Tuesday, 18 June 2013

The Darkeness [Act. 3]


Author:: TaraChun
Genre:: Action, Friendship, Family, Romance
Cast:: Wu Chun as Chun/Jack
          Jiro Wang as Da Dong/Max
          Aaron Yan as Ya Lun/John
          Calvin Chen as Yi Ru/Mark
           TaraChun Fahrenheit as Feifei/Shayla
           Dedew Lan Hua as Narella
           Layli Dinata as Valerie
           Vina Kunimitzu as Briana
           Cameo


Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

Mobil melaju kencang dan ponsel Chun pun kembali berbunyi
“Cepat angkat” pinta Chun memberikan ponselnya pada Da Dong
            Da Dong pun mengangkat lalu menyalakan speakernya
“Bangunan ini tua sekali, sepertinya akan segera roboh” Briana
“Cepat masuk!” terdengar suara seorang pria dari balik ponsel tersebut
“Kenapa kalian memilih bangunan seperti ini sih? Sepertinya ini bangunan yang paling buruk menurutku di banding bangunan-bangunan lainnya” Valerie
“Jangan cerewet!” bentak pria lainnya
            Lama tak terdengar suara dari gadis-gadis itu membuat FAHRENHEIT semakin khawatir
“Apa yang ingin kalian lakukan?” Narella dengan nada suara sedikit keras
“Tenanglah gadis-gadis cantik… Ikuti saja apa yang kami inginkan!” pinta salah seorang pria
“Aku sudah tidak tahan… Bodoh sekali!” Shayla sedikit membentak
“Apa maksudmu?” perkataan Shayla membuat salah seorang pria menjadi kesal
            Da Dong pun mematikan ponselnya lalu menoleh ke belakang kemudian melirik Chun
“Kalian dengar apa yang dia katakan?” Da Dong
“Sebentar lagi kita sampai, kalian berdua cepat jelaskan!” Chun tetap fokus pada kendalinya
            Yi Ru dan Ya Lun pun menjelaskan rencana mereka untuk membebaskan REAMUR dan menghabisi orang-orang itu.
“Bagus sekali” Chun tersenyum evil
“Aku juga setuju dengan rencana kalian” Da Dong menambahkan
            Mobil pun berhenti dekat sebuah bangunan tua, FAHRENHEIT keluar dari dalam mobil dan mengendap-ngendap berpencar ke berbagai arah dan mengepung sebuah bangunan dimana REAMUR di sekap.
Braakkkk… Pintu gudang tua itu terbuka dengan tendangan Chun
“Apa kabar?” Da Dong masuk terlebih dahulu lalu menembaki para penculik itu
            Chun pun melemparkan sebuah pisau yang sudah terasah tajam dan tepat dengan sasaran semua tali yang mengikat tangan REAMUR terlepas
“Kerja bagus” Briana
“Masih banyak lagi yang akan datang” Valerie
“Menjauhlah!” terdengar suara Yi Ru di telinga Da Dong dan Chun
            Da Dong dan Yi Ru langsung mengajak gadis-gadis itu menjauh
Duaarrr…. Tembok bagian belakang bangunan tua itu meledak dan menimbulkan suara yang sangat keras. Seperti yang dikatakan oleh Valerie, teman-teman dari para pria dalam gudang yang tewas karena tembakan Da Dong tadi pun datang.
“Kalian cepat pakai ini!” Ya Lun memberikan senjata serta perlengkapan lainnya pada REAMUR
“Semua siap?” Shayla melirik teman-teman REAMUR nya
“FAHRENHEIT REAMUR siap menyantap” ujar mereka semua dengan kompaknya
“Kalian semua berani menculik REAMUR adalah kesalahan terbesar dan hukuman yang pantas kalian terima adalah…” Narella
“DIE” jawab mereka semua dengan kompaknya sembil menebarkan evil smirk mereka
            Tanpa basa-basi lagi, mereka langsung menghajar para penculik itu
Bugghhh… Hantaman keras Narella melayang begitu saja dan tepat mengenai perut salah satu penculik
“Sakit kah?” Narella tersenyum
“Saatnya eksekusi” Da Dong menembak pria itu tepat di bagian paha kanannya
“Sisanya biar aku saja” Ya Lun menendang dengan kerasnya wajah penculik itu
“Hei, kalian jangan hanya fokus pada satu orang…” Chun
“Yang datang semakin banyak” Briana menambahkan
“Baiklah, kami tidak akan main-main lagi” ujar Ya Lun
“Kematian kalian akan segera tiba” Da Dong sedikit berteriak
            Dengan semangatnya FAHRENHEIT REAMUR menghajar komplotan penculik itu baik dengan tangan kosong ataupun senjata yang sudah mereka persiapkan sebelumnya.
“Gawat, peluruku habis” ujar Yi Ru
“Ambil ini!” Briana melemparkan sebuah pistol pada Yi Ru
“Lalu kau?” tanya Yi Ru singkat sambil menghajar lawannya
“Tenang saja” jawab Briana singkat
            Walaupun hanya berdelapan, mereka terus mengerahkan segala kekuatan untuk menghabisi makanan yang tersedia tapi apalah daya, makanan terlalu banyak sehingga menyebabkan sedikit memar dan goresan pada tubuh mereka.
“Argghhh…” lirih Briana
“Kau kenapa?” Shayla khawatir mendengar rintihan sahabatnya
“Kalian lanjutkan saja, jangan khawatirkan aku” Briana dengan tenangnya
            Begitu pula suara tembakan berulang kali terdengar dan banyak darah di tubuh mereka, entahlah itu darah siapa?
“Apa masih akan datang lagi?” Valerie terengah-engah
“Entahlah, aku hampir tidak sanggup” jawab Shayla
“Briana, kau bagaimana?” tanya Narella yang dari tadi tidak mendengar suara Briana
“A... a..ku… Baik-baik saja” jawab Briana lemah dan terbata-bata
            Pistol mereka semua pun sudah kehabisan pelurunya, yang bisa mereka lakukan hanyalah menggunakan anggota tubuh sendiri untuk menghabisi lawan-lawan mereka.
“Berengsek kau” Ya Lun menendang salah seorang pria yang berniat menyerang Valerie dari belakang
“Thanks” ujar Valerie singkat dan kembali menghajar bagiannya
“Teman-teman, sepertinya aku sudah tidak bisa melanjutkannya lagi. Aku serahkan pada kalian” terdengar suara Briana lemah dari headset yang mereka gunakan
“Apa yang terjadi? Briana, kau dimana?” tanya Yi Ru cemas
            Mereka tidak ada waktu untuk mencari keberadaan Briana karna makanan mereka pun belum habis. Perasaan khawatir semakin menyelimuti mereka, suara Briana sudah tidak terdengar lagi.
“Habislah kalian semua” seru Da Dong
“Kau dari mana saja?” Shayla yang baru mendengar suara Da Dong
“PARTY TIME” teriak Da Dong
“Hei, apa maksudmu? Kau dimana?” Chun yang belum melihat Da Dong
“Kalian semua cepat keluar dari bangunan ini” Da Dong mengarahkan
            Mereka pun keluar dari bangunan tua itu tapi belum lengkap karena diantara mereka tidak ditemukan Yi Ru dan Briana. Walaupun berada di luar bangunan tetap saja masih banyak yang harus mereka lawan
“Dimana mereka?” Valerie khawatir
“Tunggu sebentar, aku akan membawa Briana keluar” jawab Yi Ru
“Cepatlah!” pinta Da Dong
            Sambil menunggu Yi Ru dan Briana keluar, tanpa hentinya mereka harus melawan banyak lagi komplotan dari penculik itu. Akhirnya Yi Ru pun keluar dengan menggendong Briana yang pingsan dan banyak darah keluar dari perutnya.
“Apa yang terjadi padanya?” Shayla khawatir
“Sebaiknya kalian semua ke mobil dan tunggu aku di dalam” pinta Da Dong
“Baiklah…” Chun mengajak yang lainnya masuk ke mobil
“Kau berhati-hatilah! Kami berikan mereka semua padamu” ujar Ya Lun kemudian mengikuti Chun dan yang lainnya masuk ke mobil
            Setelah melihat teman-temannya masuk ke dalam mobil, Da Dong pun tersenyum
“Habislah kalian semua… One more again PARTY TIME” ujar Da Dong dengan suara nya yang ngerock
            Dengan sebuah senjata di tangannya, hanya dengan 3 kali tembakan bangunan itu pun hancur beserta orang-orang yang masih berada di dalamnya dan yang ada di sekitar gedung itu. Suara ledakan yang cukup keras membangunkan suasana yang tadinya sepi menjadi bising. Da Dong pun langsung menyusul teman-temannya masuk dalam mobil
“Cepat pergi!” ujar Da Dong
            Tak lama kemudian warga di sekitar daerah tempat bangunan itu pun berdatangan dan juga banyak polisi untuk mengidentifikasi TKP. Police line juga dipasang di sekeling bangunan tersebut
“Bagaimana kau bisa?” Narella
“Aku memang sengaja membawa semua ini untuk digunakan pada saat genting seperti ini dan ternyata sesuai dugaanku barang-barang ini memang diperlukan. Saat mereka sibuk dengan kalian semua, aku kembali ke mobil untuk merakit ini” Da Dong menjelaskan
“Ternyata kau pintar juga ya” ujar Ya Lun
“Aku kan memang pintar…” Da Dong
“Bagaimana keadaannya?” Chun sambil mengendarai mobilnya
“Darahnya sudah berhenti keluar tapi keadaannya masih sangat lemah, kita harus segera membawanya ke rumah sakit” ujar Valerie
            Mendengar perkataan Valerie membuat yang lainnya sedikit lebih tenang. Ya lun pun menatap lekat Valerie penuh tanya
“Walaupun menjadi anggota triad seperti ini, aku juga lulus kuliah keperawatan jadi aku sedikit mengerti mengobati luka semacam ini” jawab Valerie yang mengerti maksud dari tatapan Ya Lun
“Wow, ternyata kau hebat juga ya” ujar Da Dong
“Sepertinya banyak hal yang belum kami ketahui tentang kalian” Ya Lun
            Valerie, Narella, dan Shayla hanya melukiskan segaris senyum di wajah mereka karena kekhawatiran pada kondisi Briana yang masih belum sadarkan diri
“Kami juga belum tau latar belakang kalian jadi untuk apa kami menceritakan latar belakang kami pada kalian” ujar Narella
“Yah, kalian benar...” Da Dong menganggukkan kepalanya lalu tersenyum
“Hampir 3 tahun kita bersama dalam sebuah genk FAHRENHEIT REAMUR tapi kita baru menyadari sekarang kalau antara FAHRENHEIT dan REAMUR masih banyak rahasia terpendam” ujar Yi Ru
“Tapi setelah semua ini selesai, kami janji kalian akan tau siapa kami sebenarnya” Chun pun tersenyum
            Namun berbeda dengan Ya Lun, Da Dong, dan Yi Ru yang sedikit kaget mendengar perkataan Chun
“Kalian kenapa?” Narella
            Ketiga pria itu hanya menggeleng
“Kita sudah sampai di rumah sakit, ayo cepat” Chun           
            Yi Ru pun menggendong Briana masuk ke rumah sakit tersebut dan dengan segera Briana dibawa ke ruang ICU oleh suster
“Kenapa lama sekali sih?” Yi Ru cemas
“Sabarlah, sebentar lagi dokter pasti keluar” ujar Narella
“Semua ini salahku, andai saja aku tidak menerima pistol miliknya” nada suara Yi Ru sedikit keras
“Hei, bisakah kau tenang sedikit? Ini di rumah sakit, jangan membuat orang di sini curiga pada kita!” pinta Chun kesal
            Ketiga anggota REAMUR lainnya hanya bisa tersenyum melihat Yi Ru yang sangat mengkhawatirkan Briana.
“Kenapa kalian tersenyum seperti itu? Apa kalian tidak mencemaskan keadaan Briana?” Da Dong yang merasa aneh melihat ketiga gadis itu
“Tentu saja kami mencemaskan keadaan Briana tapi seperti yang sudah kami katakan tadi banyak hal yang tidak kalian ketahui tentang kami” ujar Valerie
“Apa maksudmu?” Ya Lun sedikit penasaran
“Diantara kami berempat, Briana yang mempunyai daya tahan tubuh paling kuat jadi tidak perlu terlalu cemas karena dia pasti akan baik-baik saja setelah istirahat beberapa hari” jelas Shayla
            Dokter pun akhirnya keluar dari ruang ICU dan Briana dibawa ke ruang rawat inap VVIP, dengan sedikit menenangkan diri Yi Ru pun bertanya pada dokter
“Bagaimana keadaannya?”
“Sudah lebih baik, hanya perlu istirahat beberapa hari untuk memulihkan lukanya tapi dia tidak boleh banyak bergerak agar bekas operasinya tidak sobek” ujar dokter lalu meninggalkan mereka semua
“Benar kan yang kami katakan, jadi kalian tidak perlu terlalu khawatir” Narella tersenyum
“Aku mau melihatnya” ujar Yi Ru kemudian masuk ke kamar rawat Briana
            Begitu pun yang lainnya mereka semua masuk ke kamar Briana untuk melihat keadaan temannya itu. Demi menebus rasa bersalahnya Yi Ru menjaga Briana di rumah sakit sementara ia menyuruh teman-temannya yang lain kembali ke villa untuk beristirahat.
“Kau harus menjaganya dengan baik, kalau terjadi apa-apa pada Briana kami tidak akan mengampunimu” ujar Shayla tersenyum lalu meninggalkan Yi Ru
            Dalam kamar rawat Briana hanya ada Yi Ru yang menjaganya. Walau terlihat sangat lelah, Yi Ru tetap membuka matanya dan berjaga demi keselamatan Briana karena ia tau selama mereka masih berada di Hong Kong, pasti komplotan penjahat itu masih mengincar mereka.
“Istirahatlah dengan baik, aku akan menjagamu” ujar Yi Ru sambil memegang tangan Briana yang sedang tertidur “Maaf, karena aku yang menyebabkanmu jadi seperti ini. Selama aku menjagamu, tidak akan ada yang berani menyentuhmu”
            Karena terlalu lelah, tanpa sadar Yi Ru pun tertidur. Tak lama kemudian Briana terbangun dan melihat seorang pria yang tengah tertidur dengan lelapnya.
“Sepertinya dia lelah sekali, kenapa tidak kembali ke villa saja?” batin Briana yang sejenak memperhatikan wajah Yi Ru “Huh menyebalkan, kenapa jauh sekali sih menaruh gelasnya?” Briana berusaha meraih gelas yang ada di meja “Ahh, benar-benar menderita jadi orang sakit” keluh Briana
            Mendengar suara Briana membuat Yi Ru pun terbangun lalu dengan segera mengambilkan gelas untuk Briana.
“Xie xie…” Briana tersenyum lalu meminum air tersebut “Maaf ya aku sudah membangunkanmu dan sekarang malah merepotkanmu mengambilkan minuman untukku” ujar Briana
“Aku lah yang seharusnya minta maaf, andai saja aku tidak menerima pistol milikmu pasti ini semua tidak akan terjadi” Yi Ru masih merasa bersalah
“Sudahlah, aku tidak pernah menyalahkanmu. Bukankah sekarang aku baik-baik saja? Tapi ada satu syarat yang harus kau penuhi” Briana melukiskan segaris senyum di wajahnya yang membuat Yi Ru sedikit penasaran dan tidak mengerti maksud dari senyuman itu
“Apa?” tanya Yi Ru ragu
            Melihat keraguan Yi Ru membuat Briana semakin bersemangat dan lebih mengembangkan senyumnya
“Aku mau melihatmu dan anggota FAHRENHEIT lainnya bergaya seperti 4 pria misterius Taiwan” ujar Briana yang sedikit mengejutkan Yi Ru
“Ke… ke… ke… napa kau ingin melihat kami bergaya seperti itu?” tanya Yi Ru terbata-bata
“Aku merasa mereka adalah sosok pria yang sangat diidam-idamkan semua wanita jadi mereka semua menyamar seperti itu dan terlihat misterius” jawab Briana
“Lalu apa hubungannya dengan kami?” Yi Ru kembali bertanya
“Karena kalian sama-sama terlihat misterius dan sepertinya selalu waspada bahkan kalian juga tidak pernah memberitahu kami tentang identitas kalian sendiri” ujar Briana
            Yi Ru pun hanya diam mendengar ucapan Briana seperti itu, ia benar-benar bingung harus menyetujuinya atau tidak?
“Kenapa kau hanya diam saja? Setuju atau tidak?” tanya Briana sedikit kesal
“Untuk hal yang satu ini aku harus merundingkannya dulu dengan anggota FAHRENHEIT lainnya tapi aku janji suatu saat nanti kau dan yang lainnya akan tau siapa kami sebenarnya” jawab Yi Ru “Setelah para pembunuh itu menghilang dari dunia ini selamanya” batin Yi Ru
“Sepertinya ada sesuatu yang sangat mereka rahasiakan dari kami, apa Shayla tau tentang hal ini?” batin Briana “Sudahlah, kalau kau memang tidak setuju, aku tidur lagi saja” ujar Briana lalu memalingkan wajahnya dari Yi Ru
“Duibuqi” Yi Ru menundukkan kepalanya
            Setelah beberapa hari istirahat di rumah sakit, akhirnya Briana pun kembali ke Taiwan bersama dengan yang lainnya. Banyak hal yang harus mereka kerjakan di Taiwan dan salah satunya menumpas genk-genk triad yang ada di Taiwan. Namun, demi menunggu Briana benar-benar sehat mereka tidak melakukan operasi hampir sebulan lamanya dan membuat orang-orang membicarakan hal itu. Berbagai pertanyaan terlontar dari banyak pihak baik dari genk-genk lainnya di Taiwan, pers, masyarakat awam bahkan dari pihak kepolisian serta rumah sakit pun membicarakan FAHRENHEIT REAMUR yang belum terdengar kabarnya.
“Dajia hao! Breaking news sore ini kami akan memberikan informasi mengenai sebuah genk yang ditakuti di Taiwan. Setelah 3 genk korban terakhir mereka, belum ada kabar apapun tentang genk yang satu ini. Banyak masyarakat awam yang membicarakan tentang mereka, rata-rata semuanya merasa sedikit risih karena FAHRENHEIT REAMUR belum muncul lagi. Kini genk-genk triad lainnya mulai berulah lagi dan tidak ada yang melindungi masyarakat. Pihak kepolisian menduga kalau FAHRENHEIT REAMUR tewas dalam sebuah kecelakaan yang terjadi sekitar 2 minggu yang lalu karena saat itu ada sekitar 8 korban dalam kecelakaan itu, 4 pria dan 4 wanita. Dugaan polisi itu semakin kuat karena setelah bertanya pada korban-korban FAHRENHEIT REAMUR jumlah anggota dari genk itu terdiri dari 4 pria dan 4 wanita. Kabar itu membuat genk-genk lainnya di Taiwan merasa bisa bernafas lega kembali setelah sekian lama mengalami sesak nafas. Apakah benar dugaan polisi tersebut? Kita tunggu saja kabar berikutnya”
            Mendengar berita itu, mereka hanya tersenyum. Walaupun belum aktif kembali untuk menumpas genk-genk yang ada di Taiwan, 4 pria itu tetap menjalankan aktivitas mereka sebagai pria-pria misterius Taiwan.
Kringg… Kringg… Terdengar suara ponsel salah seorang dalam ruang rapat berbunyi membuat pandangan seisi ruangan itu beralih pada seseorang yang merupakan pemilik dari ponsel tersebut
“Maaf, aku keluar sebentar” Feifei pun meninggalkan ruangan itu untuk menjawab teleponnya
            Sementara Feifei menjawab teleponnya, sang ‘Mysterious Entrepeneur’ yang tidak lain adalah Mark kembali melanjutkan penjelasannya untuk menguasai sebuah perusahaan yang menjadi saingan terberat mereka. Tak lama kemudian Feifei pun kembali masuk dalam ruangan tersebut dan kembali mendengarkan penjelasan dari Mark.
“Apa kalian ada pendapat lainnya?” tanya Mark usai menjelaskan semuanya
“Aku rasa untuk mendapatkannya kita perlu bantuan orang dalam” ujar Feifei
“Menurutmu siapa yang bisa membantu kita?” Mark mendekati Feifei
            Semua yang ada dalam ruangan itu kembali mengalihkan pandangan mereka pada Feifei, dengan tenangnya Feifei tersenyum lalu menjawab
“Sang ‘Mysterious Composer’ John”
            Mendengar jawaban Feifei membuat karyawan-karyawan lainnya memasang raut wajah penuh tanya
“Kenapa harus dia?” itulah yang menjadi pertanyaan seisi ruangan tersebut
“Ada saran yang lain?” Mark kembali bertanya walaupun batinnya sangat berharap semua setuju dengan pendapat Feifei
“Mungkinkah seorang yang sangat berpengaruh dalam perusahaan itu bisa berkhianat dan memihak pada perusahaan kita?” tanya salah seorang karyawannya bernama Zaizai
“Apa kau tidak pernah mendengar peribahasa ‘musuh dalam selimut’? Apapun bisa terjadi, dunia ini sangat luas jadi kau jangan terlalu naïf. Bahkan matamu sendiri bisa saja menjadi bagian yang paling berbahaya bagi dirimu walaupun itu sangatlah penting dalam dirimu sendiri” ujar Feifei dengan evil smirk nya membuat yang melihat merasakan hawa akan ditelan bumi
            Zaizai pun terdiam sejenak untuk mencerna maksud dari perkataan Feifei dan arti dari senyumnya itu
“Baiklah… Aku rasa memang benar tak ada yang tak mungkin di dunia ini” ujar Zaizai menyetujui pendapat Feifei “Gadis ini menyeramkan sekali” batin Zaizai
“Ada lagi yang ingin menyampaikan pendapatnya?” Mark melihat para karyawannya namun tak ada tanda bahwa karyawan-karyawannya yang lain ingin bertanya “Baiklah, karena kalian hanya diam jadi aku anggap kalian semua sudah setuju. Rapat hari ini selesai, kalian boleh kembali ke ruangan masing-masing. Feifei, setelah ini kau ikut ke ruanganku” ujar Mark menutup rapat
            Sesuai dengan perkataan Mark, semua karyawan yang sebelumnya berkumpul dalam ruang rapat kembali ke ruangan masing-masing. Begitu pula dengan Feifei yang mengikuti Mark masuk ke ruangannya. Dalam ruangan Mark…
“Siapa yang tadi menelpon?” Mark langsung ke topik pembicaraan
“Apa kau tidak mau menebaknya terlebih dahulu?” Feifei balik bertanya sambil tersenyum
            Mark hanya menggelengkan kepalanya dan membuat Feifei sedikit kesal melihatnya
“Huhh… Kau ini menyebalkan sekali. Dia bilang keadaannya sudah membaik dan ingin kembali beraksi lagi” jawab Feifei
“Hen hao… Aku dan yang lainnya juga sudah tidak tahan lagi setiap menonton televisi pasti ada nama kita yang dikait-kaitkan… Kita harus memberi mereka pelajaran” ujar Mark penuh semangat
“Hmm, aku akan mengatur semuanya. Apa kau memanggilku kesini hanya untuk menanyakan siapa orang yang menelponku?” Feifei mencari kepastian
“Oh ya, hampir saja lupa. Apa tadi kau lihat ekspresi pria menyebalkan itu?” Mark
“Maksudmu Zaizai? Pria seperti dia tidak akan bisa melawanku” ujar Feifei penuh percaya diri
            Mark pun terdiam sejenak lalu tertawa dan membuat Feifei mengangkat alis kirinya
“Yah, aku percaya padamu. Aku rasa cepat atau lambat kita bisa menendangnya dari sini, dia benar-benar membuatku muak. Dan kau tau?” ucapan Mark terputus seketika
Tok… Tok… Tok…
“Masuk” jawab Mark
“Maaf mengganggu” ujar seorang pria yang tidak lain adalah Zaizai
“Ada apa?” tanya Mark singkat
“Saya tidak tau bagaimana harus menghubungi ‘Mysterious Composer’ John” jawab Zaizai
“Semuanya biar Feifei yang urus, kau kembali saja pada pekerjaanmu” Mark member perintah
            Zaizai pun hanya bisa menuruti perintah dari atasannya itu. Setelah memastikan Zaizai sudah kembali ke ruangannya, Mark pun melanjutkan perkataannya yang sempat terputus
“Saat mendengarmu mengatakan untuk meminta bantuan John, wajahnya terlihat sedikit takut… Kau mengerti maksudku?” tanya Mark
            Feifei hanya mengangguk
“Aku percaya padamu” ujar Mark
“Lalu apakah malam ini kita?” Feifei sedikit ragu
“Terserah kau saja, kami pasti akan mengikuti rencanamu” Mark tersenyum
“Baiklah…” Feifei pun meninggalkan ruangan Mark “Bersiaplah untuk malam ini” ia menutup pintu ruangan Mark
            Mark kembali menyibukkan diri dengan tugasnya tapi ada sesuatu yang membuatnya sangat penasaran. Hal itu membuat emosi Mark seketika tak terbendung, ia lekas meninggalkan ruangannya. Feifei yang melihat keanehan pada Mark, langsung masuk ke ruangan Mark dan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.
“Jadi ternyata?” Feifei melebarkan matanya setelah melihat laptop Mark “Gawat” Feifei mengejar Mark
            Seperti yang ia duga, Mark kini berada di ruangan Zaizai.
“Bos, aku ingin bicara denganmu” Feifei menarik Mark keluar dari ruangan Zaizai
“Ada apa?” Mark yang masih emosi
“Tenanglah sedikit, aku sudah mengetahui semuanya. Kita tunggu saat yang tepat sampai yang lainnya bergabung dalam perusahaan ini.” ujar Feifei mencoba menenangkan Mark “Kalau kau emosi seperti ini dan bertindak sembarangan semua rencana kita selama ini bisa berantakan”
            Mendengar perkataan Feifei, membuat Mark sedikit meredakan emosinya
“Andai saja aku tau dari awal, semuanya akan lebih mudah selesai dan kami tidak perlu menjadi seperti ini” Mark menundukkan kepalanya
“Aku janji, kita bisa menyelesaikan semuanya dengan lancar. Kau harus percaya padaku, sebentar lagi semua akan baik-baik saja” Feifei menghibur
“Xiexie ni” Mark memeluk Feifei
“Setelah makan siang, kau segara umumkan untuk rapat” ujar Feifei sambil melepas pelukan Mark
            Mark mengangguk lalu kembali ke ruangannya begitu pula dengan Feifei
“Aku harap kau bisa datang ke kantor setelah makan siang” Feifei berbicara pada orang di seberang ponselnya “Ada hal penting dan kami membutuhkanmu” ujar Feifei lagi “Aku tunggu kedatanganmu” Feifei pun menutup teleponnya
            Sesuai dengan yang dikatakan Feifei sebelumnya, setelah makan siang Mark kembali mengadakan rapat.
“Apa semuanya sudah hadir?” tanya Mark melihat sekeliling ruangan  rapat
“Masih ada Feifei yang belum datang” jawab Zaizai
            Pintu ruangan rapat pun terbuka dan terlihat Feifei bersama seseorang masuk dalam ruangan itu yang membuat orang-orang tersontak kaget melihatnya, begitu pula dengan Zaizai.
“Benarkah yang aku lihat ini?” tanya Zaizai pelan
“Selamat datang sang ‘Mysterious Composer’ John di kantor kami” Mark menyambut dengan senyum bahagia
“Terima kasih atas sambutan anda Mr. Mark” ujar John membalas senyum Mark
            Meski mereka menggunakan masker, baik Mark maupun John sudah saling memahami ketika mereka tersenyum satu sama lain walaupun orang lain tidak melihat ketika mereka tersenyum
“Baiklah, sekarang kita mulai saja!” Mark
            Semua yang ada dalam ruangan memperhatikan Mark yang sedang menjelaskan rencana ke depannya bagi perusahaan. Namun, berbeda dengan Zaizai yang terus saja memperhatikan Feifei dan membuat John merasa ada sesuatu yang tidak beres.
“Bagaimana menurut kalian?” Mark memperhatikan semua yang ada dalam ruangan “Mungkin sang ‘Mysterious Composer’ kita ada pendapat?” Mark melihat John yang terus memperhatikan Zaizai
“Yah, menurutku dengan rencana ini perusahaan bisa memperoleh keuntungan besar dan aku pun bisa menarik beberapa penyanyi untuk bergabung. Kebanyakan penyanyi besar lagu-lagunya aku yang menciptakan dan salah satunya ‘Mysterious Rocker’ kita” ujar John
“Apa anda bisa mengajak ‘Mysterious Rocker’ bergabung dengan perusahaan kita?” Zaizai “Maaf kalau saya sedikit lancang tapi menurut saya bukankah bagus jika para pria Misterius Taiwan bergabung dan menjadi satu?” tambahnya
            Perkataan Zaizai membuat Feifei, Mark, dan John saling melihat satu sama lain lalu mereka tersenyum bersamaan
“Yah, aku setuju dengan pendapat Zaizai, dengan begini kita akan lebih mudah menghancurkan musuh. Kalau perlu kita juga berinvestasi di dunia balap agar dapat menarik ‘Mysterious Racer’ bergabung dengan perusahaan” ujar Feifei
“Terima kasih sudah sependapat dengan saya. Ehm, kira-kira kapan Mr. John mulai resmi bergabung dengan perusahaan ini?” tanya Zaizai
“Kapanpun aku mau, bisa dengan mudah bergabung ke perusahaan ini. Bukankah begitu Mr. Mark?”
“Tentu saja” jawab Mark
            Zaizai merasa ada suatu keganjalan dalam perusahaan bahkan dengan pimpinannya sendiri, ia berniat mencari tau semuanya
“Baiklah, aku rasa rapat siang ini kita cukupkan saja. Kalian semua bisa keluar, aku masih ingin bicara dengan Mr. John” ujar Mark
            Semua pegawai yang ada dalam ruangan itu pun keluar meninggalkan Mark dan John.
“Lebih baik kau batalkan saja niatmu itu karna aku tidak akan membiarkanmu berhasil dan membuat semuanya berantakan” Feifei membisiki Zaizai saat ingin keluar dari ruangan rapat
            Ucapan Feifei sontak membuat Zaizai terkejut dan menghentikan langkahnya untuk keluar dari ruangan itu
“Kenapa dia bisa tau apa yang aku pikirkan?” batin Zaizai
“Apa masih ada hal lain yang ingin kau tanyakan?” Mark yang melihat Zaizai masih berdiri dekat pintu keluar
            Feifei yang mendengar ucapan Mark pun menoleh kemudian tersenyum
“Hei, apa kau masih ingin bertanya pada bos?” Feifei membangunkan Mark dari alam bawah sadarnya
“Ah, maaf. Saya permisi bos” jawab Zaizai lalu keluar dari ruangan itu
“Feifei, kau tetap disini… Ada yang ingin aku diskusikan denganmu” Mark tersenyum
“Baiklah” Feifei menutup pintu ruangan
            Mark melirik John seakan menanyakan sesuatu
“Berdasarkan penglihatanku sepertinya dia mencurigai Feifei” ujar John
“Bukan hanya aku tapi kita semua dan mungkin mereka juga” jawab Feifei
            Mark dan John sama-sama mengangkat alis kirinya setelah mendengar ucapan Feifei dan hal itu membuat Feifei tersenyum
“Kau jangan tersenyum seperti itu, kau sendiri sudah tau bukan kebiasaan kami?” John sedikit malu
“Ya baiklah, semoga saja kalian semua tidak melakukan hal ini di depan orang banyak kalau itu terjadi mungkin semuanya akan terbongkar” ujar Feifei dan kembali melukiskan segaris senyuman manis di wajahnya
“Kita tidak perlu membahas hal ini sekarang, yang penting adalah bagaimana rencana kita selanjutnya?” ujar Mark
“Menunggu” jawab Feifei singkat
            John dan Mark kembali melirik Feifei
“Hanya ini yang bisa lakukan sampai semuanya berkumpul menjadi satu maka dengan mudah kita bisa menyelesaikan semuanya. Saranku lebih baik kalian bersiap untuk nanti malam!” ujar Feifei sambil tersenyum
“Apa dia benar-benar sudah sehat?” tanya John ragu
“Aku juga kurang tau tapi dia bosan mendengar berita di tv” jawab Feifei
“Ya aku mengerti. Kalau begitu aku kembali dulu ya” John
“Berhati-hatilah!” Mark menepuk pundak John “Feifei yang akan mengantarmu, aku kembali ke ruangan ku dulu” Mark meninggalkan ruangan rapat terlebih dahulu
            Feifei pun mengantarkan John sampai keluar gedung perusahaan, untuk memastikan tak ada seorangpun yang menghalangi John terutama pria bernama Zaizai.
“Dimana ‘Mysterious Composer’?” tanya Zaizai
“Dia sudah pergi, untuk apa kau mencarinya?” Feifei balik bertanya
“Tidak ada apa-apa” jawab Zaizai berlalu begitu saja
            Feifei pun masuk ke ruangan Mark
“Ada yang ingin aku katakan padamu”
“Apa?” tanya Mark singkat
“Aku ingin mereka ikut bergabung dengan kita karna aku tidak bisa menangani semuanya sendiri dan aku mau kalian segera pilih waktu yang tepat untuk memberitahu mereka identitas kalian yang sebenarnya” ujar Feifei
            Mark menatap lekat Feifei untuk mencari tau apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu tapi ia tetap tidak bisa menemukan jawaban
“Karena mereka lah yang akan membantu kita nantinya jadi aku ingin sebelum mereka ikut bergabung dalam perusahaan ini, kalian sudah memberitahu mereka. Apapun resikonya kalian harus terima. Walaupun mungkin nantinya mereka akan berpikir dua kali untuk membantu kalian atau tidak? Inilah yang terbaik sebelum semuanya terlambat” jelas Feifei
“Hmm, aku mengerti maksudmu. Nanti aku akan mendiskusikan dengan yang lainnya tapi jika mereka tidak mau membantu, kau masih tetap bersama kami kan?” tanya Mark penuh harap
“Tentu saja, kalian adalah sahabatku dan sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri jadi apapun yang terjadi aku akan tetap membantu kalian bahkan dengan nyawaku sendiri” jawab Feifei
            Mendengar itu membuat Mark sedikit lebih tenang.
“Aku sudah mengatakan semuanya, sekarang aku mau kembali ke ruanganku” Feifei pun meninggalkan Mark
            Hari semakin sore dan sudah waktunya pulang kerja begitupula dengan Feifei yang pulang ke rumahnya
“Untuk apa dia kesini?” Feifei yang melihat sebuah mobil di halaman rumahnya
            Feifei pun masuk ke dalam rumahnya dan terlihat seseorang sedang duduk
“Sepertinya dia sudah lama menungguku sampai ketiduran begini” ujar Feifei yang melihat sang ‘Mysterious Racer’ tengah tertidut “Hei bangunlah!” ia terus memperhatikan wajah Jack yang sedang tertidur dengan teliti “Sempurna” ujarnya pelan
            Jack pun tiba-tiba membuka matanya dan melihat wajah Feifei sangat dekat dengan wajahnya. Perasaan yang aneh timbul dalam hatinya, ia lebih mendekatkan lagi wajahnya dengan Feifei, bukan… lebih tepat bibirnya… Feifei pun tersadar dari suasana yang bisa dibilang aneh bagi mereka berdua, ia menegapkan badannya
“Untuk apa kau di rumahku?” tanya Feifei mencairkan suasana aneh itu
“Astaga, apa yang hampir saja kulakukan?” batin Jack
“Hei, jawablah!”
“Ehmmm… Aku ingin kau menemaniku ke Thailand” jawab Jack
“Ha? Untuk apa? Kapan? Kenapa harus aku?” saking terkejutnya membuat Feifei melontarkan berbagai pertanyaan
            Mendengar pertanyaan-pertanyaan Feifei membuat Jack pun bingung untuk menjawabnya
“Apakah pertanyaanmu tidak terlalu banyak? Aku bingung mau menjawab apa?”
“Terserah kau saja mau jawab apa yang penting kau jelaskan semuanya!” pinta Feifei
“Jadi, musim depan sirkuit F1 akan digelar di Thailand. Aku tidak tau kapan kembali ke Taiwan karena belum ada kepastian dan aku takut tidak bisa menemani kalian. Aku juga tidak ingin meninggalkanmu di sini, aku butuh seseorang yang bisa menemaniku saat berada di sana dan aku rasa orang yang tepat adalah kau” Jack menjelaskan
“Hmm, kenapa aku merasa yang kau katakan aneh dan sedikit berantakan? Apa benar itu yang ingin kau katakan padaku?” Feifei
“Benarkah? Yah, memang itu yang ingin kukatakan” jawab Jack ragu
“Aku belum bisa jawab sekarang karena di kantor pun ada sesuatu yang sangat besar dan aku rasa kau akan memikirkan hal yang sama dengan Mark ketika mengetahui ini semua”
“Apa maksudmu?” Jack merasa ada sesuatu yang tidak beres
“Cepatlah pulang, nanti malam kita mulai beraksi lagi. Kau bisa mencari jawabannya dari Mark tapi aku harap setelah mendengar itu semua kendalikan emosimu, berpikirlah dengan kepala dingin kalau tidak, semuanya akan berantakan” ujar Feifei
            Mendengar perkataan Feifei membuat Jack ingin lekas pulang dan menanyakan hal itu pada Mark
“Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa Feifei berkata seperti itu?” Jack sambil mengemudi
            Pikiran Jack dipenuhi dengan rasa penasaran, ia ingin segera mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Mobil yang ia kendarai melaju sangat kencang. Tak beberapa lama kemudian, Jack tiba di rumahnya dan langsung mencari Yi Ru.
“Kau sudah pulang?” Ya Lun
“Apa yang sebenarnya terjadi? Apa maksud ucapan Feifei?” tanya Chun ketika melihat Yi Ru yang sedang duduk santai menonton televisi bersama Da Dong dan Ya Lun “Kenapa aku harus menenangkan diriku? Cepat jawab!”
            Da Dong dan Ya Lun pun saling melihat satu sama lain, mereka tidak mengerti kenapa Chun melontarkan pertanyaan-pertanyaan aneh pada Yi Ru
“Apa yang terjadi?” Da Dong pun ikut penasaran
            Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan Chun, Yi Ru menghela nafas panjang
“Bisakah kalian tenangkan diri dulu? Aku memang sedang menunggu kita semua berkumpul baru menjelaskannya” ujar Yi Ru
            Chun, Da Dong, dan Ya Lun pun menenangkan diri mereka seperti yang Yi Ru katakan
“Kau ingat pria bernama Zaizai?” Yi Ru melirik Ya Lun
            Ya Lun pun hanya mengangguk dan menyimak apa yang akan dijelaskan oleh Yi Ru
“Dia adalah…” perkataan Yi Ru terputus
Kringg… Kringg… Ponselnya berbunyi

>>> To be continue......

No comments:

Powered by Blogger.