Author:: TaraChun
Genre:: Friendship, Romance
Cast:: Wu Chun as
Ryo
Aaron
Yan as Masao
Calvin
Chen as Daiki
Jiro
Wang as Isamu
Song
Qian as Misaki
Disclaimer:: Saya membuat
cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi
mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi
jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Mereka
menelusuri taman sakura tersebut sambil mengobrol dan tertawa-tawa. Banyak hal
yang mereka bahas setelah beberapa tahun tidak bertemu.
“Hmm…
Masao, kita adakan pesta penyambutan untuk sahabat kita yang satu ini yukz..”
Daiki
“Aku
setuju… Bagaimana menurutmu Ryo?” Isamu
“Kalian
terlalu berlebihan, aku tidak perlu pesta penyambutan” Ryo menolak
“Aku
rasa itu ide yang cukup bagus” Masao
“Eh,
aku tidak mau…” Ryo
“Bagus
sekali, akhirnya Masao sependapat juga dengan kita… Hahaha…” Isamu
“Kali
ini kau yang kalah” Daiki melirik Ryo
“Aku
tidak peduli” Ryo pergi meninggalkan teman-temannya
“Kapan
mau diadakan?” Isamu
“Secepatnya,
iya kan Masao?” Daiki
“Ehm”
Masao mengiyakan dan pergi menyusul Ryo
Isamu dan Daiki ikut mengejar
Ryo yang pergi lebih dulu. Mereka terus mencoba memberi pengertian pada Ryo
agar emosinya mereda. Keesokan harinya mereka berangkat kuliah seperti biasa
tanpa Ryo bersama mereka
“Eh,
kenapa kau tidak bersamanya?” Daiki bertanya pada Masao
“Tadi
aku ada ke rumahnya tapi ART (Asisten Rumah Tangga) nya bilang dia sudah pergi
ke kampus” Masao
Masao hanya menggeleng menandakan
bahwa ia tidak tau keberadaan Ryo
“Kenapa
dia marah sampai segitunya ya padahal kemarin kita kan sudah minta maaf” Isamu
“Itulah
yang aku takutkan jika kita mengajukannya sebagai Pangeran Aki berikutnya” Masao
“Sepertinya
dia berubah sejak pulang dari London..” Daiki
“Apa
dia benar-benar sudah berubah dan tidak menganggap kita sebagai sahabatnya
lagi?” Isamu
“Tidak mungkin” Masao
“Bagaimana
bisa kau seyakin itu, kau lihat saja sekarang bahkan dia juga menghindarimu”
Isamu
“Gampang
untuk mengetahui kalau dia tidak berubah” Masao diam sejenak lalu tersenyum
Daiki dan Isamu bingung melihat
temannya yang satu itu.
“Maksudmu?”
Isamu
“Kalian
ingat saat dia melihat bunga sakura di taman kemarin?” Masao
“Hmm,
aku mengerti maksudmu. Pandangan nya tidak lepas dari bunga sakura itu dan
matanya sama seperti dulu ketika dia melihat bunga sakura”
“Yupzz…
Itulah maksudku.” Masao
“Jadi
dia hanya mengerjai kita saja?” Isamu
“Kita
ikuti saja permainannya” Daiki
Mereka bertiga tersenyum dan
berjalan menuju kelas mereka tapi…
“Daiki,
kau lihatlah itu!” Isamu menunjuk ke arah taman
“Sedang
apa mereka disana?” Daiki
“Jangan-jangan…”
Isamu
“Mereka
baru kenal jadi kau tenang saja” Masao
Daiki, Isamu, dan Masao berjalan
ke arah Ryo dan Misaki yang sedang mengobrol dengan gembira di taman.
“Kalian
sedang apa disini?” Isamu
“Kau
tidak lihat kami sedang mengobrol. Dia gadis yang cantik dan baik” Ryo
merangkul Misaki
“Ahh,
kau bisa saja” Misaki tertunduk malu
“Aku
tidak pernah melihatnya gembira seperti sekarang ini” Daiki dalam hati sambil
melihat Misaki
“Daiki,
kau kenapa melihatku seperti itu?” Misaki
“Tidak
apa-apa, aku hanya… Sudahlah lupakan saja” Daiki tersenyum
Misaki dan Ryo kembali
melanjutkan obrolan mereka sambil tertawa. Sementara Masao, Isamu, dan Daiki
hanya diam melihat mereka bersenda gurau.
“Ehmm,
sebentar lagi bel berbunyi. Ayo kita masuk kelas” Daiki
“Oh
iya, aku hampir saja lupa.” Ryo pun berdiri dan memegang tangan Misaki berjalan
menuju kelas
“Kami
duluan ya” Misaki
Misaki dan Ryo satu jurusan dan
mereka pun satu kelompok belajar di kelas. Sesampainya di kelas.
“Ryo,
kau dan ketiga pangeran tidak sedang bertengkar kan?” Misaki
“Bahkan
kau juga memanggil mereka pangeran? Aku hanya masih bingung dengan keadaan di
sini dan kenapa mereka bisa dengan mudah mengatakan kalau mereka ingin membuat
pesta penyambutan untukku di kampus ini. Apa mereka sepopuler itu sampai-sampai
seluruh penghuni kampus mau mengikuti apa yang mereka katakan?” Ryo menatap
Misaki dalam bermaksud untuk mencari jawaban dari kebingungannya itu
Misaki menjadi salah tingkah, ia
bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan dari Ryo, pipinya menjadi merah
merona.
“Kau
kenapa Misaki? Maaf ya kalau pertanyaanku terlalu banyak.” Ryo
“Iie (tidak). Jadi kau belum tau ya
tentang status ketiga sahabatmu itu di kampus ini..” Misaki
“Status
apa? Aku tidak mengerti” Ryo
“Kampus
ini mempunyai pangeran yang sesuai dengan 4 musim di Jepang dan ketiga
sahabatmu menjadi pangeran yang mewakili setiap musim. Seperti saat sekarang Fuyu diwakili oleh Masao, ketika Haru diwakili oleh Daiki, dan saat Natsu diwakili oleh Isamu.” Misaki
menjelaskan
“Lalu
bagaimana dengan Aki?” Ryo
“Itulah
yang sedang kami pikirkan saat ini, pangeran Aki baru saja meninggal seminggu sebelum Aki berakhir.” Misaki
“Ohh
jadi begtu” Ryo tersenyum manis pada Misaki “Aku mengerti kenapa mereka sangat
senang aku segera masuk kuliah. Baiklah, kalau itu mau kalian.” Ryo dalam hati
Saatnya jam pulang kuliah,
ketiga Pangeran berkumpul dalam satu ruangan pertemuan dimana ruangan itu hanya
diketahui oleh Misaki dan para Pangeran.
“Mana
sih Misaki? Kenapa sampai sekarang belum datang juga” Daiki mondar-mandir
“Hei,
santai sedikit. Sebentar lagi juga dia datang.” Isamu
Mereka bertiga masih terus
menunggu kedatangan Misaki
“Tidak
biasanya dia telat seperti ini” Daiki
Kreeettttt
“Maaf
aku terlambat tapi aku membawa kejutan untuk kalian. Ohairi nasai (silahkan masuk)” Misaki tersenyum dan mempersilahkan
seseorang masuk ke ruangan itu
“Kau
kenapa bisa datang kesini?” Isamu
“Oh
ya, aku mau bilang pada kalian kalau Ryo akan segera bergabung dengan kalian”
Misaki
“Misaki,
what do you mean?” Ryo bingung begitupula dengan ketiga sahabatnya
“Maksudku
adalah… Aku ingin Ryo menjadi Pangeran Aki
berikutnya. Aku rasa dia yang paling cocok, bagaimana menurut kalian?”
Misaki
“Ternyata
rencana kita keduluan Misaki” Isamu membisiki Daiki dan Masao
“Sudahlah,
tidak apa-apa. Tujuan kita kan sama” Daiki balas membisiki
“Aku
tidak mau lagian aku juga tidak mengerti kegiatan di kampus ini seperti apa dan
aku pun belum mengenal orang-orang disini selain kalian berempat” Ryo
“Itulah
sebabnya kami ingin membuat pesta penyambutan untukmu sekalian memperkenalkanmu
pada seluruh mahasiswa-mahasiswi kampus ini” Daiki
“Ayolah
Ryo, kau setuju ya…” Isamu
“Iyaa,
setujuilah..” Misaki tersenyum
“Apa
boleh buat karna yang memohon padaku adalah gadis cantik sepertinya aku tidak
bisa menolak tapi aku belum pasti mau menerima untuk menjadi Pangeran Aki” Ryo
“Okee,
besok kita adakan pesta penyambutan” Masao
“Secepat
itu?” Ryo
“Tentu
saja” Daiki dan Isamu kompak
“Ya
sudahlah, terserah kalian saja.” Ryo pasrah
Semua tertawa melihat Ryo yang
tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka semua melakukan persiapan untuk pesta
penyambutan Ryo. Keesokan harinya kampus menjadi ramai dengan berbagai
pertanyaan dari para mahasiswa-mahasiswi. Ketiga Pangeran beserta Ryo dan
Misaki pun datang.
“Hmm,
selamat pagi semuanya. Mungkin kalian bingung dengan apa yang terjadi hari ini
di kampus. Untuk menjawab berbagai pertanyaan kalian kita persilahkan untuk
Pangeran Fuyu menjelaskan. Pangeran Fuyu silahkan naik ke atas panggung”
Misaki
Pangeran Fuyu naik ke atas panggung, semua mahasiswa-mahasiswi bertepuk
tangan.
“Ohayo
gozaimasu… Sesuai dengan yang dikatakan oleh Misaki tadi, aku ingin
mengumumkan bahwa hari ini kita akan mengadakan sebuah pesta penyambutan untuk
teman baru kita yang baru pindah dari London. Dia adalah sahabatku dan kedua
Pangeran lainnya. Aku yakin kalian pasti sudah tau siapa yang aku maksud jika
kalian selalu memperhatikan kami akhir-akhir ini berjalan dengan seorang pria.
Kita persilahkan saja untuk teman kita ini naik ke atas panggung memperkenalkan
diri" Pangeran Fuyu
Ryo naik ke atas panggung dan
ditemani oleh kedua Pangeran lainnya beserta Misaki.
“Hello,
Aku Ryo di jurusan Administrasi Bisnis sama seperti Misaki. Aku selama 4 tahun
berada di London dan baru kembali ke Jepang sekitar seminggu yang lalu.” Ryo
“Apa
dia yang akan menjadi Pangeran Aki
berikutnya?” Tanya salah seorang mahasiswi
“Itu
masih belum bisa dipastikan” Misaki
“Tapi
dia cocok untuk menjadi Pangeran Aki,
benar kan teman-teman?” kata mahasiswi itu lagi
“Untuk
saat ini kami belum bisa memberi keputusan, semua harus melewati prosedur yang
ada.” Misaki
“Sudahlah,
tidak perlu membahas tentang Pangeran Aki
dulu, kita bersenang-senang saja hari ini” Isamu
Semua mahasiswa-mahasiswi Sakura
University mengikuti pesta penyambutan untuk Ryo, mereka sangat senang. Seluruh
kegiatan perkuliahan pun diliburkan. Pesta berlangsung hingga malam hari,
setelah itu semua pulang ke rumah masing-masing. Keesokan harinya kegiatan
perkuliahan berjalan seperti biasa dan Ryo pun menjadi terkenal di kampus dan
juga diidolakan oleh mahasiswi-mahasiswi Sakura University sama seperti ketiga
Pangeran lainnya bahkan melebihi popularitas dari para Pangeran.
“Hai
Ryo” sapa seorang mahasiswi
“Hai
juga” Ryo tersenyum
“Ryo
tunggu…” teriak seorang mahasiwi memanggil Ryo
“Eh
Misaki, ada apa?” Ryo
“Kau
sudah mencari data untuk tugas kelompok kita?” Misaki
“Tentu
saja, datanya ada disini” Ryo menunjukkan sebuah flashdisk pada Misaki
“Baguslah…
Sekarang kita hanya perlu menggabungkan data-data yang kita peroleh untuk
membuat laporan yang akan kita berikan pada dosen” Misaki
“Hmm,
baiklah” mereka berjalan menuju kelas
Hanya dalam waktu 10 menit
mereka sudah bisa menyelesaikan laporan mereka dan tepat saat itu juga dosen
masuk ke dalam kelas.
“Kumpulkan
laporan kalian! Laporan yang terbaik harus siap untuk dipresentasikan” Dosen
“Bagaimana
ya hasilnya?” Misaki
“Kau
tenang saja, aku yakin laporan kita adalah yang terbaik” Ryo memegang tangan
Misaki
“Baiklah,
dari laporan-laporan milik kalian yang saya baca ada beberapa laporan yang
bagus tapi saya sudah memilih yang terbaik. Ryo dan Misaki tolong kalian presentasikan
hasil dari laporan kalian” Dosen
Ryo dan Misaki maju ke depan dan mempresentasikan hasil
laporan mereka.
Prokk..Prokk…Prokk….
Seluruh
teman-teman mereka beserta dosen bertepuk tangan, mereka kagum dengan
kekompakan Ryo dan Misaki dalam mempresentasikan hasil laporan mereka berdua.
“Kalian
memang mahasiwa-mahasiswi yang membanggakan” dosen
Pelajaran selesai, sejak saat itu hubungan Ryo dan
Misaki juga semakin dekat, mereka sering mengobrol dan bercanda berdua walaupun
ketiga Pangeran yang lain juga ada di dekat mereka. Banyak mahasiswa-mahasiswi
yang menggosipkan mereka sedang berpacaran. Misaki menjadi lebih sering
tersenyum sejak dekat dengan Ryo dan membuat salah satu dari ketiga pangeran semakin menyukainya. Seiring dengan berjalannya waktu, Fuyu pun berakhir dan Jepang
kini memasuki Haru. Perasaan Misaki dan Daiki juga semakin bersemi seperti
bunga sakura yang tumbuh sangat indah ketika musim semi.
“Misaki…”
Daiki berteriak memanggil Misaki
Misaki menoleh dan melihat Daiki
berlari ke arahnya.
“Ada
apa? Kenapa kau lari-lari seperti itu?” Misaki
“Hmm,
akhir minggu ini kau ada acara?” Daiki
“Tidak,
kenapa?” Misaki
“Aku
dan yang lainnya akan ke Hokkaido. Kau mau ikut?” Daiki
“Yang
lainnya?” Misaki
“Isamu,
Masao, dan Ryo… Hanya kami saja dan kau jika mau…” Daiki
“Baiklah,
aku ikut…” Misaki tersenyum
“Hmm,
aku pergi dulu yaa” Daiki
Perasaan Daiki sungguh sangat
senang, ia mempercepat langkahnya untuk menemui ketiga sahabatnya yang sudah
menunggunya di kantin.
“Kau
ini lama sekali…” Ryo
“Kau
sudah mengatakannya? Apa dia mau ikut?” Isamu
“Stttt..
Kau ini berisik sekali…” Daiki menginjak kaki Isamu
“Mengatakan
apa?” Masao
“Pada
siapa?” Ryo melanjutkan
“Kakak
adik yang kompak” Daiki dan Isamu bersamaan
“Kalian
lebih kompak” Ryo dan Masao bersamaan
“Tuh
kan..” Daiki dan Isamu bersamaan lagi
“Kalian
juga kan…” Ryo dan Masao
Hahahaahaa……….
Mereka semua tertawa karena
kekompakan mereka sendiri…
“Sudahlah,
cepat beritahu kami..” Ryo
“Nantinya
kalian juga akan tau” Daiki
“Menyebalkan” Masao kesal
Hari yang di nantikan oleh Daiki
pun tiba. Ia sudah berada di depan sebuah rumah megah menunggu gadis pujaannya
keluar.
“Maaf
membuatmu menunggu lama” Misaki
“Hmm,
aku juga baru sampai. Ayo masuk” Daiki membukakan pintu mobil untuk Misaki
“Dimana
yang lainnya?” Misaki
“Kita
akan bertemu mereka di bandara” Daiki tersenyum dan menjalankan mobilnya
“Ohh…”
Misaki
“Hari
ini kau sangat cantik” Daiki
“Arigatou…”
Misaki tersenyum
Suasana dalam mobil sangat sepi,
baik Daiki dan Misaki tidak mengeluarkan suara hanya music dari tape mobil
Daiki yang terdengar. Akhirnya mereka sampai di bandara.
“Kau
lama sekali” Masao
“Kau
mengertilah sedikit, dia kan menjemput seseorang dulu” Isamu
“Gomennasai (maaf). Aku tidak bermaksud
membuat kalian menunggu” Misaki menundukkan kepalanya
“Sudahlah
Misaki, kau tidak perlu minta maaf.” Ryo tersenyum “Jadi dia orang yang mau kau
ajak bersama kita.. Ehemmm…” Ryo melirik Daiki
“Apa
kita sudah terlambat?” Misaki
“Tentu
saja tidak, kita kan naik pesawat pribadi” Isamu
“Pesawat
pribadi? Milik siapa?” Misaki
“Milik
kami… Memangnya kau kira milik siapa..” Masao
“Akuu…
Hmm…” Misaki
“Hei
Masao, kau jangan begitu pada Misaki.” Ryo
“Itu
pesawat yang kami beli dengan uang tabungan kami dari usaha yang sedang kami
jalani” Daiki
“Tidak
kusangka ternyata kalian punya usaha dan bisa membeli pesawat sendiri tapi itu
usaha apa?” Misaki
“Kau
terlalu banyak bertanya. Ayo jalan…” Masao
“Baiklah,
kita berangkat sekarang saja. Nanti di pesawat kami beritahu” Ryo merangkul
Misaki
Misaki tersenyum karena
dirangkul oleh Ryo sedangkan Daiki berjalan di belakang mereka bersama Isamu
dan hanya bisa diam menahan perasaan cemburunya. Mereka sampai di pesawat dan
duduk di tempat masing-masing.
“Sudahlah
tidak perlu dipikirkan lagi” bisik Isamu pada Daiki
“Oh
ya, usaha kalian itu apa?” Misaki kembali bertanya
“Restoran”
Masao
“Yupzz..
Fahrenheit Restaurant” Isamu
“Woww,
jadi Fahrenheit Restaurant itu milik
kalian, so amazing” Misaki
“Kau
terlalu berlebihan” Ryo
“Kalian
memang benar-benar hebat. Siapa yang sangka pemilik dari Fahrenheit Restaurant yang merupakan salah satu restoran terkenal
di Jepang adalah milik dari 4 orang pria yang masih kuliah di Sakura University
dan saat ini mereka sedang bersamaku. Aku pikir, aku ini benar-benar beruntung
sekali” Misaki tersenyum bahagia
“Misaki,
kau terlalu memuji kami… Itu bukanlah apa-apa” Daiki
“Ryo,
bisakah kau ceritakan padaku bagaimana kalian bisa membangun sebuah restoran
dan kenapa namanya 'Fahrenheit'?" Misaki menoleh ke Ryo
Misaki
terdiam melihat Ryo yang tertidur lalu melihat ketiga Pangeran tersenyum
“Sepertinya
dia masih belum berubah” Daiki tersenyum
“Iyaa…
Hahaha…” Isamu
“Selalu
saja tidur setiap dalam pesawat” Masao pun tersenyum
Melihat ketiga Pangeran
tersenyum, Misaki pun ikut tersenyum.
“Sudahlah,
biarkan saja dia tidur. Aku yang akan memberitahumu” Daiki
“Okee”
Misaki
“Saat
masih kecil kami hobby sekali main masak-masakan” Daiki
“Seperti
wanita saja kan… Hahaha” Isamu
“Diamlah,
aku mau melanjutkan ceritaku” Daiki mengganjal mulut Isamu dengan tissue “Terutama
Ryo, dia sangat suka makan jadi dia bilang kalau suatu saat dia ingin membuat
restoran agar bisa makan enak setiap hari. Sebenarnya itu hal mudah untuknya,
hanya cukup mengatakan pada ayahnya saja maka sebuah restoran akan langsung
tersedia untuknya tapi dia bilang pada kami kalau dia ingin membuat restoran
itu bersama kami.” Daiki
“Aku
juga mau ikut cerita” Isamu melepaskan tissue dari mulutnya “Kami pun sama
seperti Ryo jadi kami memutuskan untuk menabung uang yang diberikan oleh orang
tua kami agar kami bisa membuat sebuah restoran bersama. Kami juga mulai
belajar berbisnis secara diam-diam, kami membeli segala macam buku yang
berhubungan dengan bisnis. Diantara kami berempat, Ryo yang paling berbakat
dalam hal cita rasa jadi dia juga memutuskan untuk belajar memasak.” Isamu
“Giliranku…
Kami sudah mulai menabung sejak kelas 3 SD dan akhirnya kami berhasil
mengumpulkan uang untuk membangun restoran yang kami inginkan. Desain restoran
kami bukan dirancang oleh seorang desainer terkenal tapi oleh seorang anak
berusia 10 tahun. Namun sayangnya anak itu tidak mengasah keahliannya dalam
bidang desain interior. Anak itu lebih tertarik dalam bidang desain grafis. Ya
walaupun sama-sama dalam bidang seni” Daiki
“Apa
anak itu Isamu?” Misaki
“Kau
benar sekali. Itulah aku… Hehehe” Isamu tertawa malu
“Lalu?”
Misaki masih penasaran
“Saat
kami kelas 2 SMP, restoran itu sudah dibuka dengan nama Fahrenheit Restaurant.” Daiki
“Hmm,
kenapa namanya Fahrenheit?” Misaki
“Karena
angka 9 merupakan angka yang unik” Masao
Jawaban Masao membuat Isamu dan
Daiki tersenyum tapi berhasil membuat Misaki bingung.
“Kalau
kau hanya bicara seperti itu aku yakin dia pasti bingung.” Ryo bangun dari
tidurnya
“Kau
sudah bangun” Misaki
“Kalian
berisik sekali bagaimana aku bisa tidur nyenyak” Ryo
“Apa
hubungannya angka 9 dengan nama Fahrenheit?”
Misaki
“Kau
tau kan dalam pelajaran Fisika tentang Konversi Suhu ada perbandingan antara Celcius
(5) : Reamur (4) : Fahrenheit (9) : Kelvin (5). Dan khusus untuk suhu
Fahrenheit perlu ditambah 32 jadi beda dari yang lainnya. Angka 9 juga unik
karena banyak hal unik berhubungan dengan angka 9, salah satu contohnya adalah
perkalian dari beberapa angka jika hasilnya dijumlahkan adalah 9 dan berdasarkan
ilmu Feng Shui angka 9 merupakan angka hoki yang berarti” Ryo
“Sukses, panjang, lama” Masao
“Jadi kami berharap restoran
kami nantinya bisa sukses dan bertahan lama.” Isamu
“Kita akan mendarat” asisten
pilot
Tanpa
terasa sudah 1,5 jam mereka dalam pesawat dan akan segera mendarat di Kushiro
Airport. Setelah itu mereka akan langsung melanjutkan perjalanannya menuju
Matsumae Park untuk menikmati indahnya bunga Sakura saat Haru. Mereka pun sampai di Matsumae Park dan segera menuju tempat
dimana mereka bisa melihat bunga Sakura yang mekar sangat indah.
“Kalian
sering kemari?” Misaki
“Sudah
4 tahun kami tidak kemari sejak Ryo ke London” Daiki
“Ohh…
Tempat ini indah sekali” Misaki
“Jadi
kau belum pernah kesini?” Isamu
“Iyaa,
aku hanya pernah mendengar namanya saja.” Misaki
“Kenapa…?”
Ryo
Misaki hanya diam dan ekspresinya
berubah sedih
“Sudahlah,
tidak perlu kau katakan. Kami mengerti…” Masao
“Kita
disini untuk bersenang-senang jadi kau tidak perlu memikirkan hal yang
menyedihkan.. Ayo” Daiki
Misaki dan Daiki terlihat sangat
senang, mereka berlarian kesana-kemari seperti anak TK yang sedang bermain kejar-kejaran.
Sementara Ryo, Masao dan Isamu hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka
berdua.
“Misaki,
ada yang ingin ku katakan padamu” Daiki
“Apa?”
Misaki
“Sebenarnya
aku menyukaimu sejak kau pertama kali tersenyum padaku. Maukah kau menjadi
kekasihku?” Daiki
“Terima
kasih kau sudah menyatakan perasaanmu padaku tapi maaf aku tidak bisa
menerimamu” Misaki
“Kenapa..?
Apakah aku tidak cocok untukmu atau kau menyukai pria lain?” Daiki
“Aku…
Gomennasai” Misaki berlari
meninggalkan Daiki
Daiki terdiam, dia bingung harus
berbuat apa. Setelah menyadari satu hal ia pun berlari mengejar Misaki.
Sementara Masao, Ryo dan Isamu sedang asyik makan snack yang mereka bawa.
“Apa
kau menyukai Misaki?” Masao melirik Ryo
“Dia
gadis yang baik dan pasti banyak orang yang menyukainya” Ryo
“Kau
pasti mengerti maksudku.” Masao
“Aku
rasa kau mengerti dengan apa yang aku katakan tadi” Ryo
“Jadi
kau tidak ada perasaan padanya?” Isamu
“Apa
aku harus mengatakan dengan jelas?” Ryo
“Baiklah..
Aku mengerti” Isamu
Misaki yang mendengar pengakuan
Ryo merasa ada pisau yang merobek hatinya. Air matanya pun menetes membasahi pipinya
yang merah merona. Begitu pula dengan perasaan Daiki, ia sedih melihat gadis
yang ia cintai ternyata menyukai sahabatnya sendiri. Perasaannya campur aduk
antara sahabat dan cinta. Ia berjalan sendiri untuk menenangkan dirinya.
“Bagaimana
bisa? Kenapa harus terjadi padaku? Ini terlalu berat” Daiki memikirikan jalan
keluar yang terbaik untuk dirinya. “Sepertinya hanya itu yang bisa kulakukan”
Daiki kembali ke tempat teman-temannya berada
“Kenapa
kau hanya kembali sendiri? Dimana Misaki?” Ryo
“Jadi
dia belum kembali?” Daiki
Ryo, Masao, dan Isamu mengangguk
mantap. Daiki pun langsung berlari pergi meninggalkan ketiga sahabatnya untuk
mencari Misaki.
“Sepertinya…”
Isamu
“Gawat”
Ryo pun berlari bersama Masao dan Isamu untuk mencari Misaki
>>>To be continue...........
No comments:
Post a Comment