Saturday, 4 May 2013

The Darkness [Act.1]

NB:: Duibuqi sebelumnya, ff yang First Love From Gold belum selesai sampai ending nya jadi daripada nih blog nganggur juga gak admin posting apa-apa jadi share ff ini dulu aja ya... Happy reading ^_^


Author:: TaraChun
Genre:: Action, Friendship, Family, Romance
Cast:: Wu Chun as Chun/Jack
          Jiro Wang as Da Dong/Max
          Aaron Yan as Ya Lun/John
          Calvin Chen as Yi Ru/Mark
          TaraChun Fahrenheit as Feifei/Shayla
          Dedew Lan Hua as Narella
          Layli Dinata as Valerie
          Vina Kunimitzu as Briana
          Cameo

Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

            Dalam arena balap F1, para peserta sudah masuk dalam mobilnya dan para penonton pun berteriak histeris menyebutkan nama salah satu pembalap itu. Pembalap F1 yang satu ini berbeda dari pembalap lainnya yang selalu ingin eksis dan menonjolkan ketampanan mereka pada penonton, fans, dan media. Ia dijuluki ‘Mysterious Racer’ oleh seluruh penggemar F1 karena selalu menggunakan kaca mata, topi, dan masker berwarna hitam tiap kali muncul bahkan tidak ada satu media pun yang berhasil mendapatkan informasi tentang pembalap yang satu ini. Hanya sekedar nama yang mereka ketahui dari pembalap itu namun entahlah nama yang ia gunakan asli atau palsu pun tidak ada yang tau.
“Jack….” teriak para penonton histeris
“Baiklah pemirsa kembali lagi bersama saya dalam pertandingan F1 dan seperti biasanya pembalap yang masih dijagokan serta namanya diteriakkan oleh para penonton Jack sang ‘Mysterious Racer’ baru saja masuk dalam mobilnya. Bagaimana aksi nya? Apa ia bisa mempertahankan gelar juara berturut-turutnya? Kita lihat saja sebentar lagi” pembawa acara
            3… 2… 1… Go… Balapan pun dimulai, seluruh penonton terus saja meneriakkan nama jagoannya masing-masing. Di tengah-tengah penuhnya penonton terdapat 3 orang pria misterius lainnya dengan perlengkapan yang digunakan sama seperti Jack.
“Mau bertaruh?” tanya salah seorang pria misterius itu pada temannya
“Tidak perlu, ia pasti menang lagi” jawab temannya yang sama-sama misterius
“Kalian berdua berhentilah bicara!” pinta teman mereka yang lainnya
            Kedua pria misterius itu pun diam menuruti perkataan temannya. Balapan masih terus berlangsung dan Jack tetap berada di posisi pertama.
“Aku pergi duluan, masih ada urusan di kantor” kata salah satu pria misterius berperawakan tinggi kurus
“Tapi kan pertandingannya belum selesai” pria misterius lainnya dengan badan yang lumayan berotot
“Dia sudah pasti menang, kita bertemu lagi nanti malam… Bye” pria berperawakan tinggi itu pun meninggalkan kedua temannya
“Dasar pengusaha sibuk” gerutu pria berotot
“Apa kau tidak ada jadwal hari ini?” tanya pria misterius lainnya
“Astaga… Untung kau ingatkan, aku harus manggung jam 5 sore” jawab pria berotot itu sambil  menepuk jidatnya
“Pergilah, masih tersisa 2 jam lagi. Aku akan menunggunya sampai selesai dan kami akan menontonmu nanti” kata pria berjenis suara tenor
            Pria berotot itu pun mengangguk lalu pergi meninggalkan pria misterius satunya. Kembali pada arena balap yang semakin seru dan menegangkan dimana para pembalap semakin mendekati garis finish. Semua penonton berteriak semakin keras dan akhirnya salah seorang pembalap sudah melewati garis finish.
“Jack, berada di posisi pertama… Bisa kita lihat para pendukung Jack sangat gembira melihat sang ‘Mysterious Racer’ mereka menang. Jack benar-benar berhasil mempertahankan gelar juaranya sebanyak 8 kali  berturut-turut bersama Ferrari yang ia gunakan. Sebentar lagi kita akan melihat Jack mengangkat pialanya yang ke-8 di ajang balap mobil bergengsi Formula 1 ini” pembawa acara dengan hebohnya
            Pria misterius bersuara Tenor itu pun langsung pergi ke ruangan khusus tempat Jack berada setelah menerima pialanya.
“Ayo, kita harus pergi sekarang” kata pria itu ketika melihat Jack dalam ruangan
“Mau kemana? Aku lapar sekali belum makan siang” Jack yang memegang botol air mineral dan sebuah kotak makan siang
“Cepatlah… Kita harus menonton aksinya di panggung jam 5 sore ini”
            Jack melihat jam dinding
“Masih ada waktu 1 jam lagi kan jadi biarkan aku makan dulu.. Oke!” Jack kembali melahap makan siangnya
“Tapi kita bisa terlambat” pria itu sedikit cemas
“Hei, apa kau lupa siapa aku?” Jack kembali pada makanannya
“Ya baiklah, kau Jack sang ‘Mysterious Racer’ pembalap F1 yang sudah mendapatkan gelar juara berturut-turut sebanyak 8 kali tanpa pernah mengalami cedera sedikitpun” sahut pria itu panjang lebar
“Apa kau sudah selesai bicaranya? Ayo kita jalan…!” Jack
“Kau sudah selesai makannya?” tanya pria misterius itu
            Jack hanya mengangguk kemudian menarik tangan pria bersuara tenor itu keluar dari ruangan menuju mobil Lamborghini miliknya. Mobil itu melaju kencang dan 10 menit sebelum mini konser dimulai, mereka sudah tiba di tempat konser akan diselenggarakan. Tempat itu sudah dipenuhi oleh para penonton pecinta musik poprock yang selalu meneriaki nama Max sang ‘Mysterious Rocker’. Sama seperti Jack, setiap kali perform Max akan menggunakan kaca mata, topi, dan masker tapi dengan warna yang berbeda tiap kali perform.
“Max, I LOVE YOU….” teriak para penggemar histeris
            Sang Mysterious Rocker pun muncul di atas panggung dan membuat penonton semakin histeris. Kali ini, ia menggunakan tema berwarna biru dongker dan seperti biasa sebelum memulai performnya ia akan menyapa para penggemarnya.
“Hello everybody… Are you ready?” sapa Max
“We are ready…” jawab para fans histeris
            Max mulai memainkan gitarnya dan suara gemuruh para penonton semakin keras setelah mendengar suara emas Max.
“Lagu-lagu Max semuanya enak ya” kata salah seorang fans pada temannya
“Iya, aku dengar kebanyakan lagu Max diciptakan oleh ‘Myterious Composer’ bernama John” sahut salah satu fans Max lainnya
“Hmm, aku juga tau itu dan yang anehnya adalah mereka berdua setiap kali muncul selalu menggunakan kaca mata, masker, dan topi sehingga tidak ada yang tau wajah asli mereka” kata fans itu lagi
“Sudahlah, tidak usah kita bahas lagi… Konsernya sudah mau selesai” pinta temannya
            Konser pun selesai, Max pergi ke belakang panggung dan masuk ke ruangan khusus artis bertuliskan namanya di depan pintu yang menandakan tidak ada seorang pun boleh masuk ruangan itu tanpa seizin Max
“Kalian sudah disini?” Max melihat 3 temannya yang lain
            Ketiga temannya hanya mengangguk
“Bukankah kau bilang ada urusan penting? Kenapa bisa datang?” Max melihat teman misteriusnya yang berperawakan tinggi
“Tadi Feifei mengingatkanku tentang jadwal konsermu sore ini” jawab pria itu
“Ternyata Sang ‘Mysterious Entrepeneur’ ini peduli juga ya” Max menepuk pundak pria itu
“Eh Mark, bagaimana kondisi di kantor?” Jack
“Kau menanyakan kondisi kantor atau?” Mark menggoda Jack
“Hei, jangan bicara sembarangan ya. Aku hanya ingin tau” Jack sedikit kesal
“Oh ya, dimana Feifei?” Max melihat sekeliling ruangan
            Begitu pun dengan 2 temannya yang lain tapi tetap tidak melihat Feifei berada dalam ruangan itu. Melihat ketiga temannya mencari Feifei, Mark hanya tersenyum.
“Bukankah tadi kau bilang Feifei yang mengingatkanmu tentang konserku hari ini?” Max
            Mark hanya mengangguk dan kembali tersenyum
“Lalu sekarang dimana dia?” tanya pria misterius bersuara tenor
“Ternyata Sang ‘Mysterious Composer’ juga menanyakannya ya… Hahahaha” Mark tertawa penuh kemenangan
“Jangan bercanda dengan hal ini Mark, apa kau tidak khawatir?” tanya pria itu lagi
“Sudahlah John, kau tidak perlu khawatir seperti itu dan kalian berdua juga. Feifei hanya sedang” Mark belum sempat melanjutkan perkataannya
“Minuman datang” gadis yang dikhawatirkan oleh 3 pria misterius itu pun datang
“Kau lama sekali beli minumannya, lihatlah wajah-wajah penuh kekhawatiran menunggumu datang” Mark melirik 3 temannya
“Aku kan hanya beli minuman, memang kau tidak bilang pada mereka?” gadis bernama Feifei itu pun melirik 3 pria lainnya
            Ketiga pria itu hanya menggeleng lalu tersenyum kecil
“Eh, apa-apaan kalian ini? Aku tadi mau bilang pada mereka tapi kau keburu datang” Mark mengelak
“Sudahlah, tidak perlu dibahas. Nih minuman kalian!” Feifei memberikan minuman pada 4 pria itu
            Mereka pun minum minuman masing-masing sambil bersenda gurau
“Bagaimana rencana kita nanti malam?” Jack
“Semua sudah ku atur” Feifei pun tersenyum
“Kita percayakan saja semuanya pada Feifei” Mark mengeluarkan killer smile nya
            Feifei pun membalas senyum Mark dengan manisnya
“Feifei kau tidak akan termakan oleh killer smile nya kan?” Max mencari kepastian
“Kalian tenang saja ya, aku akan menjaga Feifei dengan baik” Mark merangkul pundak Feifei
            Ketiga pria itu saling melihat satu sama lain lalu mengangguk bersamaan. Max dan Jack menarik lalu memegangi Mark sedangkan John membawa Feifei keluar dari ruangan itu tapi sebelum keluar John kembali menggunakan perlengkapan menyamarnya.
“Ayo kita keluar duluan” John menarik Feifei
“Kalian ini apa-apaan sih? Aku kan hanya bercanda lagian diantara kita berempat yang paling dekat dengan Feifei kan aku jadi tidak ada salahnya kan?”  Mark berusaha melepaskan badannya dari kedua temannya yang berotot itu
“Bukankah waktu kecil kita sudah berjanji untuk melindunginya?” Max
“Melindungi bukan berarti kau harus memilikinya” Jack
“Kita semua sudah dewasa dan itu hanyalah janji anak-anak kecil yang masih polos. Aku tidak yakin kalau diantara kalian tidak memiliki perasaan khusus padanya” Mark
            Mendengar ucapan Mark, kedua pria itu pun hanya bisa diam dan Mark berhasilkan melepaskan badanya
“Huh.. Kalian ini sudah tau punya badan besar berotot begitu malah memegangiku sekencang ini, sakit tau. Untung saja tubuhku lumayan kuat sehingga badanku tidak remuk karena perbuatan kalian berdua” Mark
“Makanya kau ini jangan bicara sembarangan” Max menepuk pundak Mark
“Sudahlah, aku malas meladeni kalian lagi. Aku mau pulang dulu, nanti malam kita punya sasaran baru jadi kalian juga bersiaplah!” Mark pun pergi meninggalkan Jack dan Max
            Sama seperti John, ia menggunakan perlengkapan menyamarnya sebelum keluar dari ruangan itu
“Sasaran baru? Yeahh..” Jack dan Max kompak
“Aku pergi duluan ya…” Jack pun pergi meninggalkan Max dalam ruangan itu
            Jack juga mengenakan perlengkapan menyamarnya barulah keluar dari ruangan itu
“Yah, seperti biasa dalam ruangan ini yang terakhir tersisa adalah aku. Lebih baik aku pulang juga sekarang” Max pun menggunakan perlengkapannya lalu keluar dari ruangan itu
            Kini ruangan yang tadinya berisi 4 pria misterius menjadi kosong. Setelah 45 menit ruangan itu kosong, dalam sebuah rumah mewah yang tadinya sepi kini menjadi ramai oleh berbagai suara yang membisingkan ketika masuk dalam rumah itu.
Ding… Dong… Ding… Dong…
Bel rumah berbunyi berkali-kali tapi tidak ada yang mendengar dan juga karena kesibukan para penghuni rumah tak ada satu pun yang membuka pintu. Memang dari luar rumah itu sangat tenang, tak ada satupun suara terdengar di luar rumah karena dipasang penyadap suara tapi ketika masuk ke dalam benar-benar tak bisa dihindari bahkan walau menutup telinga dengan apapun suara-suara bising itu akan tetap terdengar. Hanya satu orang yang bisa bertahan dengan suasana dalam rumah mewah itu beserta isinya.
“Astaga, tidak ada yang membuka pintu ini lagi untukku jadi maaf saja para penghuni di dalam aku terpaksa melakukan ini lagi”
Brakkk… Pintu pun terbuka hasil dari tendangan seseorang yang tidak dibukakan pintu
“Benar dugaanku, lagi-lagi mereka melakukan hal seperti ini… Huh, apa tidak bisa dalam rumah ini tenang sedikit saja?” orang itu dalam hati
            Orang itu pun menghampiri seorang pria yang sedang ada di dapur
“Chun, bisakah kau masak lebih pelan sedikit?” pintanya
“Eh Feifei, kau sudah datang? Tepat sekali karena sekarang sudah waktunya makan malam” sahut pria yang dipanggil Chun itu
“Ya aku sudah datang dan kalian masih berleha-leha seperti ini” Feifei sedikit kesal
“Aku tidak berleha-leha, aku sedang masak Feifei sayang…” Chun merayu
“Jujur saja melihat kegilaan kalian di luar rumah berbeda sekali dengan kegilaan yang kalian buat di dalam rumah” Feifei mengeluh
            Chun menaruh makanan hasil masakannya di meja
“Sudahlah, kau jangan ngomel terus nanti cepat tua lebih baik sekarang kita makan dulu. Aku akan memanggil mereka” Chun mengumpulkan tenaganya
            Feifei pun bersiap menutup telinga dengan kedua tangannya
“DongLunRu…. Cepat… makan…!” Chun berteriak sekencang mungkin memanggil ketiga adiknya
“Dasar kalian ini” Feifei hanya menggeleng
            Mendengar teriakan Chun, para pria yang dipanggil namanya pun langsung menuju ruang makan
“Eh… Kau sejak kapan disini?” tanya pria bernama Da Dong
“Tidak lama sebelum Chun berteriak untuk memanggil kalian” Feifei yang masih kesal
“Chun ge, apa tadi kau membukakan pintu?” tanya Ya Lun
            Chun hanya menggeleng dan mereka pun saling melihat satu sama lain
“Jangan bilang kalau kau…” Yi Ru pun tidak melanjutkan perkataannya lagi
            Keempat pria pemilik rumah itu langsung berlari ke pintu dan seperti dugaan mereka, pintu rumah sudah jebol. Mereka kembali ke ruang makan dan melihat Feifei yang asyik makan sendiri
“Apa? Siapa suruh kalian berisik sekali dan tidak membukakan pintu untukku jadi dengan terpaksa aku harus mendobrak pintu itu” Feifei dengan raut wajah tak bersalah
            Keempat pria itu pun hanya bisa menggeleng dan mulai makan makanan mereka masing-masing
“Kali ini siapa giliran memperbaiki pintu?” tanya Yi Ru pada ketiga saudaranya
“Kau…” jawab mereka bertiga dengan kompaknya
“Kenapa aku?” Yi Ru pun menunjuk dirinya sendiri
“Karena kau yang bertanya… Apa kau sudah lupa dengan peraturan yang kalian buat sendiri?” Feifei hanya tersenyum menahan tawanya yang ingin meledak
“Ahh, kenapa aku bisa lupa sih?” Yi Ru pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“Makanya jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan di kantor!” Da Dong meledek
“Kalau bukan aku memang siapa yang akan mengurus perusahaan itu? Kalian? Tidak mungkin kan?” Yi Ru kesal
“Cepat perbaiki pintunya!” pinta Chun
“Biarkan Yi Ru menghabiskan makannya dulu baru perbaiki pintu” Feifei
            Suasana kembali hening saat mereka makan
“Aku sudah selesai” Yi Ru langsung pergi ke depan dan memperbaiki pintu
“Biar aku bantu… Kalian bertiga setelah makan cepat mandi, waktunya tinggal 1 jam lagi” Feifei memperingatkan lalu pergi membantu Yi Ru
“Untung saja masih ada stok pintu di gudang, kau ini kebiasaan sekali” Yi Ru mengoceh sambil memperbaiki pintunya
“Siapa suruh kalian bersaudara aneh sekali tidak ada satupun yang mendengar suara bel padahal aku kan sudah memencetnya berulang kali” Feifei mengelak
            Dalam waktu 15 menit pintu sudah terpasang kembali
“Kerjamu semakin cepat” Feifei meledek
 “Yah, karena akulah yang paling sering memasang pintu yang sudah kau jebol” jawab Yi Ru sambil tersenyum
“Sudah sana cepat mandi” Feifei mendorong Yi Ru agar masuk ke kamarnya
            Setelah sekitar setengah jam menunggu akhirnya ketiga pria pun keluar dari kamar masing-masing
“Mana Yi Ru?” tanya Chun pada Feifei
“Belum keluar, mungkin 15 menit lagi” jawab Feifei
            Seperti yang dikatakan Feifei, Yi Ru pun keluar dari kamarnya
“Kalian sudah janjian ya?” Feifei yang melihat 4 pria itu dengan pakaian bernada sama

Keempat pria itu hanya mengangguk bersamaan
“Sudahlah, ayo berangkat! Kita sudah ditunggu yang lainnya” Feifei berjalan duluan
“Feifei, kau mau ikut di mobil siapa?” tanya Da Dong
            Feifei menatap tajam Da Dong yang tidak seperti biasanya
“Upss.. Aku salah sebut ya… Baiklah Shayla kau mau ikut mobil siapa?” Da Dong mengulang pertanyaannya
“Bagus kalau kau ingat…” Shayla tersenyum evil
“Sudahlah, kita tidak bisa main-main lagi… Kau lihat sendiri ia tersenyum seperti apa kan?” bisik Yi Ru pada Da Dong
“Aku ikut Chun saja” Shayla pun naik ke mobil Chun
“Ayo jalan” Chun menjalankan mobilnya dan berada di posisi paling depan
            Mereka semua menggunakan headset yang saling terhubung satu sama lain. Akhirnya mereka tiba di suatu tempat dimana sudah ada 3 orang gadis lainnya yang menunggu mereka. Ketiga gadis itu pun juga sudah menggunakan headset yang sama.
“Aku di mobil Chun” Shayla dari dalam mobil Chun yang tertutup
            Ketiga gadis itu mendengar apa yang dikatakan Shayla dari headset yang mereka pakai dan dengan bergegas ketiga gadis itu masuk ke mobil lainnya yang masih kosong. Keempat mobil pun kembali melaju ke tempat yang sangat gelap untuk parkir. Setelah parkir, 4 pria dalam mobil turun dan berjalan serentak ke tempat gelap dimana ada beberapa genk triad yang sedang berkumpul. Sedangkan 4 gadis yang masih ada dalam mobil tadi berputar ke arah yang berlawanan mengendarai mobil dan berhenti tepat mengelilingi beberapa genk triad beserta 4 pria yang sebelumnya bersama mereka dalam mobil.Tanpa mematikan lampu mobil, 4 gadis itu pun turun dan bergabung dengan 4 pria lainnya.
“Kalian siapa, hah?” tanya salah seorang pria
“Silau sekali” kata salah seorang pria lainnya
“Jerry ge, apa kau mengenal mereka?” tanya anak buah dari pria yang ia panggil Jerry ge
“Apa benar mereka?” batin pria bernama Jerry itu
“Hei kalian, matikan lampu mobilnya!” pinta salah seorang anak buah Jerry
            4 pria dan 4 gadis itu hanya tersenyum lalu tertawa dengan kerasnya
Hahahahaha….
“Kau berani memerintah kami, hah?” Ya Lun sedikit membentak dengan suara tingginya
“Memang kalian siapa? Untuk apa kami harus takut dengan orang-orang seperti kalian yang tidak berani menunjukkan wajah sendiri?” kata anak buah itu lagi
“Apa kau yakin ingin melihat wajah kami?” Yi Ru menggertak
“Boleh saja tapi kami tidak menjamin kalian bisa melihat hari esok” Da Dong mengancam
“Sepertinya benar itu mereka” batin Jerry “Hei, apa kalian adalah ‘FAHRENHEIT REAMUR’ itu?” tanya Jerry sedikit ragu
“Ternyata kau mengenal kami” Chun singkat
“Apa itu ‘FAHRENHEIT REAMUR’? Bukankah hanya nama suhu saja?” bisik salah satu anak buah Jerry ke temannya yang lain
            Jerry memukul kepala para anak buahnya
“Bodoh kalian…” Jerry kesal
“Kau sih…” kata salah satu anak buah Jerry yang juga kesal pada temannya
“Aku kan tidak tau” jawabnya mengelak
“Jerry, sebaiknya kau ajari para anak buahmu sopan santun” kata salah satu ketua dari genk lainnya
“Benar kata Mike, aku tidak mau ikut kena sial karena ulah anak buahmu itu” timpal ketua genk lain
“Ayo, sebaiknya kita pergi” Mike mengajak anak buahnya pergi “Hei Ken, kau tidak ingin pergi juga?” Mike bertanya pada ketua genk lain yang menyetujui perkataannya
“Yah, aku juga ingin pergi” jawab Ken mengikuti Mike
            Belum sempat mereka keluar dari lingkaran mobil terdengar suara
“Kalian pikir mudah pergi dari kami?” ujar salah seorang gadis
“Teman-teman, kalian dengar kan tadi? Hanya ada 3 genk disini” ujar gadis lainnya
“Yah, kau benar Briana. Aku rasa cukup 15 menit saja” sahut gadis lainnya
“Kau jangan terlalu meremehkan lawan Valerie tapi aku rasa 10 menit juga cukup” ujar gadis lainnya
“Sudahlah Valerie, Narella tak usah banyak bicara lagi dengan mereka” ujar seorang gadis lainnya
“Benar kata Shayla, ayo teman-teman” Briana pun berjalan menuju mobil
            Begitu pula dengan Valerie, Narella, dan Shayla menuju ke mobil masing-masing
“Gawat, lebih baik kita cepat kabur” Mike melirik Ken dan para anak buahnya
“Tidak semudah itu tuan-tuan” Yi Ru
            Mendengar suara Yi Ru, mereka pun berhenti
“Memang apa salah kami pada kalian?” Mike
“Apa yang dia katakan tadi? Apa aku tidak salah dengar? Salah? Kau pikir kami mencari kesalahan kalian pada kami? Kalian salah besar!” Da Dong menggeleng-gelengkan kepalanya
“Lalu kenapa kalian mencari kami?” Ken
“Karena kalian adalah penjahat yang membuat anak-anak menjadi yatim piatu” Yi Ru
“Dan kalian juga sudah merampas hak mereka untuk hidup layak” sambung Ya Lun
            Ketiga genk triad itu saling melihat satu sama lain.
“Lampu akan segera dimatikan” 4 gadis itu kompak berbicara melalui headsetnya
            Mendengar perkataan dari keempat gadis itu melalui headset mereka, Chun, Dong, Lun Ru pun tersennyum evil
“Kalian ingin melihat wajah kami bukan?” Ya Lun
“Bersiaplah!” Chun
“PARTY TIME” Da Dong berteriak
            Lampu mobil pun mati kemudian 4 gadis itu keluar dari mobil mereka masing-masing.
“Mereka tidak terlihat seperti triad yang menakutkan” bisik salah seorang anak buah Jerry pada anak buah Ken
“Kau benar… Aku rasa mereka lebih cocok menjadi boyband dan para wanita nya menjadi girlband saja” anak buah Ken balik membisiki
“Are you ready?” Yi Ru melirik teman-temannya
            Mereka semua mengangguk dan langsung melayangkan pukulan dan tendangan mereka ke 3 genk triad tersebut. Perkelahian pun dimulai, salah seorang anak buah Mike memegang pistol dan bersiap menembak Ya Lun
“Kau mau apa pria manis?” Valeria langsung mengambil pistol tersebut dan melayangkan sebuah pukulan tepat di mata kanan pria itu
“Ahh mataku” rintihnya kesakitan
“Sepertinya ada yang kurang ya, Narella mau bertukar?” Valerie
“Tentu saja, ini bagianmu” Narella melempar salah seorang anak buah triad lainnya pada Valerie
            Valerie langsung memegang dan menendang tepat pada tulang kering pria itu dengan kerasnya dan pria itu pun lumpuh seketika
“Baru yang kanan saja masih kurang lengkap tuan, berikan aku mata kirimu juga ya” Narella pun memukul mata kiri pria itu
“Kenapa mataku?” pria itu terus memegangi matanya yang sudah tidak bisa melihat lagi
“Beres…” Narella berniat mencari sasaran berikutnya
            Brukkk… Di bawah kakinya sudah jatuh seorang pria
“Tadi dia ingin memukulmu dengan ini” Briana menunjukkan sebuah botol minuman keras yang sebelumnya dipegang oleh pria itu “Jadi ini bagianku saja, oke..” Briana tersenyum dan lanjut menghajar pria itu
“Baiklah, aku serahkan dia padamu” Narella
            Sementara Shayla langsung menghadapi 4 pria sekaligus
“Narella, kau ingin makanan? Kemarilah!” Shayla
“Baiklah, kebetulan aku masih lapar” Narella menuju tempat Shayla berada
“Bagus sekali…” Shayla senang melihat temannya datang
“Dasar kalian pria-pria tidak tau malu. Aku akan membantumu menghabiskan semua makanan ini” Narella tersenyum evil
            Mereka berdua dengan kompaknya melawan 4 pria itu sekaligus
“Kalian mau ini?” Shayla mengeluarkan pistolnya
“Hei, wanita tidak boleh bermain pistol” sahut salah seorang pria
“Tapi aku sudah terbiasa memainkan ini” jawab Shayla dengan senyum evilnya dan
            Doorrrr… Beberapa tembakan tepat menembus kaki para pria itu dan mereka semua terjatuh seketika
“Tembakan yang bagus Shayla dan sekarang giliranku” Narella memukul mata dari keempat pria itu hingga mereka tidak bisa melihat lagi
“Yahh… Give me five” Shayla berkata pada Narella
            Karena terlalu senang membuat mereka sedikit lengah
“Kalian berdua, menunduk!” terdengar suara Chun di telinga mereka
            Dooorrrr… Kembali sebuah tembakan melesat namun bukan dikaki tapi di tangan salah seorang pria yang ingin menusuk salah seorang gadis itu dengan pisau yang dipegangnya
“Oh, jadi kau mau main belakang, hah?” Narella
“Boleh saja, ayo kita bermain…” Shayla memegangi pria itu dan Narella pun pindah ke posisi tepat di depan pria itu
“Narella dibelakangmu…” suara Valerie terdengar jelas ditelinga Narella
“Terima kasih” Narella melihat sebuah bayangan mendekatinya
            Ketika bayangan itu mendekat dengan sigap Narella memutar badannya dan menendang pria itu tepat mengenai perutnya
“Valerie, bagianmu bersama Shayla. Aku ingin menghabisi bagianku” Narella
“Bagus kau muncul, pria tampan bersiaplah” Shayla
            Valerie langsung menendang tulang kering pria itu dan ia pun terjatuh seketika
“Bagian ini mau kau atau aku?” Shayla menunjuk mata pria itu
“Untukku saja ya” Briana tiba-tiba datang “Mata yang indah tapi aku tidak suka melihatnya” Briana pun membutakan mata pria itu dengan pukulannya
“Kalian sudah selesai?” Yi Ru
“Finish” jawab mereka semua kompak
“Saatnya pengumuman” Da Dong
            4 pria dan 4 gadis yang menamakan genk mereka FAHRENHEIT REAMUR pun berkumpul untuk meninggalkan sebuah pengumuman tapi sebelumnya lampu mobil kembali dihidupkan dan mereka semua langsung menggunakan kaca mata dan sarung tangan berwarna hitam.
“Ambil handphone nya saja” Chun menunjuk Jerry
            Ya Lun pun mengambil handphone milik Jerry dan seperti biasanya mereka meninggalkan sebuah rekaman sebagai jejak mereka. Setelah memastikan tidak ada yang tersisa mereka pergi dari tempat itu        .
“Apa mau merayakannya?” Narella
“Sepertinya malam ini tidak dulu ya” jawab Da Dong
“Memangnya kenapa?” Valerie
“Hari ini kami penuh dengan aktivitas jadi sedikit lelah” Chun menambahkan
“Ya baiklah, lain kali saja” Briana
“Terima kasih sudah mengerti kami” Yi Ru tersenyum
            Setelah mengantarkan gadis - gadis itu, mereka pun pulang ke rumah. Keesokan paginya, mereka semua sudah menghidupkan televisi dan seperti yang mereka harapkan.

>>>To be continue..............

No comments:

Powered by Blogger.