Sunday, 26 January 2014

Rose Destiny (Part 2)



Title:: Rose Destiny
Author:: TaraChun
Main Cast::    Jiro Wang as Wang Da Dong
                        Rainie Yang as Yang Cheng Lin
Support Cast:: Fahrenheit, Mike He, Ariel Lin Yi Chen, Yang Fan | HIT– 5
Genre:: Fantasy

Length:: Chapter


Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.


Beberapa detik kemudian terasa angin berhembus dengan kencangnya dan hawa pun mendadak berubah membuat kedua gadis yang masih memejamkan mata mereka itu merinding. Sebenarnya apa yang terjadi atau dimana mereka sekarang? Pertanyaan itu terbersit di pikiran mereka namun keduanya masih belum berani membuka mata sebelum kembali mendengar suara sosok pria misterius tadi.

“Bukalah mata kalian!” perintah suara asing yang baru beberapa menit lalu mereka dengar

Baru saja mereka membuka mata, sedetik kemudian sepasang mata kedua gadis itu langsung terbelalak melihat tempat dimana mereka sekarang berada. Dengan permadani hijau yang membentang luas dan ada banyak pohon cemara di sekeliling mereka. Tak jauh dari tempat mereka berdiri pun terdapat sebuah kolam air mancur yang dikelilingi oleh berbagai jenis tanaman bunga. Bagaikan berada di wonderland yang pernah mereka tonton dalam beberapa film-film berlatar negeri dongeng.

Namun suasana indah bukanlah hal penting sekarang karena bagi mereka tetaplah ada hawa aneh dan terkesan mencekam di tempat ini. Perubahan suhu sering berganti secara tiba-tiba walaupun tidak terlalu signifikan tapi tetap terasa.

“Jadi sebenarnya di mana kita berada sekarang? Sepertinya aku tidak pernah tahu ada tempat seperti ini di Taiwan,” ujar Yi Chen mengalihkan perhatiannya setelah puas menikmati keadaan sekitarnya pada sosok pria yang membawa mereka ke tempat ini

“Sebelum aku menjawab dimana kita sekarang, kau harus berjanji terlebih dahulu Lin Yi Chen xiaojie,” sahut pria itu menunggu jawaban dari gadis bernama Yi Chen

“Baiklah, apapun itu terserah kau saja!” balas Yi Chen yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya

“Kuharap kalian tidak akan terkejut mendengar ini dan khusus untukmu Yi Chen xiaojie jika aku belum selesai menceritakan semuanya jangan pernah memotong ucapanku nanti dan setelah aku selesai menjelaskan semuanya maka keputusan ada di tanganmu. Hanya perlu memilih ingin mengingatnya atau tidak maka semua selesai, mengerti?” tanya pria itu yang hanya dijawab dengan anggukan saja

“Jadi bisakah kau mulai menceritakan semuanya?” kali ini Cheng Lin lah yang bertanya karena sedari tadi merasa terasingkan

“Baiklah sesuai permintaan anda Princess Rainie,” ujar pria itu yang lagi dan lagi membuat kedua gadis ini membulatkan mata mereka

“PRINCESS RAINIE?” pekik kedua gadis itu bersamaan

“Ya begitulah. Perkenalkan saya Jiro atau bisa dipanggil dengan nama Da Dong, salah satu utusan kepercayaan REGENNIS KINGDOM. Saya diutus Prince Evan untuk membawa anda kembali ke istana,” ujar pria itu menjelaskan maksudnya sementara kedua gadis itu masih memasang ekspresi tak percaya dan terkesan aneh bagi Jiro

Karena tak ada jawaban dari kedua gadis dihadapannya ini membuatnya memutuskan untuk kembali melanjutkan ceritanya dan menganggap kalau mereka sudah mengerti tentang identitas awal dirinya.

“Dan sekarang kalian berada di Vampire Hill,” lanjutnya

“VAMPIRE?” teriak kedua gadis itu bergidik ngeri kemudian saling berpelukan

“Jika kita berada di Vampire Hill berarti dengan kata lain kau adalah…?” tanya Yi Chen ragu menyebutkan

“Yah seperti yang kau pikirkan, aku adalah vampire,” jawab Jiro dengan santainya. “Begitupula dengan Princess Rainie atau yang kau kenal dengan nama Yang Cheng Lin,” lanjutnya lagi membuat kedua gadis itu saling memandang

“Aku vampire? Hei, jangan bercanda!” pinta Cheng Lin berharap apa yang dikatakan Jiro hanya bualan semata

“Ehm, begini Da Dong xiansheng. Aku sudah mengenal Cheng Lin sejak kami berusia lima tahun dan tak ada tanda-tanda yang membuktikan kalau sahabatku ini vampire atau semacamnya bahkan dia tidak memiliki taring seperti vampire yang ada di film Twilight Saga saat sedang marah atau bahkan mengamuk tidak jelas seperti orang gila,” ujar Yi Chen membela sahabatnya tapi tetap selalu muncul ejekan dari ucapannya

“Aish Lin Yi Chen kau benar-benar menyebalkan!” gerutu Cheng Lin kesal dengan ucapan sahabatnya yang selalu pada awal seperti membawanya terbang tinggi dan tiba-tiba langsung jatuh kembali ke tanah

“Astaga apa yang harus kulakukan pada dua gadis ini?” geram Jiro tak kalah kesalnya melihat tingkah kedua gadis bersahabat ini yang tidak bisa diajak serius

“Tenanglah Da Dong xiansheng, kami hanya ingin mencairkan suasana. Kau tahu aura disini sangat menyeramkan,” ujar Cheng Lin pelan tapi masih bisa didengar oleh kedua orang yang ada di hadapannya

Tiba-tiba hembusan angin terasa cukup kencang membuat kedua gadis itu merinding dan langsung berpegangan tangan dengan eratnya. Suasana terasa makin mencekam ditambah lagi mereka melihat perubahan bola mata Jiro dari hitam menjadi semerah darah.

“Cepat sembunyi di belakangku!” perintah Jiro sambil menggeram dan taringnya pun mencuat keluar

Ketakutan menjalar pada kedua gadis itu apalagi bisa dibilang saat ini mereka ada di sarang vampire dan sosok yang membawa mereka ke tempat ini pun vampire. Walau sedikit ragu namun kedua gadis itu tetap menuruti ucapan Jiro untuk bersembunyi di belakangnya. Suasana semakin mencekam dan angin pun mulai berhembus lagi, bukan angin biasa tapi ada sesuatu yang membuat angin itu sangat terasa sedang kea rah mereka.

“Kau membawa mangsa yang sangat lezat Jiro!” ujar sosok vampire pria yang muncul bersama dua temannya, mereka berjalan mendekati Jiro dan tak sampai sedetik sudah mengelilingi Cheng Lin, Yi Chen, dan Jiro

“Jangan bergerak!” sentak Jiro dengan nada dinginnya terasa sungguh menyeramkan

“Hei, jangan serakah sobat! Kau membawa dua manusia ke tempat ini berarti kau memang sudah berniat untuk berbagi dengan kami lagipula wangi darah kedua gadis ini sungguh menggiurkan,” ujar sosok itu lagi dengan seringaian yang menampakkan taring tajamnya

“Aku bilang BERHENTI!” bentak Jiro dengan mata merah berkilat-kilat dan sedikit terlihat bayangan api berkobar di bola matanya

“Wow! Kau ingin mengancam kami, hah? Setidaknya kau bisa memberikan salah satu dari mereka untuk kami santap bertiga,” tanpa mengindahkan bentakan Jiro, ketiga sosok pria itu sudah benar-benar dekat dengan mereka mungkin hanya terpaut jarak lima belas sentimeter

“Baiklah kalau itu mau kalian tapi jangan salahkan aku jika Prince Evan turun langsung untuk menghabisi kalian. Ingat aku sudah memperingatkan kalian untuk menjauh dari sini Alter Danson, Joe, and George!” kini bukan kilatan yang terlihat walaupun warna bola mata Jiro masih semerah darah tapi ia hanya menunjukkan seringaian yang tak jauh beda bahkan lebih mengerikan dari vampire alter bernama Danson beserta teman-temannya itu

Ketiga pria itu membelalakkan mata mereka seketika begitu mendengar sebuah nama disebutkan oleh Jiro. Tentu mereka tak sebodoh itu yang rela menyerahkan nyawa sendiri hanya demi seorang manusia. Apalagi setelah dipikir-pikir lebih matang lagi mereka walaupun bertiga tak akan pernah bisa mengalahkan vampire slave kaum bangsawan yang memiliki kekuatan istimewa seperti Jiro dan teman-temannya.

Siapa yang tak kenal Fahrenheit? Empat vampire yang sudah mengabdi dan menjadi kepercayaan dari raja mereka di REGENNIS KINGDOM ini selama berabad-abad. Jika mengalahkan satu vampire bangsawan slave saja mereka tidak bisa maka apa yang akan terjadi jika mereka harus dihadapkan dengan sang vampire origin? Hanya satu jawaban, mereka akan musnah di tangan penguasa vampire level tertinggi itu. Walaupun sebenarnya masih ada satu tingkatan yang lebih rendah dari mereka para vampire alter, yaitu vampire outcast.

“Kau menang Jiro,” ketiga vampire alter itu pun pergi meninggalkan Jiro dan dua gadis yang berstatus manusia itu

Setelah ketiga vampire itu pergi, Cheng Lin dan Yi Chen pun langsung mengambil jarak dari Jiro yang sempat mereka jadikan tempat berlindung. Sungguh kejadian barusan di luar akal sehat manusia pada umumnya. Tak akan ada yang percaya jika mendengar cerita itu kecuali merasakan secara langsung kejadian tersebut seperti mereka.

“Jadi kalian sudah percaya bukan dengan yang kukatakan?” tanya Jiro berbalik menghadap kedua gadis itu setelah merubah lagi wanra bola matanya menjadi normal dan menghilangkan taring tajamnya yang mengerikan itu

“Lalu siapa yang kau sebut Prince Evan itu? Kenapa mereka takut dan langsung pergi setelah kau menyebut nama itu?” tanya Cheng Lin tanpa menjawab pertanyaan Jiro yang sebenarnya mereka pun sudah tahu jawabannya masing-masing

“Itulah yang akan kujelaskan padamu tapi…?” Jiro menggantungkan kalimatnya sambil melirik Yi Chen yang masih bergulat dengan pikirannya itu

Seakan mengerti situasi akhirnya Yi Chen tersadar dan langsung menatap keduanya bergantian. “Aku tidak akan ikut campur dan kalau memang kau tidak percaya padaku kapanpun aku siap menjadi mangsamu,” ujar Yi Chen dengan tegasnya sambil menatap Jiro untuk meyakinkan

“Kau tenang saja! Aku tidak akan memangsamu tapi kau akan kuserahkan pada temanku,” ujar Jiro dengan seringaiannya

“Jadi apa?” tanya Cheng Lin yang sudah tidak sabar mendengar cerita Jiro

Begitu banyak ‘apa?’ pada benaknya yang sungguh membuat gadis ini penasaran. Dia ingin menanyakan semua yang ada dalam pikirannya. Sungguh sampai saat ini Cheng Lin masih merasa kalau ada sesuatu yang mungkin bisa dibilang mengerikan di balik semua ini. Dan ia harus tahu apa itu? Maka pertanyaan ‘apa?’ sangatlah cocok untuk ia lontarkan.

‘Apa dia sebenarnya? Apa yang terjadi sekarang benar-benar nyata? Apa yang terjadi pada dirinya? Apa yang membuatnya bisa sampai ke tempat ini? Apa yang membawa pria bernama Jiro ini datang mencarinya? Dan masih banyak lagi yang ingin ditanyakannya. Ia benar-benar butuh penjelasan sekarang juga.

***

Sementara di REGENNIS KINGDOM sedang diadakan rapat non-formal mendadak antara Prince Evan dan Fahrenheit. Tak ada satupun dari tiga anggota Fahrenheit yang ada disana berani mengeluarkan suaranya sebelum pangeran mereka yang mulai bicara atau dengan lancing mencoba menebak apa yang ingin di bahas oleh putra mahkota ini.

“Kalian pasti bingung kan kenapa aku mengadakan pertemuan dadakan seperti ini?” tanya Prince Evan yang hanya ditanggapi anggukan bosan oleh tiga pria itu

Tidak perlu heran melihat tanggapan Fahrenheit yang seperti itu. Yah, walaupun mereka sangat menghormati putra mahkota dan tidak berani menebak apa yang akan dibicarakannya tapi tetap saja mereka sudah tahu kebiasaan sang pangeran. Rapat non-formal dadakan? Pasti berhubungan dengan kakak tercintanya dan mungkin bisa dibilang terkadang sedikit aneh atau tidak penting.

“Uhmm… Aku langsung saja ya! Karena bosan tak ada kegiatan jadi tadi aku iseng memata-matai Jiro ge menjalankan tugasnya. Aku sungguh merindukan sosok kakakku. Mereka sedang berada di Vampire Hill,” ujar Prince Evan menggangtungkan kalimatnya menunggu jawaban

“Lalu?” tanya ketiga pria itu bersamaan dengan nada malas, mereka hanya ingin menyenangkan hati sang pangeran dengan bertanya kelanjutannya padahal tanpa ditanya pun mereka yakin pangeran akan melanjutkan ceritanya

“Ada tiga alter yang berniat memangsa mereka,” lanjutnya lagi-lagi menggantung tapi berhasil membuat ketiga pria itu sedikit penasaran

Mereka? Apa maksudnya? Tidak mungkin alter memangsa slave apalagi Jiro merupakan vampire yang memiliki kekuatan spesial. Lalu siapa ‘mereka’ yang dimaksud Prince Evan? Apakah ada orang lain?

“Yah, pikiran kalian benar ada manusia lain yang datang ke Vampire Hill bersama Jiro ge dan Princess Rainie. Dia sahabat kakakku di dunia manusia,” lanjutnya seraya memandang Calvin dengan senyum aneh

“Ada apa denganku?” tanya Calvin yang merasa sedikit risih melihat senyum aneh sang pangeran saat memandangnya

“Pergilah ke Vampire Hill karena kekuatanmu mungkin nanti akan diperlukan dan kau bisa membantu Jiro ge bercerita,” jelasnya

“Baiklah, aku pergi!” sahut Calvin seraya membungkuk hormat dan dalam sekejap ia sudah menghilang

***

Hambusan angin lagi-lagi terasa menggelitik dua gadis yang masih berada di Vampire Hill bersama pria yang mengaku dirinya vampire dan bernama Jiro. Mereka masih menunggu Jiro membuka mulut untuk bercerita tapi sudah hampir lima menit menunggu belum ada satu katapun yang keluar dari bibir pria itu.

Tatapan pria itu kembali seperti disaat tiga vampire pria tadi muncul, sangat waspada. Angin berhembus semakin kencang melebihi sebelumnya dan membuat kedua gadis itu refleks sembunyi dan memegang erat lengan Jiro yang luar biasa dinginnya. Mereka merasa hawa yang muncul sekarang lebih kuat dan entahlah sulit untuk digambarkan.

“Rupanya benar itu kau,” ujar Jiro setelah sosok seorang pria yang tak kalah tampannya muncul secara tiba-tiba

Mata Jiro yang tadinya semerah darah kini berubah normal dan tingkat kewaspadaan yang tadi ia khawatirkan kini sudah tak ada lagi. Sebaliknya pria itu tersenyum pada sosok pria lain yang baru saja datang.

“Ya begitulah! Prince Evan mengatakan mungkin kau akan membutuhkanku dan disinilah aku sekarang,” sahut pria itu

Kedua gadis itu tercengang melihat sosok tampan yang mereka prediksi adalah seorang vampire sama seperti Jiro ada di hadapan mereka. Apalagi pria ini terlihat akrab dengan Jiro, pasti mereka berteman. Itulah yang ada dipikiran kedua gadis ini.

“Kalian benar, aku memang vampire dan sahabat Jiro.  Terima kasih atas pujian nona-nona, aku memang tampan dan semua vampire wanita mengakui hal itu. Perkenalkan namaku Calvin,” ujar pria itu dengan senyum ramahnya namun tetap tak bisa menghilangkan kesan dingin vampire-nya

Lagi dan lagi mereka dibuat shock. Jadi apakah pria ini bisa membaca pikiran orang? Lalu sebenarnya berapa banyak lagi mereka harus menerima kejutan bertubi-tubi seperti sekarang? Sungguh memusingkan untuk dipikirkan.

“Begitulah, aku memang mempunyai kekuatan mind control jadi bisa membaca pikiran kalian para manusia dengan mudah. Soal kejutan, bisa dibilang masih banyak lagi hal yang akan mengejutkan kalian. Oh ya, Jiro juga punya kekuatan sepertiku yaitu fire control,” jelas Calvin tanpa diminta oleh kedua gadis itu

“Kyaaa… Kalian orang teraneh yang pernah kutemui di dunia ini. Astaga Yang Cheng Lin sepertinya sebentar lagi aku akan ketularan gila sepertimu,” ujar Yi Chen histeris menghadapi dua sosok pria tampan yang aneh menurutnya

“Hei! Kau pikir aku tidak akan bertambah gila jika mendengar teriakanmu itu? Dasar menyebalkan!” balas Cheng Lin tak kalah histerisnya

Sementara dua gadis manusia itu ribut sendiri membuat dua pria vampire hanya bisa menonton. Mereka menunggu hingga kedua gadis itu lelah tapi sepertinya akan lama mengingat betapa enerjiknya manusia ini. Baiklah, sepertinya memang ini yang harus dilakukan karena sudah cukup bagi mereka membuang waktu yang sangat berharga.

“CUKUP!” bentak kedua pria itu bersamaan dengan lengkingannya yang menggema di Vampire Hill ini membuat angin langsung berhembus kencang

Mungkin cara mereka berhasil, kedua gadis itu diam dengan memasang wajah polos. Mereka menatap kedua pria tampan itu bergantian lalu tertawa dengan kerasnya. Bagi mereka ekspresi kedua vampire ini benar-benar aneh mengingat aura dingin yang selalu mereka pancarkan tiba-tiba berubah menjadi… Entahlah, sulit diungkapkan.

“Apalagi sekarang?” tanya Jiro kesal melihat tingkah kedua gadis itu yang labil

“Mereka menganggap kita aneh dan ekspresi wajah kita lucu saat berteriak tadi,” bisik Calvin pada Jiro

“Jadi apa sekarang kalian sudah berubah pikiran dan tidak mau mendengar ceritaku lagi?” tanya Jiro setelah berhasil mengontrol kembali rasa kesalnya dan berhasil 

Kedua gadis itu menatap Jiro meminta penjelasan kemudian berganti ke arah Calvin, pria tampan lainnya yang membuat mereka terpesona lagi dan lagi.

“Lanjutkan!” perintah Cheng Lin tegas, benar-benar sifat putri mahkota mereka sebelum bereinkarnasi dan hanya dibalas anggukan mantap oleh kedua vsmpire  itu sebelum mulai bercerita

“Kalian ingat ketiga vampire pria yang ingin memangsa kalian tadi?” tanya Jiro yang hanya dijawab anggukan. “Mereka adalah vampire golongan alter yang berada satu tingkat dibawah golongan kami sedangkan kami termasuk vampire bangsawan golongan slave yang memiliki kekuatan istimewa, vampire kepercayaan keluarga kerajaan,” jelas Jiro yang langsung dilanjutkan oleh Calvin

“Vampire kerajaan merupakan golongan tertinggi, mereka adalah vampire darah murni atau bisa juga disebut vampire origin. Kau adalah puteri mahkota REGENNIS KINGDOM jadi bisa disimpulkan kau adalah vampire origin sebelum akhirnya bereinkarnasi menjadi manusia,” lanjut Calvin

“Lalu siapa Prince Evan yang kau katakan tadi dan mengapa ketiga vampire itu langsung pergi setelah kau menyebut namanya?” tanya Cheng Lin sambil menatap Jiro menanti jawaban

“Prince Evan adalah putra mahkota REGENNIS KINGDOM, adik laki-lakimu yang menugaskan kami agar secepatnya membawa puteri mahkota kembali ke istana. Ketiga vampire alter tadi tidak memiliki kekuatan istimewa seperti kami. Mereka tidak akan bisa mengalahkanku walau hanya seorang diri dengan jumlah mereka tadi apalagi jika harus dihadapkan dengan Prince Evan,” jawab Jiro

“Kenapa aku harus kembali? Bukankah sekarang aku hanya seorang manusia?” tanya Cheng Lin lagi yang disetujui dengan anggukan oleh Yi Chen

“Itu karena hanya kau yang bisa menyelamatkan kaum kita agar tidak musnah dan sebelum usiamu genap tujuh belas tahun kau harus sudah kembali ke istana. Kau akan berubah lagi menjadi vampire jika Prince Evan menghisap darahmu,” kali ini Calvin yang menjawab, sepertinya mereka sudah janjian untuk menjelaskan secara bergantian pada sang puteri mahkota

“Tujuh belas tahun? Itu artinya tinggal lima hari lagi kan?” dengan ragu Yi Chen menatap sahabatnya, ia mendapat anggukan pelan dari Cheng Lin


“Tapi kenapa harus aku?” lirih Cheng Lin, perasaan dan pikirannya sekarang sudah tak menentu 


----->>> to be continue...

No comments:

Powered by Blogger.