,
Dalam
Bahasa Indonesia, setting biasa disebut dengan latar.
Pengertian
menurut KBBI, latar adalah permukaan; halaman; rata; datar; dasar
warna (pada kain dan sebagainya); keterangan mengenai waktu, ruang, dan
suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra; keadaan atau situasi (yang
menyertai ujaran atau percakapan); dekor pemandangan yang dipakai dalam
pementasan drama, seperti pengaturan tempat kejadian, perlengkapan, dan
pencahayaan.
Setting merupakan bagian penting dalam sebuah cerita
yang berguna untuk memperkuat tema, tokoh, dan membangun suasana. Langkah
sederhana untuk membangun setting
dengan mengandalkan seluruh indera yang ada. Karena setting diharapkan dapat membuat pembaca seolah masuk dalam cerita.
Ada lima jenis setting atau latar, yaitu:
1.
Latar Waktu
Latar ini menunjukkan
waktu di mana suatu peristiwa dalam cerita itu berlangsung. Ada dua jenis latar
waktu, yaitu eksplisit dan implisit. Bagaimana perbedaannya?
Latar eksplisit itu
menunjukkan waktu yang dijabarkan secara jelas, misalnya: ‘Pada tanggal 17
Agustus 1945 tepat pukul 10.00 merupakan waktu bersejarah bagi bangsa
Indonesia. Saat seluruh rakyat gembira dengan pembacaan proklamasi dan
Indonesia merdeka.'
Latar implisit sendiri
menunjukkan waktu dengan kalimat, misalnya: ‘Malam itu menjadi saksi
nyata saat seluruh keluarga konglomerat menjadi korban pembunuhan.’
2.
Latar Tempat
Latar ini untuk
menunjukkan lokasi suatu peristiwa dalam cerita. Sama seperti latar waktu,
latar tempat juga dapat ditunjukkan baik secara eksplisit atau implisit. Contoh
penjelasan latar tempat secara eksplisit yaitu dengan menyebutkan nama, seperti
Stasiun Senen. Berbeda dengan latar tempat secara implisit yang biasanya hanya
disebut, seperti: rumah mewah.
3.
Latar Suasana
Latar ini menunjukkan
lingkungan atau kondisi batin tokoh cerita. Biasanya, cara yang cocok untuk
menyampaikan suasana dengan menggunakan teknik showing karena akan lebih terasa. Jika memakai telling, hanya mengatakan dia sedih, tertawa, takut, dan lain
sebagainya. Contoh:
Tiap kata yang terlontar dari bibir pria itu hanya semakin
menambah torehan luka di hati wanita yang tengah menggigil. Hujan semakin
membasahi tubuh ringkih itu, menutupi air mata yang mengalir deras.
4.
Latar Sosial
Latar ini biasanya
menunjukkan lingkungan hidup dan status sosial dari tokoh dalam cerita. Latar
sosial ini seringkali menjadi perbandingan yang memicu pro dan kontra dalam
masyarakat. Kenapa? Karena kehidupan sosial merupakan salah satu hal sensitif.
Contoh:
Kini kehidupannya berubah, semua yang dimiliki telah hilang.
Ayahnya bangkrut dan sekarang teman-teman gadis itu perlahan menjauh. Ia bahkan
dikucilkan dan menganggap gadis itu hanya hama di sekolah elit mereka.
5.
Latar Alat
Latar ini menunjukkan barang-barang
yang dipakai oleh tokoh dalam kehidupan sehari-hari atau untuk memicu dan
memecahkan konflik. Banyak penulis yang kadang kurang perhatian dengan latar
ini padahal mereka sering menggunakan alat untuk mendukung cerita.
Latar alat yang sering digunakan
seperti buku, ponsel, sendok, makanan, dan lain sebagainya. Khusus makanan
sendiri sedikit menjadi perdebatan, karena beberapa orang mengatakan jika itu
merupakan objek. Namun, bagaimana jika makanan dipakai sebagai pemicu konflik
utama dalam sebuah cerita misteri? Tentu bisa. Contoh:
Laki-laki itu ditemukan terbujur kaku dengan mulut berbusa.
Detektif yang diminta menangani kasus ini mengatakan jika lelaki itu keracunan
zat tertentu. Setelah ditelusuri ternyata ia terakhir makan di café langganannya.
Nah, dari contoh tersebut
dapat disimpulkan jika pemicu konfliknya berasal dari makanan yang ternyata
telah diracuni.
Sekian materi seputar setting ini saya sampaikan untuk proses seleksi member KSI.