,
Sebagai penulis tentu ada hal penting yang sangat tidak
boleh dilewatkan. Karena jika sampai kamu tidak melakukannya, itu bisa menjadi
kesalahan yang sangat fatal. Apa itu?
Sebelum masuk ke pembahasan utama, kita sebagai
penulis pasti berpikir beberapa hal yang harus dilakukan agar cerita lebih
terasa. Mengenai tokoh, latar, genre, dan lain sebagainya. Namun, satu hal penting
yang sering dilupakan penulis ini bisa membuat ceritamu berlubang atau dikenal
juga dengan istilah plot hole.
Penulis sendiri biasanya memiliki cara yang
berbeda-beda dalam menuang idenya. Ada yang terbiasa menulis dengan outline atau terstruktur dan ada juga
yang no outline. Biasanya penulis no outline ini menyusun berbagai ide
dalam otaknya. Walau berbeda, cara mereka untuk memulainya tetaplah sama.
Mari berpikir sesuatu hal tersebut. Kita bisa
menggunakan teknik 5W + 1H dalam hal ini. Susun pertanyaan yang akan dimasukkan
dalam cerita untuk mengembangkan ide tersebut. Sebelumnya, kalian sudah tahu rumus
itu, bukan? Formula tersebut berasal dari bahasa Inggris, yaitu What (apa), Who (siapa), When (kapan),
Where (di mana), Why (kenapa) dan How (bagaimana).
Lalu bagaimana cara menjawabnya? Itulah yang akan kita
bahas di sini. Pertanyaan dan jawaban ini pasti memiliki kausalitas. Maka dari
itu, kita perlu melakukan riset. Jadi apa kalian sudah pernah
mendengar riset atau melakukannya?
Riset menurut
KBBI, merupakan penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem,
kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta
yang baru, atau melakukan penafsiran yang baik.
Nah, bagi sebagian penulis riset itu merupakan hal yang rumit dan memusingkan. Namun, jika
anda memang benar-benar ingin menjadi penulis sejati, lakukanlah riset. Kenapa?
Karena riset itu menyenangkan. Ada beberapa manfaat riset bagi penulis, yaitu:
1. Riset dapat menambah wawasan seorang penulis
2. Riset membantu penulis untuk mengembangkan idenya
3. Riset mengurangi rasa malu
4. Riset itu pahala untuk penulis karena berbagi ilmu
kepada pembaca
Mari kita bahas sedikit manfaat dari riset ini
sendiri. Sebagai penulis kita harus memiliki pengetahuan mengenai tema cerita
yang diangkat. Sehingga dengan begitu, penulis akan mudah dalam mengembangkan
idenya. Karena jika kita tidak mengetahui lebih dalam, cerita kita hanya akan
mempermalukan penulis sendiri. Lalu, seperti yang sering kita dengar, Memiliki
ilmu itu jangan hanya disimpan sendiri, berbagilah dan itu akan menjadi pahala
untukmu.
Kaitannya riset dengan 5W + 1H sendiri itulah yang
akan menjadi kata kunci kita. Susun pertanyaan dan lakukan riset untuk
menjawabnya. Berikut contoh yang bisa kamu coba praktekkan.
What
Apa yang
dilakukan jika melihat seseorang kecelakaan di jalan? Hal ini sering kita
jumpai dalam beberapa cerita, bahkan sinetron. Nah, kebanyakan penulis salah
memberikan informasi dalam melakukan tindakan pertama.
Mereka
akan menulis orang-orang mengangkat korban kecelakaan ke pinggir jalan. Tidak,
itu hal yang salah jika dilakukan. Sebelumnya, penulis harus memberitahu dulu jika
korban sudah dicek sedikit keadaannya, karena akan berakibat fatal bagi korban kalau
ada tulang patah atau retak. Itu bisa mengakibatkan hal yang lebih buruk dan
bukan menjadi pertolongan pertama.
Who
Siapa yang kamu jadikan sebagai panutan dari tokoh yang kamu buat? Seandainya dalam cerita tersebut tokohmu mengidolakan sosok BJ. Habibie, maka hal pertama yang harus kamu lakukan ialah mencari tahu siapa sebenarnya beliau? Lakukan riset lebih dalam agar kamu bisa mengembangkan cerita tersebut.
Misalnya cari tahu perjuangan beliau selama menempuh pendidikan di Jerman hingga dapat menjadi salah satu orang yang dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Dari sana kamu bisa membuat tokohmu seakan ingin menjadi seperti beliau. Buat lika-liku masalah untuk mencapai tujuannya.
Misalnya cari tahu perjuangan beliau selama menempuh pendidikan di Jerman hingga dapat menjadi salah satu orang yang dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Dari sana kamu bisa membuat tokohmu seakan ingin menjadi seperti beliau. Buat lika-liku masalah untuk mencapai tujuannya.
When
Kapan waktu yang kamu gunakan dalam cerita? Nah, di sini bisa saja penulis ingin membuat sebuah cerita pada zaman penjajahan. Tentu, mereka harus tahu yang terjadi pada era tersebut. Atau bisa juga penulis ingin menggunakan latar di luar negeri, mereka juga harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mengunjungi suatu tempat. Misalnya pada musim apa? Karena di beberapa negara memiliki empat musim yang berbeda dari Indonesia.
Contohnya saja di Jepang, penulis akan mencari tahu kapan tokoh dalam cerita dapat mengagumi sakura yang bermekaran. Biasanya musim semi terjadi pada bulan apa? Lalu kemudian penulis juga bisa mencari tahu berapa lama waktu liburan musim panas di sana? Semakin banyak riset dan menambah pengetahuan maka ide pun semakin berkembang.
Contohnya saja di Jepang, penulis akan mencari tahu kapan tokoh dalam cerita dapat mengagumi sakura yang bermekaran. Biasanya musim semi terjadi pada bulan apa? Lalu kemudian penulis juga bisa mencari tahu berapa lama waktu liburan musim panas di sana? Semakin banyak riset dan menambah pengetahuan maka ide pun semakin berkembang.
Where
Di mana latar utama yang penulis gunakan dalam sebuah cerita? Jika ia menggunakan latar di luar negeri seperti Inggris. Mereka bisa mencari tahu tentang kehidupan dan budaya orang-orang yang tinggal di sana. Di mana tempat yang bagus untuk membangun suasana romantis? Itu bisa membantu penulis untuk menciptakan konflik juga. Seperti menjadikan tempat romantis tersebut nantinya sebagai tempat berpisah kedua tokoh utama.
Selain membangun suasana romantis, Inggris juga bisa menjadi latar yang tepat bagi para pecinta genre misteri. Kenapa? Ya, seperti yang sudah kita ketahui juga, kebanyakan para penulis misteri besar berkiblat ke negara itu. Terlebih, bagi para penggemar detektif sombong karya Sir Arthur Conan Doyle, Sherlock Holmes. Manfaatkan sumber-sumber itu untuk membangun cerita agar menjadi lebih menarik.
Selain membangun suasana romantis, Inggris juga bisa menjadi latar yang tepat bagi para pecinta genre misteri. Kenapa? Ya, seperti yang sudah kita ketahui juga, kebanyakan para penulis misteri besar berkiblat ke negara itu. Terlebih, bagi para penggemar detektif sombong karya Sir Arthur Conan Doyle, Sherlock Holmes. Manfaatkan sumber-sumber itu untuk membangun cerita agar menjadi lebih menarik.
Why
Kenapa harus memanggil polisi jika ada tindak kriminal? Kenapa harus membawa pasien ke rumah sakit jika ada sesuatu yang gawat darurat? Mungkin pertanyaan ini sangat mudah dijawab oleh setiap penulis karena jawabannya sudah pasti logis. Namun, akan sedikit berbeda jika kalian membuat cerita fantasy tanpa memasukkan kehidupan manusia pada umumnya. Penulis akan melakukan riset dengan mencari tahu kehidupan para makhluk immortal tersebut.
Biasanya penulis cerita fantasy membuat dunianya sendiri. Mereka tidak membutuhkan polisi, hanya cukup saling membunuh dan nantinya dewan yang menjatuhkan hukuman. Lalu, rumah sakit sendiri terkadang tidak begitu dibutuhkan. Kenapa? Karena sebagian makhluk immortal mempunyai cara untuk memulihkan diri sendiri.
Biasanya penulis cerita fantasy membuat dunianya sendiri. Mereka tidak membutuhkan polisi, hanya cukup saling membunuh dan nantinya dewan yang menjatuhkan hukuman. Lalu, rumah sakit sendiri terkadang tidak begitu dibutuhkan. Kenapa? Karena sebagian makhluk immortal mempunyai cara untuk memulihkan diri sendiri.
How
Bagaimana cara membuat sesuatu? Nah, biasanya pada bagian ini ada penulis yang ingin menyuguhkan sesuatu untuk menunjang cerita romantisnya. Misal tokoh utama wanita membuat kue untuk pujaan hatinya atau masakan yang disukai oleh calon mertua. Kebanyakan penulis menganggap hal ini kadang tidak penting, tetapi akan sangat menarik jika memasukkan step by step bahan dan cara membuatnya.
Bagi penulis yang memang sudah memiliki modal di bidang kuliner tentu tidak akan sulit bagi mereka. Namun, bagaimana jika penulis tersebut tidak memiliki bakat? Tentu harus melakukan riset dan terkadang nantinya penulis itu bisa mengembangkan ide lain untuk ceritanya. Ia bisa saja membuat tokoh utama itu mencoba melakukan eksperimen baru dari bahan-bahan yang ditemukan.
Bagi penulis yang memang sudah memiliki modal di bidang kuliner tentu tidak akan sulit bagi mereka. Namun, bagaimana jika penulis tersebut tidak memiliki bakat? Tentu harus melakukan riset dan terkadang nantinya penulis itu bisa mengembangkan ide lain untuk ceritanya. Ia bisa saja membuat tokoh utama itu mencoba melakukan eksperimen baru dari bahan-bahan yang ditemukan.
Demikian pembahasan seputar riset kali ini. Semoga cukup membantu dan sebagai penulis jangan ada kata malas dalam melakukannya. Karena riset itu merupakan bagian paling menarik saat membuat sebuah cerita.