhh" Alexa memegang lengannya yang tertembak, darah pun menetes terus
"Kurang ajar kau...." Mark melihat Jack dengan penuh amarah
"Dia tidak berhasil menjalankan tugas dengan baik... Masih bagus aku hanya menembak lengannya saja.." Jack
"Tidak kusangka, kau benar-benar tak punya hati Jack" Max
"Wanita seperti dia saja kau tembak... Berengsek kau" Victor
"Aku tak menyangka punya adik pengkhianat seperti kau" Andrew
Doorrr.... Mark mengambil pistol dari salah seorang anak buah Mr.Parker dan menembakkannya ke arah Jack tapi tembakannya meleset...
"Sayang sekali..." Jack hanya tersenyum 



Doorrrr.... kembali terdengar suara tembakan tepat mengenai kaki dari Mark
"Arrggghhhhhh..." Mark terjatuh dan merintih kesakitan
"Aku tidak akan mengampunimu..." Max menatap Jack dengan penuh amarah...
Aksi tembak menembak terus terjadi... Mereka bersembunyi di berbagai tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi demi menghindari tembakan
Dooorrrr....
"Aakkhhh.. berengsek..." tangan Victor terkena tembakan dan pistolnya terlempar..
Dari luar tempat itu ada sepasang kekasih yang sedang menyiapkan peralatannya.
"Kita sudah terlambat" John
"Hmmm, aku tau..." Alicia
"Ayooo" John masuk bersama Alicia
Doorrrr.....



"Aaarrrrkkkkhhhhh" Alicia yang baru masuk tertembak oleh Andrew
Doorrrr...
John membalas tembakan Andrew dan tepat mengenai paha Andrew
"Aaakkkhhh.." Andrew mengambil sapu tangan dari sakunya dan langsung membalut lukanya...
"Kau tidak apa-apa?" John langsung memapah Alicia dan bersembunyi
"Siaallll.... Peluruku hampir habis..."Robert
Sementara Jack dan Max masih saling tembak.
Anak buah Mr.Parker dan para polisi sudah banyak yang tertembak dan tewas di tempat...
"Aku tidak akan membiarkanmu hidup..." Max kembali mengisi pelurunya dan terus menembak ke arah Jack bersembunyi
"Kau tidak akan berhasil...." Jack menembak lagi...
Doorrrr... Doorr... Doorrrr.... 
"Arrggghhhh..." Max dan Jack sama-sama tertembak
Mereka tetap tidak menyerah dan terus menembak...
Victor dan Robert yang sudah kehabisan peluru tidak tau harus melakukan apa...
Mereka keluar dari tempat persembunyiannya...
"Hei.... Apa yang kau lakukan?" Andrew berteriak memanggil Victor yang keluar dari persembunyiannya
"Kau bisa tertembak..." teriak Max
"Maaf... Aku harus menghabisinya...." Victor langsung menyerang Robert yang juga keluar dari persembunyiannya
Di tengah orang-orang yang saling menembak Victor dan Robert berkelahi...
"Robert, habisi dia....! Tangannya sudah terluka karena tembakanku" teriak Jack
"Ya... aku tau...." Robert
"Apaaa? Berengsek" Max langsung menembak ke arah Jack
Doooorrrrrrrrrrr
Tembakan Max tepat mengenai perut Jack...
"Aaarrggghhhhhhhhhhhh..." Jack merintih kesakitan
"Berengsek kau...." John menembak Max dari belakang
Doooorrrrrr.....
Max langsung terjatuh... Tembakan John menembus lengan kanan Max...
Victor langsung berlari menghampiri Max...
"Max, kau tidak apa-apa?" Victor membangunkan Max
"Hahaha... Matilah kau..." Jack membidik tembakannya ke arah Max dan Victor
"Awaaassss............." Alexa langsung berlari ke arah Max dan Victor berada
"Alexaaa, jangaannnn!!" teriak Mark
Dooorrrrrr
Tembakan Jack tepat bersarang di jantung Alexa
"Tidaaakkkkk... Alexaaaaaa..." Mark dan Victor berteriak melihat Alexa yang tewas seketika dan berlumuran darah
"Kurang ajar kau...." Victor terlihat sangat emosi dengan wajah yang cukup lelah
Victor berlari, ia berniat menghampiri Jack tapi...
#bugghhhh
sebuah tinju yang keras tepat melayang di wajahnya
"Sebelum melawannya, langkahi dulu mayatku!" Robert tersenyum sinis.
"Baik, jika itu maumu..." Victor membalas pukulan Robert
#buughhhh....
Mereka berdua terus saling pukul, tak disangka...
Doorrrr....
sebuah peluru mendarat di lengan kiri Robert.
"Kau.... Arghh..." Robert
#bugghhhh
Robert langsung memukul Victor hingga terjatuh, ia berlari dan sembunyi untuk membalut lukanya...
Victor pun berdiri...
"Hei, dimana kau??" Victor

>>>>>>>>To be continued..................  
Powered by Blogger.