Friday 15 March 2013

First Love From Gold [Eps. 5]



Author:: TaraChun
Genre:: Romance
Cast::  Wu Chun as Rex                    ~ Tara as Callysta
            Jiro Wang as Darrel           ~ Dedew as Elora
            Aaron Yan as Nelson            ~ Layli as Griselda
            Calvin Chen as Cortez          ~Toru as Fiorenza
            Mike He as Adolfo               ~ Hananti as Aurelia
            Vic Zhou as Billy                  ~ Iin as Olinda
            Wang Zi as Dayton              ~ Nica as Nesha
            Jerry Yan as Roger             ~ Nurr as Halona
            Joe Cheng as Grady             ~ Lussy as Ratana
            Danson Tang as Derrick       ~ Rizki as Perlita
            JJ Lin as Lawson                 ~ Cha as Meara
            Ming Dao as Frank               ~ Yuna as Shafira
            Show Luo as Casey               ~ Febryana as Isaura
            Mao Di as Steve                  ~ Aulia as Oriana
            Xiao Jie as Marco               ~ Lulu as Luvena
            Roy Qiu as Freddy              ~ Rhenny as Fidelya
            George Hu as Addison          ~ Riskia as Alina
            Peter Ho as Hayes               ~ Elvina as Kailey
            Xiao Yu as Jorge                 ~ Feni as Davine

Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.


Semuanya mengangguk dan tersenyum, syuting pun dimulai
“Apa yang pertama-tama akan kita lakukan?” Fidelya
“Tentu saja memulai pemotretan” jawab Steve penuh semangat
“Pemotretan?” 17 wanita itu serempak dengan ekspresi penuh tanya
“Ada yang salah ladies?” Freddy
            Kembali dengan kekompakan mereka semua mengangguk serempak. Para pria pun saling menoleh satu sama lain.
“Apa masalahnya?” Derrick
“Masalahnya adalah bagaimana mungkin kalian pemotretan jika produk yang akan dipromosikan tidak ada?” Elora
“Oh ya, benar juga…” Casey menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“Kalian tenang saja, sebentar lagi penyelamat kalian akan muncul” Adolfo tersenyum
            Melihat senyum Adolfo yang aneh membuat mereka semua bingung dengan maksud dari ‘penyelamat’ yang dikatakan oleh Adolfo

Kriiinnnggg… Kriiinnnggg…
            Ponsel Adolfo berbunyi, ia pun sedikit menjauh untuk mengangkat teleponnya
“Baiklah, aku segera kesana… Kau tunggu saja ya…” Adolfo menutup teleponnya dan kembali pada yang lainnya “Maaf, aku keluar sebentar…” Adolfo pun meninggalkan yang lainnya dan keluar kantor
“Hei.. Siapa ya kira-kira yang menelponnya tadi?” Callysta meyenggol tangan Aurelia dan membisikinya
“Kau jangan menggodaku terus. Aku tidak peduli…” Aurelia sedikit ketus
            Tak lama kemudian Adolfo kembali dan membawa…
“Inilah penyelamat yang aku katakan tadi” Adolfo tersenyum
“Dia??” Aurelia sedikit ragu
“She’s Davine, my friend at Senior High School” Adolfo memperkenalkan
“Lalu?” Nelson singkat
“Dia desainer professional dalam bidang ini” Adolfo
“Jadi kita akan meminta Davine untuk mendesain produk-produk terbaru GOUDMYN?” Frank
“That’s right..” Adolfo
            Mereka semua masih diam dan saling menoleh satu sama lain
“Aku tau kalian ragu dengan kemampuanku. Ini salah satu desain yang semalam aku buat untuk produk terbaru GOUDMYN” Davine menunjukkan sebuah gambar
            Darrel langsung menyambar gambar itu dan…
“Kau yakin hanya membuatnya dalam waktu semalam?” Darrel terperangah oleh desain yang dibuat oleh Davine
“Amazing…” Lawson yang mengambil gambar itu dari tangan Darrel
“So beautiful” Cortez menebarkan senyum mautnya pada Davine
“Hei, jangan berpikiran yang aneh-aneh pada temanku ya…” Adolfo menepuk pundak Cortez
“Tenanglah… Aku juga punya prinsip…” jawab Cortez
“Benarkah?” tanya 17 wanita kompak seakan tidak percaya dengan yang dikatakan Cortez
“Tentu saja… Ketika aku sudah benar-benar mencintai seorang wanita. Aku akan setia…” Cortez melirik Fiorenza sambil tersenyum
“Biar aku lihat” Billy pun menarik kertas itu dari Cortez “Aku belum pernah melihat desain sebagus ini”
“Sepertinya kami beruntung bisa menggunakan produk yang di desain olehmu” Rex menambahkan setelah melihat gambar Davine
“Sudahlah, kalian jangan memujinya terus… Nanti dia bisa besar kepala” Adolfo
“Terima kasih atas pujian dari kalian semua” Davine pun tersenyum bahagia
“Sepertinya ada yang kurang” terdengar suara dari salah satu pria
            16 pria lainnya dan Davine melihat ke arah pria yang mengatan hal itu
“Apa yang kurang Grady?” Marco
“Kenapa dari tadi mereka hanya diam saja tanpa berpendapat sedikitpun?” Grady melirik para pegawainya
“Yah, kau benar.. Sekalinya bicara mereka sangat kompak dan hanya menyindirku dengan mengatakan…” Cortez tersenyum
“Benarkah??” sahut 16 pria lainnya kompak
            Mereka semua tertawa karena kekompakan mereka sendiri tapi berbeda dengan reaksi dari 17 wanita itu yang hanya diam seribu bahasa tanpa ekspresi apapun.
“Kalian kenapa?” Steve
“Apa kalian salah minum obat?” Adolfo
“Bukankah kalian seharusnya tertawa ketika melihat kekompakan kami?” Freddy
            Para pria itu bingung melihat 17 pegawai wanitanya yang tidak seperti biasanya. Mereka masih saja tidak berkata apapun.
“Semua itu karenamu…” Meara melirik Adolfo tajam
“Maaf bos, hari ini kami ingin mogok kerja..” Griselda menambahkan
“Apa karena kedatanganku membuat kalian ingin pergi?” Davine sedih
            Melihat Davine yang menyalahkan dirinya sendiri membuat beberapa wanita itu tidak tega.
“Ini bukan salahmu hanya saja ada sebuah alasan yang membuat sahabatku sedih jadi hari ini kami ingin menyenangkan hati sahabat kami yang sedang sedih” Luvena menjelaskan
“Sedih kenapa?” Adolfo kembali bertanya
“Sudah dibilang ini semua karenamu” Olinda kesal
“Apa salahku?” Adolfo bingung
            Tidak hanya Adolfo tapi 16 pria yang lainnya pun ikutan bingung dengan pernyataan Meara dan Olinda yang selalu menyalahkan Adolfo.
“Aku harus pergi… Permisi” Aurelia pun meninggalkan yang lainnya diikuti dengan Callysta beserta 15 wanita lainnya
“Sepertinya dia sudah salah paham” Davine tersenyum pada Adolfo
“Apa maksudmu?” Frank
“Aku ingin tanya sesuatu.. Apa kau punya hubungan khusus dengannya?” Davine melirik Adolfo
“Bisakah kau perjelas? Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu…” Adolfo yang semakin bingung
“Kalian ini para pria memang tidak peka dengan perasaan wanita ya..” Davine ikut kesal
            17 pria itu saling melihat satu sama lain dan mencoba untuk mencerna maksud dari perkataan Davine.
“Hei… Apakah kalian pria dewasa, haa? Apa kalian pernah pacaran?” Davine yang semakin kesal berhadapan dengan 17 pria yang sama sekali tidak mengerti maksudnya
“Kenapa dia melontarkan pertanyaan yang sama ya seperti 17 wanita itu?” bisik Steve pada Dayton
“Entahlah.. Aku juga tidak tau..” Dayton menggeleng
“Apa ketahuan sekali ya kalau kita belum pernah pacaran sebelumnya?” Derrick pun membisiki Grady
“Sepertinya begitu…” Grady
            Davine semakin kesal karena tidak mendapat jawaban apapun dari 17 pria yang ada di hadapannya dan ia pun mengambil kesimpulan
“Sepertinya benar yang aku katakan kalau kalian semua memang belum pernah pacaran sebelumnya” Davine menyimpulkan
“Sebenarnya apa maksudmu? Bisakah kau jelaskan?” Adolfo
“Siapa nama wanita itu?” Davine
“Aurelia…” Nelson singkat
“Oke.. Aurelia merasa aku adalah wanita spesial untukmu dan dia merasa cemburu karena dia menyukaimu… Apa kau sekarang sudah mengerti maksudku?” Davine mendelik
            Adolfo dan 16 pria lainnya hanya mengangguk
“Kenapa kau masih disini?” Davine kesal melihat Adolfo
“Memangnya apa yang harus aku lakukan?” Adolfo kembali bingung
“Oh My God… Apa hal seperti ini juga akau harus mengajarimu? Tidak.. Harusnya aku bilang mengajari kalian para pria yang belum pernah pacaran sebelumnya…” Davine
            Para pria itu kembali saling melihat satu sama lain…
“Kalian ini polos atau bodoh sih? Hal seperti ini saja masih berpikir… Baiklah, akan aku perjelas… Mr. Adolfo, do you ove her?” tanya Davine sedikit meninggikan nada bicaranya
“Maybe yes…” jawab Adolfo ragu
“Perasaanmu sendiri saja kau tidak mengerti lalu bagaimana bisa kau mengerti perasaan orang lain apalagi wanita?” Davine menghela nafas “Begini ya bos-bos besar yang ada dihadapanku saat ini. Aku akan memberitahu kalian satu hal tapi sebelumnya kalian harus menjawab pertanyaanku, Oke!” Davine senyum dengan terpaksa
“Apa yang ingin kau tanyakan?” Freddy
“Pernahkah kalian merasa deg-degan jika sedang bersama atau hanya menyentuh tangan wanita tersebut? Davine
            Pria-pria itu pun mengangguk mantap
“Good… Lalu apa kalian mengerti kenapa perasaan itu muncul?” Davine kembali bertanya
            Para pria itu hanya menggeleng secara bersamaan. Sebelum memberikan jawaban dari pertanyaannya tadi, Davine menarik nafas panjang lalu menghembuskannya lagi.
“Sekarang aku akan beritahu kalian jawaban dari perasaan itu… Are you ready guys?” Davine meyakinkan
“Yah..” 17 pria itu kompak
“Perasaan itu muncul karena kalian sedang jatuh cinta atau bisa dibilang kalian menyukai wanita yang sedang bersama kalian saat itu. Dan Adolfo, apa kau menyukai Aurelia?” Davine
            Adolfo pun mengangguk dan tersenyum malu
“Untuk apa kau bertingkah seperti itu? Kalau kau memang menyukainya, kejarlah dia  sebelum terlambat dan nyatakan perasaanmu padanya! Cepat pergi!!” Davine meneriaki Adolfo
            Adolfo pun langsung berlari mencari Aurelia dan disusul oleh Davine. Namun langkah Davine terhenti, ia menoleh ke belakang…
“Untuk apa kalian masih berdiri disana? Apa kalian tidak ingin menjadi saksi cinta mereka? Ayo cepat!!” Davine pun kembali berlari
            Mendengar perkataan Davine, 16 pria lainnya ikut menyusul Adolfo untuk mencari Aurelia.
“Tunggu Aurelia, jangan cepat-cepat larinya! Kami akan selalu ada bersamamu dan mendengar keluh kesahmu jadi aku mohon berhentilah!” Callysta sedikit berteriak ”Aww..” Callysta merintih kesakitan
“Kau kenapa Callysta?” Elora khawatir
“Aku…” Callysta tidak sanggup menjawab pertanyaan Elora karena menahan rasa sakit yang teramat sangat
“Aurelia berhenti!!” teriak Halona kesal
            Mendengar teriakan Halona, Aurelia pun berhenti dan menoleh ke belakang.
“Callysta…” Aurelia berlari kea rah Callysta yang kesakitan “Apa yang terjadi?” Aurelia sedih
“Aurelia, kami mengerti perasaanmu saat ini tapi bisakah kau jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini?” pinta Perlita
“Ingatlah, dia bukan kekasihmu!” Nesha
“Maafkan aku teman-teman… Maaf…” Aurelia menunduk dan meneteskan air matanya
“Kami yakin kau bisa mendapatkan pria yang lebih baik dan peka terhadap perasaanmu” Alina memeluk Aurelia
“Terima kasih… Kalian semua memang sahabat terbaikku” Aurelia kembali tersenyum
“Uhukk.. Uhukk…” Callysta batuk berdarah
 “Callysta…” Fidelya dan yang lainnya makin khawatir melihat Callysta yang batuk berdarah
“Mana obatnya?” Oriana
“Tas?” Fidelya mencari tasnya
“Ketinggalan di kantor…” jawab mereka kompak
“Gawat… Bagaimana sekarang?” Ratana panik
            Tidak hanya Ratana, begitupun yang lainnya juga ikut panik
“Ini semua salahku” Aurelia pergi
“Kau mau kemana?” Shafira
“Aku akan kembali ke kantor mengambil obatnya” Aurelia berlari
            Tanpa disengaja ia menabrak seseorang…
“Kau?” Aurelia terkejut melihat pria yang ada di hadapannya adalah Adolfo
“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu” Adolfo memegang tangan Aurelia
“Maaf, aku ada keperluan” Aurelia melepaskan tangannya
            Belum sempat berlari, ia melihat Davine dan yang lainnya juga datang
“Aku bawa obatnya” Rex menuju ke arah Callysta dan memberikan obat serta airnya
            Callysta dengan segera meminum obat tersebut dan kondisinya sedikit membaik
“Terima kasih” Callysta
“Maaf merepotkanmu” Fidelya
“Sebaiknya kita ke rumah sakit” Lawson
“Tidak perlu, aku tidak apa-apa kok…” jawab Callysta
“Bisakah kau tidak membantah?” Roger
“Cukup sudah semua sandiwara kalian!” Marco
“Apa selama ini kalian pikir kami bodoh?” Addison
“Kami tidak pernah berpikir seperti itu” Isaura
“Kami sangat menghormati kalian” Alina
“Dan kami tidak ingin membuat repot kalian semua” Nesha
“Dengan merahasiakan penyakitnya apa kalian pikir tidak akan merepotkan kami, hah?” Frank
            Para wanita itu hanya diam, mereka hanya menunduk
“Kami sudah tau semuanya… Dia menderita sirosis dan dokter yang menangani penyakitnya baru saja meninggal. Iya kan?” Nelson
“Bagaimana bisa mereka tau semuanya?” Griselda melirik teman-temannya yang lain
“Kalian sedang mencari dokter baru kan?” Derrick
            Tak ada yang menjawab bahkan mengangguk pun tidak
Kringg… Kringg… Ponsel Rex berbunyi…
“Halo… Ada kabar apa? Bagus sekali, kabari aku jika ada perkembangan terbaru. Thanks ya…” Rex pun mematikan teleponnya
“Siapa yang menelpon?” Darrel penasaran
“Temanku sudah menemukannya…” Rex melihat ke arah teman-temannya lalu tersenyum
            Mendengar perkataan Rex, 16 pria lainnya pun ikut tersenyum
“Apa yang ditemukan?” Davine
“Bukan apa-apa…” Adolfo
“Hei, bukankah kau ingin mengatakan sesuatu padanya?” Davine menepuk pundak Adolfo dan melirik Aurelia
“Oh ya, hampir lupa..” Adolfo menggenggam tangan Aurelia
            Aurelia dan teman-temannya yang lain hanya diam dan menunggu apa yang akan dilakukan oleh Adolfo.
“Sepertinya akan ada pasangan baru” bisik Alina pada Luvena
“Aku pun berpikir begitu” Luvena balik membisiki Alina
“Aurelia… Jujur saja aku baru mengetahui perasaanku sendiri setelah Davine menjelaskan semuanya pada kami. Aku akhirnya mengerti kalau aku sangat mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?” Adolfo mencium tangan Aurelia
            Aurelia terdiam sejenak lalu ia menganggukkan kepalanya
“Benarkah?” Adolfo tidak percaya
“Iya, aku mau..” Aurelia langsung memeluk Adolfo
            Semuanya bertepuk tangan, mereka ikut bahagia melihat Adolfo dan Aurelia…
“Wow, so sweet…” Elora
“Andai saja aku bisa menemukan pria yang mencintaiku” Fiorenza pelan
“Aku juga tidak mau kalah darinya…” Cortez berjalan menuju Fiorenza
            Bukan hanya Cortez tapi temannya juga sesama Fahrenheit Company menghampiri wanita yang mereka sukai
“I Love You” Cortez, Darrel, dan Rex menyatakan perasaan mereka dengan berjongkok sambil menggenggam tangan wanita yang mereka sukai “Do you will be my girlfriend?” 3 pria itu dengan kompaknya
            Elora, Fiorenza, dan Callysta saling melirik satu sama lain lalu mereka tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Melihat jawaban seperti itu, 3 pria itu langsung melepaskan genggaman tangannya
“Oh My God… Mereka menolak kita?” Darrel menggeleng keheranan sambil menoleh kedua temannya
“Jadi kalian tidak ingin menjadi kekasih kami…” Cortez menunduk sedih
“Why?” Rex
“Sebelumnya aku ingin bertanya padamu…” Callysta melirik Rex
“Apa?” Rex
“Kau ingin aku menjadi kekasihmu apa karena kau kasihan padaku?” Callysta
“NO… I really love you..” Rex meyakinkan sambil memegang tangan Callysta
“Kau yakin? Aku bisa meninggalkanmu kapan saja…” Callysta
“Yah.. Aku yakin kau pasti akan sembuh karena di dunia ini selalu ada keajaiban dan aku percaya keajaiban itu akan terjadi padamu” Rex tersenyum meyakinkan Callysta
“Terima kasih kau mencintaiku tapi…” Callysta melepas genggaman Rex dan tersenyum
“Apa ada yang salah?” Rex
            Callysta melirik Elora dan Fiorenza dan mereka kembali tersenyum lalu menggeleng
“Lalu kenapa kalian menolak kami?” Darrel penasaran
“Bagi kami kalian itu seperti boyband jadi kalau hanya bertiga saja tidak lengkap” Elora
“Apa bos Nelson tidak ingin menyatakan perasaannya juga?” Fiorenza
“Oh… Jadi itu masalahnya…” Cortez
“Okee…” Darrel
            Rex, Cortez, dan Darrel berjalan ke arah Nelson
“Nelson… Bantulah kami…!” Darrel
“Apa kau tidak ingin melihat ketiga sahabatmu ini bahagia?” Cortez
“Bukankah kau menyukainya?” Rex melirik Griselda
“Kalian ini sok tau sekali…” Nelson mengelak
“Ayolah…!” Cortez
            Nelson terpaksa mengiyakan permintaan ketiga sahabatnya itu
“Ya, baiklah…” Nelson
            4 pria itu berjalan menuju wanita-wanita yang mereka cintai
“Maukah kau menjadi kekasihku?” Nelson pun menggenggam tangan Griselda
“Aku tidak bisa bersama dengan orang yang merasa terpaksa untuk mengatakan perasaannya padaku” Griselda pun melepas tangannya
“Sejujurnya aku memang mencintaimu sejak kita bertemu waktu itu di mall. Bayangan wajahmu terus muncul di pikiranku. Aku hanya belum berani menyatakan perasaanku seperti 3 temanku yang lain” wajah Nelson memerah tapi terlihat sangat serius
“Benarkah?” Griselda mencari kepastian
            Nelson mengangguk mantap, melihat itu Griselda tersenyum bahagia
“Lalu bagaimana?” Cortez penuh harap
            4 wanita itu tersenyum dan mengangguk bersama dengan kompaknya lalu memeluk pria yang ada dihadapan mereka masing-masing
“Good job guys…” Davine bertepuk tangan “Apa tidak ada yang ingin menyatakan perasaan lagi?” Davine menelisik para pria itu
“Thanks ya Davine…” Aurelia langsung memeluk Davine
“You’re welcome. Oh ya, kalian sedang mencari dokter spesialis sirosis ya?” Davine
            Mereka semua mengangguk dan kesedihan kembali menghiasi wajah mereka yang tadinya penuh kebahagiaan
“Aku kenal seorang dokter tapi…” Davine menghentikan pembicaraannya
“Tapi kenapa?” tanya mereka semua kompak
“Dia berada di Jerman dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi ke sini” Davine
“Bukankah Dokter Hayes sedang berada di Taiwan?” Callysta
“No… Namanya Jorge bukan Hayes…” Davine
“Kenapa semuanya harus di Jerman?” Fidelya emosi
“Kita pindah saja ke Jerman” Steve menyarankan
            Mendengar saran dari Steve mereka diam dan saling melihat satu sama lain
“Baiklah, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya” Steve merasa ada yang tidak beres
“Not bad idea…” Billy
“Tapi sebelum ke Jerman kita harus menyelesaikan proyek ini dulu” Lawson
“Oke.. Ayo semua kita kembali ke kantor” Roger
“No, that’s our castle Roger” Freddy mengingatkan sambil tersenyum
            Roger dan yang lainnya pun ikut tersenyum, mereka semua kembali ke GOUDMYN. 5 pasangan  saling bergandengan tangan penuh kebahagiaan.
“Membuatku iri saja” Casey dalam hati
“Kau kenapa?” Frank menepuk pundak Casey
“Lihat saja!” Casey melirik ke arah 5 pasangan yang baru saja jadian
“Jujur saja, aku juga ingin seperti mereka” Frank membisiki Casey
“Ternyata kita sama ya... Sudahlah, kita tunggu waktu yang tepat saja” Casey balik menepuk pundak Frank
            Mereka pun sampai di GOUDMYN
“Jadi semua setuju dengan desain Davine?” Freddy
“Yah, kami setuju…” jawab wanita-wanita itu kompak
“Baiklah, kita tinggal menyewa tenaga untuk membuatnya…” Grady
“Tidak perlu…” jawab wanita-wanita itu lagi dengan kompaknya
“Lalu?” Marco
“Cukup membeli mesin terbaru dan sisanya serahkan saja pada kami, iya kan Davine?” Luvena tersenyum pada Davine
“Yahh, dia benar..” Davine
“Okee, Brown Company… Ini tugas kalian” Freddy
            Para pemegang saham dari Brown Company mengangguk bersamaan
“Wait!!” Meara
“Ada apa?” Lawson
“Kami yakin, ini bisa membantu kalian mengatur biaya yang diperlukan…” Fiorenza memberikan file-file yang berisi perincian dari biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh Brown Company
“Kami sudah menyusunnya semalam…”Aurelia
“Thanks ladies” Marco tersenyum
“Apa kalian yakin tidak ingin melihatnya dulu?” Ratana
            Para pemegang saham dari Brown Company itu saling melihat satu sama lain kemudian mereka membuka file tersebut dan kembali saling melihat satu sama lain
“Ada apa?” Freddy yang melihat para pemegang saham dari Brown Company sedikit ragu
“Perusahaan ini tidak akan menjual barangnya pada kami” Steve
“Yah, kami tau itu makanya sebelum kalian bertindak lebih jauh kami ingin kalian lebih teliti” Aurelia
“Kalau kalian tau kenapa masih memilih perusahaan ini?” Marco
“Karena mesin yang dijual merupakan produk terbaik di Afrika dan harga produk mereka pun lebih murah dengan kualitas yang bagus” Meara menjelaskan
“Lalu apa yang bisa kami lakukan?” Lawson
“Mudah saja, kami sudah meneliti semua perusahaan yang menanamkan saham di GOUDMYN dan yang paling berpeluang untuk mengajak mereka bekerja sama adalah Meteor Company” Griselda menjelaskan
“Kami?” tanya para pemegang saham Meteor Company serempak
“Yah, mereka sangat menghormati perusahaan senior yang masih bertahan hingga saat ini dan itu adalah Meteor Company” Elora
“Dan juga berdasarkan catatan kami Meteor Company pernah bekerja sama baik dengan perusahaan ini” Callysta
“Jadi kecil sekali resiko yang akan menyebabkan Meteor Company ditolak oleh mereka” Fidelya menyimpulkan
“Tapi kami kan tidak punya biaya sebanyak yang dimiliki Brown Company” Casey
            Wanita-wanita itu kembali tersenyum
“Bukankah kalian melakukan kerja sama ini untuk GOUDMYN?” Halona
            Pemegang saham dari Meteor Company pun mengangguk mantap
“Yang perlu kalian lakukan hanyalah mengajak mereka bekerja sama” Olinda
“Dan masalah biaya kalian tidak perlu pusing karena semuanya akan ditanggung oleh Brown Company” Perlita
“Berarti..” Billy tersenyum
“Yah, kalian membeli mesin atas nama Meteor Company tapi biayanya akan ditanggung oleh Brown Company” Luvena pun ikut tersenyum
“Good idea” Roger bertepuk tangan
            Pria-pria yang lainnya pun ikut bertepuk tangan
“Lalu kapan kita mulai?” Frank
“Tentu saja sekarang” jawab wanita-wanita itu kompak
            Meteor Company pun langsung meluncur ke perusahaan yang sudah disepakati sebelumnya. Sedangkan Brown Company pergi ke Bank untuk mengurus biaya yang mereka perlukan. Sementara di GOUDMYN kembali terjadi sedikit ketegangan saat Callysta mendadak tidak sadarkan diri.
“Callysta, bangunlah…” Fidelya
“Callysta, bukankah kita akan membuat keajaiban? Aku mohon bangunlah saying” Rex menggenggam erat tangan Callysta
            Davine menelpon Dokter Jorge kenalannya yang merupakan dokser spesialis Sirosis
“Halo, kau sekarang ada dimana?” Davine
“Maaf Davine, aku sedang rapat sekarang jadi telponmu harus kututup. Nanti aku telpon balik” jawab pria dari balik telpon Davine
“Menyebalkan… Kenapa disaat sepenting ini kau tidak punya waktu” Davine kesal
            Tak lama kemudian Callysta pun membuka matanya
“Akhirnya kau sadar juga” Elora
“Apa kau tau betapa takutnya aku? Kau harus bertahan Callysta sampai kita pergi ke Jerman dan berhasil mendapatkan keajaiban untukmu” Rex mencium tangan Callysta
“Aku hanya kelelahan saja, kalian tidak perlu khawatir seperti itu” Callysta lemas
“Apanya yang kelelahan? Aku tidak mau tau mulai saat ini kau harus menuruti kakak. Setelah semua urusan selesai kita terbang ke Jerman!” Fidelya kesal dengan Callysta yang selalu berpura-pura kuat
            Callysta hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah 3 jam menunggu akhirnya Meteor Company kembali bersama dengan Brown Company
“Semua sudah selesai, barang akan segera dikirim” Frank
“Good job…” Freddy
“Hai ladies…” kata 3 pemegang saham dari Brown Company dengan kompaknya
“Aku sedikit gugup” bisik Marco pada Lawson
“Sudahlah, kau minum air dulu saja” Lawson memberikan segelas air pada Marco
“Kau yakin tidak ikut?” Steve pun membisiki Lawson
“Kami masih belum dekat bahkan ketika berdua juga tidak tau ingin bicara apa… Kalian duluan saja, aku pasti akan menyusul jika waktunya tepat. Semangat ya…”Lawson berbicara pelan pada ketiga temannya
            Setelah siap, mereka berjalan mendekati wanita-wanita yang mereka sukai.

“Apa yang ingin mereka lakukan?” Derrick bertanya pada Grady dan Addison
“Sepertinya mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang Adolfo dan mereka lakukan” Addison melirik Adolfo dan para pemegang saham dari Fahrenheit Company
“Jadi maksudmu… Akan ada pasangan baru lagi?” Derrick mencari kepastian
“Kita lihat saja yang akan terjadi selanjutnya” Grady mengembangkan segaris senyum
            Dayton, Steve dan Marco dengan kompaknya mengatakan..
“I Love You”
“Nesha” Dayton
“Oriana” Steve
“Luvena” Marco
“Apa aku tidak salah dengar?” Nesha tidak menyangka Dayton mengatakan apa yang selama ia inginkan keluar dari mulut Dayton
“Yah, its true” Dayton pun memegang tangan Nesha sambil berjongkok “Maukah kau menjadi kekasihku?” Dayton mencium tangan Nesha
            Nesha tersenyum malu kemudian mengangguk pelan.
“Thanks my princess” Dayton langsung memeluk Nesha
“I Love You Too My Prince…” jawab Oriana tersenyum
“Astaga, dia benar-benar mengatakannya… I’m so happy” Steve pun mencium kening Oriana
            Marco masih menunggu jawaban dari Luvena dengan perasaan tak karuan dan ia memberanikan diri dengan sedikit gagap
“Apa kau mau menerimaku menjadi kekasihmu?” Marco menatap lekat mata Luvena
“Ya, aku mau…” Luvena pun memeluk Marco dengan gembira
            Melihat ketiga temannya bahagia Lawson pun hanya bisa tersenyum bahagia sambil melihat Meara yang juga tersenyum.
“Hari ini sepertinya kita panen pasangan baru ya…” Fidelya
“Apa kau mau menjadi kekasihku Fidelya?” Freddy dengan tiba-tiba mengutarakan isi hatinya pada Fidelya dan membuat yang lainnya kaget termasuk Fidelya
“Kau serius? Tapi aku tidak akan bisa mengurusmu sepenuhnya karena aku mempunyai Callysta, adik yang sangat aku sayangi” Fidelya
“Aku tau itu dan aku siap dengan apapun keputusanmu” Freddy harap-harap cemas
“I Love You Mr. Freddy” Fidelya pun menunduk malu sambil tersenyum
            Mendengar perkataan Fidelya membuat Freddy terkejut sekaligus bahagia. Ia langsung memeluk kekasih barunya itu kemudian mencium kening Fidelya.
“1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9…” Casey menghitung jumlah pasangan baru yang terjadi dalam satu hari ini
“Benar-benar tidak bisa dipercaya, baru kali ini aku melihat secara langsung dalam satu hari terjadi 9 kali pernyataan cinta dan tercipta 9 pasangan baru” Derrick menggelengkan kepalanya
“Ada yang kurang” Grady
“Apa lagi?” Derrick
“Pasangan-pasangan ini berada dalam satu ruangan yang sama dengan kita saat ini” Addison melanjutkan perkataan Grady
            Barang-barang yang sudah dipesan pun tiba di GOUDMYN dan mereka semua dengan segera melakukan tugas masing-masing untuk menyelesaikan apapun yang sudah mereka katakan sebelumnya.

>>>To be continue.....

No comments:

Powered by Blogger.