Title:: Autumn Perfection
Author:: TaraChun
Cast:: Wu
Chun as Wu Chun
You
(fangirl) as Zhuo Tian Shi
Luo
Hong Zheng (SpeXial) as Luo Hong Zheng
Other Cast:: all member Fahrenheit, SpeXial, dll
Genre:: Friendship, Thriller, Romance *dikit*
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Author
POV
Seperti biasanya sudah
lebih dari seminggu ini Tian Shi selalu dikerjai oleh anak-anak sekampus,
banyak hal yang mereka lakukan. Namun, tanggapan Tian Shi selalu sama, datar
tanpa ekspresi bahkan sahabatnya sendiri sudah sangat geram melihat kelakuan
teman-teman sekampusnya itu apalagi pada 4 gadis menyebalkan.
Begitu sampai di
kampus, Tian Shi dan Xiao Xun langsung menuju kelas mereka sambil asyik
mengobrol. Cukup aneh hari ini karena tak ada seorangpun yang mengerjai Tian
Shi. Tentu saja, mereka tak menjumpai seorang pun sepanjang melewati koridor
kampus menuju kelas mereka.
Brukk…
“Akhh,” Tian Shi
terjatuh dan meringis kesakitan, ada seseorang yang tanpa sengaja menabraknya.
Xiao Xun pun langsung membantu Tian Shi untuk berdiri tanpa memperhatikan
terlebih dulu siapa orang yang menabrak Tian Shi.
“Duibuqi, aku tidak
sengaja,” sebuah suara berat pria terdengar di telinga mereka berdua dan sontak
kedua gadis itu mendongakkan kepala mereka melihat siapa pemilik suara itu.
Benar saja, Tian Shi
dan Xiao Xun seketika membelalakkan mata mereka mendapati pria pemilik suara
merdu yang populer di NTU. Siapa lagi kalau bukan Yan Ya Lun, mahasiswa imut
jurusan seni musik yang tergabung dalam geng Fahrenheit.
“Meiguanxi la, tadi
salahku juga karena terlalu asyik mengobrol,” sahut Tian Shi dengan seulas
senyum terpancar di wajahnya.
“Hmm, buku itu…” Xiao
Xun menggantungkan ucapannya melihat buku yang dipegang oleh Ya Lun, ia pun
menyenggol lengan Tian Shi.
“Oh ini? Aku hanya
sekedar membelinya kemarin dan ternyata ceritanya sangat menarik. Kalian sudah
membacanya juga?” tanya Ya Lun sedikit antusias setelah melihat ekspresi Tian
Shi dan Xiao Xun brgitu melihat buku yang ia pegang
“Ehm, sudah dan memang
menarik,” jawab Xiao Xun sambil tersenyum tipis
“Benar kan? Hehehe…
Berarti aku tidak membaca buku yang salah dan salah satu penyebab aku tidak
sengaja menabrakmu adalah karena sedang membaca buku ini,” balas Ya Lun dengan
mata berbinar-binar membuat wajahnya semakin imut.
Yan Ya Lun sebenarnya
pria yang dikenal dingin apalagi pada orang-orang yang baru dikenalnya. Namun,
pria ini akan sangat baik pada orang yang walaupun baru ia kenal tapi mempunyai
minat atau ketertarikan yang sama terhadap apa yang juga ia sukai.
“Kalau begitu, kami
permisi dulu,” ujar Tian Shi menundukkan kepalanya sebentar sebagai tanda sopan
santun saat berpamitan begitupula dengan Xiao Xun
Mereka pun meninggalkan
Ya Lun yang masih mematung karena mendapat perlakuan yang tidak biasanya dari
gadis-gadis yang selama ini akan sangat histeris ataupun tersipu malu tiap kali
melihatnya. Setelah bangun dari alam bawah sadarnya, ia pun buru-buru menengok
ke belakang namun kedua gadis itu sudah menghilang. Ia melanjutkan langkahnya
menuju kelas dimana ketiga sehabatnya sudah menunggu kedatangannya.
“Yan Ya Lun, kenapa kau
lama sekali?” tanya Da Dong begitu melihat Ya Lun muncul dari balik pintu
Tanpa menjawab
pertanyaan Da Dong yang menurutnya tidak penting itu Ya Lun langsung melempar
tasnya ke atas meja dan duduk di tempatnya.
“Ada apa lagi dengan
anak itu?” tanya Yi Ru pada kedua sahabatnya
“Entahlah!” jawab Chun
singkat seraya berjalan menghampiri Ya Lun dan diikuti oleh Da Dong serta Yi Ru
“Kau kenapa?” tanyanya
“Tadi aku bertemu
dengan gadis itu beserta sahabatnya tapi mereka tidak bersikap seperti
mahasiswi-mahasiswi lainnya ketika melihatku. Apa karena aku tidak sengaja
menabraknya tadi ya? Tapi aku kan sudah minta maaf,” ujar Ya Lun terlihat
frustasi yang tergambar jelas di wajah imutnya
“Maksudmu siapa?” tanya
Yi Ru tak mengerti
“Gadis yang dicium Chun
sekitar seminggu yang lalu,” jawab Ya Lun membuat ketiga sahabatnya membulatkan
mata mereka. Baru kali ini mereka melihat Ya Lun menjadi frustasi hanya karena
tidak mendapat teriakan histeris dari gadis-gadis.
“Ehm, kenapa kau bisa
menabraknya?” kali ini Chun yang bertanya dan terlihat sedikit penasaran
“Tadi aku sedang baca
buku ini jadi tidak melihat jalan dan mereka pun sedang asyik mengobrol jadi
tanpa disengaja kami tabrakan dan gadis itu terjatuh,” ujar Ya Lun menceritakan
kronologi ceritanya tapi seketika itu juga matanya langsung berbinar-binar
“Aish, apa lagi ini?
Apa jangan-jangan kau menciumnya secara dadakan seperti Chun juga ya? Apa
rasanya benar manis dan lembut?” tanya Yi Ru antusias
Pletak
“Akhh, sakit Chun!”
ringis Yi Ru sambil memegangi kepalanya yang dijitak Chun
“Makanya otakmu itu
dicuci dulu Chen Yi Ru!” ujar Da Dong penuh penekanan, kesal pada sahabatnya
yang playboy dan sering berpikiran mesum itu
“Kalian tahu?” tanya Ya
Lun yang dijawab gelengan oleh ketiga sahabatnya itu. “Kemarin kan aku baru
saja membeli buku ini dan ternyata mereka juga sudah pernah membaca buku ini.
Mereka bilang kalau bukunya menarik, sama seperti pendapatku,” cerita Ya Lun
dengan mata berbinar-binar
“Apa menariknya buku
ini? Bukankah sama saja seperti buku yang sering kau baca?” tanya Da Dong
terlihat acuh
“Kalian ini menyebalkan
sekali! Buku ini sungguh luar biasa kerennya. Aku sudah selesai membacanya
dalam waktu 2 jam semalam dan tadi aku baru membacanya ulang. Kalau kalian
tidak percaya coba saja!” Ya Lun memberikan buku yang ia baca pada ketiga
sahabatnya itu.
“STRONG GIRLS
DETECTIVE?” ketiga pria itu membaca judul buku dengan keras kemudian saling
menatap satu sama lain
“Sepertinya aku pernah
melihat buku ini di ruang kerja ayahku,” ujar Chun ragu
“Benarkah?” tanya
ketiga sahabatnya serempak dan dijawab anggukan oleh Wu Chun
“Woah, sepertinya buku
ini memang sangat keren sampai membuat ayahmu yang professor itu saja tertarik
membaca buku ini,” ujar Yi Ru seraya membuka halaman pertama buku itu
Tak lama kemudian dosen
pun memasuki ruangan dan suasana hening seketika. Berbeda dengan yang lainnya
terlihat begitu antusias mengikuti pelajaran, Yi Ru masih asyik dengan dunianya
sendiri. Yah, ia masih membaca buku yang diberikan Ya Lun tadi.
“Sungguh menarik,”
gumamnya pelan seperti bisikan yang tak akan di dengar oleh siapapun
Wu
Chun POV
Akhirnya kelas hari ini
selesai juga, dari tadi aku melihat Yi Ru masih terus saja fokus membaca buku
itu dan tak jarang aku melihat ia berdecak kagum. Apakah ceritanya benar-benar
menarik ya?
“Chen Yi Ru, sampai
kapan kau mau duduk terus begitu? Kelas sudah berkahir, ayo keluar!” ajak Da
Dong sambil menarik Yi Ru yang sepertinya masih asyik sendiri
“Ck, kau ini mengganggu
saja! Ya sudah ayo keluar!” ia keluar kelas tanpa melepas pandangan sedikitpun
dari buku itu bahkan meninggalkan kami yang masih melongo karena melihat
tingkahnya
“Benarkan apa yang
kubilang? Ceritanya memang menarik,” ujar Ya Lun seraya pergi meninggalkanku
dan Da Dong
Begitu tersadar hanya
tinggal kami berdua di kelas, aku pun menyeret Da Dong yang masih belum puas
melongo seperti orang bodoh. Kami pun mengejar Yi Ru dan Ya Lun yang sudah
menghilang. Segera kami menuju parkiran tapi belum sampai disana aku melihat Ya
Lun dan Yi Ru terdiam mematung di tempatnya.
“Hei kalian kenapa
lagi?” tanya Da Dong kesal melihat tingkat kedua orang ini yang bisa dibilang
cukup menyebalkan hari ini
Mereka menunjuk ke arah
gerbang kampus dan kami pun mengikuti arah yang membuat kedua orang ini
mematung.
“Sedang apa mereka
disini?” tanyaku dan dibalas gelengan kepala oleh ketiga pria itu
Mahasiswa-mahasiswi
yang melihat mereka pun sama seperti kami terkejut melihat orang-orang yang
merupakan rival kami selama ini sekarang ada di depan gerbang kampus. Tiba-tiba
salah satu dari mereka yang aku tahu bernama Wei Jin menunjuk ke arah kami.
Ketiga temannya yang lain pun ikut melihat ke arah kami sambil tersenyum tipis.
“Aneh, apa aku tidak
salah lihat ya?” tanya Da Dong bingung begitupun denganku
“Mereka tersenyum pada
kita?” tambah Yi Ru
Sekarang Ming Jie
melambai-lambaikan tangannya ke arah kami.
“Zhuo Tian Shi xiaojie,” panggilnya sedikit berteriak masih
sambil melambai-lambaikan tangannya
Teriakannya memanggil
nama seseorang sukses membuatku dan yang lainnya membulatkan mata kami seraya
menoleh ke belakang. Benar ada gadis itu bersama sahabatnya berjalan di
belakang kami.
“Mereka mengenal gadis
itu?” tanya Ya Lun penuh keraguan
“Sengaja datang ke
kandang harimau hanya untuk bertemu gadis itu?” lanjut Yi Ru
“Apa aku tidak salah
dengar?” tambah Da Dong
“Sepertinya tidak,”
jawabku singkat
Tian
Shi POV
“Zhuo Tian Shi xiaojie,” terdengar sebuah teriakan memanggil
namaku dan benar saja di luar gerbang kampus ada SpeXial
“Bukankah itu SpeXial?
Kau mengenal mereka?” tanya Xiao Xun
“Aku hanya pernah
bertemu mereka sekali di toko roti yang ternyata ibu-ibu mereka adalah
langganan tetap di toko roti,” jawabku dan hanya dibalas anggukan oleh Xiao Xun
sambil ber-oh ria
Kami pun berjalan
mendekati mereka, tepat saat itu juga ternyata ada Fahrenheit yang
memperhatikan kami. Sudahlah, mau bagaimana lagi?
“Kenapa kalian bisa ada
disini?” tanyaku begitu berada tepat di depan mereka
“Ada yang ingin kami
bicarakan denganmu,” jawab Hong Zheng sedikit serius
“Sebaiknya kita pergi!”
bisik Xiao Xun terdengar cemas. “Mereka memperhatikan kita,” lanjutnya dengan
berbisik sambil menoleh ke belakang
Yah, aku mengerti apa
maksud sahabatku ini tapi bukankah tidak sopan kalau meninggalkan orang yang
sengaja datang untuk bertemu dengan kita?
“Kau pasti Xiao Xun
kan?” tanya Ming Jie yang sukses membuatku dan Xiao Xun terkejut
“Bagaimana kau bisa
mengenalku?” tanya Xiao Xun bingung begitupun denganku menunggu jawaban
“Kami akan beritahu
jika kalian ikut pergi dengan kami,” ujar Zi Hong
“Lihatlah di belakang
kalian sepertinya mereka sudah siap memangsa buruan,” lanjut Wei Jin dan kami
pun menoleh ke belakang.
Fahrenheit dan yang
lainnya terus memperhatikan kami, pasti mereka berpikiran yang bukan-bukan dan
itu akan lebih berbahaya. Aku melirik Xiao Xun yang dijawab anggukan darinya.
“Baiklah,” jawabku
singkat
“Ayo pergi!” ujar
mereka berempat serempak
“Tapi nanti aku harus
bekerja,” tambahku
“Tenanglah, hanya
sebentar saja!” sahut Hong Zheng
SRETT
Author
POV
Tian Shi dan Xiao Xun
memutuskan untuk ikut pergi dengan SpeXial, baru saja mereka akan naik motor.
SRETT
Ada yang menarik tangan
Tian Shi dan itu membuat SpeXial serta kedua gadis itu menoleh ke belakang,
melihat siapa pemilik tangan kekar yang mencengkram tangan Tian Shi dan membuat
gadis itu sedikit meringis kesakitan.
“Wu Chun?” ujar Tian
Shi begitu melihat pemilik tangan kekar itu
“Lepaskan tanganmu
darinya!” pinta Hong Zheng menatap tajam dan penuh kebencian pada Wu Chun
“Kau tidak akan bisa
membawanya pergi,” sahut Chun tegas
Sementara ketiga
anggota geng Fahrenheit lainnya hanya bisa saling melirik satu sama lain, lebih
tepatnya mereka bingung dan tidak mengerti dengan apa maksud dari yang Chun
lakukan sekarang. Begitupun dengan Xiao Xun dan Tian Shi yang mematung seketika
memperhatikan perdebatan dari kedua leader geng fenomenal di Taiwan itu. Riuh
suara mahasiswa-mahasiswi pun terdengar begitu melihat sikap Chun yang menurut
mereka sangat aneh dan tidak biasanya.
“Siapa kau berani melarangnya
pergi denganku?” tanya Hong Zheng penuh penekanan
“Dia gadisku,” jawab
Chun dan sukses membuat semua orang membelalakkan mata mereka, sementara Chun
hanya tersenyum sinis
“Aku tidak peduli yang
jelas dia harus pergi denganku sekarang jadi lepaskan tanganmu!” bentak Hong
Zheng
“Kau tidak tahu sedang
berada dimana sekarang Luo Hong Zheng atau kau hanya berpura-pura bodoh, hah?”
balas Chun dengan nada tinggi terkesan mengejek
“Baiklah, kali ini kau
menang tapi jangan harap aku akan melepasnya!” ujar Hong Zheng seraya menaiki
Harley-nya dan meninggalkan NTU diikuti oleh ketiga anggota geng SpeXial
lainnya
Tian Shi dan Xiao Xun
masih terus melihat ke arah SpeXial pergi hingga benar-benar menghilang.
Kemudian mereka berbalik menatap Chun serta ketiga sahabatnya itu penuh
pertanyaan.
“Apa hubunganmu dengan
mereka?” tanya Chun pada Tian Shi masih mencengkram pergelangan tangan gadis
itu.
“Lepaskan tanganmu Wu
Chun! Kau menyakiti sahabatku!” bentak Xiao Xun berusaha melepaskan cengkraman
tangan Chun
“Jawab aku!” bentak
Chun sementara Tian Shi hanya diam saja dan terus berusaha melepaskan
cengkraman tangan Chun
Melihat Tian Shi kesakitan
membuat ketiga anggota geng Fahrenheit lainnya pun menjadi tidak tega tapi
mereka tidak bisa melakukan apapun ketika Chun sedang marah. Tapi apa yang
membuat Wu Chun marah sampai seperti ini? Itulah yang menjadi pertanyaan dari
ketiga sahabatnya itu.
“Jangan seperti ini
Tian Shi, kumohon!” bisik Xiao Xun tepat di telinga Tian Shi dan membuat gadis
itu menatap sahabatnya
Tanpa ragu lagi Tian
Shi langsung menghempaskan tangan Chun dan mendorong pria itu agar menjauh
darinya lalu ia pergi diikuti oleh Xiao Xun. Sementara semua yang melihat
kejadian itu hanya bisa melongo tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
“Gadis itu bisa
melepaskan diri dari cengkraman Chun?” tanya Da Dong tak percaya sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya
“Arrgghhh…” Wu Chun
mengerang frustasi sambil mengacak-ngacak rambutnya
“Gadis yang menarik,”
gumam Yi Ru mengembangkan killer smilenya
Tian
Shi POV
“Bagus Tian Shi,” ujar
Xiao Xun tersenyum padaku
Aku tak menanggapi
pujian darinya yang sedang kupikirkan sekarang adalah sikap Chun tadi yang
mendadak aneh dan perkataanya yang mengejutkan.
Kau
tidak akan bisa membawanya pergi
Dia
gadisku
Sepertinya Xiao Xun
mengerti apa yang kupikirkan sekarang. “Jangan terlalu dipikirkan, mungkin dia
sedang terbawa emosi saja tadi,” ujarnya
“Entahlah! Mungkin
benar yang kau katakan,” jawabku
“Lenih baik sekarang
kita ke toko roti saja,” ajak Xiao Xun.
Yah, hari ini Xiao Xun
merengek ingin membantuku kerja di toko roti dan seperti biasa aku hanya bisa
menyetujuinya lagipula bukankah lebih ringan jika ada yang membantu?
Author
POV
Sementara di sebuah
club malam ada empat orang pria yang menjadi fokus perhatian dari para
gadis-gadis itu, siapa lagi kalau bukan Fahrenheit.
“Sebenarnya kau ini
kenapa? Kelakuanmu tadi siang benar-benar aneh seperti bukan dirimu,” tanya Yi
Ru melihat Chun sedari tadi hanya sibuk dengan minumannya
“Hei Chun!” bentak Ya
Lun
“Kalian ini berisik
sekali, sudah pernah kubilang sebelumnya bukan kalau dia adalah gadisku,” jawab
Chun kesal
“Jadi kau serius dengan
ucapanmu waktu itu yang ingin menjadikannya sasaranmu? Kau gila Chun!” balas Da
Dong benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya ini
“Sebelum aku berhasil
mendapatkannya maka tak ada yang bisa membawanya pergi,” lanjut Chun kembali
meneguk wine nya
“Sepertinya dia sudah
mabuk, lebih baik kita antar dia pulang saja,” ajak Ya Lun dan dijawab anggukan
oleh Yi Ru serta Da Dong
Da Dong dan Yi Ru pun
memapah Chun yang sudah mabuk berat sementara Ya Lun membayar minuman mereka
kemudian berjalan lebih dulu menuju parkiran. Setibanya di parkiran entah
mendapat kekuatan darimana tubuh Chun yang sudah lemas karena mabuk berhasil
melepaskan diri dari Da Dong dan Yi Ru.
“Sudah kubilang kalau
aku tidak mabuk,” ujar Chun kemudian berlari tanpa arah hingga menuju jalan
raya.
Dari kejauhan sebuah
mobil melaju kencang dan bersiap menabrak tubuh Chun yang memang sudah hilang
kendali. Melihat mobil yang semakin dekat dengan Chun membuat ketiga pria itu
hanya bisa berteriak tak tahu harus bagaimana.
“CHUN AWAS!” teriak
mereka bersamaan
Brukk
“CHUN…” teriak ketiga
pria itu langsung berlari menghampiri sahabatnya yang tergeletak begitu saja
“TIAN SHI…” tariak Xiao
Xun yang langsung berlari juga menuju sahabatnya
Chun dan Tian Shi tergeletak
di pinggir jalan setelah Tian Shi berhasil menyelamatkan Chun tapi mereka dalam
keadaan tidak sadarkan diri walaupun memang selamat.
“Lebih baik kita bawa
mereka ke rumah sakit,” ajak Yi Ru
“Yah, kau benar!” sahut
Da Dong
“Jangan! Jangan bawa
mereka ke rumah sakit. Antarkan pulang saja, aku mohon,” ujar Xiao Xun dengan
mata berkaca-kaca
“Tapi…” Ya Lun belum
melanjutkan ucapannya karena sudah disela oleh Xiao Xun
“Kumohon jangan!” air
mata Xiao Xun pun menetes melihat sahabatnya tak sadarkan diri
“Baiklah, kita bawa
mereka ke rumah Chun saja,” Ya Lun pun menyerah melihat seorang gadis
meneteskan air matanya
Akhirnya mereka membawa
Wu Chun dan Tian Shi ke rumah Chun yang langsung disambut oleh Nyonya dan Tuan
Wu. Mata mereka langsung terbelalak begitu melihat anak mereka dan seorang
gadis tak sadarkan diri dibawa masuk ke rumah. Tanpa menunggu lebih lama lagi,
Nyonya Wu segera menghubungi dokter keluarga Wu untuk datang.
“Bagaimana keadaan
anakku Dokter Chou?” tanya Ny. Wu pada dokter yang baru saja keluar memeriksa
keadaan Wu Chun dan Tian Shi
“Anak anda baik-baik
saja, ia hanya pingsan karena pengaruh alcohol,” jawab Dokter Chou
“Lalu bagaimana keadaan
gadis itu?” tanya Tuan Wu cemas diikuti anggukan Xiao Xun yang sama khawatirnya
“Gadis itu mengalami benturan
di kepalanya tapi tidak akan terjadi sesuatu yang serius setelah ia bangun,”
jawab Dokter Chou. “Kalau begitu saya permisi dulu,” ujar Dokter seraya
menundukkan kepalanya lalu pergi diantarkan oleh Ny. Wu hingga ke depan pintu
Tak lama kemudian Ny.
Wu sudah kembali dan menghampiri ketiga pria yang tadi mengantarkan Chun
pulang. “Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Ny. Wu lembut
“Jadi tadi siang Wu
Chun mengalami penolakan oleh seorang gadis membuatnya sedikit frustasi karena
memang sebelumnya tak ada yang bisa menolak pesona Wu Chun. Itu menyebabkan ia
mabuk berat dan saat kami memapahnya menuju mobil, ia berhasil melepaskan diri
kemudian berlari ke tengah jalan hingga ada sebuah mobil yang melaju sangat
kencang hampir menabraknya. Untunglah, gadis itu muncul di waktu yang tepat,”
jelas Yi Ru panjang lebar tanpa melewatkan sedikitpun kronologi kejadiaannya
“Jadi maksudmu gadis
itu yang menyelamatkan Chun?” Ny. Wu bertanya lagi dan dijawab anggukan mantap
oleh ketiga pria itu
“Ehm nona bisa ikut aku
sebentar?” tanya Tuan Wu pada Xiao Xun dan membuat Ny. Wu serta ketiga pria itu
langsung mengalihkan perhatian mereka pada Tuan Wu
“Baiklah,” jawab Xiao
Xun singkat
Tuan Wu pun mengajak
Xiao Xun masuk ke ruang kerja pribadinya sementara Ny. Wu masuk ke kamar Wu
Chun untuk melihat keadaan anaknya diikuti oleh Ya Lun, Da Dong dan Yi Ru
“Dasar anak nakal
selalu saja membuatmu ibumu ini khawatir,” ujar Ny. Wu sambil mengelus puncak
kepala Chun
“Bibi tenang saja, Chun
besok pagi juga pasti sudah bangun,” ujar Da Dong
“Kalian pulanglah besok
setelah Chun sadar bibi akan suruh dia menghubungi kalian,” pinta Ny. Wu dan
dijawab anggukan oleh ketiga pria itu
“Baiklah, kami permisi
dulu. Bibi istirahatlah,” ujar Ya Lun seraya menundukkan kepalanya kemudian
keluar dari kamar Chun diikuti oleh Da Dong dan Yi Ru
Bersamaan dengan
keluarnya ketiga pria itu dari kamar Chun, Xiao Xun juga baru saja keluar dari
ruang kerja Tuan Wu.
“Kami mau pulang, kau
mau ikut sekalian?” tanya Yi Ru menawarkan tumpangan
Tuan Wu pun keluar dari
ruang kerjanya dan melihat ketiga sahabat putranya akan pulang.
“Kalian sudah mau
pulang?” tanya Tuan Wu ramah
“Yes Prof,” jawab Yi Ru
memamerkan senyum terbaiknya
“Kau ini, jangan
panggil aku seperti itu. Oh ya, Xiao Xun berhati-hatilah dan sebaiknya kau
pulang diantar salah satu dari mereka,” ujar Tuan Wu seraya tersenyum pada
gadis itu
“Baik paman,” jawab
Xiao Xun membalas senyuman Tuan Wu
“Kalau begitu kau ikut
denganku saja!” ajak Yi Ru
“Aku titip Tian Shi
disini paman,” ujar Xiao Xun seraya menundukkan kepalanya berpamitan
“Kami pulang dulu Paman
Wu,” ujar Da Dong mewakili
Tuan Wu hanya
menganggukkan kepalanya saja dan mengantar mereka ke pintu depan. Ketiga pria
itu memasuki mobil masing-masing dan Xiao Xun pun ikut masuk ke mobil Yi Ru.
Selama di perjalanan suasana dalam mobil Yi Ru sangatlah hening karena Xiao Xun
sibuk dan sangat serius dengan ponselnya sedangkan Yi Ru fokus menyetir.
“Dimana alamatmu?”
tanya Yi Ru memecah keheningan karena memang ia tak terbiasa dengan suasana
yang hening membuatnya merasa canggung
“Maaf, kau bisa antakan
aku ke Zhuo’s house,” jawab Xiao Xun
“Maksudmu panti
asuhan?” tanya Yi Ru lagi dan hanya dijawab anggukan oleh Xiao Xun
Walaupun tidak menoleh
ke arah Xiao Xun tapi ia bisa menangkap anggukan dari ekor matanya. Sesekali Yi
Ru melihat Xiao Xun di sebelahnya yang masih saja sibuk dengan ponselnya dan
ketika ia menoleh lagi ke sebelahnya cukup membuat Yi Ru terkejut dengan
perubahan raut wajah Xiao Xun menjadi sedikit tegang.
“Kau kenapa?” tanya Yi
Ru
“Tidak ada apa-apa, kau
bisa turunkan aku di depan sana,” jawab Xiao Xun menoleh ke arah Yi Ru
“Tapi kita kan belum
sampai,” ujar Yi Ru masih berusaha mengantar Xiao Xun hingga sampai di panti
asuhan
“Aku masih ada urusan
penting jadi tolong turunkan aku di depan sana,” pinta Xiao Xun penuh penekanan
“Ya baiklah,” sahut Yi
Ru
Xiao Xun pun turun dari mobil
Yi Ru, “Xiexie,” ujarnya dengan
senyum tipis. Mobil Yi Ru pun kembali melaju, meninggalkan Xiao Xun yang baru
saja menerima telepon.
“Wei,” jawabnya
“……”
“Aku mengerti, kalian
tenang saja. Semua akan berjalan dengan baik seperti tujuan awal,”
“……”
“Hanya insiden kecil
dan sekarang Tian Shi berada di rumah Professor Wu,”
“……”
“Terserah kalian saja,
aku akan memberitahunya besok,”
Sambungan telpon pun
selesai, Xiao Xun menghela nafas panjang. Ia masih menunggu di tempat yang sama
dimana ia turun dari mobil Yi Ru. Tak lama kemudian sebuah Bugatti Veyron
berhenti dan Xiao Xun masuk ke mobil itu.
“Kenapa dia masuk ke
mobil itu ya?” gumam seorang pria dari dalam Audi R8 yang tak lain adalah Yi
Ru, ia masih mengawasi gerak-gerik Xiao Xun sejak turun dari mobilnya. “Apa aku
ikuti saja ya?”
Wu
Chun POV
Seperti ada sesuatu
yang menggelitik kelopak mataku dan dengan berat hati aku harus membukanya.
“Argghh, kepalaku
pusing sepertinya semalam aku terlalu banyak minum,” pikirku dan langsung
menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku ini
Selesai mandi, segera
aku keluar kamar untuk sarapan dan seperti biasanya ayah dan ibu sudah duduk
terlebih dahulu serta menyambutku dengan senyuman lembut mereka.
“Kau sudah bangun?
Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa ada yang sakit?” ibu memborongku dengan
banyak pertanyaan
“Aku baik-baik saja
hanya sedikit pusing saat bangun tidur tadi,” jawabku
“Baguslah kalau
begitu,” ujar ibu tersenyum sumringah
“Oh ya, apa gadis itu
masih belum sadarkan diri?” tanya ayah pada ibuku dan hanya dibalas gelengan
singkat
‘Gadis? Siapa?’ pikirku
“Siapa yang kalian
bicarakan?” tanyaku pada akhirnya daripada bingung sendiri
“Dia yang menolongmu
semalam, entahlah apa yang terjadi jika tidak ada dia. Mungkin aku sudah
kehilanganmu,” jawab ibu terlihat raut kesedihan terpancar di wajahnya
“Lalu dimana dia
sekarang?” tanyaku lagi
“Dia ada di kamar tamu,
kau sarapan dulu saja setelah itu baru lihat keadaannya,” sahut ibu seraya mengambilkan
roti panggang untukku
TING TONG
‘Siapa pagi-pagi begini
datang?’ pikirku
Sungguh mengejutkan
melihat seorang gadis sudah berada di ruang makan ini dan aku memang tahu siapa
dia.
“Oh Xiao Xun xiaojie, bergabunglah sarapan dengan
kami,” ajak ayah pada gadis bernama Xiao Xun ini
“Ehm, apa dia sudah
sadar?” tanyanya pelan terlihat sangat sopan
“Haimei,” jawab ibu
“Bisa aku melihatnya?”
tanyanya lagi dan sepertinya aku mulai mengerti sesuatu
“Sarapanlah dulu
bersama kami dan nanti kau bisa melihatnya bersama Wu Chun,” bujuk ayah lembut
berbeda sekali dari biasaya
Sepertinya ibu
sependapat denganku, ia terus memperhatikan ayah dengan tatapan tidak percaya
karena bisa memperlakukan orang selembut itu bahkan padaku dan ibu saja ia
bersikap cukup dingin apalagi kalau sudah berkutik dengan pekerjaannya. Mungkin
merasa diperhatikan membuat ayah menampakkan ekspresi dingin dan datar seperti
biasanya.
Begitu selesai sarapan
aku pun langsung menuju kamar tamu dan diikuti oleh gadis bernama Xiao Xun ini.
Raut wajahnya terlihat cemas dan saat aku masuk ke kamar mataku refleks membulat. Ternyata benar seperti dugaanku alasan yang membuat gadis ini datang
ke rumahku pagi-pagi sekali adalah sahabatnya yang berarti semalam
menyelamatkan nyawaku.
“Zhuo Tian Shi
bangunlah!” lirihnya
“Apa dia yang
menyelamatkanku?” tanyaku ragu walaupun sebenarnya aku sendiri sudah mengetahui
jawabannya
“Kau pikir siapa lagi?”
jawabnya ketus
Sudahlah, lebih baik
aku keluar saja dan membiarkan mereka berdua di kamar. Ingatanku kembali pada
Ya Lun dan Yi Ru yang sangat antusias membaca buku itu. Yah, kuberanikan diri
melangkah menuju ruang kerja ayahku untuk meminjam buku itu.
“Ayah!” panggilku dan
hanya dijawab dengan berdehem olehnya. “Boleh aku masuk?” tanyaku ragu
“Masuklah!” jawabnya
singkat dengan pandangan yang masih terfokus pada layar flat di hadapannya
“Aku ingin pinjam
buku,” ujarku tanpa basa-basi sama sekali, ia pun mendongakkan kepalanya
menatapku
“Buku apa? Apakah
menurutmu buku milik ayah ada yang menarik perhatian?” tanyanya penasaran
“Hmm, aku ingin pinjam
buku detective. Waktu itu aku tidak sengaja melihatnya dan kurasa ceritanya
menarik,” jawabku
“Oh buku itu, yah
ceritanya memang sangat menarik dan aku yakin kau akan sangat mengagumi tokoh
cerita itu,” sahutnya sambil tersenyum lebar beda dari senyuman tipis biasanya.
“Tunggu sebentar!” ia pun beranjak dan mengambilkan buku yang aku minta
Menunggunya
mengambilkan buku, aku pun memperhatikan seisi ruangan ini benar-benar aneh.
Hanya ada sebuah laptop di meja lalu kenapa ayah suka sekali mengurung diri
seharian di ruangan ini? Padahal seharusnya jika mengingat ayah adalah seorang
professor seharusnya ada alat-alat untuk praktek penelitian disini.
“Ini bukunya!” ia pun
menyerahkan buku yang aku minta. Oh ya, apa gadis itu sudah sadar?” tanyanya
cemas
“Belum,” jawabku
singkat. “Aku keluar dulu.”
Sepertinya aku memang
harus mengecek keadaannya lagi. Begitu berada tepat di depan kamar, kubuka
perlahan knop pintu dan hanya mengintip keadaannya. Ternyata dia sudah sadar,
aku bisa mendengar percakapan antara kedua gadis itu tapi kenapa yang dibahas
oleh mereka aneh sekali ya?
“Jadi benar perbuatan
mereka?” tanya Tian Shi pada sahabatnya Xiao Xun tapi sayang sekali aku tidak
bisa melihat wajahnya, cukup mendengarkan
“Yah begitulah. Kemarin
aku sudah bicara dengan professor dan dia bilang sebentar lagi selesai,” jawab
Xiao Xun
‘Professor? Sebenarnya
apa maksud pembicaraan mereka?’ pikirku
“Baguslah kalau memang
sebentar lagi selesai jadi kita pun juga bisa segera tenang.”
“Sebenarnya kemarin aku
ada memberitahu mereka tentang kejadian ini dan mereka bilang kalau kita harus
lebih hati-hati lagi. Sepertinya orang-orang itu sudah mengetahui kebiasaan
anak itu dan mungkin setelah ini kita harus lebih bekerja keras.”
“Aku sudah menduganya
cepat atau lambat memang kita harus bertindak lebih.”
“Kau benar sekali jadi
aku harap mulai sekarang kembalilah ke awal jangan bersikap seperti ini lagi
karena kalau kau terluka atau terlalu lelah menghadapi anak-anak manja itu
akan membuat kita menjadi lebih repot. Buat mereka tidak berani menindasmu
lagi!”
“Itu sudah kupikirkan
dari kemarin dan kurasa memang lebih baik kembali.”
“Akhirnya aku bisa
mengenalmu lagi. Oh ya, mereka bilang akan segera mengirim seseorang untuk
membantu tugas kita lebih tepatnya sih melindungi kita agar kejadian itu tak
terjadi lagi ataupun menimpa kita.”
‘Kenapa pembicaraan
mereka sama sekali tak bisa kumengerti sih? Kembali ke awal? Apa maksud semua
ini? Benar-benar membingungkan.’
Sebelum mereka
mengetahui kalau aku menguping lebih baik sekarang aku pergi saja dari sini.
Kedua gadis itu benar-benar memusingkan dan tak bisa dimengerti. Sepertinya aku
harus mencoba buku ini.
Author
POV
Sejak kejadian malam
dimana Tian Shi menyelamatkan Wu Chun membuat Fahrenheit lebih memperhatikan
kedua gadis yang bersahabat itu apalagi setelah mendengar cerita dari Wu Chun
dan Yi Ru tentang kemisteriusan dari sikap kedua gadis itu. Terkadang mereka
diam-diam mengikuti Tian Shi dan Xiao Xun ke toko roti tempat Tian Shi bekerja
dan sama halnya dengan SpeXial yang juga semakin penasaran dengan jati diri
siapa sebenarnya gadis bernama Zhuo Tian Shi dan Xiao Xun itu.
Sudah beberapa hari
Tian Shi tak pernah dikerjai lagi oleh mahasiswa-mahasiswi NTU karena mereka
sudah mendapat ancaman dari Tian Shi. Sekarang tak ada lagi yang berani
mendekati Tian Shi apalagi seisi kampus sudah mengetahui cerita itu walaupun
masih ada yang tidak percaya.
Flashback
Ketika
makan siang di kantin, Tian Shi dan Xiao Xun dikagetkan oleh suara gebrakan di
mejanya. Mereka menoleh pada orang yang mencari masalah pada mereka dan benar
seperti dugaan kalau yang melakukannya ada Zhang Shao Han, leader dari geng
gadis-gadis menyebalkan yang tak pernah ada bosannya mengerjai Tian Shi.
“Kau
ingat janjimu kan?” bisik Xiao Xun yang dibalas senyuman tipis oleh Tian Shi
“HEI
KALIAN WANITA PENGGODA!” teriak gadis
bernama Fu Zhen yang membuat seisi kantin melihat ke arah mereka
“Ada
apa?” sahut Tian Shi datar yang masih sibuk dengan makan siangnya tanpa menoleh
pada 4 gadis itu
“Ternyata
kau benar-benar tidak tahu malu ya?” ujar Cheng Lin dengan nada meremehkan
“Dasar
PENGKHIANAT,” tambah Yi Chen yang berhasil membuat telinga Tian Shi dan Xiao
Xun panas
“Pengkhianat?”
kedua gadis itu mengulang ucapan Yi Chen dengan nada selemah mungkin membuat
suasana tiba-tiba jadi mencekam
“Yah,
kalian memang PENGKHIANAT!” bentak Fu Zhen
“Apa
maksudmu?” tanya Tian Shi yang kali ini mendongakkan kepalanya menatap
bergantian keempat gadis itu dengan tajam
Melihat
tatapan mata Tian Shi membuat keempat gadis itu cukup merasa ngeri dan perlahan
memundurkan tubuhnya selangkah. Berbeda dengan Xiao Xun yang tersenyum sumringah
melihat tatapan Tian Shi. ‘Akhirnya kau kembali,’ batin Xiao Xun
Ternyata
di kantin itu juga ada geng Fahrenheit yang ikut menonton apa yang terjadi
bahkan mereka juga terkejut saat melihat tatapan Tian Shi. Yah, karena posisi
duduk mereka tak jauh dari tempat Tian Shi, serta berada menghadap Tian Shi
sehingga membuat mereka bisa melihat dengan jelas bagaimana perubahan ekspresi
gadis itu.
“Tentu
saja, kau mengajak SpeXial kesini sedangkan kau tahu kalau mereka adalah rival
dari Fahrenheit jadi apalagi kalau bukan disebut pengkhianat?” sahut Shao Han
gugup dengan memelankan nada suaranya saat menyebut kata pengkhianat
“Aku
bukan pengkhianat! Dalam kamusku tak pernah mengenal kata pengkhianat,” ujar
Tian Shi dingin dan penuh penekanan pada setiap kata yang diucapkan
“Mengakulah
kalau kau memang pengkhianat!” tantang Fu Zhen
“Kalian
mengatakan kalau aku pengkhianat? Apa kalian mengenal siapa aku sebenarnya, hm?
Berani sekali kalian menjudge-ku sebagai pengkhianat,” balas Tian Shi memajukan
langkahnya mendekati keempat wanita itu yang terus mundur
“Jadi
kau sudah berani melawan sekarang, hah?” tanya Fu Zhen yang memang paling
berani diantara keempat gadis itu
“Kalian
pikir selama ini aku takut pada gadis-gadis manja seperti kalian? Tak ada yang
bisa dibanggakan dari kalian yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang orang
tua kalian tanpa pernah menggunakan otak untuk berpikir sama sekali,”sahut Tian
Shi semakin maju dan terus menatap tajam pada empat gadis itu
“Kau
bilang kami bodoh, hah?” Cheng Lin tidak terima dengan ucapan Tian Shi pun
mulai berani buka suara
“Aku
tidak ada mengatakan kalian BODOH hanya saja kalian memang tak pernah
menggunakan OTAK dengan baik,” jawab Tian Shi semakin memanaskan suasana
“Beraninya
kau!” bentak Yi Chen mengangkat tangannya berniat untuk menampar Tian Shi tapi
tangannya sudah lebih dulu dicengkram oleh Tian Shi
“Jangan
harap kalian bisa menyentuh tubuhku sehelai rambut pun aku tidak akan
membiarkannya! Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku jadi kuharap kalian
mengerti sebelum semua terlambat!” ancam Tian Shi dengan nada datar terkesan
dingin dan tatapan matanya terlihat ingin memakan mangsanya hidup-hidup. “Ingat
satu hal, aku bukan PENGKHIANAT!” lanjutnya seraya pergi meninggalkan kantin
dan melepas cengkraman tangannya
“Jangan
pernah coba-coba membangunkan singa yang sedang tidur gadis-gadis manja atau
kalian akan tahu akibatnya!” ancam Xiao Xun dan ikut pergi meninggalkan kantin
Sementara
suasana kantin masih hening dan terasa mencekam setelah kejadian barusan membuat
mereka bergidik ngeri apalagi orang-orang yang pernah mengerjai Tian Shi.
Keempat pria yang sedari tadi memperhatikan kejadian itupun tak jauh
terkejutnya.
“Benarkah
dia gadis itu?” gumam Da Dong
“Tatapan
matanya tadi sangat mengerikan,” lanjut Yi Ru
“Sebaiknya kau jangan main-main dengan gadis itu Chun!” ujar Ya Lun mengingatkan
“Aku
semakin tertarik dengannya,” sahut Chun mangacuhkan peringatan Ya Lun
Flashback
end
Diberitahukan
kepada seluruh mahasiwa-mahasiswi untuk segera berkumpul di auditorium sekarang.
Yah, saat ini memang
sedang waktunya istirahat jadi tak akan mengganggu pelajaran. Tian Shi dan Xiao
Xun yang tadinya berada di taman belakang kampus pun langsung menuju auditorium
begitupula dengan Fahrenheit yang tadinya sedang berada di ruang musik. Mereka
duduk di tempat yang telah disiapkan sebelumnya oleh panitia penyelenggara yang
ternyata acara dadakan ini diselenggarakan oleh anak-anak Teater untuk
merayakan ulang tahun kampus tercinta mereka.
Drrttt… Drrttt…
Ponsel Tian Shi dan
Xiao Xun bergetar secara bersamaan dan membuat mereka yang memang sudah
menempati tempat duduk yang ada saling menoleh satu sama lain. Tanpa menunggu
lebih lama lagi, mereka pun membuka isi pesan tersebut.
Terimalah
kejutan dari kami untuk memudahkan tugas kalian
Begitulah isi pesan
singkatnya dan lagi-lagi membuat kedua gadis itu saling bertatapan satu sama
lain seakan bicara ‘Apa maksud mereka?’ melalui tatapan itu. Tak lama beberapa
pria duduk masing-masing tepat di sebelah kedua gadis itu. Begitu melihat ke samping
membuat mereka membulatkan mata seketika. Yah, pria-pria itu tak lain adalah
Fahrenheit dimana Chun duduk di samping Tian Shi serta di sebelahnya ada Ya Lun
sedangkan Yi Ru duduk di samping Xiao Xun bersama Da Dong di sebelahnya.
Keberadaan Fahrenheit
dalam auditorium tersebut sukses menyita perhatian dan membuat gadis-gadis
tersenyum malu-malu tak jarang ada diantara mereka yang pipinya mendadak
merona. Fahrenheit memang tidak pernah muncul ataupun membaur setiap ada
pengumuman untuk disuruh kumpul karena biasanya mereka sudah mengetahui
alasannya terlebih dahulu tapi berbeda dengan hari ini yang mengadakan acara
dadakan.
“Boleh kami bergabung
dengan kalian?” tanya Yi Ru
“Tanpa meminta izin pun
kalian sudah duduk disini lagian tak ada urusannya dengan kami jika kalian mau
duduk dimanapun itu, tak ada yang melarang,” jawab Xiao Xun tanpa menoleh pada
Yi Ru
Drrttt… Drrttt…
Ponsel Tian Shi dan
Xiao Xun lagi-lagi bergetar membuat mereka saling melihat satu sama lain
kemudian membuka pesan itu bersamaan.
Semoga
kalian senang dengan kejutannya, mungkin akan sedikit mengejutkan tapi itulah
kejutan. Bersabarlah sebentar lagi!
Setelah membaca isi
pesan tersebut lagi-lagi kedua gadis itu saling menatap satu sama lain sambil
mengangkat salah satu alis mereka dan tak lama segaris senyum tipis menghiasi
wajah mereka lalu mereka pun mengangguk mengerti seraya kembali menghadap ke
depan. Fahrenheit yang melihat sikap kedua gadis itu pun saling melihat satu
sama lain seakan bertanya ‘Ada apa dengan mereka?’ tapi keempatnya langsung
menggeleng bersamaan.
“Selamat siang
semuanya, maaf sudah membuat kalian menunggu lama tapi tenang saja. Waktu
kalian itu tidak akan terbuang sia-sia karena dijamin kalian akan sangat senang
setelah mengetahui sebenarnya kenapa acara ini begitu mendadak,” ujar MC
bernama Ming Dao yang merupakan mahasiswa jurusan Teater. “Baiklah daripada
kalian harus menunggu lebih lama lagi maka acara akan segera dimulai,
bersiaplah dengan kejutan dari kami. Sekarang saya serahkan pada Qiao En yang
akan memimpin jalannya acara ini,” lanjutnya dan disambut tepuk tangan dari
para mahasiswa-mahasiswi lainnya
“Xiexie Ming Dao. Oke, saya yang akan memimpin acara kali ini. Ehm,
sebelumnya saya ingin bertanya apakah kalian semua sudah pernah membaca buku
berjudul STRONG GIRLS DETECTIVE yang saat ini menjadi best sellers di Taiwan?”
tanya Qiao En antusias
Berbagai macam jawaban
dilontarkan oleh mahasiswa-mahasiswi tersebut, ada yang menjawab SUDAH dan ada
juga yang menjawab BELUM.
“Nah, sebentar lagi
kampus kita tercinta ini akan merayakan ulang tahun dan untuk perayaan tahun
ini kami dari jurusan TEATER dipercaya sebagai panitia penyelanggara. Lalu apa
hubungannya dengan STRONG GIRLS DETECTIVE? Tentu saja ada hubungannya karena
disini kami sudah mengundang langsung penulis buku itu yang akan membantu kami
nantinya. Baiklah kita undang saja langsung penulis berbakat kita XIAO YU,”
ujar Qiao En dan pria yang dipanggil namanya itupun langsung muncul disambut
oleh tepuk tangan serta teriakan histeris dari para gadis-gadis.
Hampir semua
gadis-gadis itu langsung berbisik-bisik memuji pria bernama Xiao Yu itu karena
wajahnya yang imut dan juga tampan apalagi kalau dilihat dari wajahnya pria itu
masih berumur sekitar 19 tahun.
“Dajia hao! Wo jiao Xiao Yu,” sapanya pada semua orang yang ada
dalam auditorium tersebut dengan senyuman manisnya yang mungkin bisa membuat
gadis-gadis itu mimisan
“Baiklah, Xiao Yu sudah
memperkenalkan diri jadi saya akan segera ke inti acara saja dimana kalian bisa
bertanya langsung pada Xiao Yu tentang apapun itu tapi kalau masalah pribadi
itu terserah padanya ingin menjawab atau tidak. Oke, kita mulai saja untuk yang
ingin bertanya silahkan!” ujar Qiao En
Banyak sekali yang
antusias ingin bertanya pada Xiao Yu baik itu pria ataupun wanita karena mereka
yang sudah membaca karya Xiao Yu sangat mengagumi penulis muda berbakat itu.
Terkadang pertanyaan aneh juga meluncur dari beberapa mahasiswi. Tentu saja itu
tentang kehidupan pribadinya.
“Xiao Yu xiansheng, apakah kau memiliki nu pengyou?”
“Aiyo, tak perlu
terlalu sopan seperti itu cukup panggil aku Xiao Yu saja. Ehm, belum sampai
tahap itu tapi saat ini aku mempunyai dua sosok gadis yang sangat mengagumkan,”
jawabnya sambil mengulas senyum
“Wah, beruntung sekali
ya mereka,” puji Qiao En dengan mata berbinar-binar
“Ehm, sepertinya
begitu,” balas Xiao Yu kembali mengulas senyum yang berbeda dari sebelumnya
“Siapa mereka?” kali
ini Xiao Xun mengajukan pertanyaan dengan senyum tipis seperti biasanya
“Apa aku harus menjawabnya?”
tanya Xiao Yu balik. Mendengar pertanyaan Xiao Yu membuat hampir seluruh
peserta menjawab ‘IYA’ dengan teriakan mereka yang sangat antusias. “Baiklah
kalau kalian memaksa, kedua gadis itu adalah…,” Xiao Yu dengan sengaja
menggantungkan jawabnya untuk membuat semua yang ada dalam ruangan itu
penasaran. “Mereka… Kedua gadis itu adalah tokoh cerita dalam bukuku,
mereka mengagumkan bukan?” lanjutnya dan balik bertanya yang hanya dijawab
anggukan lemas dari semua yang hadir karena jawaban yang dilontarkan Xiao Yu
tidak sesuai harapan mereka.
“Lalu apakah kedua
gadis dalam tokoh cerita itu nyata atau hanya fiktif belaka?” seulas senyum
tipis pun terlontar dari bibir Tian Shi setelah bertanya pada Xiao Yu yang
membuat pria imut itu tersenyum lebar
“Menurut kalian sendiri
apakah karyaku itu terasa nyata atau hanya fiktif belaka? Apapun yang ada
dipikiran kalian mungkin itulah jawabannya,” jawab Xiao Yu
“Oke, saya rasa cukup
sekian untuk hari ini dan terima kasih karena kalian sudah mau berpartisipasi
terutama pada Xiao Yu yang bersedia membantu untuk acara ulang tahun kampus
ini. Maaf jika ada yang menyinggung perasaan kalian dan sekali lagi kami dari
jurusan Teater mengucapkan terima kasih. Sampai jumpa lagi!,” ujar Qiao En
menutup acara
Begitu acara selesai,
semua orang langsung pergi meninggalkan auditorium tapi tidak dengan Tian Shi
dan Xiao Xun serta keempat pria yang selama acara duduk bersama mereka. Tak
lama terlihatlah seseorang berjalan mendekati mereka dengan senyum lebarnya.
Kedua gadis itu saling berpandangan satu sama lain seraya berhambur ke pelukan
orang itu.
“Woahh, sepertinya
kalian sangat merindukanku ya?” sindir orang itu yang tak lain adalah Xiao Yu
seraya membalas pelukan Tian Shi dan Xiao Xun
Setelah cukup puas
melepas rindu, mereka pun melepaskan pelukan dan kemudian ketiganya tersenyum
tipis membuat keempat pria yang masih memperhatikan mereka hanya bisa
mengerutkan dahi masing-masing. Merasa diacuhkan, Fahrenheit pun berdehem cukup
keras dengan kompaknya.
“Kalian masih disini?”
tanya Xiao Xun pura-pura
“Kami permisi dulu,”
jawab Da Dong sambil mengerucutkan bibirnya kesal mendapat pertanyaan seperti
itu dari Xiao Xun
“Silahkan!” sahut Tian
Shi singkat dan datar
Begitu Fahrenheit
pergi, mereka bertiga langsung terkekeh pelan melihat ekspresi dari empat pria
yang sedari tadi memperhatikan mereka. Namun tak lama kemudian raut wajah
mereka berubah serius.
“Jadi kau kejutannya?”
tanya Tian Shi to the point
“Seperti yang kalian
lihat bukan? Sekarang aku akan berada disini sampai waktu yang telah ditentukan
atau mungkin akan lebih lama lagi hingga misi ini selesai,” jawab Xiao Yu
sambil menengok ke kanan dan kiri mereka. “Disini tidak aman, lebih baik kita
cari tempat yang santai saja,” lanjutnya dan dijawab anggukan oleh kedua gadis
itu
“Hebat sekali kau
sekarang bisa menjadi penulis terkenal,” puji Xiao Xun dengan suara yang
sengaja sedikit dikeraskan
“Yah, begitulah dan
untuk merayakan reuni kita lagi maka aku akan mentraktir apapun yang kalian
mau. Bagaimana?” tanya Xiao Yu sama seperti Xiao Xun
“Ice cream,” jawab
kedua gadis itu bersamaan
“Baiklah, ayo pergi!”
ajak Xiao Yu seraya menggandeng kedua tangan gadis itu karena memang posisinya
saat ini sedang berada di tengah-tengah
Begitu tiba di café ice
cream, mereka langsung memesan rasa kesukaan masing-masing kemudian mencari
tempat duduk yang dirasa nyaman. Yah, akhirnya mereka duduk di pojok café
tersebut dekat dengan jendela. Ketiga orang itu terlihat asyik bersenda gurau
terkadang mereka tertawa layaknya sahabat yang sudah sangat lama tidak bertemu.
“Mau bermain?” tanya
Xiao Yu dengan senyum tipis yang pastinya dalam café itu hanya bisa dilihat dan
dimengerti oleh kedua gadis yang sedang duduk bersamanya saat ini
“Tentu!” jawab Tian Shi
membalas senyuman tipis itu
“Seperti biasanya,” sahut
Xiao Xun yang juga melontarkan senyum tipisnya
Pelayan mengantarkan es
krim yang sudah mereka pesan dengan senyum ramahnya apalagi setelah melihat
wajah Xiao Yu yang menurutnya imut dan juga tampan. Begitu pelayan itu pergi
Xiao Yu pun mengeluarkan secarik kertas, dimulai dengan sebuah gambar yang
sebenarnya adalah kode-kode rahasia untuk memulai pembicaraan serius mereka. Sekitar
10 menit ketiga orang itu bermain dengan secarik kertas sambil sesekali memakan
es krim yang ada di hadapan mereka.
“Ah, membosankan juga
ya,” ujar Xiao Yu seraya menghabiskan es krim miliknya
“Aku ke toilet dulu,”
ujar Tian Shi membawa secarik kertas yang sedari tadi mereka mainkan
Begitu sampai di
toilet, Tian Shi langsung mengeluarkan sebuah korek gas dari saku jeansnya. Ia
membakar kertas yang tadi digunakan untuk pembicaraan serius itu agar tidak
meninggalkan jejak. Setelah dipastikan sudah benar-benar habis terbakar, abu
dari kertas itu langsung disiram dengan air agar benar-benar bisa dipastikan
bersih dan tidak mencurigakan.
“Sudah selesai?” tanya
Xiao Xun begitu Tian Shi kembali duduk di tempatnya
“Sudah,” jawab Tian Shi
singkat seraya menghabiskan es krim miliknya
“Kalian kenal SpeXial
bukan?” tanya Xiao Yu kali ini sangat pelan seperti berbisik dan dijawab
anggukan oleh kedua gadis itu. “Mereka sedang menyelidiki kalian berdua jadi
berhati-hatilah!” lanjutnya memperingatkan yang kembali dijawab anggukan oleh
kedua gadis itu
“Sekarang aku harus ke
toko roti,” ujar Tian Shi setelah menghabiskan es krim miliknya
“Oh ayolah… Kita baru
bertemu dan kau mau pergi? Tidak bisakah meminta cuti sehari saja? Temani aku
seharian ini,” rayu Xiao Yu manja seperti anak kecil
“Aiyoo, sejak kapan
Xiao Yu berubah menjadi anak kecil seperti ini?” sindir Xiao Xun sambil tertawa
kecil melihat tingkah pria yang ada dihadapannya saat ini
“Hmm, entahlah tapi
sepertinya sejak kalian pergi membuatku kesepian jadi hari ini saja temani aku
ya!” rengek Xiao Yu dengan memelas
Tian Shi dan Xiao Xun
hanya bisa menghela nafas, “Baiklah!” jawab kedua gadis itu yang akhinya
menyetujui permintaan Xiao Yu
Tanpa banyak bicara
lagi, mereka langsung pergi ke tempat yang memang sering dikunjungi oleh Tian
Shi dan Xiao Xun selama berada di Taipei. Tempat yang menurut mereka sangat
indah yaitu Yamingshan National Park dimana dikelilingi tebing berbatu, padang
rumput pegunungan, dan juga danau yang tenang. Perlu menempuh waktu 30 menit
perjalanan untuk sampai ke taman itu. Mereka biasa pergi ke taman itu setiap
musim semi dan musim gugur karena saat itu bunga sakura sedang berwarna.
“Hei, kenapa kalian
membawaku kesini?” tanya Xiao Yu begitu mereka tiba di Yamingshan National Park
“Bukankah kau ingin
jalan-jalan jadi tidak perlu banyak protes cukup ikut saja dengan kami,” sahut
Xiao Xun membuat Xiao Yu hanya bisa mengerucutkan bibirnya saja
“Tapi aku kan pria
kenapa harus ke taman bunga?” protes Xiao Yu lagi yang membuahkan pelototan
dari Tian Shi karena kebanyakan protes
“Sekarang sudah sore
jadi kita hanya bisa ke tempat ini saja, besok kau bisa jalan-jalan lagi dengan
Xiao Xun,” ujar Tian Shi
“Aku tidak mau kalau
hanya berdua dengannya saja, kau harus ikut!” bantah Xiao Xun yang juga
disetujui oleh Xiao Yu
“Lihat besok saja!”
jawab Tian Shi singkat membuat kedua temannya itu kesal
“Selama disini kau akan
tinggal dimana?” tanya Xiao Xun pada Xiao Yu
“Di rumah Professor
Wu,” jawab Xiao Yu memelankan nada suaranya
“APA?” pekik kedua
gadis itu tak percaya dengan jawaban Xiao Yu, mata mereka membulat sempurna
“Mereka bilang harus
ada yang menjaga di dalam jadi aku mendapat tugas itu hingga misi ini
benar-benar selesai,” sahut Xiao Yu seakan mengerti kalau kedua gadis ini
memang butuh penjelasan
“Lalu bagaimana dengan
keluarganya? Mereka tidak akan percaya dengan mudah apalagi menerima
kedatanganmu yang mendadak seperti ini,” Tian Shi melanjutkan pertanyaannya
“Semua sudah diatur
sebaik mungkin hanya perlu menjalani layaknya orang biasa pada umumnya saja.
Yah, seperti kalian berdua yang berakting cukup baik selama 4 tahun ini,” ujar
Xiao Yu masih dengan nada suara yang sangat pelan sehingga hanya bisa didengar
oleh kedua gadis itu saja. “Oh ya, setelah hari ini kalian akan lebih sering
datang ke rumah Professor Wu jadi mulailah untuk lebih dekat dengan anaknya
serta sahabat-sahabatny itu tapi ingat jangan sampai membuat mereka curiga,”
lanjutnya yang langsung dijawab anggukan pelan oleh kedua gadis itu
“Bagaimana dengan
SpeXial?” kali ini Xiao Xun bertanya serius
“Berhenti bekerja di
toko roti itu maka kalian akan lebih mudah menghindar dari mereka. Untuk saat
ini sepertinya keempat pemuda itu belum mendapatkan informasi yang berarti jadi
lebih baik kalian berdua segera menjauh dari mereka,” saran Xiao Yu
>>> To be continue...
No comments:
Post a Comment