Monday 22 April 2019

Anime Menggunakan Nama Penulis Zaman Dulu Sebagai Tokoh Cerita



Pernah mendengar istilah anjing liar?
Belum lama ini para penggemar anime mendapat kabar bahagia dengan perilisan season ketiga dari Bungou Stray Dogs. Sebuah anime yang diangkat dari manga karangan Kafka Asagiri dan ilustrator Sango Harukawa. Mereka berhasil menyuguhkan sebuah cerita yang begitu menarik dan memikat.
Bungou Stray Dogs sendiri mengangkat tema persaingan antara mafia dan detektif. Namun, tentu bukan hanya itu, karena anime ini memiliki genre gabungan yang cukup unik. Perpaduan antara action, mystery, dan supernatural begitu kuat dan sangat menyatu.
Bagaimana ketika mantan eksekutif mafia menjadi seorang detektif yang begitu bertentangan dengan dirinya dulu? Namun, satu hal yang selalu ia ingat. "Orang jahat bisa merasakan niat jahat dari orang lain." Dirinya tidak pernah melepaskan identitas awal sebagai mantan mafia, karena menjadi detektif pun perlu memiliki pemikiran jahat untuk waspada.
Sosok yang begitu digandrungi oleh mantan anak buahnya. Bahkan, rela melakukan apa pun demi mendapat pengakuan darinya. Sayangnya, usaha itu terhalangi oleh orang baru yang masuk dalam kehidupan sang mantan eksekutif.
Mereka para bawahan yang menjadi anjing liar. Julukan bagi orang yang memiliki kekuatan dan menggunakannya demi mendapat sebuah pengakuan. Masa lalu kelam selalu menjadi faktor utama terhadap diri seseorang di masa depan untuk menentukan pilihan hidup.
Selain dari segi cerita yang menarik, tentu ada hal lainnya yang menjadikan cerita ini begitu berkesan. Pengarang memilih nama yang unik untuk setiap karakternya. Mereka menggunakan nama-nama dari para penulis terkenal zaman dulu.
Berikut beberapa nama penulis yang digunakan pada karakter Bungou Stray Dogs:
1. Osamu Dazai, seorang penulis dari zaman Showa di Jepang dengan novel perdananya pada tahun 1933 dengan judul Gyakko (Regression). Dazai pada anime Bungou Stray Dogs berperan sebagai mantan eksekutif mafia yang menjadi detektif. Fakta yang dimasukkan ke manga atau anime adalah hobi Dazai, yaitu bunuh diri.

2. Atsushi Nakajima, seorang penulis asal Jepang dengan novelnya berjudul Light, Wind, and Dreams yang merupakan kisah nyata Robert Louis Stevenson. Atsushi sendiri merupakan protagonis dari anime Bungou Stray Dogs. Anak yang memiliki kemampuan dan tidak bisa mengendalikannya hingga ditolong oleh Dazai.

3. Ryunosuke Akutagawa, penulis pada era Taisho di Jepang dengan karyanya berjudul Rashomon yang difilmkan pada tahun 1950. Sosok Ryunosuke Akutagawa dalam Bungou Stray Dogs sendiri merupakan antagosi yang begitu mengagumi Dazai. Pengarang memasukkan nama Rashomon sebagai jurus andalan dari Akutagawa.

Selain tiga nama di atas, penulis terkenal lainnya yang digunakan dalam anime ini, seperti Chuya Nakahara, Kunikida Doppo, Rampo Edogawa, Sakunosuke Oda, Mori Ogai, dan masih banyak yang lainnya. Jika dilihat dari nama para tokohnya, pengarang seolah ingin memperkenalkan ke para pembaca manga atau penonton animenya, ada banyak penulis asal Jepanng zaman dulu dengan karya yang luar biasa.
Bukan hanya tokoh, hal yang menjadi bagian menarik lainnya dari cerita ini ialah seting yang digunakan. Jika biasanya cerita dengan genre supernatural seperti ini, kebanyakan penulis membuat dunia baru. Namun, berbeda dengan Bungou Stray Dogs yang memakai Yokohama sebagai seting utama.
Banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dari anime ini. Memperluas pengetahuan dengan lebih mengenal lagi penulis-penulis zaman dulu yang namanya kini mungkin saja sudah tergerus oleh zaman. Terlebih beberapa quote yang bisa dijadikan pelajaran. 

No comments:

Powered by Blogger.