Monday, 1 December 2014

Autumn Perfection _-_ Chapter 2


Title:: Autumn Perfection
Author:: TaraChun
Cast::   Wu Chun as Wu Chun
            You (fangirl) as Zhuo Tian Shi
            Luo Hong Zheng (SpeXial) as Luo Hong Zheng
Other Cast:: all member Fahrenheit, SpeXial, dll
Genre:: Friendship, Thriller, Romance *dikit*
Length:: Twoshoot or Threeshoot *tergantung mood authornya*

Older post:: Chapter 1

Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

Author POV 

Seperti biasanya sudah lebih dari seminggu ini Tian Shi selalu dikerjai oleh anak-anak sekampus, banyak hal yang mereka lakukan. Namun, tanggapan Tian Shi selalu sama, datar tanpa ekspresi bahkan sahabatnya sendiri sudah sangat geram melihat kelakuan teman-teman sekampusnya itu apalagi pada 4 gadis menyebalkan.

Begitu sampai di kampus, Tian Shi dan Xiao Xun langsung menuju kelas mereka sambil asyik mengobrol. Cukup aneh hari ini karena tak ada seorangpun yang mengerjai Tian Shi. Tentu saja, mereka tak menjumpai seorang pun sepanjang melewati koridor kampus menuju kelas mereka.

Brukk…

“Akhh,” Tian Shi terjatuh dan meringis kesakitan, ada seseorang yang tanpa sengaja menabraknya. Xiao Xun pun langsung membantu Tian Shi untuk berdiri tanpa memperhatikan terlebih dulu siapa orang yang menabrak Tian Shi.

“Duibuqi, aku tidak sengaja,” sebuah suara berat pria terdengar di telinga mereka berdua dan sontak kedua gadis itu mendongakkan kepala mereka melihat siapa pemilik suara itu.

Benar saja, Tian Shi dan Xiao Xun seketika membelalakkan mata mereka mendapati pria pemilik suara merdu yang populer di NTU. Siapa lagi kalau bukan Yan Ya Lun, mahasiswa imut jurusan seni musik yang tergabung dalam geng Fahrenheit.

“Meiguanxi la, tadi salahku juga karena terlalu asyik mengobrol,” sahut Tian Shi dengan seulas senyum terpancar di wajahnya.

“Hmm, buku itu…” Xiao Xun menggantungkan ucapannya melihat buku yang dipegang oleh Ya Lun, ia pun menyenggol lengan Tian Shi.

“Oh ini? Aku hanya sekedar membelinya kemarin dan ternyata ceritanya sangat menarik. Kalian sudah membacanya juga?” tanya Ya Lun sedikit antusias setelah melihat ekspresi Tian Shi dan Xiao Xun brgitu melihat buku yang ia pegang

“Ehm, sudah dan memang menarik,” jawab Xiao Xun sambil tersenyum tipis

“Benar kan? Hehehe… Berarti aku tidak membaca buku yang salah dan salah satu penyebab aku tidak sengaja menabrakmu adalah karena sedang membaca buku ini,” balas Ya Lun dengan mata berbinar-binar membuat wajahnya semakin imut.

Yan Ya Lun sebenarnya pria yang dikenal dingin apalagi pada orang-orang yang baru dikenalnya. Namun, pria ini akan sangat baik pada orang yang walaupun baru ia kenal tapi mempunyai minat atau ketertarikan yang sama terhadap apa yang juga ia sukai.

“Kalau begitu, kami permisi dulu,” ujar Tian Shi menundukkan kepalanya sebentar sebagai tanda sopan santun saat berpamitan begitupula dengan Xiao Xun

Mereka pun meninggalkan Ya Lun yang masih mematung karena mendapat perlakuan yang tidak biasanya dari gadis-gadis yang selama ini akan sangat histeris ataupun tersipu malu tiap kali melihatnya. Setelah bangun dari alam bawah sadarnya, ia pun buru-buru menengok ke belakang namun kedua gadis itu sudah menghilang. Ia melanjutkan langkahnya menuju kelas dimana ketiga sehabatnya sudah menunggu kedatangannya.

“Yan Ya Lun, kenapa kau lama sekali?” tanya Da Dong begitu melihat Ya Lun muncul dari balik pintu

Tanpa menjawab pertanyaan Da Dong yang menurutnya tidak penting itu Ya Lun langsung melempar tasnya ke atas meja dan duduk di tempatnya.

“Ada apa lagi dengan anak itu?” tanya Yi Ru pada kedua sahabatnya

“Entahlah!” jawab Chun singkat seraya berjalan menghampiri Ya Lun dan diikuti oleh Da Dong serta Yi Ru “Kau kenapa?” tanyanya

“Tadi aku bertemu dengan gadis itu beserta sahabatnya tapi mereka tidak bersikap seperti mahasiswi-mahasiswi lainnya ketika melihatku. Apa karena aku tidak sengaja menabraknya tadi ya? Tapi aku kan sudah minta maaf,” ujar Ya Lun terlihat frustasi yang tergambar jelas di wajah imutnya

“Maksudmu siapa?” tanya Yi Ru tak mengerti

“Gadis yang dicium Chun sekitar seminggu yang lalu,” jawab Ya Lun membuat ketiga sahabatnya membulatkan mata mereka. Baru kali ini mereka melihat Ya Lun menjadi frustasi hanya karena tidak mendapat teriakan histeris dari gadis-gadis.

“Ehm, kenapa kau bisa menabraknya?” kali ini Chun yang bertanya dan terlihat sedikit penasaran

“Tadi aku sedang baca buku ini jadi tidak melihat jalan dan mereka pun sedang asyik mengobrol jadi tanpa disengaja kami tabrakan dan gadis itu terjatuh,” ujar Ya Lun menceritakan kronologi ceritanya tapi seketika itu juga matanya langsung berbinar-binar

“Aish, apa lagi ini? Apa jangan-jangan kau menciumnya secara dadakan seperti Chun juga ya? Apa rasanya benar manis dan lembut?” tanya Yi Ru antusias

Pletak

“Akhh, sakit Chun!” ringis Yi Ru sambil memegangi kepalanya yang dijitak Chun

“Makanya otakmu itu dicuci dulu Chen Yi Ru!” ujar Da Dong penuh penekanan, kesal pada sahabatnya yang playboy dan sering berpikiran mesum itu

“Kalian tahu?” tanya Ya Lun yang dijawab gelengan oleh ketiga sahabatnya itu. “Kemarin kan aku baru saja membeli buku ini dan ternyata mereka juga sudah pernah membaca buku ini. Mereka bilang kalau bukunya menarik, sama seperti pendapatku,” cerita Ya Lun dengan mata berbinar-binar

“Apa menariknya buku ini? Bukankah sama saja seperti buku yang sering kau baca?” tanya Da Dong terlihat acuh

“Kalian ini menyebalkan sekali! Buku ini sungguh luar biasa kerennya. Aku sudah selesai membacanya dalam waktu 2 jam semalam dan tadi aku baru membacanya ulang. Kalau kalian tidak percaya coba saja!” Ya Lun memberikan buku yang ia baca pada ketiga sahabatnya itu.

“STRONG GIRLS DETECTIVE?” ketiga pria itu membaca judul buku dengan keras kemudian saling menatap satu sama lain

“Sepertinya aku pernah melihat buku ini di ruang kerja ayahku,” ujar Chun ragu

“Benarkah?” tanya ketiga sahabatnya serempak dan dijawab anggukan oleh Wu Chun

“Woah, sepertinya buku ini memang sangat keren sampai membuat ayahmu yang professor itu saja tertarik membaca buku ini,” ujar Yi Ru seraya membuka halaman pertama buku itu

Tak lama kemudian dosen pun memasuki ruangan dan suasana hening seketika. Berbeda dengan yang lainnya terlihat begitu antusias mengikuti pelajaran, Yi Ru masih asyik dengan dunianya sendiri. Yah, ia masih membaca buku yang diberikan Ya Lun tadi.

“Sungguh menarik,” gumamnya pelan seperti bisikan yang tak akan di dengar oleh siapapun

Wu Chun POV

Akhirnya kelas hari ini selesai juga, dari tadi aku melihat Yi Ru masih terus saja fokus membaca buku itu dan tak jarang aku melihat ia berdecak kagum. Apakah ceritanya benar-benar menarik ya?

“Chen Yi Ru, sampai kapan kau mau duduk terus begitu? Kelas sudah berkahir, ayo keluar!” ajak Da Dong sambil menarik Yi Ru yang sepertinya masih asyik sendiri

“Ck, kau ini mengganggu saja! Ya sudah ayo keluar!” ia keluar kelas tanpa melepas pandangan sedikitpun dari buku itu bahkan meninggalkan kami yang masih melongo karena melihat tingkahnya

“Benarkan apa yang kubilang? Ceritanya memang menarik,” ujar Ya Lun seraya pergi meninggalkanku dan Da Dong

Begitu tersadar hanya tinggal kami berdua di kelas, aku pun menyeret Da Dong yang masih belum puas melongo seperti orang bodoh. Kami pun mengejar Yi Ru dan Ya Lun yang sudah menghilang. Segera kami menuju parkiran tapi belum sampai disana aku melihat Ya Lun dan Yi Ru terdiam mematung di tempatnya.

“Hei kalian kenapa lagi?” tanya Da Dong kesal melihat tingkat kedua orang ini yang bisa dibilang cukup menyebalkan hari ini

Mereka menunjuk ke arah gerbang kampus dan kami pun mengikuti arah yang membuat kedua orang ini mematung.

“Sedang apa mereka disini?” tanyaku dan dibalas gelengan kepala oleh ketiga pria itu

Mahasiswa-mahasiswi yang melihat mereka pun sama seperti kami terkejut melihat orang-orang yang merupakan rival kami selama ini sekarang ada di depan gerbang kampus. Tiba-tiba salah satu dari mereka yang aku tahu bernama Wei Jin menunjuk ke arah kami. Ketiga temannya yang lain pun ikut melihat ke arah kami sambil tersenyum tipis.

“Aneh, apa aku tidak salah lihat ya?” tanya Da Dong bingung begitupun denganku

“Mereka tersenyum pada kita?” tambah Yi Ru

Sekarang Ming Jie melambai-lambaikan tangannya ke arah kami.

“Zhuo Tian Shi xiaojie,” panggilnya sedikit berteriak masih sambil melambai-lambaikan tangannya

Teriakannya memanggil nama seseorang sukses membuatku dan yang lainnya membulatkan mata kami seraya menoleh ke belakang. Benar ada gadis itu bersama sahabatnya berjalan di belakang kami.

“Mereka mengenal gadis itu?” tanya Ya Lun penuh keraguan

“Sengaja datang ke kandang harimau hanya untuk bertemu gadis itu?” lanjut Yi Ru

“Apa aku tidak salah dengar?” tambah Da Dong

“Sepertinya tidak,” jawabku singkat

Tian Shi POV

“Zhuo Tian Shi xiaojie,” terdengar sebuah teriakan memanggil namaku dan benar saja di luar gerbang kampus ada SpeXial

“Bukankah itu SpeXial? Kau mengenal mereka?” tanya Xiao Xun

“Aku hanya pernah bertemu mereka sekali di toko roti yang ternyata ibu-ibu mereka adalah langganan tetap di toko roti,” jawabku dan hanya dibalas anggukan oleh Xiao Xun sambil ber-oh ria  

Kami pun berjalan mendekati mereka, tepat saat itu juga ternyata ada Fahrenheit yang memperhatikan kami. Sudahlah, mau bagaimana lagi?

“Kenapa kalian bisa ada disini?” tanyaku begitu berada tepat di depan mereka

“Ada yang ingin kami bicarakan denganmu,” jawab Hong Zheng sedikit serius

“Sebaiknya kita pergi!” bisik Xiao Xun terdengar cemas. “Mereka memperhatikan kita,” lanjutnya dengan berbisik sambil menoleh ke belakang

Yah, aku mengerti apa maksud sahabatku ini tapi bukankah tidak sopan kalau meninggalkan orang yang sengaja datang untuk bertemu dengan kita?

“Kau pasti Xiao Xun kan?” tanya Ming Jie yang sukses membuatku dan Xiao Xun terkejut

“Bagaimana kau bisa mengenalku?” tanya Xiao Xun bingung begitupun denganku menunggu jawaban

“Kami akan beritahu jika kalian ikut pergi dengan kami,” ujar Zi Hong

“Lihatlah di belakang kalian sepertinya mereka sudah siap memangsa buruan,” lanjut Wei Jin dan kami pun menoleh ke belakang.

Fahrenheit dan yang lainnya terus memperhatikan kami, pasti mereka berpikiran yang bukan-bukan dan itu akan lebih berbahaya. Aku melirik Xiao Xun yang dijawab anggukan darinya.

“Baiklah,” jawabku singkat

“Ayo pergi!” ujar mereka berempat serempak

“Tapi nanti aku harus bekerja,” tambahku

“Tenanglah, hanya sebentar saja!” sahut Hong Zheng

SRETT

Author POV

Tian Shi dan Xiao Xun memutuskan untuk ikut pergi dengan SpeXial, baru saja mereka akan naik motor.

SRETT

Ada yang menarik tangan Tian Shi dan itu membuat SpeXial serta kedua gadis itu menoleh ke belakang, melihat siapa pemilik tangan kekar yang mencengkram tangan Tian Shi dan membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan.

“Wu Chun?” ujar Tian Shi begitu melihat pemilik tangan kekar itu

“Lepaskan tanganmu darinya!” pinta Hong Zheng menatap tajam dan penuh kebencian pada Wu Chun

“Kau tidak akan bisa membawanya pergi,” sahut Chun tegas

Sementara ketiga anggota geng Fahrenheit lainnya hanya bisa saling melirik satu sama lain, lebih tepatnya mereka bingung dan tidak mengerti dengan apa maksud dari yang Chun lakukan sekarang. Begitupun dengan Xiao Xun dan Tian Shi yang mematung seketika memperhatikan perdebatan dari kedua leader geng fenomenal di Taiwan itu. Riuh suara mahasiswa-mahasiswi pun terdengar begitu melihat sikap Chun yang menurut mereka sangat aneh dan tidak biasanya.

“Siapa kau berani melarangnya pergi denganku?” tanya Hong Zheng penuh penekanan

“Dia gadisku,” jawab Chun dan sukses membuat semua orang membelalakkan mata mereka, sementara Chun hanya tersenyum sinis

“Aku tidak peduli yang jelas dia harus pergi denganku sekarang jadi lepaskan tanganmu!” bentak Hong Zheng

“Kau tidak tahu sedang berada dimana sekarang Luo Hong Zheng atau kau hanya berpura-pura bodoh, hah?” balas Chun dengan nada tinggi terkesan mengejek

“Baiklah, kali ini kau menang tapi jangan harap aku akan melepasnya!” ujar Hong Zheng seraya menaiki Harley-nya dan meninggalkan NTU diikuti oleh ketiga anggota geng SpeXial lainnya

Tian Shi dan Xiao Xun masih terus melihat ke arah SpeXial pergi hingga benar-benar menghilang. Kemudian mereka berbalik menatap Chun serta ketiga sahabatnya itu penuh pertanyaan.

“Apa hubunganmu dengan mereka?” tanya Chun pada Tian Shi masih mencengkram pergelangan tangan gadis itu.

“Lepaskan tanganmu Wu Chun! Kau menyakiti sahabatku!” bentak Xiao Xun berusaha melepaskan cengkraman tangan Chun

“Jawab aku!” bentak Chun sementara Tian Shi hanya diam saja dan terus berusaha melepaskan cengkraman tangan Chun

Melihat Tian Shi kesakitan membuat ketiga anggota geng Fahrenheit lainnya pun menjadi tidak tega tapi mereka tidak bisa melakukan apapun ketika Chun sedang marah. Tapi apa yang membuat Wu Chun marah sampai seperti ini? Itulah yang menjadi pertanyaan dari ketiga sahabatnya itu.

“Jangan seperti ini Tian Shi, kumohon!” bisik Xiao Xun tepat di telinga Tian Shi dan membuat gadis itu menatap sahabatnya

Tanpa ragu lagi Tian Shi langsung menghempaskan tangan Chun dan mendorong pria itu agar menjauh darinya lalu ia pergi diikuti oleh Xiao Xun. Sementara semua yang melihat kejadian itu hanya bisa melongo tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

“Gadis itu bisa melepaskan diri dari cengkraman Chun?” tanya Da Dong tak percaya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

“Arrgghhh…” Wu Chun mengerang frustasi sambil mengacak-ngacak rambutnya

“Gadis yang menarik,” gumam Yi Ru mengembangkan killer smilenya

Tian Shi POV

“Bagus Tian Shi,” ujar Xiao Xun tersenyum padaku

Aku tak menanggapi pujian darinya yang sedang kupikirkan sekarang adalah sikap Chun tadi yang mendadak aneh dan perkataanya yang mengejutkan.

Kau tidak akan bisa membawanya pergi
Dia gadisku

Sepertinya Xiao Xun mengerti apa yang kupikirkan sekarang. “Jangan terlalu dipikirkan, mungkin dia sedang terbawa emosi saja tadi,” ujarnya

“Entahlah! Mungkin benar yang kau katakan,” jawabku

“Lenih baik sekarang kita ke toko roti saja,” ajak Xiao Xun.

Yah, hari ini Xiao Xun merengek ingin membantuku kerja di toko roti dan seperti biasa aku hanya bisa menyetujuinya lagipula bukankah lebih ringan jika ada yang membantu?

Author POV

Sementara di sebuah club malam ada empat orang pria yang menjadi fokus perhatian dari para gadis-gadis itu, siapa lagi kalau bukan Fahrenheit.

“Sebenarnya kau ini kenapa? Kelakuanmu tadi siang benar-benar aneh seperti bukan dirimu,” tanya Yi Ru melihat Chun sedari tadi hanya sibuk dengan minumannya

“Hei Chun!” bentak Ya Lun

“Kalian ini berisik sekali, sudah pernah kubilang sebelumnya bukan kalau dia adalah gadisku,” jawab Chun kesal

“Jadi kau serius dengan ucapanmu waktu itu yang ingin menjadikannya sasaranmu? Kau gila Chun!” balas Da Dong benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya ini

“Sebelum aku berhasil mendapatkannya maka tak ada yang bisa membawanya pergi,” lanjut Chun kembali meneguk wine nya

“Sepertinya dia sudah mabuk, lebih baik kita antar dia pulang saja,” ajak Ya Lun dan dijawab anggukan oleh Yi Ru serta Da Dong

Da Dong dan Yi Ru pun memapah Chun yang sudah mabuk berat sementara Ya Lun membayar minuman mereka kemudian berjalan lebih dulu menuju parkiran. Setibanya di parkiran entah mendapat kekuatan darimana tubuh Chun yang sudah lemas karena mabuk berhasil melepaskan diri dari Da Dong dan Yi Ru.

“Sudah kubilang kalau aku tidak mabuk,” ujar Chun kemudian berlari tanpa arah hingga menuju jalan raya.

Dari kejauhan sebuah mobil melaju kencang dan bersiap menabrak tubuh Chun yang memang sudah hilang kendali. Melihat mobil yang semakin dekat dengan Chun membuat ketiga pria itu hanya bisa berteriak tak tahu harus bagaimana.

“CHUN AWAS!” teriak mereka bersamaan

Brukk

“CHUN…” teriak ketiga pria itu langsung berlari menghampiri sahabatnya yang tergeletak begitu saja

“TIAN SHI…” tariak Xiao Xun yang langsung berlari juga menuju sahabatnya

Chun dan Tian Shi tergeletak di pinggir jalan setelah Tian Shi berhasil menyelamatkan Chun tapi mereka dalam keadaan tidak sadarkan diri walaupun memang selamat.

“Lebih baik kita bawa mereka ke rumah sakit,” ajak Yi Ru

“Yah, kau benar!” sahut Da Dong

“Jangan! Jangan bawa mereka ke rumah sakit. Antarkan pulang saja, aku mohon,” ujar Xiao Xun dengan mata berkaca-kaca

“Tapi…” Ya Lun belum melanjutkan ucapannya karena sudah disela oleh Xiao Xun

“Kumohon jangan!” air mata Xiao Xun pun menetes melihat sahabatnya tak sadarkan diri

“Baiklah, kita bawa mereka ke rumah Chun saja,” Ya Lun pun menyerah melihat seorang gadis meneteskan air matanya

Akhirnya mereka membawa Wu Chun dan Tian Shi ke rumah Chun yang langsung disambut oleh Nyonya dan Tuan Wu. Mata mereka langsung terbelalak begitu melihat anak mereka dan seorang gadis tak sadarkan diri dibawa masuk ke rumah. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Nyonya Wu segera menghubungi dokter keluarga Wu untuk datang.

“Bagaimana keadaan anakku Dokter Chou?” tanya Ny. Wu pada dokter yang baru saja keluar memeriksa keadaan Wu Chun dan Tian Shi

“Anak anda baik-baik saja, ia hanya pingsan karena pengaruh alcohol,” jawab Dokter Chou

“Lalu bagaimana keadaan gadis itu?” tanya Tuan Wu cemas diikuti anggukan Xiao Xun yang sama khawatirnya

“Gadis itu mengalami benturan di kepalanya tapi tidak akan terjadi sesuatu yang serius setelah ia bangun,” jawab Dokter Chou. “Kalau begitu saya permisi dulu,” ujar Dokter seraya menundukkan kepalanya lalu pergi diantarkan oleh Ny. Wu hingga ke depan pintu

Tak lama kemudian Ny. Wu sudah kembali dan menghampiri ketiga pria yang tadi mengantarkan Chun pulang. “Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Ny. Wu lembut

“Jadi tadi siang Wu Chun mengalami penolakan oleh seorang gadis membuatnya sedikit frustasi karena memang sebelumnya tak ada yang bisa menolak pesona Wu Chun. Itu menyebabkan ia mabuk berat dan saat kami memapahnya menuju mobil, ia berhasil melepaskan diri kemudian berlari ke tengah jalan hingga ada sebuah mobil yang melaju sangat kencang hampir menabraknya. Untunglah, gadis itu muncul di waktu yang tepat,” jelas Yi Ru panjang lebar tanpa melewatkan sedikitpun kronologi kejadiaannya

“Jadi maksudmu gadis itu yang menyelamatkan Chun?” Ny. Wu bertanya lagi dan dijawab anggukan mantap oleh ketiga pria itu

“Ehm nona bisa ikut aku sebentar?” tanya Tuan Wu pada Xiao Xun dan membuat Ny. Wu serta ketiga pria itu langsung mengalihkan perhatian mereka pada Tuan Wu

“Baiklah,” jawab Xiao Xun singkat

Tuan Wu pun mengajak Xiao Xun masuk ke ruang kerja pribadinya sementara Ny. Wu masuk ke kamar Wu Chun untuk melihat keadaan anaknya diikuti oleh Ya Lun, Da Dong dan Yi Ru

“Dasar anak nakal selalu saja membuatmu ibumu ini khawatir,” ujar Ny. Wu sambil mengelus puncak kepala Chun

“Bibi tenang saja, Chun besok pagi juga pasti sudah bangun,” ujar Da Dong

“Kalian pulanglah besok setelah Chun sadar bibi akan suruh dia menghubungi kalian,” pinta Ny. Wu dan dijawab anggukan oleh ketiga pria itu

“Baiklah, kami permisi dulu. Bibi istirahatlah,” ujar Ya Lun seraya menundukkan kepalanya kemudian keluar dari kamar Chun diikuti oleh Da Dong dan Yi Ru

Bersamaan dengan keluarnya ketiga pria itu dari kamar Chun, Xiao Xun juga baru saja keluar dari ruang kerja Tuan Wu.

“Kami mau pulang, kau mau ikut sekalian?” tanya Yi Ru menawarkan tumpangan

Tuan Wu pun keluar dari ruang kerjanya dan melihat ketiga sahabat putranya akan pulang.

“Kalian sudah mau pulang?” tanya Tuan Wu ramah

“Yes Prof,” jawab Yi Ru memamerkan senyum terbaiknya

“Kau ini, jangan panggil aku seperti itu. Oh ya, Xiao Xun berhati-hatilah dan sebaiknya kau pulang diantar salah satu dari mereka,” ujar Tuan Wu seraya tersenyum pada gadis itu

“Baik paman,” jawab Xiao Xun membalas senyuman Tuan Wu

“Kalau begitu kau ikut denganku saja!” ajak Yi Ru

“Aku titip Tian Shi disini paman,” ujar Xiao Xun seraya menundukkan kepalanya berpamitan

“Kami pulang dulu Paman Wu,” ujar Da Dong mewakili

Tuan Wu hanya menganggukkan kepalanya saja dan mengantar mereka ke pintu depan. Ketiga pria itu memasuki mobil masing-masing dan Xiao Xun pun ikut masuk ke mobil Yi Ru. Selama di perjalanan suasana dalam mobil Yi Ru sangatlah hening karena Xiao Xun sibuk dan sangat serius dengan ponselnya sedangkan Yi Ru fokus menyetir.

“Dimana alamatmu?” tanya Yi Ru memecah keheningan karena memang ia tak terbiasa dengan suasana yang hening membuatnya merasa canggung

“Maaf, kau bisa antakan aku ke Zhuo’s house,” jawab Xiao Xun

“Maksudmu panti asuhan?” tanya Yi Ru lagi dan hanya dijawab anggukan oleh Xiao Xun

Walaupun tidak menoleh ke arah Xiao Xun tapi ia bisa menangkap anggukan dari ekor matanya. Sesekali Yi Ru melihat Xiao Xun di sebelahnya yang masih saja sibuk dengan ponselnya dan ketika ia menoleh lagi ke sebelahnya cukup membuat Yi Ru terkejut dengan perubahan raut wajah Xiao Xun menjadi sedikit tegang.

“Kau kenapa?” tanya Yi Ru

“Tidak ada apa-apa, kau bisa turunkan aku di depan sana,” jawab Xiao Xun  menoleh ke arah Yi Ru

“Tapi kita kan belum sampai,” ujar Yi Ru masih berusaha mengantar Xiao Xun hingga sampai di panti asuhan

“Aku masih ada urusan penting jadi tolong turunkan aku di depan sana,” pinta Xiao Xun penuh penekanan

“Ya baiklah,” sahut Yi Ru

Xiao Xun pun turun dari mobil Yi Ru, “Xiexie,” ujarnya dengan senyum tipis. Mobil Yi Ru pun kembali melaju, meninggalkan Xiao Xun yang baru saja menerima telepon.

Wei,” jawabnya

“……”

“Aku mengerti, kalian tenang saja. Semua akan berjalan dengan baik seperti tujuan awal,”

“……”

“Hanya insiden kecil dan sekarang Tian Shi berada di rumah Professor Wu,”

“……”

“Terserah kalian saja, aku akan memberitahunya besok,”

Sambungan telpon pun selesai, Xiao Xun menghela nafas panjang. Ia masih menunggu di tempat yang sama dimana ia turun dari mobil Yi Ru. Tak lama kemudian sebuah Bugatti Veyron berhenti dan Xiao Xun masuk ke mobil itu.

“Kenapa dia masuk ke mobil itu ya?” gumam seorang pria dari dalam Audi R8 yang tak lain adalah Yi Ru, ia masih mengawasi gerak-gerik Xiao Xun sejak turun dari mobilnya. “Apa aku ikuti saja ya?”

Wu Chun POV

Seperti ada sesuatu yang menggelitik kelopak mataku dan dengan berat hati aku harus membukanya.

“Argghh, kepalaku pusing sepertinya semalam aku terlalu banyak minum,” pikirku dan langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku ini

Selesai mandi, segera aku keluar kamar untuk sarapan dan seperti biasanya ayah dan ibu sudah duduk terlebih dahulu serta menyambutku dengan senyuman lembut mereka.

“Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa ada yang sakit?” ibu memborongku dengan banyak pertanyaan

“Aku baik-baik saja hanya sedikit pusing saat bangun tidur tadi,” jawabku

“Baguslah kalau begitu,” ujar ibu tersenyum sumringah

“Oh ya, apa gadis itu masih belum sadarkan diri?” tanya ayah pada ibuku dan hanya dibalas gelengan singkat

‘Gadis? Siapa?’ pikirku

“Siapa yang kalian bicarakan?” tanyaku pada akhirnya daripada bingung sendiri

“Dia yang menolongmu semalam, entahlah apa yang terjadi jika tidak ada dia. Mungkin aku sudah kehilanganmu,” jawab ibu terlihat raut kesedihan terpancar di wajahnya

“Lalu dimana dia sekarang?” tanyaku lagi

“Dia ada di kamar tamu, kau sarapan dulu saja setelah itu baru lihat keadaannya,” sahut ibu seraya mengambilkan roti panggang untukku

TING TONG

‘Siapa pagi-pagi begini datang?’ pikirku

Sungguh mengejutkan melihat seorang gadis sudah berada di ruang makan ini dan aku memang tahu siapa dia.

“Oh Xiao Xun xiaojie, bergabunglah sarapan dengan kami,” ajak ayah pada gadis bernama Xiao Xun ini

“Ehm, apa dia sudah sadar?” tanyanya pelan terlihat sangat sopan

Haimei,” jawab ibu

“Bisa aku melihatnya?” tanyanya lagi dan sepertinya aku mulai mengerti sesuatu

“Sarapanlah dulu bersama kami dan nanti kau bisa melihatnya bersama Wu Chun,” bujuk ayah lembut berbeda sekali dari biasaya

Sepertinya ibu sependapat denganku, ia terus memperhatikan ayah dengan tatapan tidak percaya karena bisa memperlakukan orang selembut itu bahkan padaku dan ibu saja ia bersikap cukup dingin apalagi kalau sudah berkutik dengan pekerjaannya. Mungkin merasa diperhatikan membuat ayah menampakkan ekspresi dingin dan datar seperti biasanya.

Begitu selesai sarapan aku pun langsung menuju kamar tamu dan diikuti oleh gadis bernama Xiao Xun ini. Raut wajahnya terlihat cemas dan saat aku masuk ke kamar mataku refleks membulat. Ternyata benar seperti dugaanku alasan yang membuat gadis ini datang ke rumahku pagi-pagi sekali adalah sahabatnya yang berarti semalam menyelamatkan nyawaku.

“Zhuo Tian Shi bangunlah!” lirihnya

“Apa dia yang menyelamatkanku?” tanyaku ragu walaupun sebenarnya aku sendiri sudah mengetahui jawabannya

“Kau pikir siapa lagi?” jawabnya ketus

Sudahlah, lebih baik aku keluar saja dan membiarkan mereka berdua di kamar. Ingatanku kembali pada Ya Lun dan Yi Ru yang sangat antusias membaca buku itu. Yah, kuberanikan diri melangkah menuju ruang kerja ayahku untuk meminjam buku itu.

“Ayah!” panggilku dan hanya dijawab dengan berdehem olehnya. “Boleh aku masuk?” tanyaku ragu

“Masuklah!” jawabnya singkat dengan pandangan yang masih terfokus pada layar flat di hadapannya

“Aku ingin pinjam buku,” ujarku tanpa basa-basi sama sekali, ia pun mendongakkan kepalanya menatapku

“Buku apa? Apakah menurutmu buku milik ayah ada yang menarik perhatian?” tanyanya penasaran

“Hmm, aku ingin pinjam buku detective. Waktu itu aku tidak sengaja melihatnya dan kurasa ceritanya menarik,” jawabku

“Oh buku itu, yah ceritanya memang sangat menarik dan aku yakin kau akan sangat mengagumi tokoh cerita itu,” sahutnya sambil tersenyum lebar beda dari senyuman tipis biasanya. “Tunggu sebentar!” ia pun beranjak dan mengambilkan buku yang aku minta

Menunggunya mengambilkan buku, aku pun memperhatikan seisi ruangan ini benar-benar aneh. Hanya ada sebuah laptop di meja lalu kenapa ayah suka sekali mengurung diri seharian di ruangan ini? Padahal seharusnya jika mengingat ayah adalah seorang professor seharusnya ada alat-alat untuk praktek penelitian disini.

“Ini bukunya!” ia pun menyerahkan buku yang aku minta. Oh ya, apa gadis itu sudah sadar?” tanyanya cemas

“Belum,” jawabku singkat. “Aku keluar dulu.”

Sepertinya aku memang harus mengecek keadaannya lagi. Begitu berada tepat di depan kamar, kubuka perlahan knop pintu dan hanya mengintip keadaannya. Ternyata dia sudah sadar, aku bisa mendengar percakapan antara kedua gadis itu tapi kenapa yang dibahas oleh mereka aneh sekali ya?

“Jadi benar perbuatan mereka?” tanya Tian Shi pada sahabatnya Xiao Xun tapi sayang sekali aku tidak bisa melihat wajahnya, cukup mendengarkan

“Yah begitulah. Kemarin aku sudah bicara dengan professor dan dia bilang sebentar lagi selesai,” jawab Xiao Xun

‘Professor? Sebenarnya apa maksud pembicaraan mereka?’ pikirku

“Baguslah kalau memang sebentar lagi selesai jadi kita pun juga bisa segera tenang.”

“Sebenarnya kemarin aku ada memberitahu mereka tentang kejadian ini dan mereka bilang kalau kita harus lebih hati-hati lagi. Sepertinya orang-orang itu sudah mengetahui kebiasaan anak itu dan mungkin setelah ini kita harus lebih bekerja keras.”

“Aku sudah menduganya cepat atau lambat memang kita harus bertindak lebih.”

“Kau benar sekali jadi aku harap mulai sekarang kembalilah ke awal jangan bersikap seperti ini lagi karena kalau kau terluka atau terlalu lelah menghadapi anak-anak manja itu akan membuat kita menjadi lebih repot. Buat mereka tidak berani menindasmu lagi!”

“Itu sudah kupikirkan dari kemarin dan kurasa memang lebih baik kembali.”

“Akhirnya aku bisa mengenalmu lagi. Oh ya, mereka bilang akan segera mengirim seseorang untuk membantu tugas kita lebih tepatnya sih melindungi kita agar kejadian itu tak terjadi lagi ataupun menimpa kita.”

‘Kenapa pembicaraan mereka sama sekali tak bisa kumengerti sih? Kembali ke awal? Apa maksud semua ini? Benar-benar membingungkan.’

Sebelum mereka mengetahui kalau aku menguping lebih baik sekarang aku pergi saja dari sini. Kedua gadis itu benar-benar memusingkan dan tak bisa dimengerti. Sepertinya aku harus mencoba buku ini.

Author POV

Sejak kejadian malam dimana Tian Shi menyelamatkan Wu Chun membuat Fahrenheit lebih memperhatikan kedua gadis yang bersahabat itu apalagi setelah mendengar cerita dari Wu Chun dan Yi Ru tentang kemisteriusan dari sikap kedua gadis itu. Terkadang mereka diam-diam mengikuti Tian Shi dan Xiao Xun ke toko roti tempat Tian Shi bekerja dan sama halnya dengan SpeXial yang juga semakin penasaran dengan jati diri siapa sebenarnya gadis bernama Zhuo Tian Shi dan Xiao Xun itu.

Sudah beberapa hari Tian Shi tak pernah dikerjai lagi oleh mahasiswa-mahasiswi NTU karena mereka sudah mendapat ancaman dari Tian Shi. Sekarang tak ada lagi yang berani mendekati Tian Shi apalagi seisi kampus sudah mengetahui cerita itu walaupun masih ada yang tidak percaya.

Flashback

Ketika makan siang di kantin, Tian Shi dan Xiao Xun dikagetkan oleh suara gebrakan di mejanya. Mereka menoleh pada orang yang mencari masalah pada mereka dan benar seperti dugaan kalau yang melakukannya ada Zhang Shao Han, leader dari geng gadis-gadis menyebalkan yang tak pernah ada bosannya mengerjai Tian Shi.

“Kau ingat janjimu kan?” bisik Xiao Xun yang dibalas senyuman tipis oleh Tian Shi

“HEI KALIAN WANITA PENGGODA!”  teriak gadis bernama Fu Zhen yang membuat seisi kantin melihat ke arah mereka

“Ada apa?” sahut Tian Shi datar yang masih sibuk dengan makan siangnya tanpa menoleh pada 4 gadis itu

“Ternyata kau benar-benar tidak tahu malu ya?” ujar Cheng Lin dengan nada meremehkan

“Dasar PENGKHIANAT,” tambah Yi Chen yang berhasil membuat telinga Tian Shi dan Xiao Xun panas

“Pengkhianat?” kedua gadis itu mengulang ucapan Yi Chen dengan nada selemah mungkin membuat suasana tiba-tiba jadi mencekam

“Yah, kalian memang PENGKHIANAT!” bentak Fu Zhen

“Apa maksudmu?” tanya Tian Shi yang kali ini mendongakkan kepalanya menatap bergantian keempat gadis itu dengan tajam

Melihat tatapan mata Tian Shi membuat keempat gadis itu cukup merasa ngeri dan perlahan memundurkan tubuhnya selangkah. Berbeda dengan Xiao Xun yang tersenyum sumringah melihat tatapan Tian Shi. ‘Akhirnya kau kembali,’ batin Xiao Xun

Ternyata di kantin itu juga ada geng Fahrenheit yang ikut menonton apa yang terjadi bahkan mereka juga terkejut saat melihat tatapan Tian Shi. Yah, karena posisi duduk mereka tak jauh dari tempat Tian Shi, serta berada menghadap Tian Shi sehingga membuat mereka bisa melihat dengan jelas bagaimana perubahan ekspresi gadis itu.

“Tentu saja, kau mengajak SpeXial kesini sedangkan kau tahu kalau mereka adalah rival dari Fahrenheit jadi apalagi kalau bukan disebut pengkhianat?” sahut Shao Han gugup dengan memelankan nada suaranya saat menyebut kata pengkhianat

“Aku bukan pengkhianat! Dalam kamusku tak pernah mengenal kata pengkhianat,” ujar Tian Shi dingin dan penuh penekanan pada setiap kata yang diucapkan

“Mengakulah kalau kau memang pengkhianat!” tantang Fu Zhen

“Kalian mengatakan kalau aku pengkhianat? Apa kalian mengenal siapa aku sebenarnya, hm? Berani sekali kalian menjudge-ku sebagai pengkhianat,” balas Tian Shi memajukan langkahnya mendekati keempat wanita itu yang terus mundur

“Jadi kau sudah berani melawan sekarang, hah?” tanya Fu Zhen yang memang paling berani diantara keempat gadis itu

“Kalian pikir selama ini aku takut pada gadis-gadis manja seperti kalian? Tak ada yang bisa dibanggakan dari kalian yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang orang tua kalian tanpa pernah menggunakan otak untuk berpikir sama sekali,”sahut Tian Shi semakin maju dan terus menatap tajam pada empat gadis itu

“Kau bilang kami bodoh, hah?” Cheng Lin tidak terima dengan ucapan Tian Shi pun mulai berani buka suara

“Aku tidak ada mengatakan kalian BODOH hanya saja kalian memang tak pernah menggunakan OTAK dengan baik,” jawab Tian Shi semakin memanaskan suasana

“Beraninya kau!” bentak Yi Chen mengangkat tangannya berniat untuk menampar Tian Shi tapi tangannya sudah lebih dulu dicengkram oleh Tian Shi

“Jangan harap kalian bisa menyentuh tubuhku sehelai rambut pun aku tidak akan membiarkannya! Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku jadi kuharap kalian mengerti sebelum semua terlambat!” ancam Tian Shi dengan nada datar terkesan dingin dan tatapan matanya terlihat ingin memakan mangsanya hidup-hidup. “Ingat satu hal, aku bukan PENGKHIANAT!” lanjutnya seraya pergi meninggalkan kantin dan melepas cengkraman tangannya

“Jangan pernah coba-coba membangunkan singa yang sedang tidur gadis-gadis manja atau kalian akan tahu akibatnya!” ancam Xiao Xun dan ikut pergi meninggalkan kantin

Sementara suasana kantin masih hening dan terasa mencekam setelah kejadian barusan membuat mereka bergidik ngeri apalagi orang-orang yang pernah mengerjai Tian Shi. Keempat pria yang sedari tadi memperhatikan kejadian itupun tak jauh terkejutnya.

“Benarkah dia gadis itu?” gumam Da Dong

“Tatapan matanya tadi sangat mengerikan,” lanjut Yi Ru

“Sebaiknya kau jangan main-main dengan gadis itu Chun!” ujar Ya Lun mengingatkan

“Aku semakin tertarik dengannya,” sahut Chun mangacuhkan peringatan Ya Lun

Flashback end

Diberitahukan kepada seluruh mahasiwa-mahasiswi untuk segera berkumpul di auditorium sekarang.

Yah, saat ini memang sedang waktunya istirahat jadi tak akan mengganggu pelajaran. Tian Shi dan Xiao Xun yang tadinya berada di taman belakang kampus pun langsung menuju auditorium begitupula dengan Fahrenheit yang tadinya sedang berada di ruang musik. Mereka duduk di tempat yang telah disiapkan sebelumnya oleh panitia penyelenggara yang ternyata acara dadakan ini diselenggarakan oleh anak-anak Teater untuk merayakan ulang tahun kampus tercinta mereka.

Drrttt… Drrttt…

Ponsel Tian Shi dan Xiao Xun bergetar secara bersamaan dan membuat mereka yang memang sudah menempati tempat duduk yang ada saling menoleh satu sama lain. Tanpa menunggu lebih lama lagi, mereka pun membuka isi pesan tersebut.

Terimalah kejutan dari kami untuk memudahkan tugas kalian

Begitulah isi pesan singkatnya dan lagi-lagi membuat kedua gadis itu saling bertatapan satu sama lain seakan bicara ‘Apa maksud mereka?’ melalui tatapan itu. Tak lama beberapa pria duduk masing-masing tepat di sebelah kedua gadis itu. Begitu melihat ke samping membuat mereka membulatkan mata seketika. Yah, pria-pria itu tak lain adalah Fahrenheit dimana Chun duduk di samping Tian Shi serta di sebelahnya ada Ya Lun sedangkan Yi Ru duduk di samping Xiao Xun bersama Da Dong di sebelahnya.

Keberadaan Fahrenheit dalam auditorium tersebut sukses menyita perhatian dan membuat gadis-gadis tersenyum malu-malu tak jarang ada diantara mereka yang pipinya mendadak merona. Fahrenheit memang tidak pernah muncul ataupun membaur setiap ada pengumuman untuk disuruh kumpul karena biasanya mereka sudah mengetahui alasannya terlebih dahulu tapi berbeda dengan hari ini yang mengadakan acara dadakan.

“Boleh kami bergabung dengan kalian?” tanya Yi Ru

“Tanpa meminta izin pun kalian sudah duduk disini lagian tak ada urusannya dengan kami jika kalian mau duduk dimanapun itu, tak ada yang melarang,” jawab Xiao Xun tanpa menoleh pada Yi Ru

Drrttt… Drrttt…

Ponsel Tian Shi dan Xiao Xun lagi-lagi bergetar membuat mereka saling melihat satu sama lain kemudian membuka pesan itu bersamaan.

Semoga kalian senang dengan kejutannya, mungkin akan sedikit mengejutkan tapi itulah kejutan. Bersabarlah sebentar lagi!

Setelah membaca isi pesan tersebut lagi-lagi kedua gadis itu saling menatap satu sama lain sambil mengangkat salah satu alis mereka dan tak lama segaris senyum tipis menghiasi wajah mereka lalu mereka pun mengangguk mengerti seraya kembali menghadap ke depan. Fahrenheit yang melihat sikap kedua gadis itu pun saling melihat satu sama lain seakan bertanya ‘Ada apa dengan mereka?’ tapi keempatnya langsung menggeleng bersamaan.

“Selamat siang semuanya, maaf sudah membuat kalian menunggu lama tapi tenang saja. Waktu kalian itu tidak akan terbuang sia-sia karena dijamin kalian akan sangat senang setelah mengetahui sebenarnya kenapa acara ini begitu mendadak,” ujar MC bernama Ming Dao yang merupakan mahasiswa jurusan Teater. “Baiklah daripada kalian harus menunggu lebih lama lagi maka acara akan segera dimulai, bersiaplah dengan kejutan dari kami. Sekarang saya serahkan pada Qiao En yang akan memimpin jalannya acara ini,” lanjutnya dan disambut tepuk tangan dari para mahasiswa-mahasiswi lainnya

Xiexie Ming Dao. Oke, saya yang akan memimpin acara kali ini. Ehm, sebelumnya saya ingin bertanya apakah kalian semua sudah pernah membaca buku berjudul STRONG GIRLS DETECTIVE yang saat ini menjadi best sellers di Taiwan?” tanya Qiao En antusias

Berbagai macam jawaban dilontarkan oleh mahasiswa-mahasiswi tersebut, ada yang menjawab SUDAH dan ada juga yang menjawab BELUM.

“Nah, sebentar lagi kampus kita tercinta ini akan merayakan ulang tahun dan untuk perayaan tahun ini kami dari jurusan TEATER dipercaya sebagai panitia penyelanggara. Lalu apa hubungannya dengan STRONG GIRLS DETECTIVE? Tentu saja ada hubungannya karena disini kami sudah mengundang langsung penulis buku itu yang akan membantu kami nantinya. Baiklah kita undang saja langsung penulis berbakat kita XIAO YU,” ujar Qiao En dan pria yang dipanggil namanya itupun langsung muncul disambut oleh tepuk tangan serta teriakan histeris dari para gadis-gadis.

Hampir semua gadis-gadis itu langsung berbisik-bisik memuji pria bernama Xiao Yu itu karena wajahnya yang imut dan juga tampan apalagi kalau dilihat dari wajahnya pria itu masih berumur sekitar 19 tahun.

Dajia hao! Wo jiao Xiao Yu,” sapanya pada semua orang yang ada dalam auditorium tersebut dengan senyuman manisnya yang mungkin bisa membuat gadis-gadis itu mimisan

“Baiklah, Xiao Yu sudah memperkenalkan diri jadi saya akan segera ke inti acara saja dimana kalian bisa bertanya langsung pada Xiao Yu tentang apapun itu tapi kalau masalah pribadi itu terserah padanya ingin menjawab atau tidak. Oke, kita mulai saja untuk yang ingin bertanya silahkan!” ujar Qiao En

Banyak sekali yang antusias ingin bertanya pada Xiao Yu baik itu pria ataupun wanita karena mereka yang sudah membaca karya Xiao Yu sangat mengagumi penulis muda berbakat itu. Terkadang pertanyaan aneh juga meluncur dari beberapa mahasiswi. Tentu saja itu tentang kehidupan pribadinya.

“Xiao Yu xiansheng, apakah kau memiliki nu pengyou?”

“Aiyo, tak perlu terlalu sopan seperti itu cukup panggil aku Xiao Yu saja. Ehm, belum sampai tahap itu tapi saat ini aku mempunyai dua sosok gadis yang sangat mengagumkan,” jawabnya sambil mengulas senyum

“Wah, beruntung sekali ya mereka,” puji Qiao En dengan mata berbinar-binar

“Ehm, sepertinya begitu,” balas Xiao Yu kembali mengulas senyum yang berbeda dari sebelumnya

“Siapa mereka?” kali ini Xiao Xun mengajukan pertanyaan dengan senyum tipis seperti biasanya

“Apa aku harus menjawabnya?” tanya Xiao Yu balik. Mendengar pertanyaan Xiao Yu membuat hampir seluruh peserta menjawab ‘IYA’ dengan teriakan mereka yang sangat antusias. “Baiklah kalau kalian memaksa, kedua gadis itu adalah…,” Xiao Yu dengan sengaja menggantungkan jawabnya untuk membuat semua yang ada dalam ruangan itu penasaran. “Mereka… Kedua gadis itu adalah tokoh cerita dalam bukuku, mereka mengagumkan bukan?” lanjutnya dan balik bertanya yang hanya dijawab anggukan lemas dari semua yang hadir karena jawaban yang dilontarkan Xiao Yu tidak sesuai harapan mereka.

“Lalu apakah kedua gadis dalam tokoh cerita itu nyata atau hanya fiktif belaka?” seulas senyum tipis pun terlontar dari bibir Tian Shi setelah bertanya pada Xiao Yu yang membuat pria imut itu tersenyum lebar

“Menurut kalian sendiri apakah karyaku itu terasa nyata atau hanya fiktif belaka? Apapun yang ada dipikiran kalian mungkin itulah jawabannya,” jawab Xiao Yu

“Oke, saya rasa cukup sekian untuk hari ini dan terima kasih karena kalian sudah mau berpartisipasi terutama pada Xiao Yu yang bersedia membantu untuk acara ulang tahun kampus ini. Maaf jika ada yang menyinggung perasaan kalian dan sekali lagi kami dari jurusan Teater mengucapkan terima kasih. Sampai jumpa lagi!,” ujar Qiao En menutup acara

Begitu acara selesai, semua orang langsung pergi meninggalkan auditorium tapi tidak dengan Tian Shi dan Xiao Xun serta keempat pria yang selama acara duduk bersama mereka. Tak lama terlihatlah seseorang berjalan mendekati mereka dengan senyum lebarnya. Kedua gadis itu saling berpandangan satu sama lain seraya berhambur ke pelukan orang itu.

“Woahh, sepertinya kalian sangat merindukanku ya?” sindir orang itu yang tak lain adalah Xiao Yu seraya membalas pelukan Tian Shi dan Xiao Xun

Setelah cukup puas melepas rindu, mereka pun melepaskan pelukan dan kemudian ketiganya tersenyum tipis membuat keempat pria yang masih memperhatikan mereka hanya bisa mengerutkan dahi masing-masing. Merasa diacuhkan, Fahrenheit pun berdehem cukup keras dengan kompaknya.

“Kalian masih disini?” tanya Xiao Xun pura-pura

“Kami permisi dulu,” jawab Da Dong sambil mengerucutkan bibirnya kesal mendapat pertanyaan seperti itu dari Xiao Xun

“Silahkan!” sahut Tian Shi singkat dan datar

Begitu Fahrenheit pergi, mereka bertiga langsung terkekeh pelan melihat ekspresi dari empat pria yang sedari tadi memperhatikan mereka. Namun tak lama kemudian raut wajah mereka berubah serius.

“Jadi kau kejutannya?” tanya Tian Shi to the point

“Seperti yang kalian lihat bukan? Sekarang aku akan berada disini sampai waktu yang telah ditentukan atau mungkin akan lebih lama lagi hingga misi ini selesai,” jawab Xiao Yu sambil menengok ke kanan dan kiri mereka. “Disini tidak aman, lebih baik kita cari tempat yang santai saja,” lanjutnya dan dijawab anggukan oleh kedua gadis itu

“Hebat sekali kau sekarang bisa menjadi penulis terkenal,” puji Xiao Xun dengan suara yang sengaja sedikit dikeraskan

“Yah, begitulah dan untuk merayakan reuni kita lagi maka aku akan mentraktir apapun yang kalian mau. Bagaimana?” tanya Xiao Yu sama seperti Xiao Xun

“Ice cream,” jawab kedua gadis itu bersamaan

“Baiklah, ayo pergi!” ajak Xiao Yu seraya menggandeng kedua tangan gadis itu karena memang posisinya saat ini sedang berada di tengah-tengah

Begitu tiba di café ice cream, mereka langsung memesan rasa kesukaan masing-masing kemudian mencari tempat duduk yang dirasa nyaman. Yah, akhirnya mereka duduk di pojok café tersebut dekat dengan jendela. Ketiga orang itu terlihat asyik bersenda gurau terkadang mereka tertawa layaknya sahabat yang sudah sangat lama tidak bertemu.

“Mau bermain?” tanya Xiao Yu dengan senyum tipis yang pastinya dalam café itu hanya bisa dilihat dan dimengerti oleh kedua gadis yang sedang duduk bersamanya saat ini

“Tentu!” jawab Tian Shi membalas senyuman tipis itu

“Seperti biasanya,” sahut Xiao Xun yang juga melontarkan senyum tipisnya

Pelayan mengantarkan es krim yang sudah mereka pesan dengan senyum ramahnya apalagi setelah melihat wajah Xiao Yu yang menurutnya imut dan juga tampan. Begitu pelayan itu pergi Xiao Yu pun mengeluarkan secarik kertas, dimulai dengan sebuah gambar yang sebenarnya adalah kode-kode rahasia untuk memulai pembicaraan serius mereka. Sekitar 10 menit ketiga orang itu bermain dengan secarik kertas sambil sesekali memakan es krim yang ada di hadapan mereka.

“Ah, membosankan juga ya,” ujar Xiao Yu seraya menghabiskan es krim miliknya

“Aku ke toilet dulu,” ujar Tian Shi membawa secarik kertas yang sedari tadi mereka mainkan

Begitu sampai di toilet, Tian Shi langsung mengeluarkan sebuah korek gas dari saku jeansnya. Ia membakar kertas yang tadi digunakan untuk pembicaraan serius itu agar tidak meninggalkan jejak. Setelah dipastikan sudah benar-benar habis terbakar, abu dari kertas itu langsung disiram dengan air agar benar-benar bisa dipastikan bersih dan tidak mencurigakan.

“Sudah selesai?” tanya Xiao Xun begitu Tian Shi kembali duduk di tempatnya

“Sudah,” jawab Tian Shi singkat seraya menghabiskan es krim miliknya

“Kalian kenal SpeXial bukan?” tanya Xiao Yu kali ini sangat pelan seperti berbisik dan dijawab anggukan oleh kedua gadis itu. “Mereka sedang menyelidiki kalian berdua jadi berhati-hatilah!” lanjutnya memperingatkan yang kembali dijawab anggukan oleh kedua gadis itu

“Sekarang aku harus ke toko roti,” ujar Tian Shi setelah menghabiskan es krim miliknya

“Oh ayolah… Kita baru bertemu dan kau mau pergi? Tidak bisakah meminta cuti sehari saja? Temani aku seharian ini,” rayu Xiao Yu manja seperti anak kecil

“Aiyoo, sejak kapan Xiao Yu berubah menjadi anak kecil seperti ini?” sindir Xiao Xun sambil tertawa kecil melihat tingkah pria yang ada dihadapannya saat ini

“Hmm, entahlah tapi sepertinya sejak kalian pergi membuatku kesepian jadi hari ini saja temani aku ya!” rengek Xiao Yu dengan memelas

Tian Shi dan Xiao Xun hanya bisa menghela nafas, “Baiklah!” jawab kedua gadis itu yang akhinya menyetujui permintaan Xiao Yu

Tanpa banyak bicara lagi, mereka langsung pergi ke tempat yang memang sering dikunjungi oleh Tian Shi dan Xiao Xun selama berada di Taipei. Tempat yang menurut mereka sangat indah yaitu Yamingshan National Park dimana dikelilingi tebing berbatu, padang rumput pegunungan, dan juga danau yang tenang. Perlu menempuh waktu 30 menit perjalanan untuk sampai ke taman itu. Mereka biasa pergi ke taman itu setiap musim semi dan musim gugur karena saat itu bunga sakura sedang berwarna.

“Hei, kenapa kalian membawaku kesini?” tanya Xiao Yu begitu mereka tiba di Yamingshan National Park

“Bukankah kau ingin jalan-jalan jadi tidak perlu banyak protes cukup ikut saja dengan kami,” sahut Xiao Xun membuat Xiao Yu hanya bisa mengerucutkan bibirnya saja

“Tapi aku kan pria kenapa harus ke taman bunga?” protes Xiao Yu lagi yang membuahkan pelototan dari Tian Shi karena kebanyakan protes

“Sekarang sudah sore jadi kita hanya bisa ke tempat ini saja, besok kau bisa jalan-jalan lagi dengan Xiao Xun,” ujar Tian Shi

“Aku tidak mau kalau hanya berdua dengannya saja, kau harus ikut!” bantah Xiao Xun yang juga disetujui oleh Xiao Yu

“Lihat besok saja!” jawab Tian Shi singkat membuat kedua temannya itu kesal

“Selama disini kau akan tinggal dimana?” tanya Xiao Xun pada Xiao Yu

“Di rumah Professor Wu,” jawab Xiao Yu memelankan nada suaranya

“APA?” pekik kedua gadis itu tak percaya dengan jawaban Xiao Yu, mata mereka membulat sempurna

“Mereka bilang harus ada yang menjaga di dalam jadi aku mendapat tugas itu hingga misi ini benar-benar selesai,” sahut Xiao Yu seakan mengerti kalau kedua gadis ini memang butuh penjelasan

“Lalu bagaimana dengan keluarganya? Mereka tidak akan percaya dengan mudah apalagi menerima kedatanganmu yang mendadak seperti ini,” Tian Shi melanjutkan pertanyaannya

“Semua sudah diatur sebaik mungkin hanya perlu menjalani layaknya orang biasa pada umumnya saja. Yah, seperti kalian berdua yang berakting cukup baik selama 4 tahun ini,” ujar Xiao Yu masih dengan nada suara yang sangat pelan sehingga hanya bisa didengar oleh kedua gadis itu saja. “Oh ya, setelah hari ini kalian akan lebih sering datang ke rumah Professor Wu jadi mulailah untuk lebih dekat dengan anaknya serta sahabat-sahabatny itu tapi ingat jangan sampai membuat mereka curiga,” lanjutnya yang langsung dijawab anggukan pelan oleh kedua gadis itu

“Bagaimana dengan SpeXial?” kali ini Xiao Xun bertanya serius

“Berhenti bekerja di toko roti itu maka kalian akan lebih mudah menghindar dari mereka. Untuk saat ini sepertinya keempat pemuda itu belum mendapatkan informasi yang berarti jadi lebih baik kalian berdua segera menjauh dari mereka,” saran Xiao Yu

 >>> To be continue...

No comments:

Powered by Blogger.