Saturday, 18 January 2014

Rose Destiny (Part 1)


Title:: Rose Destiny
Author:: TaraChun
Main Cast::    Jiro Wang as Wang Da Dong
                        Rainie Yang as Yang Cheng Lin
Support Cast:: Fahrenheit, Mike He, Ariel Lin Yi Chen, Yang Fan | HIT– 5
Genre:: Fantasy

Length:: Chapter


Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

Note:: Awalnya ff ini pengen aku jadiin oneshot aja tapi setelah dipikir lagi kayaknya akan kepanjangan di jadiin oneshot ya dipecah deh jadinya. But jangan khawatir karna ff ini tiap part nya gak akan sepanjang ff2 aku sebelumnya n diusahain juga cepet rilis part berikutnya.. ^^

            Tak ada seorangpun yang dapat menentang takdir bahkan bagi para makhluk immortal sekalipun yang notabene dikenal sebagai makhluk abadi. Mereka bisa saja musnah jika sesuatu yang merupakan sumber kehidupan mereka sudah tidak ada lagi di dunia.

            “Bawa kakakku kembali sebelum usianya genap tujuh belas tahun!” perintah seorang pria tampan yang duduk di singgasana kerajaan mewakili ayahnya

            “Baik Pangeran!” sahut empat orang pria lainnya yang berusia sedikit diatas pria yang mereka sebut pangeran

 Keempat pria itu pun keluar dari istana setelah menerima perintah dari Prince Evan yang merupakan putra mahkota dari REGENNIS KINGDOM. Sebuah kerajaan yang memimpin makhluk-makhluk abadi penghisap darah.

Lalu siapa keempat pria itu? Yah, mereka adalah para vampire kepercayaan King and Queen untuk menjaga kerajaan dan putra mahkota selama mereka tak ada di istana. Saat ini memang sangat diperlukan penjagaan lebih ketat di istana mengingat waktu yang tersisa sudah sangat terbatas.

Kini berkumpullah mereka di sebuah ruangan khusus tempat yang hanya boleh dimasuki oleh keturunan kerajaan dan Fahrenheit. Vampire-vampire kaum bangsawan yang terdiri dari empat orang pria tampan tersebut menjuluki kelompok mereka dengan nama Fahrenheit. Entah apa alasannya mereka memberikan nama itu, tak ada yang tahu kecuali mereka sendiri.

Masing-masing anggota dari kelompok Fahrenheit tersebut memiliki kekuatan istimewa yang tidak dimiliki oleh vampire-vampire lainnya kecuali vampire dari keluarga kerajaan. Maka dari itulah keempat vampire bangsawan ini menjadi vampire kepercayaan kerajaan yang notabene merupakan vampire darah murni atau lebih dikenal dengan vampire origin.

“Jadi bagaimana? Siapa yang akan ke Light City?” tanya salah seorang dari mereka yang memilki tinggi kira-kira 181 cm

“Jangan konyol Jiro! Tanpa bertanya pun kau tahu siapa yang akan ke tempat itu,” sahut seorang pria lain dengan tubuh kekarnya sambil bersedekap

“Tapi Zun kenapa selalu aku tiap kali harus ditugaskan ke tempat itu?” protes pria bernama Jiro itu

“Kau sudah tahu alasannya Jiro, hanya kekuatanmu yang bisa bertahan lebih lama jika berada di tempat itu,” sahut pria imut berwajah paling dingin

“Kalau begini jadinya aku tidak mau memiliki kekuatan ini,” gerutu Jiro lagi-lagi tidak terima

“Lagipula tidak ada salahnya bukan jika kau ke tempat itu? Tenang saja, aku akan membantumu dari sini!” ujar pria yang paling tinggi diantara mereka

Sebenarnya apa maksud dari ‘tempat itu’? Kenapa para vampire-vamprie bangsawan seperti mereka tidak menyukai ‘tempat itu’? Tentu yang dimaksud adalah ‘Light City’ dimana para manusia berada dan pastinya terang. Sedangkan vampire jika berada di tempat itu pada siang hari maka tak menutup kemungkinan kekuatan mereka akan melemah.

Sebelumnya sudah dijelaskan kalau vampire dari kelompok Fahrenheit itu mempunyai kekuatan istimewa bukan? Disinilah jawaban kenapa hanya Jiro yang selalu ditugaskan jika sudah berkaitan dengan Light City. Dan juga kenapa hanya kekuatannya saja yang bisa bertahan?

Tak ada salahnya kalau harus berkenalan terlebih dahulu dengan para vempire tampan dari kelompok Fahrenheit bukan? Tentu tidak karena mereka vampire yang pastinya tampan dan dapat menghipnotis para wanita dalam sekejap hanya dengan menatap wajah mereka saja.

Dimulai dari vampire tampan bertubuh kekar yang memiliki tatapan setajam elang ini bernama Zun, dengan kekuatan Wind Control  nya bisa membuat angin sebesar apapun yang diinginkannya. Selanjutnya vampire imut berwajah dingin bernama Aaron, sesuai dengan wajahnya memiliki kekuatan Ice Control maka dengan mudahnya ia bisa membekukan apapun. Kemudian vampire dengan postur tubuh tertinggi diantara yang lainnya ini bernama Calvin, ia memiliki kekuatan Mind Control yang bisa membuatnya dengan mudah melakukan apapun yang ia mau sesuai dengan perintah otaknya serta bisa juga membaca pikiran termasuk melakukan telephaty terhadap siapapun yang diinginkannya. Terakhir vampire yang selalu ditugaskan ke Light City ini bernama Jiro, memiliki kekuatan Fire Control yang bisa dibilang cukup tangguh jika sudah berhadapan dengan terik matahari karena memang ia sudah terbiasa dengan panas dari kekuatannya sendiri dan jika sedang marah bisa membakar apapun yang ia mau.

Namun, sehebat apapun kekuatan mereka tetap saja tidak bisa mengalahkan kekuatan dari vampire Origin. Vampire Origin bisa dengan bebasnya ke Light City tanpa harus takut pada sinar matahari. Jika ditanya kenapa bukan Prince Evan saja yang ke Light City? Tentu jawabannya sangat sederhana. Siapa yang akan menjaga REGENNIS KINGDOM jika tidak ada satupun dari keluarga kerajaan di istana tersebut? Benar, tidak mungkin jika hanya mengandalkan empat vampire bangsawan berkekuatan istimewa itu untuk menjaga kerajaan sebesar REGENNIS.

King and Queen sedang berada di REGNUM UNION untuk membahas dan mencari cara menyelesaikan masalah yang terjadi antara Vampire dan Wolf yang tak kunjung berakhir. Selalu ada masalah yang terjadi diantara dua makhluk ini. Namun, sekarang waktu mereka semakin sempit karena kalau masalah ini tidak selesai juga maka kepunahan dari kaum kedua makhluk itu akan benar-benar terjadi.

***

“Hwaa Yi Chen!” teriak seorang gadis terdengar nada frustasi

“Kau kenapa lagi Cheng Lin?” tanya gadis lainnya bernama Yi Chen pada sahabatnya

Kedua gadis cantik yang bersahabat itu kini tengah menikmati waktu istirahat mereka di taman belakang Feifei International High School. Jika mendapat pertanyaan kenapa tidak menghabiskan waktu istirahat di kantin seperti siswa-siswi lainnya? Itu karena mereka bukanlah tipe gadis-gadis yang suka keramaian apalagi suasana kantin saat istirahat pasti akan dipenuhi dengan teriakan histeris para siswi-siswi sekolah ini.

Setiap sekolah pasti memiliki seseorang yang menjadi idola para siswa-siswi. Tentu tak jauh berbeda dari sekolah lain. Di sekolah mereka juga ada seorang pria tampan yang menjadi idola hampir seluruh siswi sekolah itu terkecuali kedua gadis bersahabat ini. Dia adalah kapten basket sekolah bernama He Jun Xiang tapi lebih sering dipanggil Mike.

“Kau tahu hari ini lagi-lagi setangkai mawar di kebunku layu,”ujar Cheng Lin menjawab pertanyaan sahabatnya

“Mungkin memang sudah waktunya mawar itu harus layu Cheng Lin, kau jangan sepanik itu!” pinta Yi Chen lagi pada sahabatnya yang sangat menggemari bunga dengan wangi seperti parfum dan memiliki duri di tangkainya

“Tapi ini aneh Yi Chen,” balasnya tak terima. “Kalau layunya wajar berwarna cokelat sih aku tidak mempermasalahkannya tapi ketika kau melihatnya sendiri pasti akan terkejut juga. Mawar yang layu kemarin dengan yang tadi pagi kulihat sama-sama berubah warna menjadi hitam dan menyeruakkan sedikit bau busuk,” lanjutnya lagi dan berhasil memancing tanggapan serius dari sahabatnya

“Zhen de ma?” tanya Yi Chen sambil mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu seolah berpikir seperti detektive yang hendak memecahkan masalah.

Tak ada suara dari Cheng Lin, gadis itu terlihat juga sama seperti sahabatnya. Mereka sedang berpikir keanehan yang terjadi pada layunya bunga mawar selama dua hari ini. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka sambil menampilkan evil smirk-nya.

“Ayah, ibu, sebentar lagi semua akan berakhir. Dendam kalian akan segera terbalaskan,” ujar sosok misterius tersebut

“Ah, bagaimana kalau nanti sepulang sekolah aku ke rumahmu? Bunganya belum di buang kan?” tanya Yi Chen lagi yang disambuk anggukan antusias dari sahabatnya

“Kalau perlu kau menginap di rumahku saja, mungkin besok pagi ada bunga seperti itu lagi jadi kita bisa menjadi detective dadakan,” sahut Cheng Lin dengan mata berbinar membayangkan dirinya menjadi seorang detective

“Baiklah, aku setuju,” ujar Yi Chen sama antusiasnya

***

Setelah menperoleh kesepakatan atau lebih tepatnya pemaksaan yang dilakukan oleh tiga anggota Fahrenheit pada Jiro, mereka memutuskan untuk langsung menghadap Prince Evan. Dan disinilah sekarang keempat vampire tampan itu dalam istana megah kediaman Vampire Origin atau bisa disebut vampire kerajaan.

“Jadi bagaimana keputusan kalian?” tanya Prince Evan to the point

“Seperti biasa akulah yang dikorbankan,” jawab Jiro pasrah mengundang gelak tawa dari sang pangeran

“Aish! Jangan mengeluh begitu Jiro lagipula kan masih ada Calvin yang akan mengawasi dan membantumu dari sini,” ujar Zun kesal karena sejak tadi sahabatnya ini tak berhenti menggerutu

“Benar kata Zun, aku akan membantumu dari sini,” timpal Calvin dengan nada santainya seperti biasa

“Kau memalukan!” desis Aaron tanpa peduli perubahan pada raut wajah Jiro setelah mendengar ucapannya itu

“Apa kau bilang?” geram Jiro mengepalkan tangannya dan terlihat kilatan di matanya

“Sudahlah jangan diperpanjang lagi, kalian ini kebiasaan sekali selalu saja rebut. Untung tidak ada vampire lain disini kecuali aku kalau tidak bisa kupastikan kalian akan menjadi trending topic dalam sekejap,” ujar Prince Evan sambil membayangkan apa yang dikatakannya barusan sambil terkekeh kecil

Jangan heran kalau melihat keakraban antara Fahrenheit dan putra mahkota karena memang mereka sudah bersahabat sejak kecil. Putra mahkota sendiri sudah menganggap keempat pria itu seperti kakaknya sendiri. Bisa dibilang mereka sulit dipisahkan kecuali karena tugas yang sudah diemban masing-masing. Apalagi sekarang tugas mereka berhubungan dengan kerajaan dan putri mahkota yang sedang menjalani reinkarnasinya sebagai manusia.

“Jadi kapan kau akan ke Light City ge?” tanya Prince Evan pada Jiro yang masih memasang tampang garangnya

“Kapanpun kau memberi perintah aku siap melaksanakannya,” sahut Jiro tegas

“Baiklah, mulai malam ini kau sudah bisa mengawasi kakakku dan besok jika kau sudah siap maka muncullah di hadapannya,” perintah Prince Evan yang dijawab anggukan mantap oleh Jiro. “Ah, satu lagi yang harus kuberitahu pada kalian terutama padamu Jiro,” lanjutnya dengan raut berubah sangat serius mengingat ia memanggil nama Jiro tanpa embel-embel gege

Keempat pria itu saling berpandangan satu sama lain mencari jawaban dalam pikiran mereka masing-masing. Namun, bukanlah saatnya bagi mereka untuk menerka-nerka hal apa yang ingin disampaikan oleh putra mahkota. Sesaat kemudian keempat pria itu kembali mengalihkan pandangan mereka pada sosok Pangeran Regennis itu.

“Setelah pertemuan kita pagi tadi, ayah dan ibu menyampaikan sesuatu yang penting padaku. Oleander sudah mulai melancarkan serangannya sejak kemarin dan tentu kalian mengerti apa yang terjadi bukan? Florennis melemah dan itu artinya semakin sulit bagi kita untuk memusnahkan mereka kecuali mendapatkan Florennis baru yang hanya diketahui keberadaannya oleh kakakku seorang,” jelas Prince Evan dan hanya dijawab dengan anggukan mengerti oleh Fahrenheit

“Tolong jaga Princess dengan baik saat berada di Light City ge, dia benar-benar sedang menjadi incaran Oleander sekarang. Kuharap kau bisa cepat-cepat membawanya kembali,” lanjutnya dan lagi-lagi hanya dijawab dengan anggukan oleh Jiro

“Malam ini aku akan ke Light City dan pangeran tidak perlu cemas. Aku akan melindungi putri mahkota dengan baik, bisa kupastikan tak ada satupun pasukan Oleander yang berani mendekatinya,” ujar Jiro meyakinkan Prince Evan yang menampikan raut khawatir teramat jelas di wajahnya

Tak ada seorangpun adik yang akan merasa biasa saja membiarkan kakaknya yang tidak tahu apa-apa berkeliaran sendiri begitu saja tanpa pelindung. Saat ini memang putri mahkota yang bereinkarnasi menjadi manusia itu tidak mengerti kalau sedang ada bahaya yang mengintainya. Terlebih lagi karena kehidupan manusianya membuat putri mahkota menjadi lemah dan tidak memiliki kekuatan apapun maka hal itu akan sangat membahayakan nyawanya.

***

Seperti janjinya pada Prince Evan kini Jiro sudah berada di sekitar rumah putri mahkota demi mengawasi dan melindungi sang putri. Tak ada suara dari dalam kamar putri mahkota yang memang sudah gelap gulita. Jiro yang penasaran dengan rupa putri mahkota saat ini memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan terlihatlah dua gadis cantik yang sedang tertidur pulas menikmati alam mimpinya.

Namun, disaat masih asyik memperhatikan wajah rupawan sang putri ia merasakan ada hawa lain di sekitar rumah ini dan semakin mendekat. Bukan, bukan hawa manusia seperti gadis lain yang masih tertidur lelap bersama putri mahkota karena kalau benar manusia ia pasti bisa mencium wangi darah.

Oleander!” desisnya mengalihkan pandangan ke arah luar jendela penuh waspada

Tak lama setelah dirasa hawa Oleander mulai menjauh, Jiro pun langsung turun dari kamar sang putri di lantai dua yang tepat di bawahnya adalah kebun mawar. Seperti dugaannya ternyata mawar yang layu dan menyeruakkan bau tidak sedap itu sudah bertambah setangkai lagi.

“Ini tidak bisa dibiarkan, jika putri terus berada di dunia manusia maka sebelum genap berusia tujuh belas tahun mungkin ia sudah benar-benar lenyap dari dunia ini,” ujar Jiro menyimpulkan pemikirannya

Dalam sebuah kamar dua orang gadis sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, mereka akan melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum berangkat seperti janji mereka kemarin. Selesai sarapan kedua gadis yang tak lain adalah Cheng Lin dan Yi Chen langsung menuju kebun bunga kesayangan gadis bernama Cheng Lin itu.

“Benar bukan apa yang kukatakan kemarin?” ujar Cheng Lin pada sahabatnya yang masih menganga melihat keanehan pada tiga tangkai mawar yang layu berwarna hitam namun masih tetap tegak dan menyeruakkan bau tidak sedap

“Ini memang sangat aneh Cheng Lin dan bahkan menurutku hal ini tidak bisa dicerna dengan akal sehat. Sepertinya bunga mawarmu ini sudah gila atau stress akut karena memiliki majikan yang gila sepertimu,” sahut Yi Chen tanpa meninggalkan satupun ejekan untuk Cheng Lin pagi itu

“Kyaaa Lin Yi Chen… Kau mau mati hah? Aku serius sekarang!” pekik Cheng Lin tidak terima dikatai seperti itu saat dirinya tengah serius

Tapi tak ada yang bisa ia perbuat selain menerima saja ejekan dari sahabatnya karena memang itulah Yi Chen yang ia kenal. Selalu memiliki kesempatan untuk mengejeknya setiap hari dimanapun dan kapanpun bahkan saat serius seperti sekarang.

“Ups… Sor…” belum sempat Yi Chen menyelesaikan ucapannya terdengar suara lain

“Hahahahahaha…”

Yah suara tawa yang cukup menyeramkan bagi kedua gadis itu di situasi mereka saat ini. Tak lama muncul seorang pria yang sangat tampan berwajah tegas dengan tatapan dingin berkulit pucat di hadapan mereka. Sosok itu sukses membuat keduanya menganga mengagumi wajah rupawan itu tapi sedetik kemudian mereka langsung bergidik setelah pria itu menghentikan tawanya dan menatap tajam ke arah mereka berdua.

“Kau memiliki teman yang lucu PRINCESS,” ujar pria itu dengan menekankan kata ‘princess’ pada ucapannya

Tanda tanya besar langsung muncul di atas kepala kedua gadis itu dan mereka pun saling pandang. Princess? Siapa yang pria ini maksud? Itulah arti tatapan keduanya dan sedetik kemudian mereka kembali mengalihkan pandangan ke sosok pria tampan di hadapan mereka.

“Siapa kau? Lalu sedang apa kau di rumahku pagi-pagi begini? Bagaimana kau bisa masuk kesini? Dan siapa yang kau panggil princess?” tanya Cheng Lin bertubi-tubi sementara yang ditanya hanya tersenyum tipis

“Apa kalian rela bolos sekolah hari ini untuk mendengar semua ceritaku?” tanyanya balik dan lagi-lagi membuat kedua gadis itu saling berpandangan cukup lama kemudian mengangguk pelan mengiyakan

“Jadi kita akan kemana?” tanya Yi Chen yang sedikit antusias pada sosok tampan ini

Yah, kedua gadis bersahabat ini memang tidak tertarik dengan idola sekolah mereka yang terkesan angkuh dan menyebalkan tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuat sosok pria di hadapan mereka ini menjadi sangat menarik. Apalagi kemuculan pria ini menurut mereka sedikit misterius. Satu hal lagi yang entah kenapa membuat kedua gadis yang tak ada hubungan batin sama sekali ini menjadi punya pemikiran yang sama dan sulit dijelaskan namun mereka berpikir pria inilah yang akan memberi mereka kejelasan.


“Pejamkan mata kalian dan jangan pernah mencoba membukanya sebelum aku perintahkan, mengerti?” sahut pria itu dan tanpa berpikir panjang lagi kedua gadis ini langsung memejamkan mata


----->>> to be continue...

No comments:

Powered by Blogger.