Sunday, 4 November 2012

Autumn For Sakura [Part 2]


Author:: TaraChun
Genre:: Friendship, Romance
Cast::     Wu Chun as Ryo
              Aaron Yan as Masao
              Calvin Chen as Daiki
              Jiro Wang as Isamu
                   Song Qian as Misaki

Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.


Mereka menelusuri taman sakura tersebut sambil mengobrol dan tertawa-tawa. Banyak hal yang mereka bahas setelah beberapa tahun tidak bertemu.
“Hmm… Masao, kita adakan pesta penyambutan untuk sahabat kita yang satu ini yukz..” Daiki
“Aku setuju… Bagaimana menurutmu Ryo?” Isamu
“Kalian terlalu berlebihan, aku tidak perlu pesta penyambutan” Ryo menolak
“Aku rasa itu ide yang cukup bagus” Masao
“Eh, aku tidak mau…” Ryo
“Bagus sekali, akhirnya Masao sependapat juga dengan kita… Hahaha…” Isamu
“Kali ini kau yang kalah” Daiki melirik Ryo
“Aku tidak peduli” Ryo pergi meninggalkan teman-temannya
“Kapan mau diadakan?” Isamu
“Secepatnya, iya kan Masao?” Daiki
“Ehm” Masao mengiyakan dan pergi menyusul Ryo
                Isamu dan Daiki ikut mengejar Ryo yang pergi lebih dulu. Mereka terus mencoba memberi pengertian pada Ryo agar emosinya mereda. Keesokan harinya mereka berangkat kuliah seperti biasa tanpa Ryo bersama mereka
“Eh, kenapa kau tidak bersamanya?” Daiki bertanya pada Masao
“Tadi aku ada ke rumahnya tapi ART (Asisten Rumah Tangga) nya bilang dia sudah pergi ke kampus” Masao
“Lalu dimana dia sekarang?” Daiki
                Masao hanya menggeleng menandakan bahwa ia tidak tau keberadaan Ryo
“Kenapa dia marah sampai segitunya ya padahal kemarin kita kan sudah minta maaf” Isamu
“Itulah yang aku takutkan jika kita mengajukannya sebagai Pangeran Aki berikutnya” Masao
“Sepertinya dia berubah sejak pulang dari London..” Daiki
“Apa dia benar-benar sudah berubah dan tidak menganggap kita sebagai sahabatnya lagi?” Isamu
“Tidak mungkin” Masao
“Bagaimana bisa kau seyakin itu, kau lihat saja sekarang bahkan dia juga menghindarimu” Isamu
“Gampang untuk mengetahui kalau dia tidak berubah” Masao diam sejenak lalu tersenyum
                Daiki dan Isamu bingung melihat temannya yang satu itu.
“Maksudmu?” Isamu
“Kalian ingat saat dia melihat bunga sakura di taman kemarin?” Masao
“Hmm, aku mengerti maksudmu. Pandangan nya tidak lepas dari bunga sakura itu dan matanya sama seperti dulu ketika dia melihat bunga sakura”
“Yupzz… Itulah maksudku.” Masao
“Jadi dia hanya mengerjai kita saja?” Isamu
“Kita ikuti saja permainannya” Daiki
                Mereka bertiga tersenyum dan berjalan menuju kelas mereka tapi…
“Daiki, kau lihatlah itu!” Isamu menunjuk ke arah taman
“Sedang apa mereka disana?” Daiki
“Jangan-jangan…” Isamu
“Mereka baru kenal jadi kau tenang saja” Masao
                Daiki, Isamu, dan Masao berjalan ke arah Ryo dan Misaki yang sedang mengobrol dengan gembira di taman.
“Kalian sedang apa disini?” Isamu
“Kau tidak lihat kami sedang mengobrol. Dia gadis yang cantik dan baik” Ryo merangkul Misaki
“Ahh, kau bisa saja” Misaki tertunduk malu
“Aku tidak pernah melihatnya gembira seperti sekarang ini” Daiki dalam hati sambil melihat Misaki
“Daiki, kau kenapa melihatku seperti itu?” Misaki
“Tidak apa-apa, aku hanya… Sudahlah lupakan saja” Daiki tersenyum
                Misaki dan Ryo kembali melanjutkan obrolan mereka sambil tertawa. Sementara Masao, Isamu, dan Daiki hanya diam melihat mereka bersenda gurau.
“Ehmm, sebentar lagi bel berbunyi. Ayo kita masuk kelas” Daiki
“Oh iya, aku hampir saja lupa.” Ryo pun berdiri dan memegang tangan Misaki berjalan menuju kelas
“Kami duluan ya” Misaki
                Misaki dan Ryo satu jurusan dan mereka pun satu kelompok belajar di kelas. Sesampainya di kelas.
“Ryo, kau dan ketiga pangeran tidak sedang bertengkar kan?” Misaki
“Bahkan kau juga memanggil mereka pangeran? Aku hanya masih bingung dengan keadaan di sini dan kenapa mereka bisa dengan mudah mengatakan kalau mereka ingin membuat pesta penyambutan untukku di kampus ini. Apa mereka sepopuler itu sampai-sampai seluruh penghuni kampus mau mengikuti apa yang mereka katakan?” Ryo menatap Misaki dalam bermaksud untuk mencari jawaban dari kebingungannya itu
                Misaki menjadi salah tingkah, ia bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan dari Ryo, pipinya menjadi merah merona.
“Kau kenapa Misaki? Maaf ya kalau pertanyaanku terlalu banyak.” Ryo
Iie (tidak). Jadi kau belum tau ya tentang status ketiga sahabatmu itu di kampus ini..” Misaki
“Status apa? Aku tidak mengerti” Ryo
“Kampus ini mempunyai pangeran yang sesuai dengan 4 musim di Jepang dan ketiga sahabatmu menjadi pangeran yang mewakili setiap musim. Seperti saat sekarang Fuyu diwakili oleh Masao, ketika Haru diwakili oleh Daiki, dan saat Natsu diwakili oleh Isamu.” Misaki menjelaskan
“Lalu bagaimana dengan Aki?” Ryo
“Itulah yang sedang kami pikirkan saat ini, pangeran Aki baru saja meninggal seminggu sebelum Aki berakhir.” Misaki
“Ohh jadi begtu” Ryo tersenyum manis pada Misaki “Aku mengerti kenapa mereka sangat senang aku segera masuk kuliah. Baiklah, kalau itu mau kalian.” Ryo dalam hati
                Saatnya jam pulang kuliah, ketiga Pangeran berkumpul dalam satu ruangan pertemuan dimana ruangan itu hanya diketahui oleh Misaki dan para Pangeran.
“Mana sih Misaki? Kenapa sampai sekarang belum datang juga” Daiki mondar-mandir
“Hei, santai sedikit. Sebentar lagi juga dia datang.” Isamu
                Mereka bertiga masih terus menunggu kedatangan Misaki
“Tidak biasanya dia telat seperti ini” Daiki
Kreeettttt
“Maaf aku terlambat tapi aku membawa kejutan untuk kalian. Ohairi nasai (silahkan masuk)” Misaki tersenyum dan mempersilahkan seseorang masuk ke ruangan itu
“Kau kenapa bisa datang kesini?” Isamu
“Oh ya, aku mau bilang pada kalian kalau Ryo akan segera bergabung dengan kalian” Misaki
“Misaki, what do you mean?” Ryo bingung begitupula dengan ketiga sahabatnya
“Maksudku adalah… Aku ingin Ryo menjadi Pangeran Aki berikutnya. Aku rasa dia yang paling cocok, bagaimana menurut kalian?” Misaki
“Ternyata rencana kita keduluan Misaki” Isamu membisiki Daiki dan Masao
“Sudahlah, tidak apa-apa. Tujuan kita kan sama” Daiki balas membisiki
“Aku tidak mau lagian aku juga tidak mengerti kegiatan di kampus ini seperti apa dan aku pun belum mengenal orang-orang disini selain kalian berempat” Ryo
“Itulah sebabnya kami ingin membuat pesta penyambutan untukmu sekalian memperkenalkanmu pada seluruh mahasiswa-mahasiswi kampus ini” Daiki
“Ayolah Ryo, kau setuju ya…” Isamu
“Iyaa, setujuilah..” Misaki tersenyum
“Apa boleh buat karna yang memohon padaku adalah gadis cantik sepertinya aku tidak bisa menolak tapi aku belum pasti mau menerima untuk menjadi Pangeran Aki” Ryo
“Okee, besok kita adakan pesta penyambutan” Masao
“Secepat itu?” Ryo
“Tentu saja” Daiki dan Isamu kompak
“Ya sudahlah, terserah kalian saja.” Ryo pasrah
                Semua tertawa melihat Ryo yang tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka semua melakukan persiapan untuk pesta penyambutan Ryo. Keesokan harinya kampus menjadi ramai dengan berbagai pertanyaan dari para mahasiswa-mahasiswi. Ketiga Pangeran beserta Ryo dan Misaki pun datang.
“Hmm, selamat pagi semuanya. Mungkin kalian bingung dengan apa yang terjadi hari ini di kampus. Untuk menjawab berbagai pertanyaan kalian kita persilahkan untuk Pangeran Fuyu menjelaskan. Pangeran Fuyu silahkan naik ke atas panggung” Misaki
                Pangeran Fuyu naik ke atas panggung, semua mahasiswa-mahasiswi bertepuk tangan.
 Ohayo gozaimasu… Sesuai dengan yang dikatakan oleh Misaki tadi, aku ingin mengumumkan bahwa hari ini kita akan mengadakan sebuah pesta penyambutan untuk teman baru kita yang baru pindah dari London. Dia adalah sahabatku dan kedua Pangeran lainnya. Aku yakin kalian pasti sudah tau siapa yang aku maksud jika kalian selalu memperhatikan kami akhir-akhir ini berjalan dengan seorang pria. Kita persilahkan saja untuk teman kita ini naik ke atas panggung memperkenalkan diri" Pangeran Fuyu
                Ryo naik ke atas panggung dan ditemani oleh kedua Pangeran lainnya beserta Misaki.
“Hello, Aku Ryo di jurusan Administrasi Bisnis sama seperti Misaki. Aku selama 4 tahun berada di London dan baru kembali ke Jepang sekitar seminggu yang lalu.” Ryo
“Apa dia yang akan menjadi Pangeran Aki berikutnya?” Tanya salah seorang mahasiswi
“Itu masih belum bisa dipastikan” Misaki
“Tapi dia cocok untuk menjadi Pangeran Aki, benar kan teman-teman?” kata mahasiswi itu lagi
“Untuk saat ini kami belum bisa memberi keputusan, semua harus melewati prosedur yang ada.” Misaki
“Sudahlah, tidak perlu membahas tentang Pangeran Aki dulu, kita bersenang-senang saja hari ini” Isamu
                Semua mahasiswa-mahasiswi Sakura University mengikuti pesta penyambutan untuk Ryo, mereka sangat senang. Seluruh kegiatan perkuliahan pun diliburkan. Pesta berlangsung hingga malam hari, setelah itu semua pulang ke rumah masing-masing. Keesokan harinya kegiatan perkuliahan berjalan seperti biasa dan Ryo pun menjadi terkenal di kampus dan juga diidolakan oleh mahasiswi-mahasiswi Sakura University sama seperti ketiga Pangeran lainnya bahkan melebihi popularitas dari para Pangeran.
“Hai Ryo” sapa seorang mahasiswi
“Hai juga” Ryo tersenyum
“Ryo tunggu…” teriak seorang mahasiwi memanggil Ryo
“Eh Misaki, ada apa?” Ryo
“Kau sudah mencari data untuk tugas kelompok kita?” Misaki
“Tentu saja, datanya ada disini” Ryo menunjukkan sebuah flashdisk pada Misaki
“Baguslah… Sekarang kita hanya perlu menggabungkan data-data yang kita peroleh untuk membuat laporan yang akan kita berikan pada dosen” Misaki
“Hmm, baiklah” mereka berjalan menuju kelas
                Hanya dalam waktu 10 menit mereka sudah bisa menyelesaikan laporan mereka dan tepat saat itu juga dosen masuk ke dalam kelas.
“Kumpulkan laporan kalian! Laporan yang terbaik harus siap untuk dipresentasikan” Dosen
“Bagaimana ya hasilnya?” Misaki
“Kau tenang saja, aku yakin laporan kita adalah yang terbaik” Ryo memegang tangan Misaki
“Baiklah, dari laporan-laporan milik kalian yang saya baca ada beberapa laporan yang bagus tapi saya sudah memilih yang terbaik. Ryo dan Misaki tolong kalian presentasikan hasil dari laporan kalian” Dosen
Ryo dan Misaki maju ke depan dan mempresentasikan hasil laporan mereka.
Prokk..Prokk…Prokk….
                Seluruh teman-teman mereka beserta dosen bertepuk tangan, mereka kagum dengan kekompakan Ryo dan Misaki dalam mempresentasikan hasil laporan mereka berdua.
“Kalian memang mahasiwa-mahasiswi yang membanggakan” dosen
Pelajaran selesai, sejak saat itu hubungan Ryo dan Misaki juga semakin dekat, mereka sering mengobrol dan bercanda berdua walaupun ketiga Pangeran yang lain juga ada di dekat mereka. Banyak mahasiswa-mahasiswi yang menggosipkan mereka sedang berpacaran. Misaki menjadi lebih sering tersenyum sejak dekat dengan Ryo dan membuat salah satu dari ketiga pangeran semakin menyukainya. Seiring dengan berjalannya waktu, Fuyu pun berakhir dan Jepang kini memasuki Haru. Perasaan Misaki dan Daiki juga semakin bersemi seperti bunga sakura yang tumbuh sangat indah ketika musim semi.
“Misaki…” Daiki berteriak memanggil Misaki
                Misaki menoleh dan melihat Daiki berlari ke arahnya.
“Ada apa? Kenapa kau lari-lari seperti itu?” Misaki
“Hmm, akhir minggu ini kau ada acara?” Daiki
“Tidak, kenapa?” Misaki
“Aku dan yang lainnya akan ke Hokkaido. Kau mau ikut?” Daiki
“Yang lainnya?” Misaki
“Isamu, Masao, dan Ryo… Hanya kami saja dan kau jika mau…” Daiki
“Baiklah, aku ikut…” Misaki tersenyum
“Hmm, aku pergi dulu yaa” Daiki
                Perasaan Daiki sungguh sangat senang, ia mempercepat langkahnya untuk menemui ketiga sahabatnya yang sudah menunggunya di kantin.
“Kau ini lama sekali…” Ryo
“Kau sudah mengatakannya? Apa dia mau ikut?” Isamu
“Stttt.. Kau ini berisik sekali…” Daiki menginjak kaki Isamu
“Mengatakan apa?” Masao
“Pada siapa?” Ryo melanjutkan
“Kakak adik yang kompak” Daiki dan Isamu bersamaan
“Kalian lebih kompak” Ryo dan Masao bersamaan
“Tuh kan..” Daiki dan Isamu bersamaan lagi
“Kalian juga kan…” Ryo dan Masao
Hahahaahaa……….
                Mereka semua tertawa karena kekompakan mereka sendiri…
“Sudahlah, cepat beritahu kami..” Ryo
“Nantinya kalian juga akan tau” Daiki
 “Menyebalkan” Masao kesal
                Hari yang di nantikan oleh Daiki pun tiba. Ia sudah berada di depan sebuah rumah megah menunggu gadis pujaannya keluar.
“Maaf membuatmu menunggu lama” Misaki
“Hmm, aku juga baru sampai. Ayo masuk” Daiki membukakan pintu mobil untuk Misaki
“Dimana yang lainnya?” Misaki
“Kita akan bertemu mereka di bandara” Daiki tersenyum dan menjalankan mobilnya
“Ohh…” Misaki
“Hari ini kau sangat cantik” Daiki
“Arigatou…” Misaki tersenyum
                Suasana dalam mobil sangat sepi, baik Daiki dan Misaki tidak mengeluarkan suara hanya music dari tape mobil Daiki yang terdengar. Akhirnya mereka sampai di bandara.
“Kau lama sekali” Masao
“Kau mengertilah sedikit, dia kan menjemput seseorang dulu” Isamu
Gomennasai (maaf). Aku tidak bermaksud membuat kalian menunggu” Misaki menundukkan kepalanya
“Sudahlah Misaki, kau tidak perlu minta maaf.” Ryo tersenyum “Jadi dia orang yang mau kau ajak bersama kita.. Ehemmm…” Ryo melirik Daiki
“Apa kita sudah terlambat?” Misaki
“Tentu saja tidak, kita kan naik pesawat pribadi” Isamu
“Pesawat pribadi? Milik siapa?” Misaki
“Milik kami… Memangnya kau kira milik siapa..” Masao
“Akuu… Hmm…” Misaki
“Hei Masao, kau jangan begitu pada Misaki.” Ryo
“Itu pesawat yang kami beli dengan uang tabungan kami dari usaha yang sedang kami jalani” Daiki
“Tidak kusangka ternyata kalian punya usaha dan bisa membeli pesawat sendiri tapi itu usaha apa?” Misaki
“Kau terlalu banyak bertanya. Ayo jalan…” Masao
“Baiklah, kita berangkat sekarang saja. Nanti di pesawat kami beritahu” Ryo merangkul Misaki
                Misaki tersenyum karena dirangkul oleh Ryo sedangkan Daiki berjalan di belakang mereka bersama Isamu dan hanya bisa diam menahan perasaan cemburunya. Mereka sampai di pesawat dan duduk di tempat masing-masing.
“Sudahlah tidak perlu dipikirkan lagi” bisik Isamu pada Daiki
“Oh ya, usaha kalian itu apa?” Misaki kembali bertanya
“Restoran” Masao
“Yupzz.. Fahrenheit Restaurant” Isamu
“Woww, jadi Fahrenheit Restaurant itu milik kalian, so amazing” Misaki
“Kau terlalu berlebihan” Ryo
“Kalian memang benar-benar hebat. Siapa yang sangka pemilik dari Fahrenheit Restaurant yang merupakan salah satu restoran terkenal di Jepang adalah milik dari 4 orang pria yang masih kuliah di Sakura University dan saat ini mereka sedang bersamaku. Aku pikir, aku ini benar-benar beruntung sekali” Misaki tersenyum bahagia
“Misaki, kau terlalu memuji kami… Itu bukanlah apa-apa” Daiki
“Ryo, bisakah kau ceritakan padaku bagaimana kalian bisa membangun sebuah restoran dan kenapa namanya 'Fahrenheit'?" Misaki menoleh ke Ryo
Misaki terdiam melihat Ryo yang tertidur lalu melihat ketiga Pangeran tersenyum
“Sepertinya dia masih belum berubah” Daiki tersenyum
“Iyaa… Hahaha…” Isamu
“Selalu saja tidur setiap dalam pesawat” Masao pun tersenyum
                Melihat ketiga Pangeran tersenyum, Misaki pun ikut tersenyum.
“Sudahlah, biarkan saja dia tidur. Aku yang akan memberitahumu” Daiki
“Okee” Misaki
“Saat masih kecil kami hobby sekali main masak-masakan” Daiki
“Seperti wanita saja kan… Hahaha” Isamu
“Diamlah, aku mau melanjutkan ceritaku” Daiki mengganjal mulut Isamu dengan tissue “Terutama Ryo, dia sangat suka makan jadi dia bilang kalau suatu saat dia ingin membuat restoran agar bisa makan enak setiap hari. Sebenarnya itu hal mudah untuknya, hanya cukup mengatakan pada ayahnya saja maka sebuah restoran akan langsung tersedia untuknya tapi dia bilang pada kami kalau dia ingin membuat restoran itu bersama kami.” Daiki
“Aku juga mau ikut cerita” Isamu melepaskan tissue dari mulutnya “Kami pun sama seperti Ryo jadi kami memutuskan untuk menabung uang yang diberikan oleh orang tua kami agar kami bisa membuat sebuah restoran bersama. Kami juga mulai belajar berbisnis secara diam-diam, kami membeli segala macam buku yang berhubungan dengan bisnis. Diantara kami berempat, Ryo yang paling berbakat dalam hal cita rasa jadi dia juga memutuskan untuk belajar memasak.” Isamu
“Giliranku… Kami sudah mulai menabung sejak kelas 3 SD dan akhirnya kami berhasil mengumpulkan uang untuk membangun restoran yang kami inginkan. Desain restoran kami bukan dirancang oleh seorang desainer terkenal tapi oleh seorang anak berusia 10 tahun. Namun sayangnya anak itu tidak mengasah keahliannya dalam bidang desain interior. Anak itu lebih tertarik dalam bidang desain grafis. Ya walaupun sama-sama dalam bidang seni” Daiki
“Apa anak itu Isamu?” Misaki
“Kau benar sekali. Itulah aku… Hehehe” Isamu tertawa malu
“Lalu?” Misaki masih penasaran
“Saat kami kelas 2 SMP, restoran itu sudah dibuka dengan nama Fahrenheit Restaurant.” Daiki
“Hmm, kenapa namanya Fahrenheit?” Misaki
“Karena angka 9 merupakan angka yang unik” Masao
                Jawaban Masao membuat Isamu dan Daiki tersenyum tapi berhasil membuat Misaki bingung.
“Kalau kau hanya bicara seperti itu aku yakin dia pasti bingung.” Ryo bangun dari tidurnya
“Kau sudah bangun” Misaki
“Kalian berisik sekali bagaimana aku bisa tidur nyenyak” Ryo
“Apa hubungannya angka 9 dengan nama Fahrenheit?” Misaki
“Kau tau kan dalam pelajaran Fisika tentang Konversi Suhu ada perbandingan antara Celcius (5) : Reamur (4) : Fahrenheit (9) : Kelvin (5). Dan khusus untuk suhu Fahrenheit perlu ditambah 32 jadi beda dari yang lainnya. Angka 9 juga unik karena banyak hal unik berhubungan dengan angka 9, salah satu contohnya adalah perkalian dari beberapa angka jika hasilnya dijumlahkan adalah 9 dan berdasarkan ilmu Feng Shui angka 9 merupakan angka hoki yang berarti” Ryo
“Sukses, panjang, lama” Masao
“Jadi kami berharap restoran kami nantinya bisa sukses dan bertahan lama.” Isamu
“Kita akan mendarat” asisten pilot
                Tanpa terasa sudah 1,5 jam mereka dalam pesawat dan akan segera mendarat di Kushiro Airport. Setelah itu mereka akan langsung melanjutkan perjalanannya menuju Matsumae Park untuk menikmati indahnya bunga Sakura saat Haru. Mereka pun sampai di Matsumae Park dan segera menuju tempat dimana mereka bisa melihat bunga Sakura yang mekar sangat indah.
“Kalian sering kemari?” Misaki
“Sudah 4 tahun kami tidak kemari sejak Ryo ke London” Daiki
“Ohh… Tempat ini indah sekali” Misaki
“Jadi kau belum pernah kesini?” Isamu
“Iyaa, aku hanya pernah mendengar namanya saja.” Misaki
“Kenapa…?” Ryo
                Misaki hanya diam dan ekspresinya berubah sedih
“Sudahlah, tidak perlu kau katakan. Kami mengerti…” Masao
“Kita disini untuk bersenang-senang jadi kau tidak perlu memikirkan hal yang menyedihkan.. Ayo” Daiki
                Misaki dan Daiki terlihat sangat senang, mereka berlarian kesana-kemari seperti anak TK yang sedang bermain kejar-kejaran. Sementara Ryo, Masao dan Isamu hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka berdua.
“Misaki, ada yang ingin ku katakan padamu” Daiki
“Apa?” Misaki
“Sebenarnya aku menyukaimu sejak kau pertama kali tersenyum padaku. Maukah kau menjadi kekasihku?” Daiki
“Terima kasih kau sudah menyatakan perasaanmu padaku tapi maaf aku tidak bisa menerimamu” Misaki
“Kenapa..? Apakah aku tidak cocok untukmu atau kau menyukai pria lain?” Daiki
“Aku… Gomennasai” Misaki berlari meninggalkan Daiki
                Daiki terdiam, dia bingung harus berbuat apa. Setelah menyadari satu hal ia pun berlari mengejar Misaki. Sementara Masao, Ryo dan Isamu sedang asyik makan snack yang mereka bawa.
“Apa kau menyukai Misaki?” Masao melirik Ryo
“Dia gadis yang baik dan pasti banyak orang yang menyukainya” Ryo
“Kau pasti mengerti maksudku.” Masao
“Aku rasa kau mengerti dengan apa yang aku katakan tadi” Ryo
“Jadi kau tidak ada perasaan padanya?” Isamu
“Apa aku harus mengatakan dengan jelas?” Ryo
“Baiklah.. Aku mengerti” Isamu
                Misaki yang mendengar pengakuan Ryo merasa ada pisau yang merobek hatinya. Air matanya pun menetes membasahi pipinya yang merah merona. Begitu pula dengan perasaan Daiki, ia sedih melihat gadis yang ia cintai ternyata menyukai sahabatnya sendiri. Perasaannya campur aduk antara sahabat dan cinta. Ia berjalan sendiri untuk menenangkan dirinya.
“Bagaimana bisa? Kenapa harus terjadi padaku? Ini terlalu berat” Daiki memikirikan jalan keluar yang terbaik untuk dirinya. “Sepertinya hanya itu yang bisa kulakukan” Daiki kembali ke tempat teman-temannya berada
“Kenapa kau hanya kembali sendiri? Dimana Misaki?” Ryo
“Jadi dia belum kembali?” Daiki
                Ryo, Masao, dan Isamu mengangguk mantap. Daiki pun langsung berlari pergi meninggalkan ketiga sahabatnya untuk mencari Misaki.
“Sepertinya…” Isamu
“Gawat” Ryo pun berlari bersama Masao dan Isamu untuk mencari Misaki

>>>To be continue...........





No comments:

Powered by Blogger.