Monday 23 December 2019

,

Judul: Kelanar
Pengarang: Yandi Asd
Penerbit: AT Press

__________________ KELANAR ____________________

Kesan pertamaku membaca Kelanar itu pengen banget di depan authornya bilang, “GILA!” Oke, memang sih aku sudah pernah baca prolog dan sedikit openingnya sewaktu promosi, tapi beda sensasi saat baca langsung. Jadi ketika di pembuka sudah disuguhkan adegan yang mungkin akan membuat sebagian orang mual, aku langsung memilih untuk menutup pikiran. “Jangan dibayangin!” Itu aku tekankan.

Setelahnya aku sanggup baca dengan santai dan cepat, gak terasa sudah sampai di bab lima alias akhir dari bagian pertama. Aku suka dengan gaya bahasa yang dipakai, terasa seperti membaca novel terjemahan, awalnya. Kenapa aku bilang awalnya? Well, novel ini memang dikatakan menggunakan dunia baru yang diciptakan sendiri oleh penulisnya. Hanya saja ketika membaca lebih ke tengah, aku menemukan kata sapaan yang Indonesia sekali. Ya, dari situ aku sadar ini setting lokal dengan nuansa terjemahan. Kira-kira begitu pemikiranku, bingung pilih kata yang pas untuk mendeskripsikannya.

Menurut pengarang sendiri di bedah bukunya pada tanggal 21 Desember 2019, Kelanar merupakan singkatan dari ke luar nalar. Yup, aku setuju karena memang cerita ini masuk aliran surealis dan kalau baca Kelanar, kita akan dibuat agak pusing atau bingung dengan tokoh yang dipakai. Namun, hal itu bukan masalah karena karakter dari tokoh-tokohnya memang memiliki ciri khas sekali.

Oh ya, di novel Kelanar ini gak selalu tentang hal-hal yang buat mual, loh. Kita diajak menjelajahi dunianya, kebudayaan yang ada di Kelanar dan berbagai hal lain. Untuk kisah romantis dalam novel ini memang bisa dibilang sedikit, jadi jangan terlalu berharap karena unsur dark terasa lebih kental. Namun, walau hanya sedikit, perasaanmu juga akan tetap terasa diaduk-aduk. Kisah Sentanu dan Meranti bisa dibilang tragis. Seperti apa? Itu bisa baca sendiri di novelnya, ya.

Kerennya lagi Kelanar pakai tiga sudut pandang, yaitu POV 1, POV 2, dan POV 3. Mungkin untuk yang pertama kali coba akan merasa aneh, tapi setelah membaca bab berikutnya, pasti mulai terbiasa. Pengarang benar-benar apik banget dalam menggabungkan ketiga POV tersebut. Pembaca akan dibuat ketagihan setiap selesai membaca setiap babnya dan ingin lanjut terus. Sulit untuk menebak jalan cerita dari Kelanar dan sepertinya ini pengaruh dari kegilaan jalan pikiran pengarangnya sewaktu menulis Kelanar.

Dan sepertinya review novel ini sudah panjang x lebar x tinggi, ya. Kita sudahi saja dan kalau jadi, aku buat versi video karena sempat dapat request juga. Btw, aku gak bisa kasih rate cerita, jadi satu kata aja, novel ini “SADIS”.



Wednesday 18 December 2019

,

Anak-anak tahun 90an memang beruntung dapat menikmati hiburan kartun barat legendaris pada masanya.




Bagi anak-anak tahun 90an memiliki hiburan yang berbeda bila dibanding anak-anak milenium zaman sekarang. Dulu, mereka dapat seharian berada di depan televisi, baik sebelum atau sepulang sekolah demi hiburan yang setia menemani. Setiap stasiun televisi berlomba menayangkan kartun-kartun seru, baik kartun barat atau pun anime Jepang.


Hingga saat ini pun masih ada beberapa kartun yang ditayangkan, walau tidak sebanyak dulu. Terkadang kita ingin mengulang kembali masa-masa kecil yang penuh hiburan tersebut. Apalagi beberapa kartun sulit untuk dilupakan karena mereka memiliki ciri khas masing-masing. Tiga kartun barat ini bisa membuatmu kembali bernostalgia.

POPEYE

Siapa yang tidak tahu kartun satu ini? Kalian jangan ngaku anak tahun 90an kalau tidak ingat si pelaut yang hobi makan bayam. Salah satu kartun barat legendaris yang begitu popular pada masa itu adalah Popeye. Bahkan anak-anak pun sampai hafal tag line dari kartun ini. “Aku sehat dan kuat karena makan bayam, aku Popeye si Pelaut.” Kartun ini dipakai untuk mengajak anak-anak di Amerika agar makan bayam. Bahkan bayam berada di urutan ketiga sebagai makanan yang paling disukai anak-anak.

Popeye diperkenalkan pertama kali pada tahun 1929 dalam comic strip. Ternyata Popeye dan Olive dalam kartun ini ada di dunia nyata. Elzie Segar—pencipta karakter fiksi Popeye—mengatakan jika di kota kelahirannya ada seorang pelaut bernama Frank ‘Rocky’ Flegal. Selain itu, peran Olive Oyl sendiri terinspirasi dari tetangganya yang selalu mencepol rambut, perempuan tinggi langsing bernama Dora Paskel. Hal yang tak terduga ternyata pengisi suara dari karakter Popeye dan Olive Oyl menikah di dunia nyata.

TOM AND JERRY

Kartun barat satu ini tentu selalu melekat di benak anak-anak baik zaman dulu atau sekarang. Kisah dari si kucing Tom dan si tikus Jerry selalu membuat gemas para penonton. Bagaimana Tom yang selalu sial saat berusaha menangkap Jerry. Sayangnya, kartun ini dianggap membawa pengaruh buruk bagi perkembangan psikologi karena banyak adegan kekerasan antara kucing dan tikus. Sehingga pada tahun 2014, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberi teguran tertulis kepada stasiun televisi yang menayangkannya. Padahal Tom and Jerry bisa dikatakan sebagai kartun terlama yang mengisi layar kaca Indonesia.


Fakta menarik yang jarang diketahui orang-orang, ternyata awalnya kartun ini bukan bernama Tom and Jerry, melainkan Jasper and Jinx. Selama kartun ini tayang, kedua tokoh protagonisnya tidak pernah berbicara sedikit pun. Mereka seolah memang sengaja dibuat bisu, tetapi ada kalanya saat Tom merayu kucing perempuan, ia bernyanyi sambil bermain gitar. Tokoh lain yang menjadi perhatian adalah Spike, si anjing Bulldog yang sering kali berada di tengah-tengah keduanya. Jerry memanfaatkan Spike sebagai perlindungan, sedangkan Tom selalu mendapat siksaan dari Spike karena tidak sengaja melakukan kesalahan.

SCOOBY DOO

Bagi para pecinta cerita detektif, tentu kalian ingat kisah si Anjing dan teman-teman manusianya, bukan? Mereka berkeliling dunia memakai mobil yang diberi nama Mystery Machine. Petualangan mereka memberikan dampak positif bagi anak-anak untuk mengusir rasa takut. Ketika dihadapkan dengan hantu, mereka bisa mengungkap trik yang rupanya digunakan untuk menutup sebuah kejahatan. Tokoh Fred, Daphne, Velma, Shagy, dan Scooby ini memang sulit untuk dilupakan karena mereka memiliki ciri khas masing-masing.


Nah, jadi bagaimana? Kalian tentu ikut bernostalgia dengan tiga kartun barat di atas, bukan?
Powered by Blogger.