Sunday 30 November 2014

My Angel Forever (SesshoRin) Part 2 of 2


Author : TaraChun
Pairing : Sesshomaru – Rin
Other Cast : find by yourself
Genre : Romance, Fantasy
Length : Twoshoot

“Sesshomaru, apa kau memiliki seseorang untuk dilindungi?” pertanyaan ayahnya dulu sebelum meninggalkan dunia ini kembali terngiang di benak Sesshomaru.

Konyol. Itulah satu kata yang dulu ia pikirkan untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, sekarang bahkan dirinya tak tahu harus menjawab apa ketika pertanyaan itu melintas kembali dalam pikirannya.

“Melindungi seseorang?” lirihnya menatap gadis kecil yang masih memejamkan mata itu.

Rin sudah terlihat lebih baik setelah meminum obat yang dibawakan oleh Jaken, hasil dari kebun Jinenji. Kini gadis kecil itu masih terlelap di pangkuan Sesshomaru. Kehangatan yang ia rasakan seolah membuat Rin tidak ingin bangun. Baru kali ini ia merasa tidurnya sangat nyaman.

Aku akan melindungimu, Rin,” akhirnya pilihan itulah yang tepat untuk dijadikan jawaban oleh Sesshomaru dari pertanyaan ayahnya dulu.


Sesshomaru terjaga sepanjang malam, memastikan keadaan Rin yang semakin membaik hingga gadis kecil itu mulai mengerjap kecil. Mata yang selalu memancarkan betapa polosnya gadis kecil ini akhirnya terbuka sempurna. Dan yang pertama kali ia lihat saat membuka mata sungguh tak bisa menutupi betapa bahagianya ia masih bisa melihat sosok ini.

“Sesshomaru-sama,” nama itulah yang pertama kali terucap dari bibir mungilnya dengan senyum manis yang terlukis indah. “Ohayou gozaimasu (selamat pagi),” lanjutnya lagi seraya mencoba bangun dari posisinya.

“Jangan banyak bergerak, Rin. Tetaplah seperti ini!” Sesshomaru berkata dengan nada datarnya namun sarat akan kecemasan karena Rin terlihat meringis sakit saat mencoba bangun dari posisinya.

Rin menurut tanpa ada niat membantah sedikit pun. Ia nyaman dengan posisi seperti ini, berada di pangkuan Sesshomaru dan menikmati kehangatan moku-moku dari youkai bersurai perak ini. Sedikit keraguan menyelip ketika ia hendak bertanya sesuatu.

“Ada apa?” tanya Sesshomaru berinisiatif bicara lebih dulu.

“Sesshomaru-sama?” hanya gumaman kecil yang menjadi jawaban Sesshomaru dari panggilan Rin seraya memusatkan perhatiannya pada gadis kecil di pangkuannya. “Apa aku bisa terus ikut denganmu?” tanyanya.

“Apa maksudmu?” 

“Jika kau sudah berhasil mengalahkan Naraku dan mempunyai kerajaan sendiri seperti kata Jaken­-sama, apa aku masih hidup?” lagi, pertanyaan itu meluncur dari bibir Rin membuat Sesshomaru terdiam. “Ataukah … aku sudah mati?” karena tak ada jawaban dari Sesshomaru, ia melanjutkan pertanyaannya.

“Itu tidak akan terjadi, Rin,” jawab Sesshomaru tanpa melepaskan pandangannya.

“Benarkah? Aku bisa terus mengikutimu selamanya?” tanyanya penuh harap.

“Ya,” dengan tegas Sesshomaru menjawab, tanpa ada keraguan sedikit pun dan binar bahagia terlihat jelas terpancar dari raut wajah Rin.

Tentu, ia akan berusaha menepati ucapannya karena Sesshomaru bukanlah ayahnya yang baik hati. Ia ingin egois jika itu menyangkut Rin. Sesshomaru tak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti ayahnya dulu dengan lebih mementingkan perbedaan antara youkai dan manusia. Apapun akan Sesshomaru lakukan untuk membuat Rin berada di sampingnya selamanya.

Kau tenang saja Rin, aku akan mengalahkan Naraku secepatnya,” batin Sesshomaru berjanji pada dirinya sendiri.

Sama halnya dengan Rin, ia ingin selamanya berada di sisi Sesshomaru. Youkai yang menjadi tuannya dan malaikat yang ia cintai. Apapun bersedia Rin lakukan untuk Sesshomaru walau suatu saat nanti Sesshomaru ingin nyawanya. Rin pasti memberikan nyawanya untuk Sesshomaru. Karena menurut Rin, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk malaikatnya.

Sepertinya aneh jika menyebutnya cinta tapi walau Rin masih kecil ia bisa merasakan sesuatu yang sangat nyaman saat bersama Sesshomaru. Mungkin bukan cinta untuk deskripsi Rin sendiri, lebih pada rasa kagum dan sayang. Namun, yang pasti baginya youkai lebih baik dari manusia semacam bandit yang menghabisi keluarganya dulu. Maka tak ada yang perlu diragukan oleh Rin untuk mengabdikan jiwa dan raganya pada Sesshomaru.

***

Tak ada yang lebih berharga di dunia ini selain nyawa Rin,” batin Sesshomaru berteriak menyesal karena lagi-lagi ia membahayakan nyawa gadis kecilnya bahkan kini ia putus asa karena tak bisa menyelamatkan Rin.

Semua karena keinginannya untuk lebih memperkuat Tenseiga dengan melatih Meido Zangetsuha miliknya. Hal itu membuat nyawa Rin yang harus menjadi taruhannya. Tenseiga tak bisa membuat Rin hidup kembali. Ia sungguh tak tahu harus berbuat apa lagi saat ini? Janjinya untuk melindungi gadis kecil itu menguap karena ambisinya sendiri.

“Rin. Bangun! Rin!” semua percuma.

Untuk apa ia memperkuat Tenseiga jika orang paling berharga yang ingin dilindunginya pergi karena hal itu sendiri? Sesshomaru hanya ingin Rin kembali, ketakutan itu mulai menelusup masuk. Benarkah Rin pergi dari dunia ini selamanya?

“Kau sedih Sesshomaru? Jadi gadis kecil ini adalah kelemahanmu sekarang?” suara ibunya menggema di indera pendengarannya.

Sedih? Kelemahan? Rin?” Sesshomaru menanyakan ketiga kata itu pada dirinya sendiri dan kali ini ia tidak akan mengelak jika itulah kenyataannya.

“Baiklah, jangan berharap lebih dari ini,” setelah mengucapkan kalimat itu ibu Sesshomaru mendekati Rin yang tak bernyawa, meletakkan kalung bernama Meido Seiki yang bandulnya tepat berada di dada gadis kecil itu. “Ini hanyalah sisa dari hidupnya di Meido.”

Tak lama kemudian mata bening itu terbuka, Rin merasa sesak pada dadanya hingga membuat gadis itu batuk beberapa kali. Ia bisa berhenti ketika merasakan sentuhan tangan hangat di wajahnya. Mata itu berbinar melihat sosok bersurai perak di hadapannya adalah pemilik tangan hangat itu.



“Rin, kau baik-baik saja sekarang,” Sesshomaru mengucapkan itu untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa gadis kecilnya kembali dan baik-baik saja.

“Ternyata kau sama saja seperti ayahmu, Sesshomaru,” ucapan ibunya tak dihiraukan oleh Sesshomaru, pandangannya hanya tertuju pada Rin tapi hatinya menjawab maksud dari ucapan ibunya.

TIDAK. Sejak awal Sesshomaru sudah meyakinkan diri bahwa ia berbeda dengan ayahnya. Jika dulu ayahnya tetap membiarkan ibu Inuyasha tetap menjadi manusia dan mati begitu saja. Kali ini berbeda, ia akan membuat Rin sama seperti dirinya. Yah, menjadi youkai dan mereka akan hidup bersama tanpa takut waktu mengambil Rin darinya. Jika ia berhasil maka Sesshomaru tak akan terpisah dari malaikat yang telah mengubah dirinya, Rin. Ia bisa hidup bersama Rin selamanya.

Aku akan membunuh Naraku secepatnya, bersabarlah Rin!” batinnya.

Yah, Sesshomaru tidak akan membiarkan Naraku berkeliaran lebih lama lagi. Ia akan menghabisi hanyou menjijikkan dan licik itu. Setelah penggila Shikon no Tama itu mati maka ia bisa dengan bebas mencari cara untuk bisa hidup bersama Rin selamanya tanpa harus dibayang-bayangi oleh kematian gadis kecilnya.

Perjalanan mereka kembali berlanjut untuk mencari Naraku. Beberapa youkai yang menghalangi jalan dengan mudah dilenyapkan oleh Sesshomaru. Hingga akhirnya Sesshomaru harus mengalahkan kekuatan jahat dari Shikon no Tama yang ternyata membawa keuntungan untuknya sendiri. Sesshomaru berhasil mendapatkan kembali tangan kirinya serta sebuah pedang yang berasal dari dalam tubuhnya sendiri. Bakusaiga, itulah nama pedangnya.

Sugoi Sesshomaru-sama,” Rin menatap takjub tuannya.

“Naraku akan habis di tanganku,” desis Sesshomaru menerawang lurus ke depan, janjinya pada diri sendiri adalah menghabisi Naraku dengan tangannya sendiri.

***

Akhirnya petualangan mereka berakhir, Naraku lenyap sudah dari muka bumi. Kerja sama yang bisa dibilang cukup baik antara Sesshomaru dan Inuyasha beserta teman-temannya. Shikon no Tama pun menghilang selamanya dari dunia.

Namun, petualangan Sesshomaru sendiri masih terus berlanjut. Ia dengan Jaken pergi meninggalkan Rin di desa bersama nenek Kaede dan Inuyasha beserta temannya. Sesshomaru masih berusaha mewujudkan tujuan utamanya, menjadi yang terkuat dari seluruh youkai yang ada di muka bumi ini. Ia juga mencari cara untuk mengubah Rin menjadi sosok youkai seperti dirinya tanpa membuat jiwa Rin dimakan oleh para youkai itu hingga membusuk. Karena Sesshomaru tak akan pernah berbuat seperti itu untuk menjadikan Rin seorang youkai. Pasti ada cara lain.

“Sesshomaru-sama, jangan lupa jemput aku ya,” kalimat itu yang selalu Rin lontarkan ketika Sesshomaru datang berkunjung ke desa untuk memberikannya kimono.

Tentu Rin, tunggulah!” Sesshomaru tak pernah bisa mengucapkan apa yang ada dalam pikirannya jika itu sudah berkaitan dengan Rin. Karakternya yang terlalu dingin membuat siapapun sulit untuk menebak isi pikiran youkai bersurai perak dan bermata emas ini.

“Aku akan selalu menunggumu di sini, Sesshomaru-sama. Itsumademo (sampai kapanpun),” gumamnya terus menatap kepergian Sesshomaru hingga benar-benar menghilang dari pandangannya.

Waktu terus berjalan seiring pergantian musim yang terjadi hingga tanpa terasa sepuluh tahun sudah sejak lenyapnya Naraku. Kini Sesshomaru sudah memimpin kerajaan di Barat sebagai siluman yang terkuat.

Rin, gadis kecilnya dulu juga telah beranjak remaja dan menjadi sosok gadis yang sangat cantik. Rambut hitamnya yang lurus panjang menebar aroma yang begitu menyegarkan. Binar matanya yang dulu polos kini lebih bersinar bagai jutaan bintang yang berkelip indah di malam yang gelap. Bibir mungilnya bagai warna cherry blossom. Sungguh sosok yang menawan.

“Sesshomaru-sama, apa kau tidak akan membawa Rin bersama kita tinggal di istana ini?” suara Jaken terdengar ragu ketika menanyakan hal itu.

Tak ada tanggapan dari Sesshomaru, pikirannya masih menerawang jauh. Sebentar lagi usia Rin akan mencapai enam belas tahun dan waktunya semakin singkat. Jika Rin tidak segera diubah menjadi youkai sebelum usianya genap enam belas tahun maka gadis itu akan mati. Mengingat dulu Rin pernah dihidupkan kembali dengan Tenseiga serta Rin juga pernah mati ke dua kalinya di Meido. Hal itu menyebabkan usia Rin semakin tipis karena saat hidup ke dua kalinya nyawa Rin merupakan sisa dari kematiannya di Meido.

“Aku harus mengubahnya terlebih dahulu,” sahut Sesshomaru setelah sekian lama mengabaikan ucapan Jaken.

“Mak – maksud Sesshomaru-sama? Mengubah seperti apa?”

Sesshomaru melemparkan tatapan tajamnya pada Jaken yang terlalu banyak bicara. Namun, ia pun menjawab pertanyaan pelayan setianya itu. “Menjadi youkai,” dan pergi begitu saja.

“Mengubah Rin menjadi youkai?” Jaken membeo ucapan Sesshomaru dan begitu tersadar ia langsung mengejar tuannya. “Matte kudasai (tolong tunggu) Sesshomaru-sama!”

Langkah Sesshomaru terhenti mendengar panggilan pelayannya. Yah, walau masih dingin tetapi selama sepuluh tahun ini setidaknya Sesshomaru mulai sedikit menghargai Jaken. Ia menunggu apa yang akan diucapkan oleh Jaken.

“Jadi maksudmu akan mengubah Rin menjadi youkai? Mungkin kita bisa menanyakannya pada Royakan,” ujar Jaken memberi pendapat sedangkan Sesshomaru hanya diam menanti kelanjutan ucapan pelayannya. “Yah, setidaknya Royakan pasti tahu sesuatu karena selama ini ia youkai hutan yang paling cepat mendapat informasi apapun,” lanjutnya.

Tak ada salahnya mencoba,” pikir Sesshomaru karena ia sendiri sudah hampir putus asa. Karena sudah selama sepuluh tahun ini Sesshomaru terus berkelana mencari cara untuk mengubah Rin menjadi youkai atau ia akan kembali kehilangan Rin untuk selamanya.

“Jaken! Bawa Rin ke istana!” perintah Sesshomaru dan setelah mengatakan itu ia langsung pergi tanpa membiarkan Jaken menjawab perintahnya walau hanya sekadar mengiyakan saja.

***

Kini Sesshomaru sudah berada di area Gunung Fuji. Setelah menemui Royakan dan mendapat informasi dari youkai hutan itu, ia pergi ke tempat Totosai dan di sinilah akhirnya ia sekarang. Sesshomaru hanya mendapat sedikit informasi dari Royakan.

“Aku hanya tahu jika kedua pedang milikmu bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa Sesshomaru-sama. Namun untuk caranya sendiri aku tidak tahu, mungkin ada baiknya kau menanyakan pada Totosai karena dialah yang membuat Tenseiga serta membantumu memperoleh Bakusaiga dari dalam tubuhmu,” ucapan Royakan itu membawa Sesshomaru pada Totosai.

Ternyata Totosai memang sudah menunggu kedatangan Sesshomaru di tempatnya. Bukan karena pemberitahuan dari Royakan tapi entah ada sesuatu yang membuat Totosai berpikir jika youkai bersurai perak itu akan mendatanginya.

“Ada apa Sesshomaru?” pertanyaan itu langsung terlontar tanpa basa-basi.

“Aku ingin mengubah manusia menjadi youkai,” jawabnya singkat, padat, dan jelas.

Sang ahli pedang itu mengerutkan keningnya sejenak, berpikir. Mungkin ia merasa aneh dengan maksud ucapan Sesshomaru. Sejak kapan Sesshomaru berurusan dengan manusia hingga memusingkannya seperti ini? Ah, ya, dia ingat jika ada seorang gadis kecil yang dulu selalu mengikuti Sesshomaru. Apa gadis kecil itu maksudnya?

“Siapa yang ingin kau ubah menjadi youkai?”

“Jangan banyak bertanya! Katakan saja bagaimana caranya!” perintah Sesshomaru dengan mata setajam pedang yang baru diasah siap menghunus siapapun.

“Baiklah!” Totosai tak bisa bertanya lebih banyak lagi. Yah, ia masih sayang dengan nyawanya sendiri. “Kau harus menggabungkan Tenseiga dan Bakusaiga menjadi satu dan harus dilakukan di Gunung Fuji. Namun, sebelumnya kau harus mengalahkan youkai yang telah disegel oleh ayahmu. Untuk mengalahkannya kau harus menggunakan Tenseiga dan Bakusaiga secara bersamaan,” jelasnya.

“Menggunakan Tenseiga dan Bakusaiga secara bersamaan?”

“Begitulah! Karena youkai ini setengah tubuhnya berasal dari akhirat dan setengahnya harus kau hancurkan. Namun, bagian tubuh mana aku juga tak tahu jelas. Gunakan di waktu yang tepat,” Sesshomaru melirik kedua pedang yang tersampir di pinggangnya.

Bagaimana bisa?” pertanyaan itu terlintas di pikiran Sesshomaru. “Lalu?” Yah, ia masih belum mendapat jawaban lengkapnya.

“Setelah berhasil mengalahkan youkai itu kau juga harus mencari jubah langit milik Putri Kaguya yang berada di dasar Gunung Fuji untuk menggabungkan Tenseiga dan Bakusaiga menjadi satu. Namun, penggabungan itu hanya bisa digunakan sekali karena berhasil atau tidaknya proses itu akan menentukan nyawa manusia yang ingin kau ubah menjadi youkai. Karena jubah langit akan menghilang setelah kau gunakan, begitu juga dengan Tenseiga dan Bakusaiga akan kembali terpisah. Jika kau gagal maka manusia itu akan mati,” penjelasan Totosai berakhir dan Sesshomaru langsung pergi ke Gunung Fuji untuk menyelesaikan misinya.

Sesshomaru masuk ke dalam Gunung Fuji itu, mencari tahu youkai seperti apa yang disegel oleh ayahnya. Apakah benar-benar hanya untuk memusnahkan youkai itu saja harus menggunakan cara yang rumit? Yah, sangat rumit memang karena berpikiran untuk menyatukan pedang penyembuh dan pedang penghancur untuk melenyapkan satu youkai saja sepertinya begitu mustahil dilakukan. Namun, Sesshomaru meyakinkan diri jika ia pasti bisa melakukannya.

“Sebentar lagi Rin, kita bisa selalu bersama selamanya,” itulah satu-satunya ambisi Sesshomaru saat ini.

***

Istana megah itu kini mulai dipenuhi oleh suara seorang gadis yang terus bertanya pada sosok yang satu-satunya ia kenal. Yah, Rin kini sudah berada di istana milik Sesshomaru bersama Jaken. 

“Jaken­-sama, apa aku benar-benar akan tinggal di sini? Lalu di mana Sesshomaru-sama sekarang? Kenapa kau yang menjemputku di desa?” cerewet seperti biasanya, itulah Rin yang Jaken kenal selama ini.

“Astaga. Kau membuatku pusing dengan pertanyaan-pertanyaanmu itu Rin. Yah, kau akan tinggal di sini mulai sekarang. Sesshomaru­-sama sedang ada urusan lain jadi sebaiknya kau tunggu dia dengan tenang di sini, mengerti!”

Hai (iya),” setelah mendapat jawaban dari Rin, Jakn pun pergi keluar.

Ia harus memastikan dengan baik keadaan istana ini benar-benar aman. Terlebih kini ada Rin di istana jadi ia harus memperingatkan para youkai yang berjaga di sekitar istana untuk memperketat penjagaan. Sebenarnya istana milik Sesshomaru sudah sangat aman tapi melihat begitu banyaknya musuh Sesshomaru membuat Jaken harus lebih waspada untuk menjaga Rin.

Bulan penuh sudah bertengger manis di langit gelap bersama bintang-bintang. Rin masih dengan setia menunggu Sesshomaru pulang, ia tak sabar untuk bertemu dengan tuannya setelah sekian lama. Ya, sebenarnya Sesshomaru sudah hampir lima tahun menghilang dan tak pernah mengunjunginya lagi. Kimono-kimono yang dikirimkan hanya diantar oleh Jaken.

“Rin!” suara itu sangat dikenalnya, suara yang Rin rindukan memanggil namanya.

Gadis belia yang merasa namanya dipanggil menoleh ke arah suara. Senyuman tulus dengan mata berbinar seperti dulu yang pertama kali dilihat oleh sosok youkai bersurai perak itu kembali. Sungguh, ia sangat merindukan gadis kecilnya yang kini sudah bermetamorfosis menjadi gadis belia yang sangat cantik.

“Sesshomaru-sama,” akhirnya ia bisa mendengar suara itu keluar dari bibir mungil gadis belia ini dengan mata berbinar menatapnya. “Kau kembali.”

“Kemarilah!” perintah Sesshomaru dan langsung dituruti oleh Rin. “Kau mau hidup bersamaku selamanya?” tanya Sesshomaru menatap dalam jauh ke dalam mata gadis itu.

“Aku mau,” jawab Rin cepat tanpa keraguan sedikit pun.

“Biarpun menjadi youkai?” 

Hai,” lagi Rin menjawab cepat karena sejak awal ia sudah memutuskan apapun akan Rin lakukan asal bisa terus bersama dengan Sesshomaru.

“Bagus. Berbaringlah!” perintah Sesshomaru tanpa dibantah sedikit pun oleh Rin.

Sesshomaru mengeluarkan kedua pedangnya bersama dengan jubah langit yang sudah berhasil ia dapatkan. Dengan penuh keyakinan tinggi ia sudah bertekad kuat untuk membuat Rin menjadi youkai sama sepertinya. Karena hanya dengan begitu ia bisa terus hidup dengan Rin, malaikatnya. Selamanya.

“Bersiaplah, Rin! Pejamkan matamu!”

Kedua pedang itu diikat menggunakan jubah langit Putri Kaguya. Getaran dari kedua pedang yang sedang dalam prose situ tercipta dan sangat keras. Begitu pedang sudah menyatu, muncul kilatan cahaya dari pedang itu dan jubah langit menghilang, lebih tepatnya masuk ke dalam dua pedang itu untuk menyatukannya.

“Jika pedang itu berhasil disatukan, selanjutnya kau harus menusukkan tepat di jantung manusia yang akan kau ubah menjadi youkai. Setelah itu kau hanya perlu menunggu hingga kedua pedang itu pisah kembali. Hasilnya akan langsung terlihat. Jika manusia itu tidak lenyap setelah kedua pedang terpisah maka itu artinya kau berhasil.”

Penjelasan dari Totosai muncul kembali dalam otaknya. Sesshomaru hanya memiliki satu harapan. Jika ia gagal maka resiko yang diambil adalah dirinya akan kehilangan Rin selamanya. Karena gadis ini akan lenyap tanpa bekas sedikit pun.

“Bertahanlah Rin!” hanya itu yang Sesshomaru ucapkan hingga akhirnya ia benar-benar menghunuskan pedang itu di jantung Rin.

Begitu pedang dicabut dari tubuh Rin oleh Sesshomaru langsung terlempar begitu saja dari genggamannya. Cahaya yang tadi muncul saat kedua pedang menyatu kini muncul kembali dan akhirnya kedua pedang itu terpisah.

Pandangn Sesshomaru yang tadinya terfokus pada pedang itu kini beralih ke tubuh Rin. Ia menanti reaksi seperti apa yang akan muncul. Sungguh hal yang sesuai dengan harapannya. Tubuh Rin tidak lenyap dan itu artinya ia berhasil. Namun, kenapa Rin masih belum sadar? Pertanyaan itu terlintas begitu saja di benaknya.

Sesshomaru mengangkat kepala Rin dan membawa ke pangkuannya. “Rin, bangun! Rin!”

Mata itu langsung terbuka sempurna, bola mata yang tadinya berwarna hitam kini semakin gelap dan berkilap. Perubahan yang cukup untuk membuktikan bahwa Rin sekarang sudah sama seperti dirinya.

“Sesshomaru-sama. Apa aku sudah menjadi youkai?” pertanyaan itu terlontar begitu saja dan Sesshomaru merasa sangat lega, ternyata kepolosan gadisnya tak berubah.

“Ya, kau sekarang sama sepertiku,” sahut Sesshomaru, ia tak bisa menutupi lagi perasaannya.

Sesshomaru membawa Rin masuk dalam dekapannya. Sungguh baru kali ini ia merasa luar biasa bahagia. Pikirannya hanya satu sekarang, Rin akan hidup terus bersamanya. Kini satu hal lagi yang harus ia wujudkan bersama Rin.

“Jadilah milikku seutuhnya, Rin!” ia mendapati anggukan kepala Rin sebagai tanda setuju.

Akhirnya Sesshomaru bisa merasakan bagaimana sebuah perasaan menyusup dalam hatinya. Begitu pula dengan Rin, ia sungguh merasa kebahagiaan tak terhingga. Bisa hidup selamanya bersama malaikat yang menyelamatkannya. Yah, begitulah mereka beranggapan. Sesshomaru menganggap Rin adalah malaikatnya yang mampu meluluhkan kekerasan hatinya sedangkan Rin menganggap Sesshomaru malaikatnya karena sejak pertama kali ia sudah bisa merasakan jika sosok youkai ini akan menjadi takdirnya suatu saat nanti.


THE END

Akhirnya selesai juga nih fanfic. Hahaha... Euhm, pertanyaannya aku jawab ya. Kenapa aku pake pairing SesshoRin? Karena aku suka banget mereka, menurutku couple ini sweet banget dan berhubung gak ada kejelasan dari kelanjutan kisah mereka jadi ya aku buat fanficnya.
Nah, ini aku kasih pict mereka buat readers ^_^




No comments:

Powered by Blogger.