Author:: TaraChun
Genre:: Friendship, Romance
Cast:: Wu Chun as
Ryo
Aaron
Yan as Masao
Calvin
Chen as Daiki
Jiro
Wang as Isamu
Song
Qian as Misaki
Cameo:: Ariel Lin as Akiko
Rainie
Yang as Hanami
Hebe
Tian as Bella
Disclaimer:: Saya membuat
cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi
mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi
jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Masao terjatuh di pasir pantai
dan tak sadarkan diri
“Eh, ada apa dengan Masao?” Ryo
Mereka
semua mengelilingi tubuh Masao yang terbaring tak sadarkan diri
“Bagaimana ini?” Akiko
“Itu pasti karena mu…” Daiki
“Kenapa aku?” Isamu
“Hei, udara di pantai ini panas,
kau jangan menambah panas jadi dia tidak akan pingsan begini” Daiki
“Tapi aku… Kau pegang saja
sendiri” Isamu memberikan tangannya
“Tidak panas” Misaki
“Tubuhnya sangat dingin” Akiko
Ryo
beserta yang lainnya ikut memegang tubuh Masao untuk merasakan suhu tubuhnya
“Ini aneh sekali…” Isamu
“Dia tidak pernah seperti ini
sebelumnya” Daiki
“Lalu kenapa tubuhnya bisa dingin
seperti mayat hidup begini?” Ryo bingung
“Padahal kan suhu disini cukup
panas” Daiki
“Apa dia tidak bisa mengontrol
suhu tubuhnya sendiri ya hingga tubuhnya dingin seperti ini dan dia pingsan”
Misaki
“Kau cepat tolong dia..” Ryo
“Kenapa harus aku?” Isamu
“Suhu tubuhmu kan panas, siapa
tau bisa menghangatkan tubuhnya..” Ryo
“Apa yang harus aku lakukan?”
Isamu
“Peluk saja dia” Daiki dan Ryo
kompak
“Aku kan laki-laki.. Tidak
mungkin aku memeluk laki-laki juga…” Isamu menolak
“Dia kan sahabatmu, anggap saja
kau menolong sahabat sendiri” Ryo
“Cepatlah..” Daiki mendorong Isamu
“Yaa, baiklah… Tapi kalian jangan
salah paham yaa… Aku hanya ingin menolong sahabatku saja” Isamu
Isamu
pun memeluk tubuh Masao
“Bagaimana?” Isamu
“Tidak ada perubahan” Ryo
menggeleng
“Lalu apa yang harus kita lakukan
sekarang?” Akiko
“Apa yang kau lakukan?” Daiki
“Cepat bantu aku” Hanami
menyiramkan pasir ke tubuh Masao
“Tapi untuk apa?” Ryo
“Tentu saja mengubur tubuhnya”
Hanami
“Dia masih bernapas, kau gila
yaa?” Isamu
“Ini untuk menghangatkan
tubuhnya…”Hanami masih menyiramkan
pasir pantai ke tubuh Masao
Akiko
dan yang lainnya ikut membantu Hanami menyiramkan pasir ke tubuh Masao
“Apa kau yakin cara ini akan
berhasil?” Daiki
“Kita lihat saja nanti” Hanami
tersenyum
Perlahan
suhu tubuh Masao menghangat
“Sepertinya caramu cukup ampuh”
Isamu yg melihat reaksi Masao
“Tentu saja” Hanami kembali
tersenyum
Masao
menatap tajam Hanami dengan tatapan dinginnya yang meyiratkan sesuatu
“Ada apa?” Hanami menunduk
ketakutan
“Masao, kau jangan seperti itu..
Dia yang menolongmu” Ryo
“Kau lihatlah, sekarang malaikat
penyelamatmu ketakutan karena tatapan matamu itu” Isamu
Masao
langsung memegang erat tangan Hanami
“Benarkah kau gadis itu?” Masao
“Apa? Aku tidak mengerti
maksudmu” Hanami melepaskan tangannya dari genggaman Masao
“Kau tidak mengingatku? Baru 2
tahun yang lalu” Masao
Ryo
dan yang lainnya bingung dengan apa yang dikatakan oleh Masao
“Bukankah 2 tahun yang lalu kau
juga menolongku dengan cara seperti ini?” Masao
“Aku baru bertemu denganmu hari
ini” Hanami
“Tidak mungkin, kita sudah pernah
bertemu sebelumnya saat Natsu 2 tahun
yang lalu di Pantai Nishi, Okinawa.. Apa kau tidak ingat?” Masao
“Natsu 2 tahun yang lalu aku di Paris jadi tidak mungkin kita
bertemu..” Hanami
“Tapi wajah kalian mirip sekali
dan ada seorang laki-laki tua memanggilmu dengan nama Hana” Masao
“Mungkin yang kau maksud
kembarannya Hanami..” Akiko
“Kembaran??” Ryo
“Hmm, aku mempunyai adik kembar
itulah Hanami dan Hana. Berbeda dengan Hanami, kondisi kesehatan Hana tidak
bagus sejak lahir dia sudah mengidap gangguan pernapasan dan 1 tahun yang lalu
dia baru saja meninggalkan dunia ini untuk selamanya karena penyakit itu” Akiko
sedih
Raut
wajah Masao yang dingin berubah seketika menjadi sangat sedih, ketiga
sahabatnya pun bingung melihat reaksi Masao karena selama ini mereka tidak
pernah melihat ekspresi sedih Masao yang seperti ini.
“Jangan-jangan Hana itu cinta
pertama Masao” bisik Isamu pada Daiki dan Ryo
“Kalau benar seperti itu, kasihan
sekali Masao” Ryo
“Padahal baru saja mencintai
seseorang tapi harapannya pupus begitu saja” Daiki
“Bukankah masih ada saudara
kembarnya?” Isamu melirik Hanami
“Jadi maksudmu…?” Ryo dan Daiki
“Yupzz.. Kalian setuju?” Isamu
“Tentu saja” Ryo dan Daiki tidak
sadar mengeluarkan suara yang keras
“Kalian berdua kenapa?” Misaki
“Tidak ada apa-apa kok” Daiki
tersenyum
“Jadi tadi kau itu hanya
pura-pura saja?” Hanami
“Gomennasai…” Masao hanya menunduk
“Dasar kau ini, bisanya membuat
orang khawatir saja…” Ryo
“Sudahlah, lebih baik sekarang
kita bersenang-senang saja” Daiki
“Masao, kau harus membayar semua
ini” Hanami
“Maksudmu?” Masao bingung
Hanami
tersenyum dan melirik Akiko serta Misaki. Mereka bertiga hanya tersenyum hingga
membuat keempat pria itu bingung, tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan
oleh ketiga gadis itu.
“Mereka kenapa yaa?” Isamu
“Entahlah” Masao menggeleng
“Mencurigakan sekali” Daiki
“Sepertinya ada sesuatu yang
mereka bertiga rencanakan” Ryo
“Tapi mereka baru bertemu hari
ini” Isamu
“Kita lihat saja..” Masao
Keempat
pria itu masih bingung dengan senyuman yang dilontarkan oleh ketiga gadis yang
ada di depan mereka saat ini
“Menyanyilah untuk kami” seru
ketiga gadis itu
“Menyanyi?” Daiki melirik ketiga
temannya
“Kami kira ada apa?” Ryo
“Ternyata hanya ingin kami
menyanyi saja..” Masao
“Baiklah, tapi jangan salahkan
kami kalau kalian akan pingsan setelah melihat kami bernyanyi..” Ryo
“Memangnya kenapa?” Akiko
“Kalian lihat saja…” Masao
“Ayoo…” Daiki tersenyum
[All]
Can you treasure my heart?
kizu ite yoko igo kono
anytime I really kono natsu noteaiwo
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
[Isamu]
mocho tote onobaseba hodo kiso na kanjitsu no yoni
amai yu acto brave mirekute fatens you
[Masao]
kata na okuno tsuyode namidesu ka kitomi ata tsonoto ki
I fell in love nekose kayu stole my heart
[Daiki]
hiro ikonohoshite bokura wa meguri aeta
[Ryo]
dakara kogoni iru kimito boku gairu
[All]
Can you treasure my heart?
kanjite yoze kaenbosho mitemiru furi
soreto mo omowase kuri Can you treasure my heart?
kanjiga ina kajanai umeidate tachigami
I am still with you
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
[Daiki]
shine on you mabushi tsugiruyo
micha kinas mytokime keep me wave
romansu no chika michi chinmochi dobara can faidan
[All]
namino otosaemo kakikesu kotorirote kimini todoketai
ariromama all for you
can you treasure my heart?
seiza nokie kasorani
egaku me lohi mitsushika
nimiku ka mori Can you treasure my heart?
kizu ite yoko igo kono
anytime I really kono natsu noteaiwo
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
Can you treasure my heart?
kanjite yoze kaenbosho mitemiru furi
soreto mo omowase kuri
Can you treasure my heart?
kanchiga ina kajanai umeidate tachigami I am still with you
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
You mean everything to me
I'm nothing without you my babe
Ketiga
gadis itu hanya diam terpaku, mereka tidak bisa mengeluarkan kata-kata selain
melihat 4 pria yang ada di hadapan mereka
“Bagaimana?” Daiki
“Keren kan?” Isamu
“Aku yakin kalian sebentar lagi
akan pingsan..” Ryo
“Tidak akan sampai seperti itu
jugaa…” Hanami
“Tapi kami akui kalian memang
keren” Misaki
“So amazing….” Akiko
Mereka semua duduk di pasir pantai melihat ombak yang
saling berkejar-kejaran. Ryo dan Akiko
kembali asyik mengobrol berdua saja membuat Isamu cemburu.
Kenapa panas sekali yaa?”
Hanami yang duduk disebelah Isamu
“Kasihan sekali…” Daiki
melihat Hanami yang kepanasan
“Hanami, kau duduk disini saja
atau disebelah Masao kalau tidak kau bisa pingsan kepanasan” Misaki berbicara sedikit
keras
“Tapi aku ingin duduk di
sebelah kak Isamu..” Hanami
“Lebih baik kau pindah kesini”
Daiki
“Akuu..” Hanami pun pingsan di
sebelah Isamu karna tidak bisa menahan hawa panas dari suhu tubuh Isamu
“Hanamiii…” Misaki berteriak
dan berlari ke tempat Hanami pingsan
Mendengar teriakan Misaki membuat yang lainnya
terkejut dan melihat ke arah Hanami berada, mereka semua berlari mendekati
Misaki
“Kalian semu menjauhlah
darinya, kalau tidak ia akan semakin kepanasan” Masao
“Lalu bagaimana?” Daiki
Masao langsung memeluk tubuh Hanami
“Dengan begini akan menurunkan
suhu tubuhnya” Masao
“Masao, ini terlalu dingin…”
Ryo
“Itu untuk kalian, berbeda
dengannya.. Kalian pegang saja” Masao memberikan tangan Hanami pada Ryo
“Panas sekali…” Ryo
Hampir 10 menit Masao memeluk tubuh Hanami
“Berapa lama lagi?” Akiko
“Sebentar lagi..” Masao
Hanami pun terbangun dari pingsannya
“Apa yang terjadi?” Hanami
“Tadi kau pingsan karena
kepanasan” Masao melepaskan pelukannya
“Kenapa? Tubuhnya begitu
dingin, berbeda sekali dengan Isamu yang hangat” Hanami dalam hati
“Sudah aku katakan, jangan
terlalu dekat dengan Isamu saat dia sedang kesal” Daiki
“Gomennasai…” Isamu menundukkan kepalanya “Karena aku, kau jadi
pingsan seperti ini” Isamu memegang tangan Hanami
“Berbeda sekali… Yang satu
panas dan yang satu dingin… Perasaan seperti apa ini?” Hanami dalam hati
“Kau kenapa Hanami?” Akiko
yang dari tadi melihat Hanami hanya bengong saja
“Ahh, aku tidak apa-apa. Aku
perlu istirahat.. Aku pulang dulu ya kak. Besok aku akan mengunjungimu lagi”
Hanami
“Mau aku antar?” Isamu
menawarkan diri
“Boleh saja..” Hanami
“Isamu, kau kan baru ke
Inggris. Kau belum tau jalan.” Ryo
“Tenang saja, aku kan ahlinya
dalam menghafal arah jalan.. Cukup dengan mengantar Hanami sekali, aku akan
mengingatnya” Isamu
“Wow, keren sekali” Hanami
tersenyum
“Ayo kita pergi” Isamu memakai
jaket hijaunya lalu menarik tangan Hanami
Isamu mengantarkan Hanami dengan motor yang sudah
sengaja disiapkan oleh Ryo untuk Isamu. Mereka berdua mengobrol selama dalam
perjalanan.
“Kak Isamu dan yang lainnya
sudah sejak kapan bersahabat?” Hanami
“Sejak kami masih kecil karena
orang tua kami memang sahabat juga sejak masih SMA” Isamu
“Ohhh…” Hanami
“Ehmm, Hanami.. Aku mau
bertanya sesuatu padamu” Isamu
“Mau tanya apa kak?” Hanami
“Jangan memanggilku kakak ya,
cukup Isamu saja.. Sejak kapan Ryo dan Akiko berpacaran?” Isamu
“Mereka pacaran sudah hampir 3
tahun dan sebentar lagi anniversary mereka” Hanami
“Benarkah?” Isamu
“Iyaa, tepatnya awal Aki” Hanami
“Kenapa bisa seperti ini?”
Isamu dalam hati
“Kau kenapa?” Hanami berbicara
pada Isamu yang hanya diam saja setelah mendengar jawaban darinya
“Ahh, tidak.. Kalau kau
sendiri suka pria yang seperti apa?” Isamu
“Aku??” Hanami terdiam malu
“Kenapa kau bertanya seperti itu?” Hanami
“Aku hanya ingin tau gadis
cantik sepertimu suka tipe pria yang seperti apa?” Isamu
“Pria itu harus bisa mengerti
perasaanku, dia baik, pehatian dan juga pintar..” Hanami malu
“Lalu kau suka pria yang
dingin atau hangat?” Isamu kembali bertanya
“Kenapa dia bertanya seperti
ini? Apa maksud pertanyaannya?” Hanami dalam hati “Maksudmu?” Hanami
“Sudahlah, lupakan saja” Isamu
“Ehm… Di depan itu ada toko
kue lalu kita belok kanan” Hanami menunjukkan jalan
“Baiklah” Isamu
Mereka pun sampai di depan apartemen Hanami
“Arigatou” Hanami tersenyum
Setelah
mengantarkan Hanami sampai ke apartemennya, Isamu pun kembali ke hotel tapi
sebelumnya ia mampir ke toko kue
“Semoga saja dia menyukai kue
ini” Isamu kembali naik ke motornya “Aku harap saat sampai di hotel tidak akan
melihat pemandangan yang membuatku panas lagi” Isamu sambil mengendarai
motornya
Sesampainya di hotel, Isamu langsung mencari Akiko untuk
memberikan kue yang sudah ia beli
“Eh Isamu, kau sudah kembali?” Misaki
“Iyaa..” Isamu
“Isamu, xie xie ni..” Akiko tersenyum
“Kau bisa berbicara bahasa mandarin?” Isamu
“Tentu saja, aku masih ada keturunan Taiwan..” Akiko
“Ohh, ini untukmu…” Isamu memberikan kue yang telah ia
beli untuk Akiko
“Arigatou gozaimasu”
Akiko
Seharian
penuh mereka bermain di pantai dan membuat mereka cukup lelah. Setelah makan
malam bersama, mereka semua beristirahat. Keesokan harinya saat sarapan
“Dimana Ryo?” Isamu
“Dia sudah pergi sejak pagi tadi” Masao
“Kemana?” Daiki
“Entahlah, tapi wajahnya terlihat sangat senang” Masao
“Kau tidak ikut dengannya?” Misaki melrhat Akiko yang
focus dengan makanannya
“Biarkan saja, aku sudah tau dia kemana” Akiko tersenyum
dan kembali melanjutkan makannya
Misaki
dan yang lainnya melihat Akiko penuh curiga
“Kenapa melihatku seperti itu?” Akiko
“Kalian tidak sedang bertengkar kan?” Daiki
“Tentu saja tidak” Akiko
“Lalu kenapa kau tidak pergi bersamanya?” Isamu
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kalian tenang saja”
Akiko kembali tersenyum
“Ohh ya, nanti aku mau bertemu dengan Hanami…” Akiko
“Kemana? Aku ikut yaa…” Isamu
“Boleh saja… Tapi kau yakin tidak akan bosan?” Akiko
“Memangnya kenapa?” Isamu
“Kau kan pergi dengan dua orang perempuan dan mereka
adalah adik kakak..” Misaki
“Hmm, kalau begitu aku ajak Masao saja..” Isamu
“Kenapa harus akuu?” Masao
“Sudahlah, kau ikut denganku saja daripada kau menjadi
obat nyamuk nantinya” Isamu melirik Daiki dan Misaki
“Kau ini apaan sih” Misaki malu
“Ayoo kita pergi” Isamu
Mereka
bertiga pun pergi ke apartemen Hanami untuk menjemput Hanami
“Kau sudah siap?” Akiko
“Tentu saja” Hanami
“Hanami, kau cantik sekali” Isamu
Hanami
hanya tertunduk malu
“Ayo jalan” Masao dingin
“Mereka berdua beda sekali yaa…” Hanami membisiki Akiko
Akiko
hanya mengangguk dan tersenyum
“Kita mau kemana?” Masao
“Westfield London..” Hanami dan Akiko bersamaan
“Apa itu?” Isamu
“Pusat perbelanjaan, bodoh..” Masao
“Kenapa kau bisa tau?” Isamu
Masao
tidak menghiraukan pertanyaan Isamu, ia hanya diam dan melihat ke luar jendela
“Kau melihat apa sih?” Isamu kesal dengan sikap Masao yang
dingin
“Jalanan…” Masao singkat
“Memangnya jalanan enak dilihat yaa?” Isamu
“Lebih baik, daripada melihatmu..” Masao
Hanami
dan Akiko tertawa mendengar perkataan Masao
“Huhh, kau ini menyebalkan sekali..” Isamu “Hei, tapi aku
serius.. Bagaimana kau bisa tau?” Isamu
“Semua ada di internet… Kalau kau mau ke Negara orang, kau
harus tau kebudayaan mereka dan tempat-tempat yang mungkin akan kau kunjungi”
Masao
“Ehmm, aku tidak berpikir sampai situ.. Memangnya berbeda
yaa?” Isamu
“Tentu saja berbeda, setiap Negara punya kebudayaan nya
sendiri.. Kau tidak boleh menanyakan
umur pada wanita Inggris dan tidak boleh menanyakan gaji seorang pria. Kau juga
tidak boleh melakukan tawar menawar harga, jika kau merasa harga nya kemahalan,
kau langsung pergi saja.” Masao
“Woww… Kau sudah tau apa saja?” Isamu
“Baru sedikit saja, sekitar 75 % tentang Inggris
“Dalam berapa hari kau sudah bisa mendapat info sebanyak
itu?” Akiko
“Hanya 2 hari saja..” Masao
“Wow.. keren…” Hanami kagum
“Ehemmm…” Akiko melirik Hanami sambil tersenyum
“Memang keren kok, aku saja yang sudah tinggal di Inggris
beberapa tahun masih belummengetahui hingga 75% tentang Inggris seperti dia…”
Hanami
Akiko
hanya tersenyum mendengar jawaban adiknya.
“Kita sudah sampai, ayo turun” Akiko
Mereka
semua turun dari mobil yang sudah di belikan juga oleh Ryo untuk digunakan selama sebulan mereka di Inggris
“Kalian mau kemana?” Hanami
“Disini juga ada yang menjual makanan dan pakaian
laki-laki” Akiko melanjutkan
“Lalu kalian mau kemana?” Isamu balik bertanya
“Seperti biasa…” Akiko melirik Hanami
“Shopping.. Kami mau beli pakaian, sepatu, tas, dan yang
lainnya” Hanami
“Kalian tidak mungkin ikut bersama kami kan?” Akiko
“Apa boleh buat?” Isamu
“Kami terpaksa ikut kalian” Masao menambahkan
Akiko
dan Hanami hanya bisa tertawa melihat kedua lelaki itu berjalan di belakang
mereka dengan wajah yang pasrah namu tetap dengan karakter masing-masing. Isamu
yang panas dan Masao yang dingin. Kedua
wanita itu masuk ke salah satu tempat yang menjual pakaian.
“Kalian mau ikut masuk atau tunggu diluar?” Hanami
“Di luar saja” Masao
“Kita ikut masuk saja” Isamu
“Untuk apa kita di dalam?” Masao
“Sudahlah, kau mengalah saja ya denganku” Isamu
“Menyebalkan” Masao kesal
Kedua
pria itu pun ikut masuk ke dalam…
“Kalian duduk disini saja yaa…” Akiko
“Ayo kak..” Hanami menarik Akiko
Akiko
dan Hanami asyik memilih pakaian tanpa menghiraukan kedua pria yang menunggu
mereka dengan bosan..
“Kalian masih lama?” Masao yang sudah sangat bosan
menunggu
“Hmm, kami sudah selesai memilih hanya tinggal mencobanya
saja…” Akiko
“Bagaimana menurut kalian?” Akiko keluar dari ruang ganti
dengan mengenakan sebuah dress pendek berwarna hitam dan dibalut jaket kulit
berwarna coklat
“Cantik sekali” Isamu hanya bisa mengatakan itu saja,
mulutnya menganga melihat Akiko
“Terima kasih…” Akiko tersenyum… “Aku mau coba yang lain…”
Akiko kembali masuk ke kamar ganti
“Hei, dia sudah masuk ke ruang ganti lagi” Masao menepuk
pundak Isamu
“Ohh iya..” Isamu hany menggaruk kepala nya yang tidak
gatal
“Dasar…” Masao
Selang
beberapa detik, Hanami keluar dari kamar ganti
“Bagaimana?” Hanami yang mengenakan baju berwarna putih
dan dasi abu-abu serta sarung tangan pink
“Terlihat sedikit tomboy” Masao berkomentar
“Berbeda saat kami pertama kali bertemu denganmu, manis
sekali…” Isamu merayu
“Tapi cocokkah dengan ku?” Hanami
“Cocok…” Isamu dan Masao bersamaan
“Hahaha… kalian kompak sekali…” Hanami hanya tertawa “Aku
ganti yang lain dulu yaa…” Hanami kembali masuk ke kamar ganti
Ketika
Hanami masuk ke kamar ganti, Akiko pun keluar dengan baju yang berbeda.
“Akiko, kau memang benar-benar cantik” Isamu memuji
“Kau terlalu berlebihan” Akiko tersipu malu
“Aku serius” Isamu
“Arigatou” Akiko
tersenyum “Hanami, cepat keluar..” Akiko
“Iyaa, tunggu sebentar” Hanami
Hanami
pun keluar mengenakan dress berwarna putih dengan motif bunga-bunga
“Kau manis sekali, seperti boneka saja” Isamu
“Lalu bagaimana menurutmu?” Hanami menanyakan pendapat
Masao
“Sama seperti Isamu” Masao singkat
“Dia memang seperti itu” Isamu
“Yaa, aku tau..” Hanami
“Kalian tunggu disini saja ya, kami mau bayar dulu” Akiko
“Ehh, tidak bisa…” Isamu mencegah Akiko dan Hanami ke
kasir
“Kenapa??” Akiko dan Hanami serempak
“Karena pria yang harus bayar” Isamu
“Haaa?” Akiko
“Itu prinsipnya” Masao
“Ohh, keren sekali kalau semua pria punya prinsip seperti
itu” Hanami
“Prinsip setiap pria itu berbeda” Masao
“Masao, kita bagi yaa..” Isamu membisiki Masao
Masao
hanya mengangguk mengiyakan. Isamu dan Masao membawa pakaian yang sudah di
pilih gadis-gadis itu ke kasir
“Ini semua nya berapa?” Isamu yang memberikan pakaian
milik Akiko ke kasir
“Semuanya 450 pounds” kasir membungkus pakaian milik Akiko
Isamu
pun memberikan uangnya pada kasir dan mengambil baju yang sudah dibungkus untuk
diberikan pada Akiko
“Kalau ini berapa?” Masao memberikan pakaian milik Hanami
ke kasir
“Semuanya 430 pounds” kasir membungkus pakaian milik
Hanami
Masao
memberikan uangnya pada kasir dan mengambil baju milik Hanami
“Ini milikmu” Masao memberikan tas yang berisi pakaian
pada Hanami
“Arigatou”
Hanami
Masao
pun berjalan di depan dan dikejar oleh Isamu, sementara kedua gadis itu
berjalan di belakang
“Kita mau kemana lagi?” Akiko bertanya pada Hanami
Hanami
tidak menggubris pertanyaan dari Akiko, pandangannya terfokus ke depan
“Kau kenapa?” Akiko menyenggol tangan Hanami
“Mereka berbeda sekali.. Yang satu panas dan yang satu
dingin seperti es” Hanami
“Lalu..?” Akiko
“Tapi walaupun bersifat dingin seperti itu, dia masih
peduli dengan temannya” Hanami
“Ehemmm, kau menyukai Masao yaa?” Akiko menggoda Hanami
“Haa?? Tidak kok, aku hanya mengaguminya saja…” Hanami
mengelak
“Oh ya?” Akiko
“Kau ini.. Mengagumi dan menyukai itu dua hal yang
berbeda..” Hanami
“Ya, baiklah…” Akiko
“Kau tidak takut jika dia bisa membongkar semuanya?”
Hanami membisiki Akiko
“Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?” Akiko
“Dia sangat pintar, berbeda dengan Isamu. Dan aku rasa dia
sudah mencurigai kalian” Hanami
“Kadang aku juga berpikir begitu tapi Ryo bilang tidak
perlu khawatir selama kita tidak bertindak mencurigakan” Akiko
“Tidak mungkin, seperti hari ini saja contohnya.. Ryo
tidak bersamamu, iya kan?” Hanami
“Kau tenanglah..” Akiko
“Hari ini kau bisa mencari alasan dengan mengatakan pergi
denganku tapi besok dan hari-hari berikutnya bagaimana? Itu akan sangat sulit
karna kalian disini selama sebulan dan Ryo tidak bersamamu..” Hanami
“Benar juga yang kau katakan… Nanti akan aku diskusikan
dengan Ryo” Akiko
“Hmm, aku mengkhawatirkanmu karna kau kakakku
satu-satunya..” Hanami
Mereka
masih terus berjalan mengelilingi Westfield London
“Kalian lapar tidak?” Isamu menoleh ke belakang
Kedua
gadis itu hanya mengangguk
“Hei Masao, kita makan siang dulu yaa…” Isamu
“Baiklah..” Masao
Mereka
pergi ke sebuah kafe yang ada di Westfield London
“Kalian mau pesan apa?” Akiko
“Beef Rib Steak” Hanami dan Masao serempak
Akiko
dan Isamu tertawa melihat kekompakan Hanami dan Masao
“Lalu kau mau pesan apa?” Akiko
“Aku Beef Chuck Steak saja” Isamu
“Hmm, kalau begitu aku sama denganmu saja” Akiko
“Pelayan…” Akiko memanggil pelayan
“Anda mau pesan apa?” Pelayan
“Aku mau 2 Beef Rib Steak dan 2 Beef Chuck Steak” Akiko
“Baiklah, tunggu 15 menit yaa..” Pelayan
Makanan
pun datang, mereka semua makan dengan lahap. Setelah makan mereka kembali ke
hotel dengan mobil yangtadi mereka gunakan beserta supir yang sudah ada di
dalamnya menunggu mereka semua
“Back to hotel..” Masao
“Lalu aku bagaimana?” Hanami
“Kau ikut dengan kami ke hotel” Isamu
“Tapi..?” Hanami
“Kau menginap di hotel semalam saja ya..” Akiko
Hanami
hanya bisa mengiyakan permintaan kakaknya. Sesampainya di hotel, mereka melihat
Misaki dan Daiki
“Ryo masih belum pulang?” Isamu
“Belum” Misaki
Beberapa
menit setelah mereka sampai, Ryo pun kembali ke hotel
“Kau kemana saja?” Masao
“Aku..” Ryo belum sempat menjawab
“Kau ini, menelantarkan kekasihmu begitu saja” Isamu
“Aku..” Perkataan Ryo kembali terpotong
“Kau bilang ingin liburan tapi kau malah pergi sendiri”
Daiki
“Hei, kalian biarkan Ryo bicara” Masao
“Sudahlah, aku malas meladeni kalian. Aku lelah…” Ryo
pergi ke kamarnya
“Apa-apaan dia ini…” Isamu kesal
Akiko,
Hanami, dan Misaki hanya diam saja melihat 4 pria itu bertengkar
“Kami ke kamar dulu” Misaki pergi dengan Akiko dan Hanami
Sudah
2 minggu mereka semua di London tapi keadaan dari 4 pria itu belum membaik. Ryo
masih terus saja pergi pagi-pagi dan pulang malam. Namun, pada suatu pagi
“Hei Ryo, pagi ini kauu tidak bisa kabur begitu saja”
Daiki memanggil Ryo yang hendak pergi
“Kalian?” Ryo
“Sudah 2 minggu disini tapi kau selalu pergi sendiri”
Isamu
“Ini bukan liburan Ryo” Misaki
“Apa kau tidak memikirkan perasaan Akiko?” Isamu
Ryo
tidak tau harus berkata apa
“Baiklah, hari ini aku tidak akan pergi keluar” Ryo
“Kalau begitu, ayo kita sarapan” Akiko hanya bisa
tersenyum
Mereka
semua sarapan bersama sambil menonton televisi
“Berita kali ini
berasal dari penyanyi terkenal asal Jepang.”
“Baru-baru ini
wartawan berhasil mendapatkan informasi tentang asal usul Bella yang sangat
misterius dan selalu disembunyikan. Bella merupakan cucu seorang pengusaha kaya
Jepang yang sudah memiliki saham di berbagai Negara. Karena takut di culik oleh
musuh, ayahnya mengirim Bella untuk belajar di London sejak berumur 12 tahun.
Sampai saat ini belum diketahui nama asli dari Bella. Tunggu kabar selanjutnya
dari kami.”
“Wah, cantik sekali…” Daiki
“Iyaa, ternyata benar-benar ada bidadari di dunia ini”
Isamu
“Kalian terlalu berlebihan” Masao
“Aku harus bisa mendapatkannya” Daiki
“Kita akan bersaing” Isamu
“Kalian tidak akan bisa…” Akiko
“Kenapa?” Daiki dan Isamu bersamaan
“Karena dia sudah memiliki kekasih” Akiko
“Kau tau darimana? Memangnya kau kenal dia?” Isamu
“Tentu saja, bahkan aku juga kenal kekasihnya” Akiko
“Apa kekasihnya lebih tampan dariku?” Daiki
Akiko
mengangguk mantap dan tersenyum
“Besok kita pulang ke Jepang” Ryo
“Kenapa secepat itu? Aku baru saja mau mengejar
cintaku”Daiki
“Kau kan ada Misaki” Ryo
“Aku bagaimana?” Isamu
“Masih banyak gadis cantik di Jepang” Ryo
Masao
menatap Ryo curiga
“Masao, kau jangan mencurigaiku terus..” Ryo
“Baiklah..” Isamu dan Daiki
“Hari ini kita istirahat saja, besok kita berangkap
pesawat pagi” Ryo
Mereka
semua masuk ke kamar masing-masing
“Ryo kenapa yaa?” Misaki bertanya pada Akiko
“Tidak ada apa-apa, jangan terlalu dipikirkan” Akiko
memasukkan baju-bajunya ke koper
Keesokan
harinya
“Dasar Ryo, padahal aku baru saja mengejar cintaku” Isamu
“Sudahlah..” Masao
Setelah
melewati beberapa jam di pesawat, akhirnya mereka tiba juga di Jepang. Ryo
mengantarkan Akiko pulang ke rumahnya sedangkan Daiki mengantarkan Misaki.
Sementara itu, Masao dan Isamu menunggu Ryo dan Daiki di tempat biasa mereka
bertemu.
“Kenapa mereka lama sekali?” Isamu
“Bersabarlah sedikit” Masao duduk dan menikmati anggur
tahun 90an
“Kau masih saja bisa minum..” Isamu
“Daripada jalan bolak-balik sepertimu hanya membuat pusing
saja” Masao
Ryo
dan Daiki sampai di tempat itu bersamaan. Mereka pun masuk ke ruangan yang
sudah ada Isamu dan Masao di dalamnya. Ruangan yang hanya boleh dimasuki oleh
pemilik dari Fahrenheit Restaurant
karena di depan pintu terdapat tulisan dan foto yang mengisyaratkan, orang lain
dilarang masuk
ONLY
“Ryo, sebenarnya ada apa?” Isamu
“Aku masih tidak mengerti denganmu, untuk apa kita pulang
secepat ini?” Daiki
“Bukankah kita liburan selama satu bulan?” Isamu
“Apa kalian masih menganggapku sebagai sahabat kalian?”
Ryo
“Kenapa kau bertanya seperti itu?” Daiki
“Jawab saja pertanyaanku” Ryo
“Itu semua tergantung sikapmu sendiri” Masao
“Aku merasa kau berubah sejak kembali dari London, kau
lebih misterius dan sepertinya kau merahasiakan sesuatu dari kami” Isamu
“Sebenarnya apa maumu, ha?” Daiki kesal
“Aku hanya tidak ingin kita bertengkar dan menjadi seperti
ini” Ryo
“Apa hubungannya dengan kepulangan kita secara mendadak?”
Isamu yang ikut kesal
“Tadi bukankah kau sendiri yang mengatakan kau ingin
bersaing dengan Daiki demi mendapatkan Bella dan sama seperti sebelumnya, Daiki
juga ingin bersaing denganku untuk mendapatkan Misaki. Apa ini yang kalian mau?
Kalian ingin menghancurkan persahabatan kita karena cinta?” Ryo yang mulai
marah
“Kenapa kau hanya diam saja?” Isamu melirik Masao
“Apa yang harus kukatakan? Aku tidak ada hubungannya
dengan semua ini. Kalian lanjutkan saja pertengkaran kalian, aku mau pulang.”
Masao pergi meninggalkan ketiga sahabatnya dalam situasi yang sedang memanas
“Mana bisa kau pergi begitu saja? Kau harusnya menjadi
penengah bukan malah menghindar” Daiki berteriak
“Sudahlah, aku tidak mau meladeni kalian lagi. Aku sudah
mengatakan semuanya sekarang terserah kalian. Aku harap kalian bisa memkirkan
perkataanku tadi.” Ryo pun pergi meninggalkan Isamu dan Daiki
“Sekarang bagaimana?” Isamu
“Entahlah” Daiki pun pergi meninggalkan Isamu sendiri
“Hei, kalian semua memang menyebalkan.” Isamu kesal
Keempat
pria yang sudah bersahabat sejak kecil pun bisa bertengkar hebat karena masalah
wanita. Mereka jarang bicara dan pergi bersama lagi. Kini hubungan persahabatan
mereka semakin renggang dan membuat orang-orang di Sakura University bingung,
tidak tau harus melakukan apa karena ketiga pangeran yang hubungannya selalu
harmonis sudah tidak ada lagi.
“Sebenarnya ada apa dengan pria-pria itu?” Misaki bertanya
pada Akiko
“Aku juga tidak mengerti” Akiko
“Ryo juga sudah sebulan ini menghilang, entah kemana? Apa
Daiki, Isamu dan Masao menyadari kalau Ryo tidak ada?” Misaki
“Mungkin hanya Masao yang menyadarinya” Akiko
“Aku juga merasa begitu. Lalu apa yang bisa kita lakukan?”
Misaki
“Kita harus mencari Masao..” Akiko
“Kau yakin mau mencarinya? Dia yang paling susah diajak
bicara dibandingkan dengan yang lainnya” Misaki
“Lalu kita mau cari siapa lagi? Hanya Masao yang
pikirannya lebih terbuka” Akiko
“Baiklah, kita coba saja…” Misaki
Misaki
dan Akiko pun pergi mencari Masao ke kelasnya tapi baru setengah perjalanan
mereka dikejutkan dengan seseorang yang berjalan mendekati mereka
“Hanami??” Misaki
“Kenapa kau bisa kesini?” Akiko
“Ceritanya panjang, kalian mau kemana?” Hanami
“Kami mau mencari Masao” Akiko
“Aku juga ada perlu dengannya, aku ikut dengan kalian”
Hanami
Ketiga
gadis itu berjalan ke kelas Masao. Mereka melihat Masao yang sedang asyik
membaca buku. Mereka berjalan perlahan mendekati Masao
“O-genki desu ka
(apa kabar)?” Hanami
“Kau? Lie, amari
yokunai desu (tidak terlalu baik)” Masao kaget dengan kedatangan Hanami “Untuk
apa kalian kesini?” Masao
“O-hisashiburi desu
ne (sudah lama tidak bertemu)” Hanami tersenyum
Masao
hanya mengangguk
“Ada hal penting yang ingin kami bicarakan denganmu tapi
sebaiknya jangan disini” Misaki
“Ada apa?” Masao
“Ikut saja dengan kami” Hanami menarik tangan Masao keluar
dari kelas
“Kita mau kemana? Kau tidak perlu menarik tanganku..”
Masao
Hanami
pun melepaskan tangan Masao
“Tangannya kenapa tidak sedingin waktu itu yaa?” Hanami
“Kau ikuti saja kami” Akiko
Mereka
kini di sebuah taman yang berada di belakang kampus.
“Aku harap kau bisa berbaikan dengan sahabat-sahabatmu itu”
Misaki
“Ini semua tidak ada hubungannya dengan kalian” Masao
“Tentu saja ada, apa kau tidak menyadari sejak kalian
saling diam seperti ini kampus menjadi tidak terkendali?” Misaki
“Benar sekali, mahasiswa-mahasiswi banyak yang bermusuhan
karna kalian.. Mereka bingung harus memilih ikut dengan siapa?” Akiko
melanjutkan
“Apa segawat itu? Kalian terlalu berlebihan” Masao
“Apa kau sadar kalau Ryo sudah sebulan ini tidak masuk
kuliah?” Misaki
“Ryoo?” Masao
“Jadi kau tidak tau Ryo sudah menghilang selama sebulan
ini?” Akiko
Masao
hnya menggeleng
“Lalu apa kepentingannya datang kesini?” Masao melirik
Hanami
“Sebenarnya Ryo baik-baik saja. Selama sebulan ini dia di
Inggris, dia menyuruhku datang kesini untuk minta tolong padamu..” Hanami
“Minta tolong?” Ryo
“Dia ingin kalian bersatu kembali, dia sangat percaya
padamu makanya dia ingin agar kau bisa membuat Isamu dan Daiki berbaikan lagi.”
Hanami
“Kenapa bukan dia sendiri?” Masao
“Karena kedatangannya hanya akan memperburuk suasana. Dia
sangat menyesal dengan semua kejadian ini dan dia juga menyesal karena telah
mereahasiakan semuanya dari kalian” Hanami
“Merahasiakan apa?” Misaki
“Nantinya kalian akan tau setelah dia kembali” Hanami
“Kapan dia kembali?” Misaki
“Ini yang mau aku sampaikan padamu, dia sudah menyetujui
untuk menjadi Pangeran Aki jadi dia
akan kembali seminggu sebelum Aki makanya
dia berharap semuanya akan baik-baik saja saat dia kembali. Ryo sangat
membutuhkan bantuanmu Masao” Hanami
“Jadi sebentar lagi semuanya akan berakhir?” Akiko
Hanami
hanya mengangguk
“Baiklah, akan aku usahakan” Masao
“Semuanya aku serahkan padamu” Hanami
“Lalu kau kapan kembali ke Inggris?” Misaki
“Aku sudah memutuskan untuk pindah kesini” Hanami
“Akhirnya aku bisa bersama dengan adik tercintaku” Akiko
memeluk Hanami
Masao
pun pergi meninggalkan ketiga gadis itu. Ia menelpon Isamu dan Daiki untuk
mengajak kedua sahabatnya berkumpul. Malam pun tiba, Masao, Isamu dan Daiki
sudah berkumpul di markas mereka
“Ada apa lagi?” Isamu
“Aku ingin memberitahu sesuatu pada kalian?” Masao
“Apa?” Daiki
“Ini tentang Ryo” Masao
“Aku malas mendengar nama itu lagi” Isamu
“Sudahlah, kau tidak usah pikirkan dia lagi” Daiki
“Apa kau tau kalau Ryo sudah tidak masuk kuliah selama
sebulan?” Masao
“Apa maksudmu dia menghilang?” Daiki
“Sejak pertengkaran itu, dia sudah menghilang” Masao
Daiki
dan Isamu hanya diam
“Dia hanya tidak ingin kita bertengkar seperti ini karena
masalah wanita, apa kalian mengerti?’ Masao
“Lalu apa yang harus kita lakukan?” Isamu
“Kita harus menyuruhnya kembali” Daiki
“Tapi dia dimana?” Isamu
“Kita hanya bisa menunggu, tidak ada yang bisa kita
lakukan” Masao
“Apa maksudmu?” Isamu
“Dia akan segera kembali dan menjelaskan pada kita
semuanya” Masao
“Kapan?” Daiki
“Seminggu sebelum Aki”
Masao
“Bagaimana kau bisa tau?” Isamu
“Hanami datang dan memberitahuku” Masao
“Dia itu aneh sekali” Isamu
“Baiklah, kita tunggu saja kedatangannya” Daiki
“Ada satu hal lagi yang belum aku katakan” Masao
“Apa lagi?” Isamu
“Dia sudah setuju untuk menjadi Pangeran Aki” Masao
“Benarkah?” Daiki
Masao
hanya mengangguk
“Aku akan menunggumu” Isamu
Keesokan
harinya di kampus
“Bagaimana?” Hanami yang ternyata duduk di sebelah bangku
Masao
“Tugasku sudah selesai” Masao
“Jadi kalian sudah baikan?” Hanami
“Kami sudah baikan tapi tidak dengan Ryo” Masao
“Maksudmu?” Hanami
“Tunggu dia kembali” Masao
Hari
yang dinantikan pun tiba, Ryo sudah kembali dari Inggris dan kembali masuk
kuliah
“Akhirnya kau kembali” Daiki yang melihat Ryo
“Begitulah” Ryo
“Kau benar sudah setuju untuk menjadi Pangeran Aki?” sambung Isamu
Ryo
mengangguk
“Lalu bagaimana dengan rahasia yang ingin kau katakana pada
kami?” Isamu
“Aku akan memberitahu kalian nanti malam” Ryo
“Baiklah, aku harap kau menepati janjimu” Daiki
Malam
hari pun tiba, mereka berkumpul di tempat biasa
“Cepat katakan..” Isamu
“Kalian masih ingat dengannya?” Ryo menunjukkan sebuah
foto
“Tentu saja, dia Bella kan?” Isamu
“Untuk apa kau menunjukkan foto nya?” Daiki
“Sebenarnya dialah kekasihku” Ryo
“Haaa????” Isamu, Daiki dan Masao kaget
“Kau pasti sedang membohongi kami kan?” Daiki
“Lalu bagaimana dengan Akiko?” Isamu
“Akiko adalah sahabat Bella, kami satu SMA” Ryo
“Kenapa wanita yang dekat denganmu selalu saja wanita-wanita cantik?” Isamu
“Aku juga tidak tau, mungkin takdir” Ryo
“Jadi selama liburan di Inggris kau bersama dengannya?”
Masao
Ryo
hanya tersenyum dan mengangguk
“Tidak kusangka, aku punya teman yang hebat bisa mempacari
seorang penyanyi terkenal yang cantik bagaikan bidadari” Isamu
“Kau terlalu berlebihan” Ryo
“Karena kau sudah menceritakan semuanya, jadi bagaimana
dengan Akiko” Isamu
“Aku tau kau menyukainya, kejarlah dia…” Ryo
“Itu kau yang mengatakannya kan?” Isamu senang
“Berarti aku juga bisa tetap mengejar cinta Misaki kan”
Daiki
“Iyaaa…” Ryo
Semuanya
terlihat sangat senang, mereka minum semalaman. Hari-hari mereka kini kembali
ceria dan Sakura University juga kembali tentram karena Pangeran-Pangeran
mereka sudah baikan. Hari dimana Natsu berakhir
pun tiba, mereka semua menyiapkan segala hal yang berkaitan untuk pesta
pelantikan Pangeran Aki yang baru.
Setelah semuanya selesai, mereka pulang untuk beristirahat. Keesokan harinya di
Sakura University
“Hei, hari ini sudah memasuki Aki..”
“Iya, Sakura di taman juga sudah mulai berguguran”
“Ehm, tadi aku juga melihatnya, indah sekali”
Mahasiswa-mahasiswi
asyik berbincang-bincang
“Aku dengar juga hari ini cucu dari pemilik grup Fuiji
akan datang ke sini”
“Benarkah?”
Sementara
itu di sebuah ruangan terdapat 4 orang pria dan 3 orang wanita yang sedang
berbincang-bincang
“Sepertinya hari pelantikanmu menjadi Pangeran sangat
istimewa” Misaki
“Apa maksudmu?” Ryo
“Aku dengar cucu pemilik grup Fuiji akan datang” Misaki
“Grup Fuiji?” Hanami dan Akiko saling melihat satu sama
lain
“Kalian kenapa?” Misaki
“Tidak ada apa-apa” Akiko dan Hanami hanya tersenyum
“Oh ya, kenapa kau bilang istimewa?” Akiko
“Grup Fuiji adalah pendiri Sakura University tapi kami
belum ada yang pernah melihat cucu dari pemilik Grup Fuiji itu” Misaki
“Oh jadi begitu” Hanami
“Ehmm, sebelum acara pelantikan dimulai aku ingin melihat
bunga Sakura di taman belakang dulu” Ryo
“Perlu kami temani?” Masao
“Aku sendiri saja”
Ryo pun pergi meninggalkan yang lainnya
“Kami menunggumu” Daiki
Ryo
berjalan ke taman belakang untuk melihat keindahan Bunga Sakura saat Aki karena memang bunga Sakura terlihat
sangat indah saat Aki.
“Benar-benar bunga yang indah” Ryo
Setelah beberapa menit melihat bunga Sakura, ia pun
kembali ke tempat teman-temannya berada.
“Baiklah, hari ini kita akan mengadakan pesta pelantikan
untuk Pangeran Aki yang baru. Aku
yakin kalian semua sudah tau siapa orangnya” Misaki yang berdiri di atas
panggung
Ketiga
Pangeran yang lainnya juga sudah ada di atas panggung
“Selain itu juga, mungkin beberapa dari kalian ada yang
sudah mendengar kabar kalau cucu dari pemilik Sakura University ini akan datang”
Daiki
“Anggap saja pesta ini juga sebagai pesta penyambutan
untuknya” Isamu
“Tidak perlu menunda lagi, kita langsung panggilkan saja
Pangeran Aki baru kita” Misaki
bertepuk tangan dan diikuti oleh yang lainnya
Ryo
pun naik ke atas panggung untuk di pakaikan mahkota. Tak selang beberapa lama,
seseorang naik ke atas panggung dengan memakai sebuah topeng. Sesampainya di atas
panggung, ia membuka topengnya.
“Bukankah dia Bella?”
“Untuk apa dia datang kesini?”
“Kau??” Ryo
“Gomennasai…
Selama ini aku tidak memberitahumu” Bella
“Apa maksudmu?” Ryo bingung begitu pula dengan ketiga
sahabatnya dan juga Misaki
“Dialah yang kalian maksud tadi” Akiko naik ke atas
panggung diikuti dengan Hanami
“Cucu pemilik
Sakura University ini” Hanami melanjutkan
“Benarkah ini?” Ryo menatap Bella dengan penuh pertanyaan
“Namaku Sakura, kakek memberikan nama ini karena dia
sangat menyukai bunga Sakura dan dia juga ingin aku selalu terlihat indah maka
dari itu ia memberikan aku nama palsu ‘Bella’ yang berarti indah. Sakura adalah
nama asliku…” Bella
“Lalu kami harus memanggilmu apa?” Isamu
“Kalau di Jepang kalian panggil aku Sakura tapi kalau di
luar Jepang panggil aku Bella”
“Baiklah…” Daiki
“Dasar kau ini” Ryo mencubit pipi Sakura
Pesta
pelantikan masih terus dilanjutkan dan diatas panggung pula terjadi banyak hal romantic
“Akiko, sejujurnya aku..” Isamu
“Aku sudah tau apa yang ingin kau katakan… Aku mau menjadi
kekasihmu karena aku pun mencintaimu” Akiko memeluk Isamu
“Jadi Isamu mencintai kakak? Lalu aku?” Hanami sedih
“Kau denganku saja” Masao
“Ha??” Hanami kaget mendengar pernyataan Masao begitu pula
dengan ketiga sahabat Masao
“Jadi selama ini kau menyukai Hanami?” Isamu
“Kau memang pandai sekali menyembunyikan perasaanmu” Daiki
“Hana ataupun Hanami itu sama saja..” Masao
“Lalu kau?” Daiki
“Apa?” Misaki
“Aku sudah lama menyukaimu, bagaimana perasaanmu
terhadapku?” Daiki
“Aku..” Misaki menunduk malu
“Kau juga menyukaiku kan..” Daiki memeluk Misaki
“Hei Hanami, cepat jawab Masao” Sakura menyenggol tangan
Hanami
“Aku mau menjadi kekasihmu” Hanami tertunduk malu
“Masao, kau jangan dingin begitu.. Ayo rangkul kekasihmu”
Ryo
Keempat
Pangeran itu pun mendapatkan cinta mereka masing-masing dan berhasil
mempertahankan persahabatan mereka. Pangeran untuk Sakura University lengkap
sudah dan spanduk pun di pasang.
>>>The End<<<
No comments:
Post a Comment