Title:: Rose Destiny
Author:: TaraChun
Main Cast:: Jiro Wang as Wang Da Dong
Rainie Yang as Yang Cheng Lin
Support Cast:: Fahrenheit, Mike He, Ariel Lin Yi Chen, Yang Fan | HIT– 5
Genre:: Fantasy
Length:: Chapter
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Beberapa detik kemudian
terasa angin berhembus dengan kencangnya dan hawa pun mendadak berubah membuat
kedua gadis yang masih memejamkan mata mereka itu merinding. Sebenarnya apa
yang terjadi atau dimana mereka sekarang? Pertanyaan itu terbersit di pikiran
mereka namun keduanya masih belum berani membuka mata sebelum kembali mendengar
suara sosok pria misterius tadi.
“Bukalah mata kalian!”
perintah suara asing yang baru beberapa menit lalu mereka dengar
Baru saja mereka
membuka mata, sedetik kemudian sepasang mata kedua gadis itu langsung
terbelalak melihat tempat dimana mereka sekarang berada. Dengan permadani hijau
yang membentang luas dan ada banyak pohon cemara di sekeliling mereka. Tak jauh
dari tempat mereka berdiri pun terdapat sebuah kolam air mancur yang
dikelilingi oleh berbagai jenis tanaman bunga. Bagaikan berada di wonderland yang pernah mereka tonton
dalam beberapa film-film berlatar negeri dongeng.
Namun suasana indah
bukanlah hal penting sekarang karena bagi mereka tetaplah ada hawa aneh dan
terkesan mencekam di tempat ini. Perubahan suhu sering berganti secara
tiba-tiba walaupun tidak terlalu signifikan tapi tetap terasa.
“Jadi sebenarnya di
mana kita berada sekarang? Sepertinya aku tidak pernah tahu ada tempat seperti
ini di Taiwan,” ujar Yi Chen mengalihkan perhatiannya setelah puas menikmati
keadaan sekitarnya pada sosok pria yang membawa mereka ke tempat ini
“Sebelum aku menjawab
dimana kita sekarang, kau harus berjanji terlebih dahulu Lin Yi Chen xiaojie,” sahut pria itu menunggu
jawaban dari gadis bernama Yi Chen
“Baiklah, apapun itu
terserah kau saja!” balas Yi Chen yang sudah tidak bisa menahan rasa
penasarannya
“Kuharap kalian tidak
akan terkejut mendengar ini dan khusus untukmu Yi Chen xiaojie jika aku belum selesai menceritakan semuanya jangan pernah
memotong ucapanku nanti dan setelah aku selesai menjelaskan semuanya maka
keputusan ada di tanganmu. Hanya perlu memilih ingin mengingatnya atau tidak
maka semua selesai, mengerti?” tanya pria itu yang hanya dijawab dengan
anggukan saja
“Jadi bisakah kau mulai
menceritakan semuanya?” kali ini Cheng Lin lah yang bertanya karena sedari tadi
merasa terasingkan
“Baiklah sesuai
permintaan anda Princess Rainie,” ujar pria itu yang lagi dan lagi membuat
kedua gadis ini membulatkan mata mereka
“Ya begitulah.
Perkenalkan saya Jiro atau bisa dipanggil dengan nama Da Dong, salah satu
utusan kepercayaan REGENNIS KINGDOM. Saya
diutus Prince Evan untuk membawa anda kembali ke istana,” ujar pria itu
menjelaskan maksudnya sementara kedua gadis itu masih memasang ekspresi tak
percaya dan terkesan aneh bagi Jiro
Karena tak ada jawaban
dari kedua gadis dihadapannya ini membuatnya memutuskan untuk kembali melanjutkan
ceritanya dan menganggap kalau mereka sudah mengerti tentang identitas awal
dirinya.
“Dan sekarang kalian
berada di Vampire Hill,” lanjutnya
“VAMPIRE?” teriak kedua
gadis itu bergidik ngeri kemudian saling berpelukan
“Jika kita berada di Vampire Hill berarti dengan kata lain
kau adalah…?” tanya Yi Chen ragu menyebutkan
“Yah seperti yang kau
pikirkan, aku adalah vampire,” jawab Jiro dengan santainya. “Begitupula dengan
Princess Rainie atau yang kau kenal dengan nama Yang Cheng Lin,” lanjutnya lagi
membuat kedua gadis itu saling memandang
“Aku vampire? Hei,
jangan bercanda!” pinta Cheng Lin berharap apa yang dikatakan Jiro hanya bualan
semata
“Ehm, begini Da Dong xiansheng. Aku sudah mengenal Cheng Lin
sejak kami berusia lima tahun dan tak ada tanda-tanda yang membuktikan kalau
sahabatku ini vampire atau semacamnya bahkan dia tidak memiliki taring seperti
vampire yang ada di film Twilight Saga saat sedang marah atau bahkan mengamuk
tidak jelas seperti orang gila,” ujar Yi Chen membela sahabatnya tapi tetap
selalu muncul ejekan dari ucapannya
“Aish Lin Yi Chen kau
benar-benar menyebalkan!” gerutu Cheng Lin kesal dengan ucapan sahabatnya yang
selalu pada awal seperti membawanya terbang tinggi dan tiba-tiba langsung jatuh
kembali ke tanah
“Astaga apa yang harus
kulakukan pada dua gadis ini?” geram Jiro tak kalah kesalnya melihat tingkah
kedua gadis bersahabat ini yang tidak bisa diajak serius
“Tenanglah Da Dong xiansheng, kami hanya ingin mencairkan
suasana. Kau tahu aura disini sangat menyeramkan,” ujar Cheng Lin pelan tapi
masih bisa didengar oleh kedua orang yang ada di hadapannya
Tiba-tiba hembusan
angin terasa cukup kencang membuat kedua gadis itu merinding dan langsung
berpegangan tangan dengan eratnya. Suasana terasa makin mencekam ditambah lagi
mereka melihat perubahan bola mata Jiro dari hitam menjadi semerah darah.
“Cepat sembunyi di
belakangku!” perintah Jiro sambil menggeram dan taringnya pun mencuat keluar
Ketakutan menjalar pada
kedua gadis itu apalagi bisa dibilang saat ini mereka ada di sarang vampire dan
sosok yang membawa mereka ke tempat ini pun vampire. Walau sedikit ragu namun
kedua gadis itu tetap menuruti ucapan Jiro untuk bersembunyi di belakangnya.
Suasana semakin mencekam dan angin pun mulai berhembus lagi, bukan angin biasa
tapi ada sesuatu yang membuat angin itu sangat terasa sedang kea rah mereka.
“Kau membawa mangsa
yang sangat lezat Jiro!” ujar sosok vampire pria yang muncul bersama dua
temannya, mereka berjalan mendekati Jiro dan tak sampai sedetik sudah
mengelilingi Cheng Lin, Yi Chen, dan Jiro
“Jangan bergerak!”
sentak Jiro dengan nada dinginnya terasa sungguh menyeramkan
“Hei, jangan serakah
sobat! Kau membawa dua manusia ke tempat ini berarti kau memang sudah berniat
untuk berbagi dengan kami lagipula wangi darah kedua gadis ini sungguh
menggiurkan,” ujar sosok itu lagi dengan seringaian yang menampakkan taring
tajamnya
“Aku bilang BERHENTI!”
bentak Jiro dengan mata merah berkilat-kilat dan sedikit terlihat bayangan api
berkobar di bola matanya
“Wow! Kau ingin
mengancam kami, hah? Setidaknya kau bisa memberikan salah satu dari mereka
untuk kami santap bertiga,” tanpa mengindahkan bentakan Jiro, ketiga sosok pria
itu sudah benar-benar dekat dengan mereka mungkin hanya terpaut jarak lima
belas sentimeter
“Baiklah kalau itu mau
kalian tapi jangan salahkan aku jika Prince Evan turun langsung untuk
menghabisi kalian. Ingat aku sudah memperingatkan kalian untuk menjauh dari
sini Alter Danson, Joe, and George!”
kini bukan kilatan yang terlihat walaupun warna bola mata Jiro masih semerah
darah tapi ia hanya menunjukkan seringaian yang tak jauh beda bahkan lebih
mengerikan dari vampire alter bernama
Danson beserta teman-temannya itu
Ketiga pria itu membelalakkan
mata mereka seketika begitu mendengar sebuah nama disebutkan oleh Jiro. Tentu
mereka tak sebodoh itu yang rela menyerahkan nyawa sendiri hanya demi seorang
manusia. Apalagi setelah dipikir-pikir lebih matang lagi mereka walaupun
bertiga tak akan pernah bisa mengalahkan vampire slave kaum bangsawan yang memiliki kekuatan istimewa seperti Jiro
dan teman-temannya.
Siapa yang tak kenal
Fahrenheit? Empat vampire yang sudah mengabdi dan menjadi kepercayaan dari raja
mereka di REGENNIS KINGDOM ini selama berabad-abad. Jika mengalahkan satu vampire
bangsawan slave saja mereka tidak
bisa maka apa yang akan terjadi jika mereka harus dihadapkan dengan sang vampire origin? Hanya satu jawaban,
mereka akan musnah di tangan penguasa vampire level tertinggi itu. Walaupun
sebenarnya masih ada satu tingkatan yang lebih rendah dari mereka para vampire alter, yaitu vampire outcast.
“Kau menang Jiro,”
ketiga vampire alter itu pun pergi
meninggalkan Jiro dan dua gadis yang berstatus manusia itu
Setelah ketiga vampire
itu pergi, Cheng Lin dan Yi Chen pun langsung mengambil jarak dari Jiro yang
sempat mereka jadikan tempat berlindung. Sungguh kejadian barusan di luar akal
sehat manusia pada umumnya. Tak akan ada yang percaya jika mendengar cerita itu
kecuali merasakan secara langsung kejadian tersebut seperti mereka.
“Jadi kalian sudah
percaya bukan dengan yang kukatakan?” tanya Jiro berbalik menghadap kedua gadis
itu setelah merubah lagi wanra bola matanya menjadi normal dan menghilangkan
taring tajamnya yang mengerikan itu
“Lalu siapa yang kau
sebut Prince Evan itu? Kenapa mereka takut dan langsung pergi setelah kau
menyebut nama itu?” tanya Cheng Lin tanpa menjawab pertanyaan Jiro yang
sebenarnya mereka pun sudah tahu jawabannya masing-masing
“Itulah yang akan kujelaskan
padamu tapi…?” Jiro menggantungkan kalimatnya sambil melirik Yi Chen yang masih
bergulat dengan pikirannya itu
Seakan mengerti situasi
akhirnya Yi Chen tersadar dan langsung menatap keduanya bergantian. “Aku tidak
akan ikut campur dan kalau memang kau tidak percaya padaku kapanpun aku siap
menjadi mangsamu,” ujar Yi Chen dengan tegasnya sambil menatap Jiro untuk
meyakinkan
“Kau tenang saja! Aku
tidak akan memangsamu tapi kau akan kuserahkan pada temanku,” ujar Jiro dengan
seringaiannya
“Jadi apa?” tanya Cheng
Lin yang sudah tidak sabar mendengar cerita Jiro
Begitu banyak ‘apa?’
pada benaknya yang sungguh membuat gadis ini penasaran. Dia ingin menanyakan
semua yang ada dalam pikirannya. Sungguh sampai saat ini Cheng Lin masih merasa
kalau ada sesuatu yang mungkin bisa dibilang mengerikan di balik semua ini. Dan
ia harus tahu apa itu? Maka pertanyaan ‘apa?’ sangatlah cocok untuk ia
lontarkan.
‘Apa dia sebenarnya?
Apa yang terjadi sekarang benar-benar nyata? Apa yang terjadi pada dirinya? Apa
yang membuatnya bisa sampai ke tempat ini? Apa yang membawa pria bernama Jiro
ini datang mencarinya? Dan masih banyak lagi yang ingin ditanyakannya. Ia
benar-benar butuh penjelasan sekarang juga.
***
Sementara di REGENNIS
KINGDOM sedang diadakan rapat non-formal mendadak antara Prince Evan dan
Fahrenheit. Tak ada satupun dari tiga anggota Fahrenheit yang ada disana berani
mengeluarkan suaranya sebelum pangeran mereka yang mulai bicara atau dengan
lancing mencoba menebak apa yang ingin di bahas oleh putra mahkota ini.
“Kalian pasti bingung
kan kenapa aku mengadakan pertemuan dadakan seperti ini?” tanya Prince Evan
yang hanya ditanggapi anggukan bosan oleh tiga pria itu
Tidak perlu heran
melihat tanggapan Fahrenheit yang seperti itu. Yah, walaupun mereka sangat
menghormati putra mahkota dan tidak berani menebak apa yang akan dibicarakannya
tapi tetap saja mereka sudah tahu kebiasaan sang pangeran. Rapat non-formal
dadakan? Pasti berhubungan dengan kakak tercintanya dan mungkin bisa dibilang
terkadang sedikit aneh atau tidak penting.
“Uhmm… Aku langsung
saja ya! Karena bosan tak ada kegiatan jadi tadi aku iseng memata-matai Jiro ge
menjalankan tugasnya. Aku sungguh merindukan sosok kakakku. Mereka sedang
berada di Vampire Hill,” ujar Prince
Evan menggangtungkan kalimatnya menunggu jawaban
“Lalu?” tanya ketiga
pria itu bersamaan dengan nada malas, mereka hanya ingin menyenangkan hati sang
pangeran dengan bertanya kelanjutannya padahal tanpa ditanya pun mereka yakin
pangeran akan melanjutkan ceritanya
“Ada tiga alter yang berniat memangsa mereka,”
lanjutnya lagi-lagi menggantung tapi berhasil membuat ketiga pria itu sedikit
penasaran
Mereka? Apa maksudnya?
Tidak mungkin alter memangsa slave apalagi Jiro merupakan vampire
yang memiliki kekuatan spesial. Lalu siapa ‘mereka’ yang dimaksud Prince Evan?
Apakah ada orang lain?
“Yah, pikiran kalian
benar ada manusia lain yang datang ke Vampire
Hill bersama Jiro ge dan Princess
Rainie. Dia sahabat kakakku di dunia manusia,” lanjutnya seraya memandang
Calvin dengan senyum aneh
“Ada apa denganku?”
tanya Calvin yang merasa sedikit risih melihat senyum aneh sang pangeran saat
memandangnya
“Pergilah ke Vampire Hill karena kekuatanmu mungkin
nanti akan diperlukan dan kau bisa membantu Jiro ge bercerita,” jelasnya
“Baiklah, aku pergi!”
sahut Calvin seraya membungkuk hormat dan dalam sekejap ia sudah menghilang
***
Hambusan angin
lagi-lagi terasa menggelitik dua gadis yang masih berada di Vampire Hill bersama pria yang mengaku
dirinya vampire dan bernama Jiro. Mereka masih menunggu Jiro membuka mulut
untuk bercerita tapi sudah hampir lima menit menunggu belum ada satu katapun
yang keluar dari bibir pria itu.
Tatapan pria itu
kembali seperti disaat tiga vampire pria tadi muncul, sangat waspada. Angin
berhembus semakin kencang melebihi sebelumnya dan membuat kedua gadis itu
refleks sembunyi dan memegang erat lengan Jiro yang luar biasa dinginnya.
Mereka merasa hawa yang muncul sekarang lebih kuat dan entahlah sulit untuk
digambarkan.
“Rupanya benar itu
kau,” ujar Jiro setelah sosok seorang pria yang tak kalah tampannya muncul
secara tiba-tiba
Mata Jiro yang tadinya
semerah darah kini berubah normal dan tingkat kewaspadaan yang tadi ia
khawatirkan kini sudah tak ada lagi. Sebaliknya pria itu tersenyum pada sosok
pria lain yang baru saja datang.
“Ya begitulah! Prince
Evan mengatakan mungkin kau akan membutuhkanku dan disinilah aku sekarang,”
sahut pria itu
Kedua gadis itu
tercengang melihat sosok tampan yang mereka prediksi adalah seorang vampire
sama seperti Jiro ada di hadapan mereka. Apalagi pria ini terlihat akrab dengan
Jiro, pasti mereka berteman. Itulah yang ada dipikiran kedua gadis ini.
“Kalian benar, aku
memang vampire dan sahabat Jiro. Terima
kasih atas pujian nona-nona, aku memang tampan dan semua vampire wanita
mengakui hal itu. Perkenalkan namaku Calvin,” ujar pria itu dengan senyum
ramahnya namun tetap tak bisa menghilangkan kesan dingin vampire-nya
Lagi dan lagi mereka
dibuat shock. Jadi apakah pria ini bisa membaca pikiran orang? Lalu sebenarnya
berapa banyak lagi mereka harus menerima kejutan bertubi-tubi seperti sekarang?
Sungguh memusingkan untuk dipikirkan.
“Begitulah, aku memang
mempunyai kekuatan mind control jadi
bisa membaca pikiran kalian para manusia dengan mudah. Soal kejutan, bisa
dibilang masih banyak lagi hal yang akan mengejutkan kalian. Oh ya, Jiro juga
punya kekuatan sepertiku yaitu fire
control,” jelas Calvin tanpa diminta oleh kedua gadis itu
“Kyaaa… Kalian orang
teraneh yang pernah kutemui di dunia ini. Astaga Yang Cheng Lin sepertinya
sebentar lagi aku akan ketularan gila sepertimu,” ujar Yi Chen histeris
menghadapi dua sosok pria tampan yang aneh menurutnya
“Hei! Kau pikir aku
tidak akan bertambah gila jika mendengar teriakanmu itu? Dasar menyebalkan!”
balas Cheng Lin tak kalah histerisnya
Sementara dua gadis
manusia itu ribut sendiri membuat dua pria vampire hanya bisa menonton. Mereka
menunggu hingga kedua gadis itu lelah tapi sepertinya akan lama mengingat
betapa enerjiknya manusia ini. Baiklah, sepertinya memang ini yang harus dilakukan
karena sudah cukup bagi mereka membuang waktu yang sangat berharga.
“CUKUP!” bentak kedua
pria itu bersamaan dengan lengkingannya yang menggema di Vampire Hill ini membuat angin langsung berhembus kencang
Mungkin cara mereka
berhasil, kedua gadis itu diam dengan memasang wajah polos. Mereka menatap
kedua pria tampan itu bergantian lalu tertawa dengan kerasnya. Bagi mereka
ekspresi kedua vampire ini benar-benar aneh mengingat aura dingin yang selalu
mereka pancarkan tiba-tiba berubah menjadi… Entahlah, sulit diungkapkan.
“Apalagi sekarang?”
tanya Jiro kesal melihat tingkah kedua gadis itu yang labil
“Mereka menganggap kita
aneh dan ekspresi wajah kita lucu saat berteriak tadi,” bisik Calvin pada Jiro
“Jadi apa sekarang
kalian sudah berubah pikiran dan tidak mau mendengar ceritaku lagi?” tanya Jiro
setelah berhasil mengontrol kembali rasa kesalnya dan berhasil
Kedua gadis itu menatap
Jiro meminta penjelasan kemudian berganti ke arah Calvin, pria tampan lainnya
yang membuat mereka terpesona lagi dan lagi.
“Lanjutkan!” perintah
Cheng Lin tegas, benar-benar sifat putri mahkota mereka sebelum bereinkarnasi dan
hanya dibalas anggukan mantap oleh kedua vsmpire itu sebelum mulai bercerita
“Kalian ingat ketiga
vampire pria yang ingin memangsa kalian tadi?” tanya Jiro yang hanya dijawab
anggukan. “Mereka adalah vampire golongan alter
yang berada satu tingkat dibawah golongan kami sedangkan kami termasuk vampire
bangsawan golongan slave yang
memiliki kekuatan istimewa, vampire kepercayaan keluarga kerajaan,” jelas Jiro
yang langsung dilanjutkan oleh Calvin
“Vampire kerajaan
merupakan golongan tertinggi, mereka adalah vampire darah murni atau bisa juga
disebut vampire origin. Kau adalah puteri
mahkota REGENNIS KINGDOM jadi bisa
disimpulkan kau adalah vampire origin sebelum akhirnya bereinkarnasi menjadi
manusia,” lanjut Calvin
“Lalu siapa Prince Evan
yang kau katakan tadi dan mengapa ketiga vampire itu langsung pergi setelah kau
menyebut namanya?” tanya Cheng Lin sambil menatap Jiro menanti jawaban
“Prince Evan adalah
putra mahkota REGENNIS KINGDOM, adik
laki-lakimu yang menugaskan kami agar secepatnya membawa puteri mahkota kembali
ke istana. Ketiga vampire alter tadi
tidak memiliki kekuatan istimewa seperti kami. Mereka tidak akan bisa
mengalahkanku walau hanya seorang diri dengan jumlah mereka tadi apalagi jika
harus dihadapkan dengan Prince Evan,” jawab Jiro
“Kenapa aku harus
kembali? Bukankah sekarang aku hanya seorang manusia?” tanya Cheng Lin lagi
yang disetujui dengan anggukan oleh Yi Chen
“Itu karena hanya kau
yang bisa menyelamatkan kaum kita agar tidak musnah dan sebelum usiamu genap
tujuh belas tahun kau harus sudah kembali ke istana. Kau akan berubah lagi
menjadi vampire jika Prince Evan menghisap darahmu,” kali ini Calvin yang
menjawab, sepertinya mereka sudah janjian untuk menjelaskan secara bergantian
pada sang puteri mahkota
“Tujuh belas tahun? Itu
artinya tinggal lima hari lagi kan?” dengan ragu Yi Chen menatap sahabatnya, ia
mendapat anggukan pelan dari Cheng Lin
“Tapi kenapa harus
aku?” lirih Cheng Lin, perasaan dan pikirannya sekarang sudah tak menentu
----->>> to be continue...
No comments:
Post a Comment