Author
: TaraChun
Pairing
: Sesshomaru – Rin
Other
Cast : find by yourself
Genre
: Romance, Fantasy
Length : Twoshoot
“Sesshomaru, apa kau memiliki
seseorang untuk dilindungi?” pertanyaan ayahnya
dulu sebelum meninggalkan dunia ini kembali terngiang di benak Sesshomaru.
Konyol.
Itulah satu kata yang dulu ia pikirkan untuk menjawab pertanyaan itu. Namun,
sekarang bahkan dirinya tak tahu harus menjawab apa ketika pertanyaan itu
melintas kembali dalam pikirannya.
“Melindungi
seseorang?” lirihnya menatap gadis kecil yang masih memejamkan mata itu.
Rin
sudah terlihat lebih baik setelah meminum obat yang dibawakan oleh Jaken, hasil
dari kebun Jinenji. Kini gadis kecil itu masih terlelap di pangkuan Sesshomaru.
Kehangatan yang ia rasakan seolah membuat Rin tidak ingin bangun. Baru kali ini
ia merasa tidurnya sangat nyaman.
“Aku akan melindungimu, Rin,” akhirnya
pilihan itulah yang tepat untuk dijadikan jawaban oleh Sesshomaru dari
pertanyaan ayahnya dulu.
Sesshomaru
terjaga sepanjang malam, memastikan keadaan Rin yang semakin membaik hingga gadis
kecil itu mulai mengerjap kecil. Mata yang selalu memancarkan betapa polosnya
gadis kecil ini akhirnya terbuka sempurna. Dan yang pertama kali ia lihat saat
membuka mata sungguh tak bisa menutupi betapa bahagianya ia masih bisa melihat
sosok ini.
“Sesshomaru-sama,” nama itulah yang pertama kali
terucap dari bibir mungilnya dengan senyum manis yang terlukis indah. “Ohayou gozaimasu (selamat pagi),”
lanjutnya lagi seraya mencoba bangun dari posisinya.
“Jangan
banyak bergerak, Rin. Tetaplah seperti ini!” Sesshomaru berkata dengan nada
datarnya namun sarat akan kecemasan karena Rin terlihat meringis sakit saat
mencoba bangun dari posisinya.
Rin
menurut tanpa ada niat membantah sedikit pun. Ia nyaman dengan posisi seperti
ini, berada di pangkuan Sesshomaru dan menikmati kehangatan moku-moku dari youkai bersurai perak ini. Sedikit keraguan menyelip ketika ia
hendak bertanya sesuatu.
“Ada
apa?” tanya Sesshomaru berinisiatif bicara lebih dulu.
“Sesshomaru-sama?” hanya gumaman kecil yang menjadi
jawaban Sesshomaru dari panggilan Rin seraya memusatkan perhatiannya pada gadis
kecil di pangkuannya. “Apa aku bisa terus ikut denganmu?” tanyanya.
“Apa
maksudmu?”
“Jika
kau sudah berhasil mengalahkan Naraku dan mempunyai kerajaan sendiri seperti
kata Jaken-sama, apa aku masih
hidup?” lagi, pertanyaan itu meluncur dari bibir Rin membuat Sesshomaru
terdiam. “Ataukah … aku sudah mati?” karena tak ada jawaban dari Sesshomaru, ia
melanjutkan pertanyaannya.
“Itu
tidak akan terjadi, Rin,” jawab Sesshomaru tanpa melepaskan pandangannya.
“Benarkah?
Aku bisa terus mengikutimu selamanya?” tanyanya penuh harap.
“Ya,”
dengan tegas Sesshomaru menjawab, tanpa ada keraguan sedikit pun dan binar
bahagia terlihat jelas terpancar dari raut wajah Rin.
Tentu,
ia akan berusaha menepati ucapannya karena Sesshomaru bukanlah ayahnya yang
baik hati. Ia ingin egois jika itu menyangkut Rin. Sesshomaru tak ingin
mengulangi kesalahan yang sama seperti ayahnya dulu dengan lebih mementingkan
perbedaan antara youkai dan manusia.
Apapun akan Sesshomaru lakukan untuk membuat Rin berada di sampingnya
selamanya.
“Kau tenang saja Rin, aku akan mengalahkan
Naraku secepatnya,” batin Sesshomaru berjanji pada dirinya sendiri.
Sama
halnya dengan Rin, ia ingin selamanya berada di sisi Sesshomaru. Youkai yang menjadi tuannya dan malaikat
yang ia cintai. Apapun bersedia Rin lakukan untuk Sesshomaru walau suatu saat
nanti Sesshomaru ingin nyawanya. Rin pasti memberikan nyawanya untuk
Sesshomaru. Karena menurut Rin, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk
malaikatnya.
Sepertinya
aneh jika menyebutnya cinta tapi walau Rin masih kecil ia bisa merasakan
sesuatu yang sangat nyaman saat bersama Sesshomaru. Mungkin bukan cinta untuk
deskripsi Rin sendiri, lebih pada rasa kagum dan sayang. Namun, yang pasti
baginya youkai lebih baik dari
manusia semacam bandit yang menghabisi keluarganya dulu. Maka tak ada yang
perlu diragukan oleh Rin untuk mengabdikan jiwa dan raganya pada Sesshomaru.
***
“Tak ada yang lebih berharga di dunia ini
selain nyawa Rin,” batin Sesshomaru berteriak menyesal karena lagi-lagi ia
membahayakan nyawa gadis kecilnya bahkan kini ia putus asa karena tak bisa
menyelamatkan Rin.
Semua
karena keinginannya untuk lebih memperkuat Tenseiga dengan melatih Meido Zangetsuha miliknya. Hal itu
membuat nyawa Rin yang harus menjadi taruhannya. Tenseiga tak bisa membuat Rin hidup kembali. Ia sungguh tak tahu
harus berbuat apa lagi saat ini? Janjinya untuk melindungi gadis kecil itu
menguap karena ambisinya sendiri.
“Rin.
Bangun! Rin!” semua percuma.
Untuk
apa ia memperkuat Tenseiga jika orang paling berharga yang ingin dilindunginya
pergi karena hal itu sendiri? Sesshomaru hanya ingin Rin kembali, ketakutan itu
mulai menelusup masuk. Benarkah Rin pergi dari dunia ini selamanya?
“Kau
sedih Sesshomaru? Jadi gadis kecil ini adalah kelemahanmu sekarang?” suara
ibunya menggema di indera pendengarannya.
“Sedih? Kelemahan? Rin?” Sesshomaru
menanyakan ketiga kata itu pada dirinya sendiri dan kali ini ia tidak akan
mengelak jika itulah kenyataannya.
“Baiklah,
jangan berharap lebih dari ini,” setelah mengucapkan kalimat itu ibu Sesshomaru
mendekati Rin yang tak bernyawa, meletakkan kalung bernama Meido Seiki yang bandulnya tepat
berada di dada gadis kecil itu. “Ini hanyalah sisa dari hidupnya di Meido.”
Tak
lama kemudian mata bening itu terbuka, Rin merasa sesak pada dadanya hingga
membuat gadis itu batuk beberapa kali. Ia bisa berhenti ketika merasakan
sentuhan tangan hangat di wajahnya. Mata itu berbinar melihat sosok bersurai
perak di hadapannya adalah pemilik tangan hangat itu.
“Rin,
kau baik-baik saja sekarang,” Sesshomaru mengucapkan itu untuk meyakinkan
dirinya sendiri bahwa gadis kecilnya kembali dan baik-baik saja.
“Ternyata
kau sama saja seperti ayahmu, Sesshomaru,” ucapan ibunya tak dihiraukan oleh
Sesshomaru, pandangannya hanya tertuju pada Rin tapi hatinya menjawab maksud
dari ucapan ibunya.
TIDAK.
Sejak awal Sesshomaru sudah meyakinkan diri bahwa ia berbeda dengan ayahnya.
Jika dulu ayahnya tetap membiarkan ibu Inuyasha tetap menjadi manusia dan mati
begitu saja. Kali ini berbeda, ia akan membuat Rin sama seperti dirinya. Yah,
menjadi youkai dan mereka akan hidup
bersama tanpa takut waktu mengambil Rin darinya. Jika ia berhasil maka
Sesshomaru tak akan terpisah dari malaikat yang telah mengubah dirinya, Rin. Ia
bisa hidup bersama Rin selamanya.
“Aku akan membunuh Naraku secepatnya,
bersabarlah Rin!” batinnya.
Yah,
Sesshomaru tidak akan membiarkan Naraku berkeliaran lebih lama lagi. Ia akan
menghabisi hanyou menjijikkan dan
licik itu. Setelah penggila Shikon no
Tama itu mati maka ia bisa dengan bebas mencari cara untuk bisa hidup
bersama Rin selamanya tanpa harus dibayang-bayangi oleh kematian gadis
kecilnya.
Perjalanan
mereka kembali berlanjut untuk mencari Naraku. Beberapa youkai yang menghalangi jalan dengan mudah dilenyapkan oleh
Sesshomaru. Hingga akhirnya Sesshomaru harus mengalahkan kekuatan jahat dari Shikon no Tama yang ternyata membawa
keuntungan untuknya sendiri. Sesshomaru berhasil mendapatkan kembali tangan
kirinya serta sebuah pedang yang berasal dari dalam tubuhnya sendiri. Bakusaiga, itulah nama pedangnya.
“Sugoi Sesshomaru-sama,” Rin menatap takjub tuannya.
“Naraku
akan habis di tanganku,” desis Sesshomaru menerawang lurus ke depan, janjinya
pada diri sendiri adalah menghabisi Naraku dengan tangannya sendiri.
***
Akhirnya
petualangan mereka berakhir, Naraku lenyap sudah dari muka bumi. Kerja sama
yang bisa dibilang cukup baik antara Sesshomaru dan Inuyasha beserta
teman-temannya. Shikon no Tama pun
menghilang selamanya dari dunia.
Namun,
petualangan Sesshomaru sendiri masih terus berlanjut. Ia dengan Jaken pergi
meninggalkan Rin di desa bersama nenek Kaede dan Inuyasha beserta temannya.
Sesshomaru masih berusaha mewujudkan tujuan utamanya, menjadi yang terkuat dari
seluruh youkai yang ada di muka bumi
ini. Ia juga mencari cara untuk mengubah Rin menjadi sosok youkai seperti dirinya tanpa membuat jiwa Rin dimakan oleh para youkai itu hingga membusuk. Karena
Sesshomaru tak akan pernah berbuat seperti itu untuk menjadikan Rin seorang youkai. Pasti ada cara lain.
“Sesshomaru-sama, jangan lupa jemput aku ya,”
kalimat itu yang selalu Rin lontarkan ketika Sesshomaru datang berkunjung ke
desa untuk memberikannya kimono.
“Tentu Rin, tunggulah!” Sesshomaru tak
pernah bisa mengucapkan apa yang ada dalam pikirannya jika itu sudah berkaitan
dengan Rin. Karakternya yang terlalu dingin membuat siapapun sulit untuk
menebak isi pikiran youkai bersurai
perak dan bermata emas ini.
“Aku
akan selalu menunggumu di sini, Sesshomaru-sama.
Itsumademo (sampai kapanpun),”
gumamnya terus menatap kepergian Sesshomaru hingga benar-benar menghilang dari
pandangannya.
Waktu
terus berjalan seiring pergantian musim yang terjadi hingga tanpa terasa
sepuluh tahun sudah sejak lenyapnya Naraku. Kini Sesshomaru sudah memimpin
kerajaan di Barat sebagai siluman yang terkuat.
Rin,
gadis kecilnya dulu juga telah beranjak remaja dan menjadi sosok gadis yang
sangat cantik. Rambut hitamnya yang lurus panjang menebar aroma yang begitu
menyegarkan. Binar matanya yang dulu polos kini lebih bersinar bagai jutaan
bintang yang berkelip indah di malam yang gelap. Bibir mungilnya bagai warna cherry blossom. Sungguh sosok yang
menawan.
“Sesshomaru-sama, apa kau tidak akan membawa Rin
bersama kita tinggal di istana ini?” suara Jaken terdengar ragu ketika
menanyakan hal itu.
Tak
ada tanggapan dari Sesshomaru, pikirannya masih menerawang jauh. Sebentar lagi
usia Rin akan mencapai enam belas tahun dan waktunya semakin singkat. Jika Rin
tidak segera diubah menjadi youkai
sebelum usianya genap enam belas tahun maka gadis itu akan mati. Mengingat dulu
Rin pernah dihidupkan kembali dengan Tenseiga
serta Rin juga pernah mati ke dua kalinya di Meido. Hal itu menyebabkan usia Rin semakin tipis karena saat hidup
ke dua kalinya nyawa Rin merupakan sisa dari kematiannya di Meido.
“Aku
harus mengubahnya terlebih dahulu,” sahut Sesshomaru setelah sekian lama
mengabaikan ucapan Jaken.
“Mak
– maksud Sesshomaru-sama? Mengubah
seperti apa?”
Sesshomaru
melemparkan tatapan tajamnya pada Jaken yang terlalu banyak bicara. Namun, ia
pun menjawab pertanyaan pelayan setianya itu. “Menjadi youkai,” dan pergi begitu saja.
“Mengubah
Rin menjadi youkai?” Jaken membeo
ucapan Sesshomaru dan begitu tersadar ia langsung mengejar tuannya. “Matte kudasai (tolong tunggu) Sesshomaru-sama!”
Langkah
Sesshomaru terhenti mendengar panggilan pelayannya. Yah, walau masih dingin
tetapi selama sepuluh tahun ini setidaknya Sesshomaru mulai sedikit menghargai
Jaken. Ia menunggu apa yang akan diucapkan oleh Jaken.
“Jadi
maksudmu akan mengubah Rin menjadi youkai?
Mungkin kita bisa menanyakannya pada Royakan,” ujar Jaken memberi pendapat
sedangkan Sesshomaru hanya diam menanti kelanjutan ucapan pelayannya. “Yah,
setidaknya Royakan pasti tahu sesuatu karena selama ini ia youkai hutan yang paling cepat mendapat informasi apapun,”
lanjutnya.
“Tak ada salahnya mencoba,” pikir
Sesshomaru karena ia sendiri sudah hampir putus asa. Karena sudah selama
sepuluh tahun ini Sesshomaru terus berkelana mencari cara untuk mengubah Rin
menjadi youkai atau ia akan kembali
kehilangan Rin untuk selamanya.
“Jaken!
Bawa Rin ke istana!” perintah Sesshomaru dan setelah mengatakan itu ia langsung
pergi tanpa membiarkan Jaken menjawab perintahnya walau hanya sekadar
mengiyakan saja.
***
Kini
Sesshomaru sudah berada di area Gunung Fuji. Setelah menemui Royakan dan
mendapat informasi dari youkai hutan
itu, ia pergi ke tempat Totosai dan di sinilah akhirnya ia sekarang. Sesshomaru
hanya mendapat sedikit informasi dari Royakan.
“Aku
hanya tahu jika kedua pedang milikmu bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa
Sesshomaru-sama. Namun untuk caranya
sendiri aku tidak tahu, mungkin ada baiknya kau menanyakan pada Totosai karena
dialah yang membuat Tenseiga serta
membantumu memperoleh Bakusaiga dari
dalam tubuhmu,” ucapan Royakan itu membawa Sesshomaru pada Totosai.
Ternyata
Totosai memang sudah menunggu kedatangan Sesshomaru di tempatnya. Bukan karena
pemberitahuan dari Royakan tapi entah ada sesuatu yang membuat Totosai berpikir
jika youkai bersurai perak itu akan
mendatanginya.
“Ada
apa Sesshomaru?” pertanyaan itu langsung terlontar tanpa basa-basi.
“Aku
ingin mengubah manusia menjadi youkai,”
jawabnya singkat, padat, dan jelas.
Sang
ahli pedang itu mengerutkan keningnya sejenak, berpikir. Mungkin ia merasa aneh
dengan maksud ucapan Sesshomaru. Sejak kapan Sesshomaru berurusan dengan
manusia hingga memusingkannya seperti ini? Ah, ya, dia ingat jika ada seorang
gadis kecil yang dulu selalu mengikuti Sesshomaru. Apa gadis kecil itu
maksudnya?
“Siapa
yang ingin kau ubah menjadi youkai?”
“Jangan
banyak bertanya! Katakan saja bagaimana caranya!” perintah Sesshomaru dengan
mata setajam pedang yang baru diasah siap menghunus siapapun.
“Baiklah!”
Totosai tak bisa bertanya lebih banyak lagi. Yah, ia masih sayang dengan
nyawanya sendiri. “Kau harus menggabungkan Tenseiga
dan Bakusaiga menjadi satu dan harus
dilakukan di Gunung Fuji. Namun, sebelumnya kau harus mengalahkan youkai yang telah disegel oleh ayahmu.
Untuk mengalahkannya kau harus menggunakan Tenseiga
dan Bakusaiga secara bersamaan,”
jelasnya.
“Menggunakan
Tenseiga dan Bakusaiga secara bersamaan?”
“Begitulah!
Karena youkai ini setengah tubuhnya
berasal dari akhirat dan setengahnya harus kau hancurkan. Namun, bagian tubuh
mana aku juga tak tahu jelas. Gunakan di waktu yang tepat,” Sesshomaru melirik
kedua pedang yang tersampir di pinggangnya.
“Bagaimana bisa?” pertanyaan itu
terlintas di pikiran Sesshomaru. “Lalu?” Yah, ia masih belum mendapat jawaban
lengkapnya.
“Setelah
berhasil mengalahkan youkai itu kau
juga harus mencari jubah langit milik Putri Kaguya yang berada di dasar Gunung
Fuji untuk menggabungkan Tenseiga dan
Bakusaiga menjadi satu. Namun,
penggabungan itu hanya bisa digunakan sekali karena berhasil atau tidaknya proses
itu akan menentukan nyawa manusia yang ingin kau ubah menjadi youkai. Karena jubah langit akan
menghilang setelah kau gunakan, begitu juga dengan Tenseiga dan Bakusaiga
akan kembali terpisah. Jika kau gagal maka manusia itu akan mati,” penjelasan
Totosai berakhir dan Sesshomaru langsung pergi ke Gunung Fuji untuk
menyelesaikan misinya.
Sesshomaru
masuk ke dalam Gunung Fuji itu, mencari tahu youkai seperti apa yang disegel oleh ayahnya. Apakah benar-benar
hanya untuk memusnahkan youkai itu
saja harus menggunakan cara yang rumit? Yah, sangat rumit memang karena
berpikiran untuk menyatukan pedang penyembuh dan pedang penghancur untuk
melenyapkan satu youkai saja
sepertinya begitu mustahil dilakukan. Namun, Sesshomaru meyakinkan diri jika ia
pasti bisa melakukannya.
“Sebentar
lagi Rin, kita bisa selalu bersama selamanya,” itulah satu-satunya ambisi
Sesshomaru saat ini.
***
Istana
megah itu kini mulai dipenuhi oleh suara seorang gadis yang terus bertanya pada
sosok yang satu-satunya ia kenal. Yah, Rin kini sudah berada di istana milik
Sesshomaru bersama Jaken.
“Jaken-sama, apa aku benar-benar akan tinggal
di sini? Lalu di mana Sesshomaru-sama sekarang?
Kenapa kau yang menjemputku di desa?” cerewet seperti biasanya, itulah Rin yang
Jaken kenal selama ini.
“Astaga.
Kau membuatku pusing dengan pertanyaan-pertanyaanmu itu Rin. Yah, kau akan
tinggal di sini mulai sekarang. Sesshomaru-sama
sedang ada urusan lain jadi sebaiknya kau tunggu dia dengan tenang di sini,
mengerti!”
“Hai (iya),” setelah mendapat jawaban
dari Rin, Jakn pun pergi keluar.
Ia
harus memastikan dengan baik keadaan istana ini benar-benar aman. Terlebih kini
ada Rin di istana jadi ia harus memperingatkan para youkai yang berjaga di sekitar istana untuk memperketat penjagaan.
Sebenarnya istana milik Sesshomaru sudah sangat aman tapi melihat begitu
banyaknya musuh Sesshomaru membuat Jaken harus lebih waspada untuk menjaga Rin.
Bulan
penuh sudah bertengger manis di langit gelap bersama bintang-bintang. Rin masih
dengan setia menunggu Sesshomaru pulang, ia tak sabar untuk bertemu dengan
tuannya setelah sekian lama. Ya, sebenarnya Sesshomaru sudah hampir lima tahun
menghilang dan tak pernah mengunjunginya lagi. Kimono-kimono yang dikirimkan
hanya diantar oleh Jaken.
“Rin!”
suara itu sangat dikenalnya, suara yang Rin rindukan memanggil namanya.
Gadis
belia yang merasa namanya dipanggil menoleh ke arah suara. Senyuman tulus
dengan mata berbinar seperti dulu yang pertama kali dilihat oleh sosok youkai bersurai perak itu kembali.
Sungguh, ia sangat merindukan gadis kecilnya yang kini sudah bermetamorfosis
menjadi gadis belia yang sangat cantik.
“Sesshomaru-sama,” akhirnya ia bisa mendengar suara
itu keluar dari bibir mungil gadis belia ini dengan mata berbinar menatapnya.
“Kau kembali.”
“Kemarilah!”
perintah Sesshomaru dan langsung dituruti oleh Rin. “Kau mau hidup bersamaku
selamanya?” tanya Sesshomaru menatap dalam jauh ke dalam mata gadis itu.
“Aku
mau,” jawab Rin cepat tanpa keraguan sedikit pun.
“Biarpun
menjadi youkai?”
“Hai,” lagi Rin menjawab cepat karena
sejak awal ia sudah memutuskan apapun akan Rin lakukan asal bisa terus bersama
dengan Sesshomaru.
“Bagus.
Berbaringlah!” perintah Sesshomaru tanpa dibantah sedikit pun oleh Rin.
Sesshomaru
mengeluarkan kedua pedangnya bersama dengan jubah langit yang sudah berhasil ia
dapatkan. Dengan penuh keyakinan tinggi ia sudah bertekad kuat untuk membuat
Rin menjadi youkai sama sepertinya.
Karena hanya dengan begitu ia bisa terus hidup dengan Rin, malaikatnya.
Selamanya.
“Bersiaplah,
Rin! Pejamkan matamu!”
Kedua
pedang itu diikat menggunakan jubah langit Putri Kaguya. Getaran dari kedua
pedang yang sedang dalam prose situ tercipta dan sangat keras. Begitu pedang
sudah menyatu, muncul kilatan cahaya dari pedang itu dan jubah langit
menghilang, lebih tepatnya masuk ke dalam dua pedang itu untuk menyatukannya.
“Jika pedang itu berhasil
disatukan, selanjutnya kau harus menusukkan tepat di jantung manusia yang akan
kau ubah menjadi youkai. Setelah itu kau hanya perlu menunggu hingga kedua
pedang itu pisah kembali. Hasilnya akan langsung terlihat. Jika manusia itu
tidak lenyap setelah kedua pedang terpisah maka itu artinya kau berhasil.”
Penjelasan
dari Totosai muncul kembali dalam otaknya. Sesshomaru hanya memiliki satu
harapan. Jika ia gagal maka resiko yang diambil adalah dirinya akan kehilangan
Rin selamanya. Karena gadis ini akan lenyap tanpa bekas sedikit pun.
“Bertahanlah
Rin!” hanya itu yang Sesshomaru ucapkan hingga akhirnya ia benar-benar
menghunuskan pedang itu di jantung Rin.
Begitu
pedang dicabut dari tubuh Rin oleh Sesshomaru langsung terlempar begitu saja
dari genggamannya. Cahaya yang tadi muncul saat kedua pedang menyatu kini
muncul kembali dan akhirnya kedua pedang itu terpisah.
Pandangn
Sesshomaru yang tadinya terfokus pada pedang itu kini beralih ke tubuh Rin. Ia
menanti reaksi seperti apa yang akan muncul. Sungguh hal yang sesuai dengan
harapannya. Tubuh Rin tidak lenyap dan itu artinya ia berhasil. Namun, kenapa
Rin masih belum sadar? Pertanyaan itu terlintas begitu saja di benaknya.
Sesshomaru
mengangkat kepala Rin dan membawa ke pangkuannya. “Rin, bangun! Rin!”
Mata
itu langsung terbuka sempurna, bola mata yang tadinya berwarna hitam kini
semakin gelap dan berkilap. Perubahan yang cukup untuk membuktikan bahwa Rin
sekarang sudah sama seperti dirinya.
“Sesshomaru-sama. Apa aku sudah menjadi youkai?” pertanyaan itu terlontar begitu
saja dan Sesshomaru merasa sangat lega, ternyata kepolosan gadisnya tak
berubah.
“Ya,
kau sekarang sama sepertiku,” sahut Sesshomaru, ia tak bisa menutupi lagi
perasaannya.
Sesshomaru
membawa Rin masuk dalam dekapannya. Sungguh baru kali ini ia merasa luar biasa
bahagia. Pikirannya hanya satu sekarang, Rin akan hidup terus bersamanya. Kini
satu hal lagi yang harus ia wujudkan bersama Rin.
“Jadilah
milikku seutuhnya, Rin!” ia mendapati anggukan kepala Rin sebagai tanda setuju.
Akhirnya
Sesshomaru bisa merasakan bagaimana sebuah perasaan menyusup dalam hatinya.
Begitu pula dengan Rin, ia sungguh merasa kebahagiaan tak terhingga. Bisa hidup
selamanya bersama malaikat yang menyelamatkannya. Yah, begitulah mereka
beranggapan. Sesshomaru menganggap Rin adalah malaikatnya yang mampu meluluhkan
kekerasan hatinya sedangkan Rin menganggap Sesshomaru malaikatnya karena sejak
pertama kali ia sudah bisa merasakan jika sosok youkai ini akan menjadi takdirnya suatu saat nanti.
THE END
Akhirnya selesai juga nih fanfic. Hahaha... Euhm, pertanyaannya aku jawab ya. Kenapa aku pake pairing SesshoRin? Karena aku suka banget mereka, menurutku couple ini sweet banget dan berhubung gak ada kejelasan dari kelanjutan kisah mereka jadi ya aku buat fanficnya.
Nah, ini aku kasih pict mereka buat readers ^_^
No comments:
Post a Comment