Author:: TaraChun
Genre:: Friendship, Romance
Cast:: Wu Chun as
Ryo
Aaron
Yan as Masao
Calvin
Chen as Daiki
Jiro
Wang as Isamu
Song
Qian as Misaki
Cameo:: Ariel Lin as Akiko
Rainie
Yang as Hanami
Disclaimer:: Saya membuat
cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi
mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi
jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Mereka
semua berpencar untuk mencari Misaki ke setiap penjuru Matsumae Park.
“Kemana
kau sebenarnya?” Daiki terus berlarian kesana kemari
Baik Daiki, Masao, Isamu, dan
Ryo masih belum bisa menemukan keberadaan Misaki, mereka berempat bertemu lagi
di tempat mereka berkumpul tadi.
“Daiki,
sebenarnya apa yang terjadi?” Ryo
“Bukankah
tadi dia bersamamu?” Masao
“Kalian
tenanglah” Isamu
“Bagaimana
bisa tenang, kalau sampai dia hilang apa yang akan kita katakan pada
keluarganya?” Ryo panik
“Semua
itu karenamu..” Daiki mendorong Ryo
“Apa-apaan
kau ini. Apa salahku, dia kan pergi bersamamu..” Ryo
“Dia…
Sudahlah, kau tidak akan mengerti” Daiki
“Kita
lanjutkan saja mencarinya” Masao
Daiki pergi terlebih dahulu.
“Kalian
jangan pergi dulu” Ryo menarik baju Isamu dan Masao
“Eh,
bajuku bisa robek kalau kau tarik begitu” Isamu
“Jelaskan
padaku! Apa yang dimaksud oleh Daiki tadi? Kalian merahasiakan sesuatu dariku?”
Ryo
“Sepertinya
mereka mendengar pembicaraan kita tadi” Masao
“Maksudmu?”
Ryo
“Apa
kau tidak menyadarinya?” Isamu
“Apa?
Cepat katakan, jangan bertele-tele!” Ryo
“Dan
Daiki menyukai Misaki. Kau mengerti?” Isamu
Ryo hanya diam, ia bingung apa
yang harus ia lakukan.
“Kenapa
bisa seperti ini? Kenapa aku bisa menjadi sahabat yang tidak memahami perasaan
sahabatku sendiri? Bagaimana bisa aku menjadi sahabat yang jahat seperti ini?”
Ryo dalam hati
“Sudahlah,
kau jangan bengong saja. Ayo kita cari Misaki!” Isamu menarik Ryo
Mereka kembali mencari Misaki
“Misaki…
Kau dimana?” teriak Daiki
“Misaki…
Misaki…” teriak Ryo, Masao, dan Isamu
Daiki melewati sebuah tempat seperti kuil yang ada di
Matsumae Park.
“Ternyata
kau disini” Daiki menemukan Misaki
“Aku…”
Misaki hanya bisa menangis, perasaannya sangat sakit karena ia tau pria yang ia
sukai tidak menyukainya.
“Aku
tidak mau melihat wanita yang kucintai menangis” Daiki memeluk Misaki erat
“Maaf..
Aku tidak bermaksud menyakitimu” Misaki
“Kau
tidak perlu minta maaf padaku” Daiki
“Inikah
yang dirasakan oleh Daiki ketika aku menolaknya tadi?” Misaki dalam hati
“Jadi
benar kau menyukai pria lain dan dia adalah Ryo, sahabatku?” Daiki melepas
pelukannya
“Akuu…”
Misaki
“Sudahlah,
aku sudah tau jawabannya..” Daiki
“Gomennasai” Misaki
“Jangan
meminta maaf terus padaku, aku tidak mau mendengarnya” Daiki
Misaki hanya diam dan tangisnya
pun perlahan mereda.
“Hapuslah
air matamu, sekarang kita pergi mencari yang lainnya. Mereka sangat
mengkhawatirkanmu” Daiki
“Hmmm…”
Misaki mengangguk
“Bersemangatlah.
Jangan biarkan mereka tau kalau kau habis menangis jika tidak mereka akan
menganggapmu gadis yang lemah. Aku yakin kau gadis yang kuat dan bisa
menghadapi masalah dengan kepala dingin” Daiki
“Hai (Iya)… Aku tidak akan menyerah..” Misaki
“Ini
baru Misaki yang aku kenal. Kalau kau tidak menyerah maka aku juga tidak akan
menyerah” Daiki tersenyum
“Daiki…”
Misaki menatap Daiki
“Jangan
menatapku seperti itu. Ayo jalan…” Daiki menggenggam tangan Misaki
“Kau
memang pria yang baik tapi kenapa aku tidak bisa mencintaimu?” Misaki dalam
hati sambil melihat Daiki yang menggenggam tangannya
Mereka berdua pergi untuk
mencari Ryo, Masao, dan Isamu. Setelah bertemu, mereka pun kembali ke Tokyo.
Selama dalam pesawat mereka semua hanya diam, tidak ada suara yang keluar dari
mulut mereka. Suasana sangat hening, liburan yang harusnya menyenangkan malah
menjadi liburan yang paling buruk untuk mereka. Sesampainya di bandara.
“Aku
akan mengantar Misaki pulang, kalian tunggu aku di tempat biasa” Daiki
“Baiklah”
Isamu
Daiki mengantar Misaki sampai
depan gerbang rumahnya dan langsung pergi lagi ke tempat teman-temannya berada.
“Untuk
apa dia mengajak kita kumpul disini yaa? Aku lelah sekali” Ryo
“Kau
tidak usah berpura-pura lagi. Aku yakin kau sudah tau jawabannya” Masao
Daiki pun tiba, ia melihat
ketiga sahabatnya yang sedang minum anggur tahun 80an
“Kau
sudah datang” Isamu yang melihat Daiki terlebih dahulu
“Sebenarnya
bagaimana perasaanmu terhadap Misaki?” Daiki menghampiri Ryo
“Aku
yakin kau sudah mendengarnya” Ryo
“Tapi
aku tidak percaya kalau kau tidak menyukai Misaki” Daiki
“Kau
sungguh aneh. Bukankah seharusnya kau senang?” Ryo
“Bagaimana
bisa aku senang melihat gadis yang aku cintai sedih” Daiki
“Lalu
apa maumu?” Ryo
“Kita
bersaing secara adil” Daiki
Perkataan Daiki membuat ketiga
sahabatnya itu terkejut
“Kau
gila yaa?” Masao
“Aku
tidak gila. Aku sangat waras…” Daiki
“Hei
Daiki, jelas-jelas kau sudah gila. Jika kau bersaing dengan Ryo, kau tidak akan
menang” Isamu
“Kenapa
kau seyakin itu?” Daiki
“Cinta
benar-benar bisa membuat orang menjadi bodoh” Masao
“Apa
maksudmu aku bodoh?” Daiki
“Kau
memang bodoh. Jelas-jelas kau tau kan Misaki menyukai Ryo lalu jika kau
mengajak Ryo bertanding itu sudah bisa dipastikan kau akan kalah.” Isamu
“Tidak
akan semudah itu” Daiki
“Kau
terlalu percaya diri” Masao
“Apa
kau sudah punya rencana?” Isamu
“Tentu
saja” Daiki tersenyum
Ryo hanya diam dan tersenyum
melihat ketiga sahabatnya saling berdebat
“Buat
apa kau tersenyum begitu?” Isamu
“Sudah
lama aku tidak melihat kalian bertiga berdebat seperti ini” Ryo
“Ini
semua kan karenamu juga” Masao
“Aku??”
Ryo
“Iyaa..
Kau yang akan bertanding dengannya hingga membuat kami harus berdebat seperti
ini” Isamu
“Tapi
aku kan belum bilang akan menyetujuinya atau tidak?” Ryo
“Kau
harus setuju karena aku sudah punya strategi untuk mengalahkanmu” Daiki
“Kau
hanya akan mengandalkan semangatmu saja, iya kan?” Ryo tersenyum
“Kau…
Kenapa kau bisa tau??” Daiki
“Aku
sangat mengerti dirimu. Kau akan selalu mengandalkan semangatmu untuk
mendapatkan apapun yang kau inginkan” Daiki
“Huh…
Aku tidak peduli.. Pokoknya kita harus bersaing secara adil” Daiki
“Terserah
kau saja” Ryo tidak peduli
“Apa-apaan
kau ini..” Daiki kesal
“Sudahlah,
kita jangan bahas itu lagi. Ayo minum.. Cheers” Isamu
Mereka semua minum dengan senang
tapi raut wajah Ryo terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu
“Apa
yang harus kulakukan? Aku tidak mungkin menerima tantangan Daiki. Bagaimana
ini?” Ryo
“Kau
kenapa?” Masao membangunkan lamunan Ryo
“Aku
hanya sedang memikirkan sesuatu” Ryo melirik Daiki
“Kau
pasti memikirkan cara untuk bertanding melawanku, iya kan?” Daiki
“Kau
ini orang yang sok tau” Ryo
“Tapi
benar kan yang aku katakan.. Ayo ngaku…” Daiki
“Aku
memang sedang memikirkan suatu cara” Ryo tersenyum “untuk menggagalkan semua
ini” Ryo dalam hati
Masao masih melihat Ryo dengan
penuh rasa curiga dan Ryo pun merasa kalau Masao mencurigainya tapi Ryo
mengabaikan Masao. Hari semakin malam dan mereka pun pulang ke rumah masing.
Setelah sampai di rumah…
Kringgg… Kringgg…
“Moshi moshi” Ryo mengangkat ponselnya
“Kau pasti tau kenapa aku menelponmu?” Masao
“Yaa, aku tau…” Ryo
“Lalu?” Masao
“Aku rasa kau tau apa yang ku pikirkan” Ryo
“Apa rencanamu?” Masao
“Itu yang sedang aku pikirkan saat ini. Kau
ada pendapat?” Ryo
“Hmm, tapi aku tidak yakin kau mau
melakukannya” Masao
“Aku yakin idemu tidak gila seperti ide dari
kedua anak itu, iya kan?” Ryo
“Mungkin sedikit gila… Menurutku kau coba
mengatakan pada mereka kalau” Masao
“Tidak usah diteruskan. Aku mengerti
maksudmu..” Ryo
“Apa itu ide yang gila?” Masao agak
memelankan suaranya
“Itu ide yang bagus, kau tenang saja..
Arigatou..” Ryo menutup teleponnya
Ryo kembali tersenyum di kamarnya..
“Kalian
tunggu saja kejutan dariku” Ryo merebahkan tubuhnya di kasur
~~~~~
Masao di rumahnya..
“Apa-apaan
Ryo ini, mematikan telepon dariku..! Menyebalkan” Masao kesal “Tapi, apa dia
serius menanggapi ideku tadi yaa?” Masao
Keesokan harinya di Sakura University
“Misaki…”
teriak seorang pria
Misaki pun menoleh
“Ehh
Daiki, ada apa?” Misaki
“Kau
sudah sarapan?” Daiki
“Sudah”
Misaki
“Tapi
aku belum sarapan, kau temani aku yaa…” Daiki menarik tangan Misaki menuju
kantin
Semua mahasiswa-mahasiswi yang
ada di kantin bisik-bisik melihat kedekatan Daiki dan Misaki
“Apa
mereka pacaran yaa?”
“Bukannya
Misaki bersama Ryo?”
“Jangan-jangan
cinta segitiga?”
“Menurutku
Misaki lebih serasi dengan Ryo”
Mahasiswa-mahasiswi itu masih
saja berbisik-bisik dan semakin lama malah membuat telinga Daiki panas..
“Hai
Daiki, Misaki… Ternyata kalian disini” Isamu
“Kami
ikut duduk disini yaa” Ryo
“Kau
yakin?” Masao membisiki Ryo
“Tentu
saja... Bolehkan Misaki?” Ryo melirik Misaki
Misaki hanya mengangguk. Suasana
di kantin menjadi sunyi…
“Kenapa
kalian hanya diam saja?” Isamu
Kringgg… Kringgg…
“Sebentar
ya..” Ryo meninggalkan ketiga temannya dan Misaki untuk mengangkat telepon
“Kenapa
tuh anak?” Isamu
“Kok
aneh yaa?” Daiki
“Sedikit
mencurigakan” Masao
“Baiklah, aku tunggu ya.. Bye…” Ryo menutup
teleponnya dan kembali ke teman-temannya
Ketiga temannya beserta Misaki
melihat Ryo dengan penuh kecurigaan
“Kalian
kenapa?” Ryo bingung
“Kau
pagi-pagi begini aneh sekali” Isamu
“Siapa
yang telpon?” Daiki
“Nanti
juga kalian tau…” Ryo tersenyum
Beberapa menit kemudian,
seseorang datang mendekati mereka..
“Siapa
ya dia?” Daiki
“Sepertinya
kearah kita” Misaki
“Cantik
sekali…” Isamu
Masao hanya diam melihat reaksi
Daiki dan Isamu..
“Aisshhh,
dia semakin dekat kearah kita… Jangan-jangan dia ingin mendekatiku…” Isamu
“Hi,
baby…” gadis itu mencium pipi kanan Ryo
Hal itu membuat semua yang ada
di kantin diam terpaku.
“Aku
sangat merindukanmu…” kata gadis itu lagi sambil tersenyum
“Kalian…?”
Isamu menatap Ryo tajam
“Hmmm,
dia kekasihku yang baru pulang dari London” Ryo tersenyum
“Kau…?”
Daiki kesal
“Gomennasai… Sepertinya perjanjian kita harus dibatalkan”
Ryo
“Kau
pasti bohong kan?” Daiki
“Hajimemashite,
watashi wa Akiko desu” gadis itu tersenyum
“Apa sebenarnya yang terjadi?”
Masao melirik Ryo
“Boleh aku duduk?” Akiko
“Tentu saja” Isamu terus melihat
Akiko tanpa berkedip
“Hmm, baby.. Bisa kau perkenalkan
teman-temanmu padaku?” Akiko
“Of course…” Ryo tersenyum lembut
pada Akiko
“Hi, Aku Isamu…” Isamu tersenyum
“Masao” dingin
“Aku Daiki”
“Dia Misaki, kekasihnya Daiki”
Ryo
“Apa-apaan kau ini” Daiki kesal
Misaki
hanya diam melihat Ryo dan Akiko yang mengumbar kemesraan mereka. Begitu pula
dengan Isamu yang cemburu melihat kemesraan Ryo dan Akiko
“Huh.. nama nya saja sudah Akiko..
Sepertinya nama mereka akan cocok…” Isamu dalam hati
“Sudah waktunya masuk kelas.. Kau
mengambil jurusan Desain Grafis kan?” Ryo
“Berarti kau sekelas denganku”
Isamu senang
“Aku titip kekasihku ya, tolong
jagain dia..” Ryo
“Kau tenang saja” Isamu
Isamu
menggandeng tangan Akiko masuk ke kelas
“Kau benar pacarnya Ryo?” Isamu
bertanya pada Akiko
“Iya, kenapa?” Akiko
“Tapi kenapa aku tidak pernah
mendengar Ryo menceritakan tentangmu?” Isamu
“Aku yang memintanya” Akiko
tersenyum
“Ohh ya, kelas ini sering ada
tugas kelompok… Apa kau mau sekelompok denganku?” Isamu
“Tentu saja…” Akiko
Pelajaran
selesai, Ryo sedang menunggu Akiko di depan kelasnya
“Bagaimana hari pertamamu
disini?” Ryo
“Menyenangkan..” Akiko
“Tentu saja, aku kan menjaganya
dengan baik..” Isamu muncul dari belakang Akiko
“Arigatou” Ryo
“Kau terlalu sungkan, kita kan
sahabat” Isamu menepuk pundak Ryo
Ryo
dan Akiko yang selalu bersama dan mengumbar kemesraan di kampus membuat Misaki
dan Isamu semakin cemburu. Daiki pun merasa sakit hati melihat kecemburuan
Misaki pada Ryo dan Akiko walaupun ia telah mengetahui kalau Misaki memang
menyukai Ryo sejak lama
“Padahal kan Ryo sudah punya
pacar tapi kenapa Misaki masih tetap saja menyukai Ryo? Kenapa perhatianmu
tidak beralih padaku saja?” Daiki dalam hati sambil melihat Misaki
Sementara
Masao selalu saja diam tiap kali melihat kemesraan Ryo dan Akiko. Tatapannya
tajam melihat Ryo dan Akiko dengan penuh kecurigaan
“Sepertinya Natsu akan segera tiba” Masao
“Ehmm, sudah 3 hari
berturut-turut ini turun hujan” Misaki
“Berarti masa jabatanku 4 hari
lagi berakhir” Daiki
“Masa jabatan?” Akiko
“Iyaa, di Sakura University ini
mempunyai 4 orang pangeran yang mewakili setiap musimnya. Fuyu diwakili oleh Masao, Haru
diwakili oleh Daiki, dan Natsu aku
yang mewakili. Karena sebentar lagi akan masuk Natsu jadi masa jabatan Daiki berakhir dan akan dimulai oleh masa
jabatanku…” Isamu menjelaskan
“Lalu bagaimana dengan Aki?” Akiko melirik Ryo
“Bukan aku” Ryo menggeleng
“Pangeran Aki sudah meninggal dan saat ini kami sedang mencari penggantinya”
Misaki
“Sudahlah jangan dibahas…” Ryo
“Hmmm, liburan musim panas kan
sebulan nih… Kira-kira mau liburan kemana?” Daiki
“Ke Inggris aja, gimana?” Ryo
Akiko
melihat Ryo mencari kepastian.
“Kau yakin?” Akiko
“Tentu saja, aku merindukan
Inggris” Ryo tersenyum sambil melihat Akiko
“Hmm, aku tau” Akiko pun
tersenyum pada Ryo “Kalian setuju kan?” Akiko melihat yang lainnya
“Baiklah, aku setuju” Isamu
“Tapi… Tidak biasanya kau ingin
liburan musim panas ke luar negeri…” Daiki
“Kali ini berbeda” Ryo
“Bagaimana dengan Hanabi Taikai (festival kembang api)?” Misaki
“Kita masih bisa melihatnya
setelah liburan…” Ryo
“Baiklah, aku ikut…” Misaki
“Sebenarnya apa yang mereka
berdua rencanakan?” Masao dalam hati
“Masao, kau ikut kan?” Isamu
“Iya, aku ikut. Masao tersenyum
dingin “Aku akan mencari tau semuanya?” Masao dalam hati sambil melihat Ryo dan
Akiko yang dari tadi tersenyum
Semua
telah direncanakan dan mereka pun berangkat ke Inggris untuk berlibur selama
sebulan
“Akhirnya sampai juga..” Isamu
“Kita mau kemana?” Misaki
“Langsung ke hotel aja ya, aku
sudah menyewa hotel untuk kita selama sebulan disini” Ryo
“Dimana?” Akiko
“Hotel Celebrity, Bournemouth”
Ryo
“Benarkah? Yeahhh…” Akiko sangat senang dan memeluk Isamu
“Akiko, sepertinya kau salah
peluk orang” Daiki
“Gomennasai” Akiko malu
Ryo
hanya tersenyum melihat Akiko dan Isamu yang saling malu-malu
“Hotel Celebrity sudah menunggu
kita, ayo jalan” Ryo merangkul Akiko
“Ryo, kau sudah bicara
dengannya?” bisik Akiko
“Aku akan memberi kejutan, lalu
kau?” Ryo
“Apa?” Akiko
“Sudahlah, kau tidak perlu
berpura-pura lagi di depanku” Ryo tersenyum
Akiko
dan Misaki tertawa berdua membuat suasana hati Isamu menjadi sangat panas
“Kenapa tiba-tiba panas sekali
yaa?” Daiki
Masao
melihat Isamu yang sangat cemburu
“Tidak mungkin, ini bukan Jepang…
Kenapa suasana hatinya berpengaruh juga disini?” Masao dalam hati
“Isamu…?” Misaki memanggil Isamu
dan memegang pundaknya “Aishhh…” Misaki
“Kau kenapa?” Daiki perhatian
“Panas sekali” Misaki menunjukkan
tangannya yang kepanasan setelah memegang pundak Isamu
“Benarkah semua ini? Isamu,
kendalikan perasaanmu…” Daiki
“Kalian kenapa?” Akiko
“Berhentilah mengumbar kemesraan
kalian kalau tidak suasana akan bertambah panas…”Masao
“Aku mengerti maksudmu..” Ryo
melihat Isamu
Selama
perjalanan suasana terasa sangat hening dan panas..
“Sudahlah Isamu” Daiki
“Bisakah kau tidak seperti ini?”
Masao bersikap dingin untuk membuat hawa panas sedikit mereda
“Isamu..” Misaki sedikit
membentak
Mendengar
bentakan Misaki, Isamu menjadi hilang kendali. Perhatiannya teralihkan kearah
Misaki dan membuat hawa kembali seperti semula
“Aku tidak sengaja” Isamu
“Hmm, aku mengerti” Misaki
tersenyum
“Sebentar lagi kita sampai…” Ryo
Sesampainya
di Hotel Celebrity, mereka langsung ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Misaki sekamar dengan Akiko, Ryo dengan Masao dan Isamu dengan Daiki.
Dalam kamar Daiki dan Isamu
“Kenapa saingan cinta kita orang
yang sama ya?” Daiki
“Tapi kita berbeda, Misaki bukan
pacarnya Ryo sedangkan Akiko berstatus sebagai kekasih sahabat kita Ryo..”
Isamu
“Mungkin aku lebih beruntung tapi
tetap saja biarpun Misaki tau kalau Ryo sudah punya pacar, dia tetap saja tidak
membuka hatinya untukku” Daiki
“Bukan tidak tapi belum… Kau bersabarlah”
Isamu
“Kau juga, aku yakin kau bisa
dapat yang lebih baik dari Akiko” Daiki
Mereka
semua pun beristirahat dan keesokannya mereka pergi jalan-jalan ke pantai.
Mereka berlarian dii pantai dan terlihat sangat senang.
“Kakak…” terdengar teriakan seorang
gadis
“Hanami..?” Akiko menoleh setelah
mendengar suara seorang gadis yang ia kenal
Begitu
pula dengan yang lainnya.. Mereka ikut menoleh kearah suara itu dan terlihat
seorang gadis yang cantik dan imut-imut
“Setelah mendapat kabar darimu,
aku langsung kesini. I miss you so much” Hanami memeluk Akiko
“I miss you too” Akiko
“Ohh ya, aku perkenalkan pada
kalian… Dia Hanami, adik Akiko” Ryo
“Masao, kau kenapa?” Misaki
>>>To be continue.............
No comments:
Post a Comment