Author:: TaraChun
Genre:: Romance
Cast:: Wu Chun as Rex ~
Tara as Callysta
Jiro Wang as Darrel ~ Dedew as Elora
Aaron Yan as Nelson ~ Layli as Griselda
Calvin Chen as Cortez ~Toru as Fiorenza
Mike He as Adolfo ~ Hananti as Aurelia
Vic Zhou as Billy ~ Iin as Olinda
Wang Zi as Dayton ~ Nica as Nesha
Jerry Yan as Roger ~ Nurr as Halona
Joe Cheng as Grady ~ Lussy as Ratana
Danson Tang as Derrick ~ Rizki as Perlita
JJ Lin as Lawson ~ Cha as Meara
Ming Dao as Frank ~ Yuna as Shafira
Show Luo as Casey ~ Febryana as Isaura
Mao Di as Steve ~ Aulia as Oriana
Xiao Jie as Marco ~ Lulu as Luvena
Roy Qiu as Freddy ~ Rhenny as Fidelya
George Hu as Addison ~ Riskia as Alina
Peter Ho as Hayes ~ Elvina as Kailey
Xiao Yu as Jorge ~ Feni as Davine
Disclaimer::
Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat
sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya.
Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Semuanya
mengangguk dan tersenyum, syuting pun dimulai
“Apa yang pertama-tama
akan kita lakukan?” Fidelya
“Tentu saja
memulai pemotretan” jawab Steve penuh semangat
“Pemotretan?” 17
wanita itu serempak dengan ekspresi penuh tanya
“Ada yang salah
ladies?” Freddy
Kembali dengan kekompakan mereka
semua mengangguk serempak. Para pria pun saling menoleh satu sama lain.
“Apa masalahnya?”
Derrick
“Masalahnya adalah
bagaimana mungkin kalian pemotretan jika produk yang akan dipromosikan tidak
ada?” Elora
“Oh ya, benar
juga…” Casey menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“Kalian tenang
saja, sebentar lagi penyelamat kalian akan muncul” Adolfo tersenyum
Melihat senyum Adolfo yang aneh
membuat mereka semua bingung dengan maksud dari ‘penyelamat’ yang dikatakan
oleh Adolfo
Kriiinnnggg… Kriiinnnggg…
Ponsel Adolfo berbunyi, ia pun
sedikit menjauh untuk mengangkat teleponnya
“Baiklah, aku
segera kesana… Kau tunggu saja ya…” Adolfo menutup teleponnya dan kembali pada
yang lainnya “Maaf, aku keluar sebentar…” Adolfo pun meninggalkan yang lainnya
dan keluar kantor
“Hei.. Siapa ya
kira-kira yang menelponnya tadi?” Callysta meyenggol tangan Aurelia dan
membisikinya
“Kau jangan
menggodaku terus. Aku tidak peduli…” Aurelia sedikit ketus
Tak lama kemudian Adolfo kembali dan
membawa…
“Inilah penyelamat
yang aku katakan tadi” Adolfo tersenyum
“Dia??” Aurelia
sedikit ragu
“She’s Davine, my
friend at Senior High School” Adolfo memperkenalkan
“Lalu?” Nelson
singkat
“Dia desainer
professional dalam bidang ini” Adolfo
“Jadi kita akan
meminta Davine untuk mendesain produk-produk terbaru GOUDMYN?” Frank
“That’s right..”
Adolfo
Mereka semua masih diam dan saling
menoleh satu sama lain
“Aku tau kalian
ragu dengan kemampuanku. Ini salah satu desain yang semalam aku buat untuk
produk terbaru GOUDMYN” Davine menunjukkan sebuah gambar
Darrel langsung menyambar gambar itu
dan…
“Kau yakin hanya
membuatnya dalam waktu semalam?” Darrel terperangah oleh desain yang dibuat
oleh Davine
“Amazing…” Lawson
yang mengambil gambar itu dari tangan Darrel
“So beautiful”
Cortez menebarkan senyum mautnya pada Davine
“Hei, jangan berpikiran
yang aneh-aneh pada temanku ya…” Adolfo menepuk pundak Cortez
“Tenanglah… Aku
juga punya prinsip…” jawab Cortez
“Benarkah?” tanya
17 wanita kompak seakan tidak percaya dengan yang dikatakan Cortez
“Tentu saja…
Ketika aku sudah benar-benar mencintai seorang wanita. Aku akan setia…” Cortez
melirik Fiorenza sambil tersenyum
“Biar aku lihat”
Billy pun menarik kertas itu dari Cortez “Aku belum pernah melihat desain
sebagus ini”
“Sepertinya kami
beruntung bisa menggunakan produk yang di desain olehmu” Rex menambahkan
setelah melihat gambar Davine
“Sudahlah, kalian
jangan memujinya terus… Nanti dia bisa besar kepala” Adolfo
“Terima kasih atas
pujian dari kalian semua” Davine pun tersenyum bahagia
“Sepertinya ada
yang kurang” terdengar suara dari salah satu pria
16 pria lainnya dan Davine melihat
ke arah pria yang mengatan hal itu
“Apa yang kurang
Grady?” Marco
“Kenapa dari tadi
mereka hanya diam saja tanpa berpendapat sedikitpun?” Grady melirik para
pegawainya
“Yah, kau benar..
Sekalinya bicara mereka sangat kompak dan hanya menyindirku dengan mengatakan…”
Cortez tersenyum
“Benarkah??” sahut
16 pria lainnya kompak
Mereka semua tertawa karena
kekompakan mereka sendiri tapi berbeda dengan reaksi dari 17 wanita itu yang
hanya diam seribu bahasa tanpa ekspresi apapun.
“Kalian kenapa?”
Steve
“Apa kalian salah
minum obat?” Adolfo
“Bukankah kalian
seharusnya tertawa ketika melihat kekompakan kami?” Freddy
Para pria itu bingung melihat 17
pegawai wanitanya yang tidak seperti biasanya. Mereka masih saja tidak berkata
apapun.
“Semua itu
karenamu…” Meara melirik Adolfo tajam
“Maaf bos, hari
ini kami ingin mogok kerja..” Griselda menambahkan
“Apa karena
kedatanganku membuat kalian ingin pergi?” Davine sedih
Melihat Davine yang menyalahkan
dirinya sendiri membuat beberapa wanita itu tidak tega.
“Ini bukan salahmu
hanya saja ada sebuah alasan yang membuat sahabatku sedih jadi hari ini kami
ingin menyenangkan hati sahabat kami yang sedang sedih” Luvena menjelaskan
“Sedih kenapa?”
Adolfo kembali bertanya
“Sudah dibilang
ini semua karenamu” Olinda kesal
“Apa salahku?”
Adolfo bingung
Tidak hanya Adolfo tapi 16 pria yang
lainnya pun ikutan bingung dengan pernyataan Meara dan Olinda yang selalu
menyalahkan Adolfo.
“Aku harus pergi…
Permisi” Aurelia pun meninggalkan yang lainnya diikuti dengan Callysta beserta
15 wanita lainnya
“Sepertinya dia
sudah salah paham” Davine tersenyum pada Adolfo
“Apa maksudmu?”
Frank
“Aku ingin tanya
sesuatu.. Apa kau punya hubungan khusus dengannya?” Davine melirik Adolfo
“Bisakah kau
perjelas? Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu…” Adolfo yang semakin bingung
“Kalian ini para
pria memang tidak peka dengan perasaan wanita ya..” Davine ikut kesal
17 pria itu saling melihat satu sama
lain dan mencoba untuk mencerna maksud dari perkataan Davine.
“Hei… Apakah
kalian pria dewasa, haa? Apa kalian pernah pacaran?” Davine yang semakin kesal
berhadapan dengan 17 pria yang sama sekali tidak mengerti maksudnya
“Kenapa dia
melontarkan pertanyaan yang sama ya seperti 17 wanita itu?” bisik Steve pada
Dayton
“Entahlah.. Aku
juga tidak tau..” Dayton menggeleng
“Apa ketahuan
sekali ya kalau kita belum pernah pacaran sebelumnya?” Derrick pun membisiki
Grady
“Sepertinya
begitu…” Grady
Davine semakin kesal karena tidak
mendapat jawaban apapun dari 17 pria yang ada di hadapannya dan ia pun
mengambil kesimpulan
“Sepertinya benar
yang aku katakan kalau kalian semua memang belum pernah pacaran sebelumnya”
Davine menyimpulkan
“Sebenarnya apa
maksudmu? Bisakah kau jelaskan?” Adolfo
“Siapa nama wanita
itu?” Davine
“Aurelia…” Nelson
singkat
“Oke.. Aurelia
merasa aku adalah wanita spesial untukmu dan dia merasa cemburu karena dia
menyukaimu… Apa kau sekarang sudah mengerti maksudku?” Davine mendelik
Adolfo dan 16 pria lainnya hanya
mengangguk
“Kenapa kau masih
disini?” Davine kesal melihat Adolfo
“Memangnya apa
yang harus aku lakukan?” Adolfo kembali bingung
“Oh My God… Apa
hal seperti ini juga akau harus mengajarimu? Tidak.. Harusnya aku bilang
mengajari kalian para pria yang belum pernah pacaran sebelumnya…” Davine
Para pria itu kembali saling melihat
satu sama lain…
“Kalian ini polos
atau bodoh sih? Hal seperti ini saja masih berpikir… Baiklah, akan aku
perjelas… Mr. Adolfo, do you ove her?” tanya Davine sedikit meninggikan nada
bicaranya
“Maybe yes…” jawab
Adolfo ragu
“Perasaanmu
sendiri saja kau tidak mengerti lalu bagaimana bisa kau mengerti perasaan orang
lain apalagi wanita?” Davine menghela nafas “Begini ya bos-bos besar yang ada
dihadapanku saat ini. Aku akan memberitahu kalian satu hal tapi sebelumnya
kalian harus menjawab pertanyaanku, Oke!” Davine senyum dengan terpaksa
“Apa yang ingin
kau tanyakan?” Freddy
“Pernahkah kalian
merasa deg-degan jika sedang bersama atau hanya menyentuh tangan wanita
tersebut? Davine
Pria-pria itu pun mengangguk mantap
“Good… Lalu apa
kalian mengerti kenapa perasaan itu muncul?” Davine kembali bertanya
Para pria itu hanya menggeleng
secara bersamaan. Sebelum memberikan jawaban dari pertanyaannya tadi, Davine
menarik nafas panjang lalu menghembuskannya lagi.
“Sekarang aku akan
beritahu kalian jawaban dari perasaan itu… Are you ready guys?” Davine
meyakinkan
“Yah..” 17 pria
itu kompak
“Perasaan itu
muncul karena kalian sedang jatuh cinta atau bisa dibilang kalian menyukai
wanita yang sedang bersama kalian saat itu. Dan Adolfo, apa kau menyukai
Aurelia?” Davine
Adolfo pun mengangguk dan tersenyum
malu
“Untuk apa kau
bertingkah seperti itu? Kalau kau memang menyukainya, kejarlah dia sebelum terlambat dan nyatakan perasaanmu
padanya! Cepat pergi!!” Davine meneriaki Adolfo
Adolfo pun langsung berlari mencari
Aurelia dan disusul oleh Davine. Namun langkah Davine terhenti, ia menoleh ke
belakang…
“Untuk apa kalian
masih berdiri disana? Apa kalian tidak ingin menjadi saksi cinta mereka? Ayo
cepat!!” Davine pun kembali berlari
Mendengar perkataan Davine, 16 pria lainnya
ikut menyusul Adolfo untuk mencari Aurelia.
“Tunggu Aurelia,
jangan cepat-cepat larinya! Kami akan selalu ada bersamamu dan mendengar keluh
kesahmu jadi aku mohon berhentilah!” Callysta sedikit berteriak ”Aww..”
Callysta merintih kesakitan
“Kau kenapa
Callysta?” Elora khawatir
“Aku…” Callysta
tidak sanggup menjawab pertanyaan Elora karena menahan rasa sakit yang teramat
sangat
“Aurelia
berhenti!!” teriak Halona kesal
Mendengar teriakan Halona, Aurelia
pun berhenti dan menoleh ke belakang.
“Callysta…”
Aurelia berlari kea rah Callysta yang kesakitan “Apa yang terjadi?” Aurelia
sedih
“Aurelia, kami
mengerti perasaanmu saat ini tapi bisakah kau jangan bersikap kekanak-kanakan
seperti ini?” pinta Perlita
“Ingatlah, dia
bukan kekasihmu!” Nesha
“Maafkan aku
teman-teman… Maaf…” Aurelia menunduk dan meneteskan air matanya
“Kami yakin kau
bisa mendapatkan pria yang lebih baik dan peka terhadap perasaanmu” Alina
memeluk Aurelia
“Terima kasih…
Kalian semua memang sahabat terbaikku” Aurelia kembali tersenyum
“Uhukk.. Uhukk…”
Callysta batuk berdarah
“Callysta…” Fidelya dan yang lainnya makin
khawatir melihat Callysta yang batuk berdarah
“Mana obatnya?”
Oriana
“Tas?” Fidelya
mencari tasnya
“Ketinggalan di
kantor…” jawab mereka kompak
“Gawat… Bagaimana
sekarang?” Ratana panik
Tidak hanya Ratana, begitupun yang
lainnya juga ikut panik
“Ini semua
salahku” Aurelia pergi
“Kau mau kemana?”
Shafira
“Aku akan kembali
ke kantor mengambil obatnya” Aurelia berlari
Tanpa disengaja ia menabrak
seseorang…
“Kau?” Aurelia
terkejut melihat pria yang ada di hadapannya adalah Adolfo
“Aku ingin
mengatakan sesuatu padamu” Adolfo memegang tangan Aurelia
“Maaf, aku ada
keperluan” Aurelia melepaskan tangannya
Belum sempat berlari, ia melihat
Davine dan yang lainnya juga datang
“Aku bawa obatnya”
Rex menuju ke arah Callysta dan memberikan obat serta airnya
Callysta dengan segera meminum obat
tersebut dan kondisinya sedikit membaik
“Terima kasih”
Callysta
“Maaf
merepotkanmu” Fidelya
“Sebaiknya kita ke
rumah sakit” Lawson
“Tidak perlu, aku
tidak apa-apa kok…” jawab Callysta
“Bisakah kau tidak
membantah?” Roger
“Cukup sudah semua
sandiwara kalian!” Marco
“Apa selama ini
kalian pikir kami bodoh?” Addison
“Kami tidak pernah
berpikir seperti itu” Isaura
“Kami sangat
menghormati kalian” Alina
“Dan kami tidak
ingin membuat repot kalian semua” Nesha
“Dengan
merahasiakan penyakitnya apa kalian pikir tidak akan merepotkan kami, hah?”
Frank
Para wanita itu hanya diam, mereka
hanya menunduk
“Kami sudah tau
semuanya… Dia menderita sirosis dan dokter yang menangani penyakitnya baru saja
meninggal. Iya kan?” Nelson
“Bagaimana bisa
mereka tau semuanya?” Griselda melirik teman-temannya yang lain
“Kalian sedang
mencari dokter baru kan?” Derrick
Tak ada yang menjawab bahkan
mengangguk pun tidak
Kringg… Kringg… Ponsel Rex berbunyi…
“Halo… Ada kabar
apa? Bagus sekali, kabari aku jika ada perkembangan terbaru. Thanks ya…” Rex
pun mematikan teleponnya
“Siapa yang
menelpon?” Darrel penasaran
“Temanku sudah
menemukannya…” Rex melihat ke arah teman-temannya lalu tersenyum
Mendengar perkataan Rex, 16 pria
lainnya pun ikut tersenyum
“Apa yang
ditemukan?” Davine
“Bukan apa-apa…”
Adolfo
“Hei, bukankah kau
ingin mengatakan sesuatu padanya?” Davine menepuk pundak Adolfo dan melirik
Aurelia
“Oh ya, hampir
lupa..” Adolfo menggenggam tangan Aurelia
Aurelia dan teman-temannya yang lain
hanya diam dan menunggu apa yang akan dilakukan oleh Adolfo.
“Sepertinya akan
ada pasangan baru” bisik Alina pada Luvena
“Aku pun berpikir begitu”
Luvena balik membisiki Alina
“Aurelia… Jujur
saja aku baru mengetahui perasaanku sendiri setelah Davine menjelaskan semuanya
pada kami. Aku akhirnya mengerti kalau aku sangat mencintaimu. Maukah kau
menjadi kekasihku?” Adolfo mencium tangan Aurelia
Aurelia terdiam sejenak lalu ia
menganggukkan kepalanya
“Benarkah?” Adolfo
tidak percaya
“Iya, aku mau..”
Aurelia langsung memeluk Adolfo
Semuanya bertepuk tangan, mereka
ikut bahagia melihat Adolfo dan Aurelia…
“Wow, so sweet…”
Elora
“Andai saja aku bisa
menemukan pria yang mencintaiku” Fiorenza pelan
“Aku juga tidak
mau kalah darinya…” Cortez berjalan menuju Fiorenza
Bukan hanya Cortez tapi temannya
juga sesama Fahrenheit Company menghampiri wanita yang mereka sukai
“I Love You”
Cortez, Darrel, dan Rex menyatakan perasaan mereka dengan berjongkok sambil
menggenggam tangan wanita yang mereka sukai “Do you will be my girlfriend?” 3
pria itu dengan kompaknya
Elora, Fiorenza, dan Callysta saling
melirik satu sama lain lalu mereka tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Melihat jawaban seperti itu, 3 pria itu langsung melepaskan genggaman tangannya
“Oh My God… Mereka
menolak kita?” Darrel menggeleng keheranan sambil menoleh kedua temannya
“Jadi kalian tidak
ingin menjadi kekasih kami…” Cortez menunduk sedih
“Why?” Rex
“Sebelumnya aku
ingin bertanya padamu…” Callysta melirik Rex
“Apa?” Rex
“Kau ingin aku
menjadi kekasihmu apa karena kau kasihan padaku?” Callysta
“NO… I really love
you..” Rex meyakinkan sambil memegang tangan Callysta
“Kau yakin? Aku
bisa meninggalkanmu kapan saja…” Callysta
“Yah.. Aku yakin
kau pasti akan sembuh karena di dunia ini selalu ada keajaiban dan aku percaya
keajaiban itu akan terjadi padamu” Rex tersenyum meyakinkan Callysta
“Terima kasih kau
mencintaiku tapi…” Callysta melepas genggaman Rex dan tersenyum
“Apa ada yang
salah?” Rex
Callysta melirik Elora dan Fiorenza
dan mereka kembali tersenyum lalu menggeleng
“Lalu kenapa
kalian menolak kami?” Darrel penasaran
“Bagi kami kalian
itu seperti boyband jadi kalau hanya bertiga saja tidak lengkap” Elora
“Apa bos Nelson
tidak ingin menyatakan perasaannya juga?” Fiorenza
“Oh… Jadi itu
masalahnya…” Cortez
“Okee…” Darrel
Rex, Cortez, dan Darrel berjalan ke
arah Nelson
“Nelson… Bantulah
kami…!” Darrel
“Apa kau tidak
ingin melihat ketiga sahabatmu ini bahagia?” Cortez
“Bukankah kau
menyukainya?” Rex melirik Griselda
“Kalian ini sok
tau sekali…” Nelson mengelak
“Ayolah…!” Cortez
Nelson terpaksa mengiyakan
permintaan ketiga sahabatnya itu
“Ya, baiklah…”
Nelson
4 pria itu berjalan menuju wanita-wanita
yang mereka cintai
“Maukah kau
menjadi kekasihku?” Nelson pun menggenggam tangan Griselda
“Aku tidak bisa
bersama dengan orang yang merasa terpaksa untuk mengatakan perasaannya padaku”
Griselda pun melepas tangannya
“Sejujurnya aku
memang mencintaimu sejak kita bertemu waktu itu di mall. Bayangan wajahmu terus
muncul di pikiranku. Aku hanya belum berani menyatakan perasaanku seperti 3
temanku yang lain” wajah Nelson memerah tapi terlihat sangat serius
“Benarkah?”
Griselda mencari kepastian
Nelson mengangguk mantap, melihat
itu Griselda tersenyum bahagia
“Lalu bagaimana?”
Cortez penuh harap
4 wanita itu tersenyum dan mengangguk
bersama dengan kompaknya lalu memeluk pria yang ada dihadapan mereka
masing-masing
“Good job guys…”
Davine bertepuk tangan “Apa tidak ada yang ingin menyatakan perasaan lagi?”
Davine menelisik para pria itu
“Thanks ya
Davine…” Aurelia langsung memeluk Davine
“You’re welcome.
Oh ya, kalian sedang mencari dokter spesialis sirosis ya?” Davine
Mereka semua mengangguk dan kesedihan
kembali menghiasi wajah mereka yang tadinya penuh kebahagiaan
“Aku kenal seorang
dokter tapi…” Davine menghentikan pembicaraannya
“Tapi kenapa?” tanya
mereka semua kompak
“Dia berada di
Jerman dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi ke sini” Davine
“Bukankah Dokter
Hayes sedang berada di Taiwan?” Callysta
“No… Namanya Jorge
bukan Hayes…” Davine
“Kenapa semuanya
harus di Jerman?” Fidelya emosi
“Kita pindah saja
ke Jerman” Steve menyarankan
Mendengar saran dari Steve mereka
diam dan saling melihat satu sama lain
“Baiklah, anggap
saja aku tidak pernah mengatakannya” Steve merasa ada yang tidak beres
“Not bad idea…”
Billy
“Tapi sebelum ke
Jerman kita harus menyelesaikan proyek ini dulu” Lawson
“Oke.. Ayo semua
kita kembali ke kantor” Roger
“No, that’s our
castle Roger” Freddy mengingatkan sambil tersenyum
Roger dan yang lainnya pun ikut
tersenyum, mereka semua kembali ke GOUDMYN. 5 pasangan saling bergandengan tangan penuh kebahagiaan.
“Membuatku iri
saja” Casey dalam hati
“Kau kenapa?”
Frank menepuk pundak Casey
“Lihat saja!”
Casey melirik ke arah 5 pasangan yang baru saja jadian
“Jujur saja, aku
juga ingin seperti mereka” Frank membisiki Casey
“Ternyata kita
sama ya... Sudahlah, kita tunggu waktu yang tepat saja” Casey balik menepuk
pundak Frank
Mereka pun sampai di GOUDMYN
“Jadi semua setuju
dengan desain Davine?” Freddy
“Yah, kami
setuju…” jawab wanita-wanita itu kompak
“Baiklah, kita
tinggal menyewa tenaga untuk membuatnya…” Grady
“Tidak perlu…”
jawab wanita-wanita itu lagi dengan kompaknya
“Lalu?” Marco
“Cukup membeli
mesin terbaru dan sisanya serahkan saja pada kami, iya kan Davine?” Luvena
tersenyum pada Davine
“Yahh, dia
benar..” Davine
“Okee, Brown
Company… Ini tugas kalian” Freddy
Para pemegang saham dari Brown
Company mengangguk bersamaan
“Wait!!” Meara
“Ada apa?” Lawson
“Kami yakin, ini
bisa membantu kalian mengatur biaya yang diperlukan…” Fiorenza memberikan
file-file yang berisi perincian dari biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh
Brown Company
“Kami sudah
menyusunnya semalam…”Aurelia
“Thanks ladies”
Marco tersenyum
“Apa kalian yakin
tidak ingin melihatnya dulu?” Ratana
Para pemegang saham dari Brown
Company itu saling melihat satu sama lain kemudian mereka membuka file tersebut
dan kembali saling melihat satu sama lain
“Ada apa?” Freddy
yang melihat para pemegang saham dari Brown Company sedikit ragu
“Perusahaan ini
tidak akan menjual barangnya pada kami” Steve
“Yah, kami tau itu
makanya sebelum kalian bertindak lebih jauh kami ingin kalian lebih teliti”
Aurelia
“Kalau kalian tau
kenapa masih memilih perusahaan ini?” Marco
“Karena mesin yang
dijual merupakan produk terbaik di Afrika dan harga produk mereka pun lebih
murah dengan kualitas yang bagus” Meara menjelaskan
“Lalu apa yang
bisa kami lakukan?” Lawson
“Mudah saja, kami
sudah meneliti semua perusahaan yang menanamkan saham di GOUDMYN dan yang
paling berpeluang untuk mengajak mereka bekerja sama adalah Meteor Company”
Griselda menjelaskan
“Kami?” tanya para
pemegang saham Meteor Company serempak
“Yah, mereka
sangat menghormati perusahaan senior yang masih bertahan hingga saat ini dan
itu adalah Meteor Company” Elora
“Dan juga
berdasarkan catatan kami Meteor Company pernah bekerja sama baik dengan
perusahaan ini” Callysta
“Jadi kecil sekali
resiko yang akan menyebabkan Meteor Company ditolak oleh mereka” Fidelya
menyimpulkan
“Tapi kami kan
tidak punya biaya sebanyak yang dimiliki Brown Company” Casey
Wanita-wanita itu kembali tersenyum
“Bukankah kalian
melakukan kerja sama ini untuk GOUDMYN?” Halona
Pemegang saham dari Meteor Company
pun mengangguk mantap
“Yang perlu kalian
lakukan hanyalah mengajak mereka bekerja sama” Olinda
“Dan masalah biaya
kalian tidak perlu pusing karena semuanya akan ditanggung oleh Brown Company”
Perlita
“Berarti..” Billy
tersenyum
“Yah, kalian
membeli mesin atas nama Meteor Company tapi biayanya akan ditanggung oleh Brown
Company” Luvena pun ikut tersenyum
“Good idea” Roger
bertepuk tangan
Pria-pria yang lainnya pun ikut
bertepuk tangan
“Lalu kapan kita
mulai?” Frank
“Tentu saja
sekarang” jawab wanita-wanita itu kompak
Meteor Company pun langsung meluncur
ke perusahaan yang sudah disepakati sebelumnya. Sedangkan Brown Company pergi
ke Bank untuk mengurus biaya yang mereka perlukan. Sementara di GOUDMYN kembali
terjadi sedikit ketegangan saat Callysta mendadak tidak sadarkan diri.
“Callysta,
bangunlah…” Fidelya
“Callysta,
bukankah kita akan membuat keajaiban? Aku mohon bangunlah saying” Rex menggenggam
erat tangan Callysta
Davine menelpon Dokter Jorge
kenalannya yang merupakan dokser spesialis Sirosis
“Halo, kau
sekarang ada dimana?” Davine
“Maaf Davine, aku
sedang rapat sekarang jadi telponmu harus kututup. Nanti aku telpon balik”
jawab pria dari balik telpon Davine
“Menyebalkan…
Kenapa disaat sepenting ini kau tidak punya waktu” Davine kesal
Tak lama kemudian Callysta pun
membuka matanya
“Akhirnya kau
sadar juga” Elora
“Apa kau tau
betapa takutnya aku? Kau harus bertahan Callysta sampai kita pergi ke Jerman
dan berhasil mendapatkan keajaiban untukmu” Rex mencium tangan Callysta
“Aku hanya
kelelahan saja, kalian tidak perlu khawatir seperti itu” Callysta lemas
“Apanya yang
kelelahan? Aku tidak mau tau mulai saat ini kau harus menuruti kakak. Setelah
semua urusan selesai kita terbang ke Jerman!” Fidelya kesal dengan Callysta
yang selalu berpura-pura kuat
Callysta hanya mengangguk dan
tersenyum. Setelah 3 jam menunggu akhirnya Meteor Company kembali bersama
dengan Brown Company
“Semua sudah
selesai, barang akan segera dikirim” Frank
“Good job…” Freddy
“Hai ladies…” kata
3 pemegang saham dari Brown Company dengan kompaknya
“Aku sedikit
gugup” bisik Marco pada Lawson
“Sudahlah, kau
minum air dulu saja” Lawson memberikan segelas air pada Marco
“Kau yakin tidak
ikut?” Steve pun membisiki Lawson
“Kami masih belum
dekat bahkan ketika berdua juga tidak tau ingin bicara apa… Kalian duluan saja,
aku pasti akan menyusul jika waktunya tepat. Semangat ya…”Lawson berbicara
pelan pada ketiga temannya
Setelah siap, mereka berjalan
mendekati wanita-wanita yang mereka sukai.
“Apa yang ingin
mereka lakukan?” Derrick bertanya pada Grady dan Addison
“Sepertinya mereka
akan melakukan hal yang sama seperti yang Adolfo dan mereka lakukan” Addison
melirik Adolfo dan para pemegang saham dari Fahrenheit Company
“Jadi maksudmu… Akan
ada pasangan baru lagi?” Derrick mencari kepastian
“Kita lihat saja
yang akan terjadi selanjutnya” Grady mengembangkan segaris senyum
Dayton, Steve dan Marco dengan
kompaknya mengatakan..
“I Love You”
“Nesha” Dayton
“Oriana” Steve
“Luvena” Marco
“Apa aku tidak
salah dengar?” Nesha tidak menyangka Dayton mengatakan apa yang selama ia
inginkan keluar dari mulut Dayton
“Yah, its true”
Dayton pun memegang tangan Nesha sambil berjongkok “Maukah kau menjadi
kekasihku?” Dayton mencium tangan Nesha
Nesha tersenyum malu kemudian
mengangguk pelan.
“Thanks my
princess” Dayton langsung memeluk Nesha
“I Love You Too My
Prince…” jawab Oriana tersenyum
“Astaga, dia
benar-benar mengatakannya… I’m so happy” Steve pun mencium kening Oriana
Marco masih menunggu jawaban dari
Luvena dengan perasaan tak karuan dan ia memberanikan diri dengan sedikit gagap
“Apa kau mau
menerimaku menjadi kekasihmu?” Marco menatap lekat mata Luvena
“Ya, aku mau…”
Luvena pun memeluk Marco dengan gembira
Melihat ketiga temannya bahagia
Lawson pun hanya bisa tersenyum bahagia sambil melihat Meara yang juga
tersenyum.
“Hari ini
sepertinya kita panen pasangan baru ya…” Fidelya
“Apa kau mau
menjadi kekasihku Fidelya?” Freddy dengan tiba-tiba mengutarakan isi hatinya
pada Fidelya dan membuat yang lainnya kaget termasuk Fidelya
“Kau serius? Tapi
aku tidak akan bisa mengurusmu sepenuhnya karena aku mempunyai Callysta, adik
yang sangat aku sayangi” Fidelya
“Aku tau itu dan
aku siap dengan apapun keputusanmu” Freddy harap-harap cemas
“I Love You Mr.
Freddy” Fidelya pun menunduk malu sambil tersenyum
Mendengar perkataan Fidelya membuat
Freddy terkejut sekaligus bahagia. Ia langsung memeluk kekasih barunya itu
kemudian mencium kening Fidelya.
“1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9…” Casey menghitung jumlah pasangan baru yang terjadi dalam satu hari
ini
“Benar-benar tidak
bisa dipercaya, baru kali ini aku melihat secara langsung dalam satu hari
terjadi 9 kali pernyataan cinta dan tercipta 9 pasangan baru” Derrick
menggelengkan kepalanya
“Ada yang kurang”
Grady
“Apa lagi?”
Derrick
“Pasangan-pasangan
ini berada dalam satu ruangan yang sama dengan kita saat ini” Addison
melanjutkan perkataan Grady
Barang-barang yang sudah dipesan pun
tiba di GOUDMYN dan mereka semua dengan segera melakukan tugas masing-masing
untuk menyelesaikan apapun yang sudah mereka katakan sebelumnya.
>>>To be continue.....
No comments:
Post a Comment