Title::
(Side Story) Within Five Years
Author::
TaraChun
Cast:: Five Blasters
Fahrenheit
SpeXial
Support
Cast:: Huang An Yu, Wu Ying Jie, Yang Cheng Lin, Huang Xiao Ming
Genre::
Frendship, Thriller, Romance
Length:: Chapters
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Author POV
Beberapa hari setelah
pertunjukkan ulang tahun NTU yang bisa dibilang berantakan, Professor Wu
kambali ke Taiwan karena tugasnya memang telah selesai. Namun tidak dengan FIVE
BLASTERS, mereka harus tetap di Amerika untuk menjalani misi selanjutnya
seperti yang sudah dikatakan oleh Fabien saat mereka berkumpul di taman kampus
NTU. Begitu ayahnya kembali, Wu Chun atau lebih tepatnya Fahrenheit terlihat
sangat bersemangat karena mereka ingin mengorek informasi tentang kelima orang
misterius yang baru-baru ini memasuki kehidupan mereka.
Saat makan malam tiba,
Wu Chun sudah memutuskan untuk bertanya pada ayahnya. Tak jauh berbeda
Fahrenheit pun memilih untuk menginap dan ikut makan malam di rumah Wu Chun
karena ingin mendengarkan langsung penjelasan dari Professor Wu tentang kelima
remaja misterius itu. Wu Chun terus saja bertanya pada Professor Wu tentang
segala hal ‘kenapa ayahnya menghilang tiba-tiba?’ lalu ‘apa hubungan ayahnya
dengan Five Blasters’ dan hal lainnya.
Sepertinya Professor Wu
sudah mulai kehilangan kesabaran karena pertanyaan anaknya sehingga dengan
terpaksa ia harus menjawab dengan jujur walaupun hanya sedikit tapi setidaknya
bukankah jawabannya nanti akan menjadi petunjuk tersendiri bagi anaknya serta
sahabat-sahabatnya itu? Yah, terkadang memang Professor Wu berpikir ingin
mempunyai anak seperti FIVE BLASTERS yaitu menjadi detektif yang jenius tapi
itu hanya harapan belaka tapi menurutnya mungkin dengan jawaban ini bisa
membuat anaknya terpancing dan merasa tertantang untuk mencari informasi lebih
banyak dengan cara sendiri seperti detektif mungkin?
“Ayah akan menjawabnya
tapi ini adalah jawaban final dariku dan jika kau bertanya atau cerewet lagi,
ayah tidak akan mengatakan apapun lagi,” ujar Professor Wu sambil memejamkan
mata sejenak lalu membukanya dan menghela nafas sebelum akhirnya mulai
bercerita.
“Kalian pernah mendengar sesuatu tentang FIVE BLASTERS dari salah satu diantara kelima orang itu kan? Nah, jawabannya adalah mereka memang FIVE BLASTERS dan ayah adalah Professor yang harus dilindungi oleh mereka selama empat tahun ini. Berhubung tugas mereka melindungi ayah sudah selesai maka jangan terlalu berharap bisa bertemu dengan mereka lagi. Itu semua MUSTAHIL karena FIVE BLASTERS bukan remaja-remaja biasa seperti kalian. Mereka memiliki berbagai tugas penting jadi berhentilah berharap!” jelas Professor Wu membuat yang mendengarnya hanya bisa diam tak tahu harus bicara apa lagi padahal masih banyak hal yang ingin ditanyakan
“Kalian pernah mendengar sesuatu tentang FIVE BLASTERS dari salah satu diantara kelima orang itu kan? Nah, jawabannya adalah mereka memang FIVE BLASTERS dan ayah adalah Professor yang harus dilindungi oleh mereka selama empat tahun ini. Berhubung tugas mereka melindungi ayah sudah selesai maka jangan terlalu berharap bisa bertemu dengan mereka lagi. Itu semua MUSTAHIL karena FIVE BLASTERS bukan remaja-remaja biasa seperti kalian. Mereka memiliki berbagai tugas penting jadi berhentilah berharap!” jelas Professor Wu membuat yang mendengarnya hanya bisa diam tak tahu harus bicara apa lagi padahal masih banyak hal yang ingin ditanyakan
Melihat ayahnya yang
kelelahan apalagi ketika menjawab pertanyaannya tadi membuat Wu Chun menyerah
untuk bertanya lagi pada ayahnya tapi bukan berarti ia benar-benar menyerah.
Bahkan ia sudah memutuskan untuk mencaritahu sendiri tentang kelima orang
misterius itu serta pekerjaan ayahnya sendiri yang masih membuatnya penasaran.
Mungkin tak hanya Wu Chun yang berpikiran seperti itu karena terlihat dari raut
wajah ketiga pria seumurannya yang juga masih penasaran. Yah, Fahrenheit
memutuskan untuk mencaritahu semua informasinya.
“Lalu bagaimana rencana
kita selanjutnya Chun?” tanya Yi Ru setelah mereka selesai makan malam dan
kembali ke kamarnya
“Tak ada cara lain saat
ini kita harus bertemu dengan mereka,” jawab Chun
“Maksudmu malam ini?”
Da Dong memastikan ucapan sahabatnya itu
“Tentu saja tidak, kita
harus mencari waktu yang tepat karena aku yakin jika yang dikatakan oleh
Jenderal Zhao itu benar bahwa Huang An Yu yang merupakan adik dari Huang Wei
Jin benar-benar terlibat pasti sekarang mereka juga masih sibuk mencari tahu
tentang kebenarannya itu,” jawab Chun seraya melirik ketiga sahabatnya berharap
mereka mengerti jalan pikirannya
“Jadi maksudmu kita
mamanfaatkan mereka dan harus menunggu hingga selesai menyelidiki semuanya
barulah mencari informasi dari orang-orang itu,” ujar Ya Lun menarik kesimpulan
dari maksud ucapan Wu Chun
“Kesimpulanmu hampir
tepat, kita memang memanfaatkan mereka tapi kita juga tetap harus mencari
informasi sendiri agar hasilnya lebih akurat,” jelas Chun
“Lalu kita akan mencari
informasi kemana? Kau tahu sendiri bukan anak-anak di kampus juga tidak ada
yang tahu tentang mereka karena bagi mereka FIVE BLASTERS tak pernah ada, hanya
bagian dari pertunjukkan dan karangan pria bernama Xiao Yu itu,” sahut Yi Ru
sedikit kesal dengan hal-hal yang baru terjadi beberapa hari lalu
“Astaga Chen Yi Ru,
lalu untuk apa ada internet kalau kita tidak bisa memanfaatkannya dengan baik?
Jangan lupakan satu hal kalau masih ada satu orang lagi yang pasti tahu tentang
mereka,” balas Chun mulai kesal dengan sahabatnya yang satu ini tapi ia tetap
mencoba berkepala dingin
“Maksudmu Jenderal
Zhao? Kau lupa sesuatu Chun, dia itu Jenderal di Kepolisian Taipei dan akan
sangat sulit untuk bertemu dengannya,” ujar Da Dong mengingatkan pada
sahabatnya kalau tak sembarang orang bisa bertemu langsung dengan seorang
Jenderal Kepolisian
“Apa salahnya mencoba?
Lagipula bukankah pihak kepolisian sendiri sudah tahu dan mengenal siapa kita
jadi mungkin tidak terlalu sulit,” jawab Chun menguatkan argumennya
“Sudahlah, kalian
jangan berdebat lagi! Lebih baik sekarang kita coba cari dulu di internet
mungkin ada informasi tentang mereka,” saran Ya Lun seraya menengahi perdebatan
sahabt-sahabatnya
Akhirnya mereka pun
mulai mencari informasi tentang FIVE BLASTERS dari internet, sumber yang
satu-satunya mereka harapkan malam ini. Namun apalah daya FBI bukanlah tempat
orang-orang bodoh, semua informasi penting tentang internal mereka sudah pasti
sangat dirahasiakan. Keempat pria itu sudah mencari hampir enam jam tapi tak
ada satupun informasi yang mereka dapatkan bahkan ketika mengetik nama ‘FIVE
BLASTERS’ di mesin pencarian Google tak ada sama sekali nama itu.
“Shit! Sebenarnya
mereka itu mau apa sih? Informasi seperti ini saja harus dirahasiakan!” geram
Da Dong yang sudah berada di batas akhir kesabarannya
“Argghhh… Aku menyerah!
Mataku bisa-bisa seperti panda besok pagi kalau tidak tidur sekarang. Kalian tahu
yang paling buruk adalah fans-fansku nanti bisa menghilang,” umpat Yi Ru yang
tak kalah kesalnya dengan Da Dong
“Kalau sampai aku
mendapatkan informasi tentang Xiao Xun, aku tidak akan memberitahumu!” ancam
Chun membuat mata Yi Ru yang tadinya sudah terpejam kini kembali terbuka lebar
“Jangan mengancamku
Chun!” ujar Yi Ru melemparkan tatapan tajamnya pada Chun
“Mereka benar Chun,
sebaiknya sekarang kita tiduk dulu untuk mengistirahatkan pikiran agar besok
bisa lebik fresh lagi untuk mencari informasi tentang mereka. Kalau perlu, kita
mencari hacker saja!” saran Ya Lun yang langsung disetujui oleh kedua
sahabatnya
“Baiklah!” ujar Chun
menyetujui
Ketiga pria lainnya
menghela nafas lega karena akhirnya mereka bisa istirahat setelah berkutat
selama beberapa jam di depan gadget masing-masing. Satu per satu dari keempat
pria itu memejamkan mata mereka dan terlihat sangat damai ketika tidur.
Keesokan harinya di
kampus Fahrenheit kembali menjadi pusat perhatian karena semua anggotanya sudah
lengkap. Sejak kejadian di ulang tahun kampus, Wu Chun sang leader tidak
memunculkan batang hidungnya selama beberapa hari dan cukup membuat para fans
Fahrenheit frustasi karena merasa kehilangan salah satu pangeran penyemangat
mereka.
“Jadi apa yang akan
kita lakukan sekarang?” tanya Yi Ru memulai percakapan karena daritadi ketiga
sahabatnya hanya diam saja
“Mengunjungi anak-anak
programmer tentunya,” jawab Chun singkat dan tetap berjalan dengan gaya ala
pangeran seperti biasanya sambil menebar pesona
Seperti yang baru saja
Wu Chun katakan, mereka langsung menuju Gedung D tempat dimana anak-anak
jurusan Programmer bisa mereka temukan. Yah, kenapa harus ke Gedung D? Tentu
saja karena NTU memiliki banyak fakultas jadi tidak mungkin hanya berkumpul
pada satu gedung saja bukan? Sementara Fakultas Seni tempat dimana Fahrenheit
menimba ilmu ada di Gedung B sedang Fakultas Kedokteran tempat Tian Shi dan
Xiao Xun sebelumnya menimba ilmu ada di Gedung A.
Walaupun NTU memiliki
beberapa gedung tapi letaknya tidak berjauhan sehingga apapun yang terjadi
ataupun sesuatu yang populer seperti Fahrenheit akan cepat menyebar di kampus
itu. Jadi kalau ingin menjelajahi NTU mungkin tidak cukup memakan waktu
seharian mengingat betapa luasnya kampus tersebut.
Begitu sampai di Gedung
D, keempat pria itu langsung menyebar dan menghampiri satu persatu mahasiswa
maupun mahasiswi disana. Mereka selalu mengucapkan pertanyaan yang sama pada
tiap orang yang ditemui dan yang pasti ketika orang itu sedang sendiri saja
karena cukup berbahaya bukan jika seseorang tertangkap basah menjadi atau
mencari seorang hacker?
“Apa kau pernah
mengkhianati apa yang pernah diajarkan oleh dosen? Ingat! Jangan pernah
mengatakan pada siapapun atau kau tahu akibatnya!” itulah kalimat yang sama
diucapkan oleh Fahrenheit ketika menghampiri tiap mahasiswa-mahasiswi
programmer
Mengkhianati? Come on, itu kata yang tepat bukan? Yah,
ketika kau diajarkan sesuatu oleh guru atau dosen tapi tidak mengapresiasikan
dengan benar bukankah itu namanya mengkhianati? Apalagi bagi mahasiswa
programmer seperti mereka yang jika sekali saja mencoba melakukan itu dan
ketahuan maka mereka akan bermain dengan yang namanya ‘HUKUM’. Benar, salah
mengapresiasikan sesuatu dari seorang programmer adalah menjadi seorang hacker
tapi tidak semua seperti itu karena diperlukan suatu keahlian khusus untuk
melakukannya dan itu tidaklah mudah.
“Bagaimana hasilnya?”
tanya Chun pada ketiga sahabatnya begitu mereka sudah berkumpul di kantin untuk
makan siang
“Nothing!” jawab mereka bersamaan
“Kau tahu Chun, cara
ini bisa saja menurunkan popularitas kita kalau sampai anak-anak dari fakultas
lain mengetahui apa yang kita lakukan hari ini dan aku tidak mau itu terjadi,”
ujar Yi Ru yang dijawab anggukan oleh dua sahabatnya
“Yah, apa yang
dikatakan Yi Ru itu benar sekali. Kenapa kita tidak menyewa jasa hacker
langsung saja? Pasti di internet ada yang menawarkan diri untuk menjadi
hacker,” lanjut Da Dong dengan memelankan ucapannya di tiap kata ‘hacker’
“Aish, Wang Da Dong
sebaiknya kau isi baterai otakmu itu! Mana bisa kita menyewa seorang hacker
secara online dan sama sekali tidak mengenalnya?” bentak Chun pelan membuatnya
hanya bisa mengerucutkan bibir keriting miliknya itu
“Sudahlah Chun, kau
juga terlalu berlebihan! Kita tidak mungkin bisa menemukan orang seperti itu
hanya dalam sehari saja,” sahut Ya Lun mendinginkan suasana
Wu
Chun POV
Sudah lebih dari
seminggu aku dan yang lainnya mencari seorang hacker yang bisa diajak kerja
sama tapi usaha kami tidak pernah membuahkan hasil. Semua sia-sia dan hanya menghabiskan
waktu dan tenaga saja.
Saat ini kami berada di ruang music dan sudah bisa
dipastikan hanya ada kami berempat di ruangan ini. Yah, seperti biasa ketika
sedang di kampus kami akan membicarakan masalah hacker itu di ruangan ini
karena kantin bukanlah tempat yang aman.
“Kurasa sudah saatnya
kita menyerah Chun,” rayu Da Dong padaku tapi sayangnya tidak akan mempan
untukku
“Rasanya popularitasku
sebentar lagi akan segera menghilang. Apa yang dikatakan orang-orang kalau tahu
Mr. Sunshine Boy mereka sedang melakukan hal aneh seperti ini?” keluh Yi Ru
menambahkan apa yang dikatakan Da Dong tadi
“Terserah kau saja Chen
Yi Ru tapi jangan salahkan aku kalau sampai Xiao Xun mu itu benar-benar
menghilang dan tidak bisa kita temukan lagi,” ujarku seraya melirik Yi Ru yang
sepertinya sedang merenungi apa yang kukatakan
“Aish, kau memang
menyebalkan!” gerutu Yi Ru sambil mengacak-ngacak rambutnya frustasi
Hahahaha… Aku tahu anak
ini sudah jatuh cinta dengan gadis bernama Xiao Xun itu jadi hanya ancaman
sepeti inilah yang selalu aku lontarkan tiap kali dia mulai mengeluh. See? Akhirnya dia menyerah juga kan?
Sebenarnya aku pun tak jauh berbeda dengan Yi Ru karena memang saat ini perasaanku
benar-benar tak menentu. Karena apa? Yah, tentu saja gadis meisterius yang baru
beberapa hari menjadi kekasihku tapi langsung menghilang tanpa jejak yang pasti
sampai saat ini.
“Bisakah kalian
berhenti berdebat? Aku pusing mendengarnya dan berhentilah mengeluh kalau
memang kalian serius untuk mencaritahu tentang mereka!” pinta sang pangeran es,
Yan Ya Lun
Anak satu ini memang
paling hemat kalau bicara tapi sekalinya cerewet benar-benar berbeda walaupun
ucapannya masih terkesan datar dan dingin bahkan pada kekasihnya sendiri.
Walaupun diantara kami umurnya yang paling muda tapi tetap saja ucapan
dinginnya yang kadang terkesan pedas itu selalu sukses menusuk bahkan seperti
sekarang bisa membuat dua pria ini bungkam. Sebenarnya kami lahir di tahun yang
sama hanya berbeda bulan saja dan bisa dibilang akulah yang paling tua sehingga
menjadi leader dari Fahrenheit.
Kreett
Pintu ruangan tiba-tiba
terbuka, aku yakin ini bukan ulah angin. Siapa yang berani-beraninya mengganggu
privasi Fahrenheit? Sepertinya orang ini sudah bosan hidup. Tak lama muncul
seorang wanita yang cukup familiar bagi kami. Dia salah seorang dari
gadis-gadis manja yang merupakan fans fanatik kami dan sering bertindak kasar
pada Tian Shi.
“Mau apa kau kesini?”
tanyaku to the point
“Apa kau sudah tidak
tahu aturan yang berlaku,hmm?” kali ini Da Dong terlihat geram
“Lebih baik kau keluar
dari ruangan ini sebelum sesuatu yang tidak kau inginkan terjadi pada dirimu,”
lanjut Yi Ru dengan evil smirk nya yang sangat jarang ia tunjukkan kecuali
ketika menahan luapan emosinya
“Sebaiknya kalian diam
dan biarkan dia bicara. Aku rasa ada sesuatu yang mungkin ingin disampaikannya
karena kalau tidak sama saja ia mengantarkan makanan gratis pada kita,” ujar Ya
Lun dengan nada sedatar-datarnya
“Kau benar Yan Ya Lun,
aku kesini memang ingin mengatakan sesuatu atau lebih tepatnya membuat
penawaran dengan kalian,” sahut gadis ini
“Tak perlu banyak
basa-basi lagi dan katakan apa yang membuat kami bisa menerima penawaranmu Yang
Cheng Lin xiaojie,” sahut Ya Lun
dingin dan menatap tajam gadis bernama Cheng Lin
Sebelum menjawab pertanyaan
Ya Lun bisa kulihat Cheng Lin menyeringai dan mungkin tujuannya bukanlah
sesuatu yang baik. BINGO. Apa yang ia katakan membuat kami bungkam seketika.
“Kalian sedang mencari
seorang hacker bukan?” tanyanya masih dengan seringaian yang sama
Bagaimana bisa gadis
ini tahu? Pasti ada yang membocorkannya dan kalau sampai tertangkap aku tidak
akan melepaskannya walau seorang wanita sekalipun. Bodoh sekali orang yang
berani main-main denganku.
“Tenanglah! Tidak ada
yang membocorkan tentang ini padaku hanya saja kalian terlalu ceroboh ketika
bertanya pada orang-orang itu tanpa memperhatikan sekeliling terlebih dahulu,”
jelasnya seraya berjalan mendekat ke arah kami
“Jadi apa maumu?”
tanyaku yang sudah tidak tahan dengan sikap Cheng Lin yang bisa dibilang terlalu
banyak basa-basi
“Aku bisa membantu
kalian tapi tentu ada syaratnya. Bukankah tidak ada yang gratis di dunia ini,
hm?” jawab Cheng Lin mengutarakan maksud dan tujuannya
“Kau bisa apa?”
pertanyaan singkat yang lebih terdengar meremehkan keluar dari mulut Wang Da
Dong, cukup sulit dipercaya sang Mr. Hot bisa seperti ini
“Ternyata disaat sedang
buntu seperti ini Fahrenheit bisa terlihat menyeramkan ya bahkan terhadap
seorang wanita sekalipun,” sindir Cheng Lin semakin membuat kami kesal
“Jika kau tidak ingin
mengatakan apapun lagi, silahkan keluar!” usir Yi Ru yang sedari tadi juga
kulihat sudah menahan kekesalannya
“Ya baiklah, aku akan
mengatakan sesuatu yang bisa membantu kalian tapi ingat penawaranku tidaklah
gratis. Kalian sedang mencari seorang hacker bukan? Kalau itu masalahnya aku
bisa dengan mudah melakukannya tapi salah satu diantara kalian harus menjadi
kekasihku. Hanya itu yang ingin ku sampaikan, silahkan kalian pikirkan
baik-baik dan kalau sudah mendapat jawaban yang tepat kalian bisa mencariku. Bye handsome boys!” setelah mengatakan
itu Cheng Lin pun langsung meninggalkan kami berempat yang hanya melongo
mendengar ucapannya barusan
Sungguh aku tidak sadar
sudah berapa lama mengeluarkan ekspresi memalukan seperti ini sejak gadis
bernama Yang Cheng Lin itu pergi. Begitu melihat ke arah yang lainnya ternyata
mereka tak jauh berbeda denganku dan lebih parahnya belum sadar juga sampai
sekarang. Astaga, ternyata yang kami cari itu bisa dengan mudah didapatkan tapi
kenapa syaratnya sedikit merepotkan ya? Siapa yang mau jadi kekasih gadis manja
dan galak sepertinya? Berbeda sekali dengan kekasihku Zhuo Tian Shi yang manis
dan keren.
Yah, tentu saja aku
menyebutnya keren. Bukankah sulit menemukan gadis yang hebat berkelahi
sepertinya? Dan juga misterius? Oh, aku benar-benar merindukan gadis ini.
Sebenarnya apa yang kau lakukan sampai membuatku hampir gila seperti ini?
Seperti tersadar akan
suatu hal membuat kami semua, ah lebih tepatnya kami bertiga memfokuskan pada
seorang pria diantara kami. Tentu saja di balik itu semua ada maksud
tersembunyi dan aku yakin dia mengerti.
“Apa? Aku tidak mau!”
itulah jawaban yang dilontarkan oleh seorang Wang Da Dong sambil melipat
tangannya di depan dada seraya memalingkan wajah dari kami
“Oh ayolah, kau itu kan
sahabatku yang paling baik dan yang pasti bukan sainganku dalam menjadi playboy
disini jadi hanya kaulah harapanku,” rayu Yi Ru menarik-menarik lengan baju Da
Dong
“Kenapa harus aku?
Kenapa bukan Ya Lun saja?”
Pletakk…
“Aish… Sakit Chun!”
gerutunya seraya mengelus kepala yang baru saja mendapat hadiah jitakan dariku
“Kalau Ya Lun yang
berkorban lalu bagaimana dengan adikku bodoh?” menyebalkan sekali dia ini,
harusnya pikirkan juga bagaimana perasaan adikku
“Bukankah diantara kami
hanya kau yang belum punya target jadi lebih baik kau terima saja!” ujar Ya Lun
ketus yang sepertinya juga kesal karena ucapan Da Dong tadi
Mana mungkin dia tidak
kesal kalau jelas-jelas sahabatnya ini tahu bahwa dia sudah memiliki seorang
kekasih tapi dengan seenaknya menyuruh untuk menjadikan gadis lain sebagai
kekasihnya? Hei, Wu Ying Jie adikku itu lebih manis dari Cheng Lin walaupun
memang cerewet dan manja tapi sebagai kakak memang sudah seharusnya bukan kalau
aku membelanya?
“Ya baiklah, aku
menyerah denganmu. Lalu kenapa bukan Yi Ru saja?” lagi-lagi Da Dong melemparkan
pendapatnya dan tertuju pada Yi Ru
“Astaga Wang Da Dong,
ternyata kau tega sekali pada sahabatmu yang paling tampan ini. Untuk apa aku
memohon padamu untuk menjadi kekasih Cheng Lin kalau sebenarnya bisa saja
dengan mudah aku mengajukan diri sendiri? Hey, kau tahu sendiri kalau saat ini
seluruh pikiranku sudah terisi oleh seorang gadis yang juga pergi dengan
kekasihnya itu,” jelas Yi Ru panjang lebar
“Aku tidak bisa member
keputusan sekarang, beri aku waktu!” setelah mengucapkan itu Da Dong langsung
keluar dari ruangan music meninggalkan kami yang hanya bisa menatap punggungnya
hingga menghilang di balik pintu
Benar-benar tak
kusangka kalau seorang Wang Da Dong yang biasanya hanya akan menurut jika sudah
berbicara tentang seorang gadis tapi sekarang meminta waktu untuk berpikir.
Seberat itukah? Tapi mungkin memang cukup sulit mengingat bagaimana sikap Cheng
Lin yang selama ini sejak insiden itu ia menyiksa Tian Shi dengan berbagai
macam hal. Yah, secara tidak langsung sifat gadis itu bisa dibilang cukup
buruk.
Author
POV
Washington,
United States - Federal Bureau of
Investigation (FBI)
Baru saja lima orang
keluar yang cukup disegani oleh seisi kantor keluar dari ruangan yang bisa
dibilang keramat bagi siapapun yang mencoba berurusan dengan ruangan tersebut.
Ruangan yang dimaksud tidak lain dan tidak bukan adalah Investigation Room. Tidak
ada seorang pun yang ingin masuk kesana dan harus berhadapan dengan lima remaja
jenius yang selalu bisa mendapatkan jawaban dari apapun yang mereka inginkan.
Yah, siapa lagi lima
remaja jenius yang dimaksud kalau bukan FIVE BLASTERS? Setiap kali melewati
ruangan termasuk bagi para staf tingkat paling bawah hingga yang tertinggi
pasti akan bergidik ngeri walaupun di dalamnya tidak ada kelima remaja
tersebut. Karena apa? Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya karena suasana
ruangan itu seperti menyimpan aura kegelapan. Entah apa yang ada dan terjadi di
dalam sana tak ada seorangpun yang tahu kecuali FIVE BLASTERS dan para tahanan
yang pernah merasakannya.
Mereka akan dihadapkan
berbagai pertanyaan yang dihadapakan dengan sebuah kata DIE. Itulah julukan yang
diberikan oleh semua orang yang bekerja di kantor Federal Bureau of Investigation
(FBI). Tak ada yang bisa menebak apa yang akan dijadikan pertanyaan
oleh lima orang jenius bukan? Mungkin sebuah pertanyaan atau pernyataan berupa
ancaman yang bisa membuat orang-orang sulit untuk menelan salivanya sendiri.
Bahkan mungkin saja bisa membuat seseorang sulit bernafas atau behenti bernafas
mendadak karena pertanyaan itu? Yah, selama ini itulah yang terjadi pada
orang-orang yang baru saja keluar dari ruangan itu.
“Five Blasters, you have a call!” sebuah suara seorang wanita
menyambut mereka yang baru saja akan masuk ke ruangan pribadi FIVE BLASTERS
“Oh, thanks Cyndi. Say wait a bit!” sahut Elina dan langsung masuk
ke ruangan mereka. Ya sama seperti di Taiwan, FIVE BLASTERS juga memiliki
ruangan pribadi tersendiri yang jauh lebih keren dari ruangan mereka di Kantor
Kepolisian Taiwan karena memang fasilitas yang ada lebih lengkap
“Hello…” jawab Fabien yang lebih dulu mengangkat gagang teleponnya
seperti biasa karena teman-teman yang lain punya tugas sendiri
Dua orang pria yang tak
lain adalah Hwang In Deok dan Dean Fujioka bertugas untuk memeriksa data-data
untuk kasus mereka berikutnya serta hasil investigasi yang baru saja mereka
lakukan. Sementara Elina Lau menyambungkan telepon dengan computer untuk
melacak lokasi serta suara dari si penelpon sedangkan Alexia Hsu menyambungkan
telepon pada computer lainnya untuk melihat wajah si penelpon. Memang selalu
itulah yang mereka lakukan untuk mengantisipasi hal buruk terjadi. Yah,
walaupun mereka tahu bukan sembarang orang yang bisa berhubungan langsung
dengan mereka.
“Shi wo Huang Xiao Ming!” sahut si penelpon
“Oh duibuqi da shu. You shenme shi?” tanpa
bertanya pun sebenarnya mereka tahu apa tujuan pria bernama Huang Xiao Ming itu
menelpon. Bukan bermaksud basa-basi untuk menanyakan keperluan si penelpon tapi
hanya untuk sekedar mengetahui kebenarannya saja
“Hmm, An Yu? Bagaimana
keadaannya?” tanya pria itu lagi yang tak lain adalah ayah dari seorang gadis
bernama Huang An Yu
“Don’t worry Mr. Huang. She’ll
be okay with us here,” jawab Xiao Yu setelah mendapat jawaban pasti dari Elina
dan Alexia kalau mereka memang aman
“Yah, istriku terus
menanyakan tentangnya. Jika memang perlu hal yang cukup ekstrim dalam proses
investigasi lakukanlah! Jangan karena dia putriku membuat kalian merasa tidak
nyaman. Tetaplah bersikap professional!” balas Mr. Huang
“Karena sudah mendapat
lampu hijau darimu jadi tidak akan kami sia-siakan. Thanks for your understanding Mr. Huang!” sahut Fabien
“Yah,
lanjutkanlah pekerjaan kalian. Sorry to
bother. See you next week Five Blasters!” telpon pun diputus
Lalu siapa
sebenarnya Huang Xiao Ming yang bisa mengganggu profesionalitas dari FIVE
BLASTERS? Tentu saja ia salah seorang yang penting di FBI, Mr. Huang adalah
atasan dari kelima remaja itu bahkan tugas yang mereka dapat untuk melindungi
Professor Wu merupakan perintah darinya. Masih ingat seseorang yang selalu
menelpon atau mengirimkan pesan pada Elina dan Alexia saat masih menyamar
sebagai Tian Shi dan Xiao Xun? Juga seseorang yang menjemput Alexia sepulang
dari rumah Professor Wu dan berniat diantarkan oleh Yi Ru tapi pada akhirnya
Alexia atau dulu bisa disebut Xiao Xun itu turun di tepi jalan kemudian tak
lama masuk ke sebuah mobil. Yah, orang itu tak lain adalah Huang Xiao Ming.
Hal yang mungkin
lebih mengejutkannya lagi adalah Huang Xiao Ming juga yang memberitahukan In
Deok untuk mengikuti seorang gadis bernama Anne Hwang yang tak lain adalah
putrinya sendiri. Pada waktu itu memang Mr. Huang belum mengetahui kalau
ternyata Anne Hwang itu putrinya Huang An Yu karena identitasnya sangat
disembunyikan oleh pihak lawan.
“Jadi kita sudah
dapat lampu hijau? Oh, akhirnya kasus ini benar-benar akan segera selesai,”
ujar Alexia menghela nafas lega
“Belum
sepenuhnya selesai Alexia, kau sendiri tahu bukan kita belum menangkap pengacau
itu. Baru tangan kanannya saja yang berhasil kita lumpuhkan,” ujar Elina
memperjelas pokok permasalahannya
“Ya kau benar
tapi setidaknya kita bisa lebih mudah menginvestigasi gadis itu sekarang karena
sudah mendapat lampu hijau dari ayahnya sendiri. Dengan cara itu kita bisa
mengorek informasi lebih banyak lagi,” sahut Alexia menanggapi
“Lalu apa yang
kalian dapatkan?” tanya Fabien pada kedua pria yang sedari tadi terus memeriksa
data-data.
Pria ini sudah
tidak berminat mendengar kedua sahabat wanitanya beradu argument yang pasti
akan panjang. Ia pikir lebih baik mengalihkan perhatian pada data-data yang
sepertinya menarik melihat ekspresi dari In Deok dan Dean yang beruba-ubah.
Mendengar pertanyaan Fabien yang otomatis membuat adu argument itu berhenti dan
langsung beralih pada dua sosok pria yang kini sedang fokus pada tugas mereka.
“Ada hal menarik yang
mungkin akan segera kita ketahui jika melakukan investigasi lagi sampai ke
akarnya,” jawab Dean
“Yupz, setelah semua
bisa dipastikan sepertinya orang yang kita incar untuk kasus baru ini adalah
orang yang sama jadi tidak akan terlalu merepotkan,” lanjut In Deok
“Jadi maksud kalian
kalau kita bisa mengorek informasi sampai ke akarnya dari gadis itu maka
jawaban dari apa yang kita cari untuk kedua kasus ini pelakunya adalah orang
yang sama? Astaga, dia memang benar-benar pantas disebut pengacau,” sahut Elina
sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
Hong
Zheng POV
Sejak menghilangnya An
Yu, aku selalu melihat Wei Jin tidak bersemangat lagi. Padahal sebelumnya An Yu
juga jauh darinya karena harus sekolah di Korea. Yah, aku mengerti kenapa dia
jadi seperti ini karena memang adik kesayangannya itu baru sekitar seminggu
pulang tapi sudah menghilang lagi tanpa jejak. Itu terjadi sejak hari
pertunjukan untuk merayakan ulang tahun NTU. Sekarang sudah lebih dari dua
minggu sejak kejadian itu.
Hari ini aku dan yang
lainnya memutuskan untuk main ke rumah Wei Jin sekaligus menghibur Bibi Huang
yang keadaannya memburuk. Sebagai sahabat yang baik kami hanya bisa berusaha
menghibur dan sedikit meredakan kegelisahannya. Berdasarkan kabar yang kami
dengar, An Yu adalah anak buah mafia dan itulah yang membuatnya menjadi incaran
kepolisian tapi tentu saja Bibi Huang dan juga Wei Jin tidak percaya begitu
saja. Berbeda dengan reaksi Paman Huang yang terlihat datar seperti tak peduli
tapi siapa yang tahu bagaimana suasana hatinya? Mungkin Paman Huang berusaha
tegar untu memberi dorongan semangat pada keluarganya.
Begitu tiba di rumah
Wei Jin, kami langsung masuk saja seperti biasanya. Namun, ada satu hal yang
membuat mata kami terbelalak dimana aku melihat Wei Jin sedang berdiri di balik
pintu kamar orang tuanya yang memang berada di lantai satu. Ia melambaikan
tangannya member isyarat untuk menghampiri dan ikut mengintip apa yang sedang
terjadi di dalam. Memang suatu kenyataan yang mengejutkan setelah mendengar
percakapan yang terjadi. Raut wajah Bibi Huang menampakkan kecemasan tapi
berbeda dengan Paman Huang yang selalu menampilkan raut datarnya.
“Jadi apa sebenarnya
yang terjadi? Apa An Yu baik-baik saja? Apa yang mereka lakukan pada putriku
dan apa maksudmu bersikap profesionalitas? Lalu siapa itu Five Blasters? Cepat
jawab aku!” pekik Bibi Huang yang terus melayangkan pertanyaan bahkan aku
sendiri merasa pusing mendengarnya tapi tidak salah jika harus mengintip karena
memang pembahasan untuk topic kali ini sangat menarik perhatianku
“Bisakah kau bertanya
satu-satu saja? Aku pusing harus bagaimana menjawabnya,” ujar Paman Huang yang
sangat terlihat jelas pusing dengan pertanyaan-pertanyaan dari istrinya
Beberapa saat hening
tercipta dalam kamar tersebut. Sepertinya Paman Huang sedang memilih kata-kata
yang tepat untuk menjawab semua pertanyaan istrinya. Sedangkan Bibi Huang
sendiri terlihat sangat frustasi menunggu jawaban yang tak kunjung keluar dari
mulut suaminya. Dapat kulihat Paman Huang beberapa kali menarik nafas panjang
dan membuangnya kasar.
“Hah… Kau tahu bukan
bagaimana pekerjaanku yang mengharuskan untuk selalu bersikap professional
tanpa cacat sekalipun. Sangat sulit tapi itulah yang harus kulakukan,” ujar
Paman Huang menggantungkan ucapannya sementara Bibi Huang mengangguk
membenarkan ucapan suaminya
Memang apa sebenarnya
pekerjaan Paman Huang yang harus menjunjung tinggi profesionalitas? Lalu ada
hubungan apa sehingga harus membawa-bawa nama FIVE BLASTERS?
“Five Blasters berada
di bawah tanggung jawabku dan itu berarti dia sama denganku. Mereka adalah lima
remaja jenius yang dulu pernah aku ceritakan padamu,” lanjut Paman Huang yang
lagi-lagi menggantungkan kalimatnya
Kami berempat saling
bertatapan satu sama lain begitu menyadari satu hal. Kalau FIVE BLASTERS berada
di bawah tanggung jawab Paman Huang berarti ayah Wei Jin juga seorang anggota
FBI? Jadi FIVE BLASTERS itu nyata? Lalu dua gadis misterius yang selama ini
sedang kami cari informasinya secara diam-diam itu benar-benar anggota FBI?
Astaga, kenapa rumit sekali masalah ini. Kalau sudah berhubungan dengan FBI
berarti secara tidak langsung kita harus berhadapan dengan negara super power Amerika. Sungguh aku tidak
habis pikir kenapa dunia yang luas ini mendadak bisa menjadi sangat sempit?
“An Yu sedang ditangani
oleh Five Blasters secara langsung yang itu berarti dia tidak dalam keadaan
baik-baik saja,” Paman Huang kembali menggantung ucapannya sejenak untuk
melihat ekspresi dari Bibi Huang yang hanya diam saja seperti baru saja
mengalami amnesia karena tidak tahu dengan apa yang harus ia katakan ataupun
lakukan
“Putriku tidak
baik-baik saja? Bukankah kau atasan mereka? Seharusnya kau bisa memberitahu
untuk bersikap baik pada putrimu,” protes Bibi Huang yang sepertinya sudah
kembali dari alam bawah sadarnya
“Bukankah tadi aku
sudah bilang bahkan kau juga tahu kalau pekerjaan ini harus menjunjung tinggi
profesionalitas? Itulah yang mereka lakukan. Tidakkah kau tahu bagaimana rasanya
menjadi mereka? Bagaimana rasanya menjadi orang-orang seperti kami yang harus
mengorbankan perasaan demi hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kami lakukan?”
gertak Paman Huang pada istrinya karena bisa kulihat ia mulai kesal dengan apa
yang diucapkan oleh Bibi Huang barusan
“Duibuqi. Aku terlalu takut menerima kenyataan kalau putriku tidak
baik-baik saja. Tolong jelaskan apa sebenarnya maksud dari ucapanmu yang
mengatakan An Yu ‘tidak baik-baik saja’ jika ditangani oleh Five Blasters?”
kini Bibi Huang terlihat berusaha menenangkan dirinya
“Ketika siapapun
ditangani langsung oleh Five Blaster maka keadaan mereka akan terlihat sangat
buruk. Bukan dari segi fisik yang tersiksa tapi mental karena proses
investigasi yang dilakukan Five Blaster berbeda. Aku sendiri sebagai atasannya
tidak mengerti dengan apa yang mereka lakukan pada para tahanannya di Invetigation
Room. Kami semua yang ada di kantor itu menjuluki tempat itu dengan
ruangan keramat. Mereka yang masuk dalam ruangan itu akan dihadapakan dengan sebuah
kata yaitu DIE. Berdasarkan info yang aku dapatkan mereka akan terus
dilontarkan berbagai pertanyaan hingga lelah menjawab dengan kebohongan yang
akhirnya membuat mereka menyerah hingga mengutarakan semua kebenarannya,” jelas
Paman Huang yang masih menyisakan berbagai pertanyaan dalam otakku
Pasti belum semua ia
jelaskan pada istrinya dan aku harap Bibi Huang mengajukan pertanyaan lagi yang
bisa membuat rasa penasaranku hilang walaupun tidak sepenuhnya. Jadi sekeren
itukanh FIVE BLASTERS? Tak bisa kubayangkan hanya dengan pertanyaan-pertanyaan
membuat orang berhadapan dengan kata DIE.
“Jadi maksudmu dengan
profesionalitas juga harus mengorbankan mental putri kita? Kenapa ia harus
mengalami hal seperti ini?” isakan terdengar dari bibir Bibi Huang
“Semua karena ulahnya
sendiri. Andai saja ia tidak bergabung dengan mafia kelas kakap yang sedang
menjadi incaran kami. Kau tahu? Jika kami tidak memerintahkan Five Blasters
untuk turun langsung untuk menangkap mafia itu dan seluruh anak buahnya mungkin
saja kita sudah tidak bisa bertemu lagi hingga sekarang karena seluruh dunia
ini akan mati keracunan gas. Mereka benar-benar remaja tangguh dan patut untuk
dibanggakan. Disaat anak-anak seusia mereka sedang menikmati masa-masa remaja
bersama teman-teman sebayanya tapi mereka sudah harus dihadapkan dengan
berbagai kasus berat untuk melindungi dunia yang mengharuskan mereka kehilangan
masa-masa itu. Kelima remaja jenius itu bahkan sudah lulus dari Harvard University saat umur mereka
sekitar 12 tahun dan bergabung dengan FBI saat umur 10 tahun dimana mereka baru
saja lulus Senior High School. Bisa
kau bayangkan bagaimana mereka harus melakukan ini semua diumur yang baru saja
memasuki remaja?” jawab Paman Huang yang secara tidak langsung memberitahukan
sebuah informasi lebih mengejutkan lagi bagiku dan yang pasti juga pada ketiga
sahabatku ini
“Aku benar-benar tidak
tahu kalau ternyata mereka harus melakukan itu diusia belia tapi memang sangat
tidak habis pikir ada anak ajab seperti mereka,” sahut Bibi Huang yang sepertinya
sudah tenang setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari suaminya itu
“Yah, doakan saja agar
mental putri kita kuat dan bisa bertahan dengan pertanyaan-pertanyaan dari Five
Blasters. Jika An Yu lebih cepat menjawab dengan jujur dan menjelaskannya sedetail mungkin aku yakin ia pasti bisa
cepat lepas dari Five Blasters,” ujar Paman Huang seraya membawa Bibi Huang
dalam pelukannya
Setelah mereasa cukup
mendengar semuanya, kami memutuskan untuk segera menuju kamar Wei Jin dan
membahasnya disana. Sungguh kebenaran yang sangat luar biasa kami peroleh hari
ini.
“Jadi apa yang terjadi
sebenarnya sebelum kami datang?” tanyaku pada Wei Jin yang baru saja mengunci
pintu kamarnya kemudian duduk di sofa
“Tadi saat aku turun
mengambil minuman di dapur tanpa sengaja aku mendengar percakapan ayah dan ibu
di kamarnya yang membahas tentang An Yu. Karena penasaran membuatku
memberanikan diri untuk mengintip dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
Kemudian ayah menelpon seseorang dan setelah telpon dimatikan itulah yang
terjadi tepat pada saat kalian datang,” jelas Wei Jin yang cukup menjawab
pertanyaanku
“Aku benar-benar tidak
menyangka gadis polos seperti An Yu terlibat dalam kasus seperti ini,” komentar
Ming Jie sambil merapikan rambutnya di depan cermin kamar Wei Jin
“Lalu apa rencana kita
selanjutnya? Bukankah mereka juga sedang mencari tahu tentang hal ini?” tanya
Zi Hong yang secara tidak langsung melibatkan rival kami dalam pembicaraan kali
ini
“Ya kau benar, mungkin
kita bisa memanfaatkan mereka untuk mendapat lebih banyak informasi,” sahutku
menanggapi ucapan Zi Hong
Elina
Lau POV
Washington,
United States - Federal Bureau of
Investigation (FBI)
Hari ini adalah
investigasi kedua kami terhadap Huang An Yu sejak seminggu yang lalu dan
bertepatan juga dengan kedatangan Mr.Huang sesuai yang dikatakannya terakhir
lewat telpon pada Fabien. Walaupun sudah diberi lampu hijau tapi rasanya tetap
aneh ketika kami harus dihadapkan oleh seseorang yang sangat kami hargai dengan
suatu sikap profesionalitas.
“Semua siap?” tanyaku
pada yang lain, mereka hanya menjawab dengan anggukan malas yang pasti sama
denganku
Apapun yang terjadi
nantinya dan siapapun dia sebenarnya memang untuk orang-orang yang pekerjaannya
seperti kami dituntut untuk menjunjung tinggi kredibilitas dalam bekerja. Siap
ataupun tidak? Inilah kami, lima remaja yang selalu dihadapkan dengan berbagai
macam situasi sulit yang harus bisa kami selesaikan dengan baik.
Profesionalisme dan integritas. Ya, itulah yang paling penting.
Baru saja keluar dari ruangan kebanggaan kami
yang dengan jelas di pintu bertuliskan nama FIVE BLASTERS dan bermaksud untuk
menuju Investigation Room. Seseorang yang sangat berpengaruh terhadap
kinerja kami muncul tiba-tiba. Mr. Huang ternyata baru saja tiba di kantor dan sepertinya
memang ingin bertemu dengan kami.
“Kalian akan melakukan
investigasi lagi?” tanya Mr. Huang pada kami
“Yah, masih ada hal
penting yang kami butuhkan dari putri anda dan jawabannya nanti jika memang
benar akan menjadi kunci dari gembok yang harus kita buka setelah tertutup
rapat selama ini,” jawab Fabien tanpa mengurang rasa hormat sedikitpun pada
pria berumur 48 tahun yang ada dihadapan kami saat ini
“I’m sorry Mr. Huang but this
our jobs,” ujarku merasa tidak enak juga karena kami harus bersikap
professional
“It’s okay. I understand and keep spirit!” sahutnya memberi semangat
seperti biasa. “Oh ya, jangan terlalu dipikirkan kalau dia putriku. Cukup
pertahankan profesionalisme dan integritas kalian maka itu sudah membuatku
senang. Aku serahkan dia pada kalian!” lanjutnya setelah menepuk pundak Fabien
kemudian pergi menuju ruangannya
Kami sangat tahu
walaupun Mr. Huang mengatakan seperti itu tapi dia tetaplah seorang ayah yang
pasti akan sedih ketika menghadapi kenyataan jika putrinya sekarang sedang
terlibat dalam kasus berat seperti ini. Namun, tak ada yang bisa dilakukan
selain tetap bersikap professional seperti yang dikatakannya karena memang hal
itulah yang membuat kami bisa masuk dan bekerja di tempat ini.
“Never mind! We still have to run task now,” ujar Dean mengingatkan
kami yang masih diam saja di tempat
“Yah, keep spirit!” seru Alexia menyemangati
Akhirnya disinilah kami
sekarang berhadapan dengan seorang gadis yang umurnya mungkin setahun lebih tua
dari kami. Kenapa kami mengatakan lebih tua karena memang umur kami baru 17
tahun sekarang. Yah, tentu saja demi menjaga kerahasiaan dengan baik kami juga
harus memalsukan umur saat menjalani misi di Taiwan beberapa waktu lalu. An Yu jiejie terlihat tetap tenang sama
seperti keadaannya saat pertama kali kami lakukan investigasi.
“Are you ready Miss Huang?” tanya In Deok yang tidak ditanggapi sama
sekali oleh An Yu jiejie. “Can we start now?” merasa tak mendapat
jawaban membuat In Deok kesal dan bertanya lagi dengan nada lebih tinggi dan
penuh penekanan
“Up to you!” jawab An Yu jiejie
singkat dan ketus
Menyebalkan sekali
sikapnya ini, lihatlah Huang An Yu! Aku yakin kau tidak akan bisa berbicara
seperti itu lagi ppada kami selama proses investigasi ini berlangsung. Seemua
keadaan akan berbalik padamu apalagi setelah kami mendapat lampu hijau dari
ayahmu. Awalnya memang kami cukup mencoba
untuk bersabar menghadapi gadis sepertimu tapi sepertinya itu keputusan
yang salah dan tak akan ada ampun lagi.
“Oke kita mulai, harap
kerjasama anda Miss Huang!” pinta Alexia dengan seringaiannya yang sudah bisa
kami ketahui bagaimana akhir dari investigasi ini nanti
Sebelum mulai
investigasi seperti biasanya kami akan melakukan sesuatu yang pastinya bisa
membuat orang-orang sepertinya harus mau menjawab dengan jujur. Jika mereka mau
menjawab dengan benar semua pertanyaan maka bisa dipastikan tak ada yang
nemanya berhadapan dengan DIE, but it depends on your option.
“What would you choose?” tanyaku pada An Yu jiejie yang terlihat ragu dan gugup dengan pilihan yang kami
berikan
Tahukah apa pilihan
yang kami berikan? Semua tentang orang-orang yang menjadi tahanan kami tentu
saja data lengkap tentang dirinya sudah kami miliki jadi yang perlu mereka
lakukan hanyalah memilih. Menjawab dengan jujur atau sesuatu yang sangat
dirahasiakan secara pribadi mungkin saja akan terbongkar? Bagaimana jika
orang-orang mengetahui bahwa putri dari seorang Kepala Bagian Penyelidikan FBI
yang sangat dihormati ternyata tidak bisa menjaga harta paling berharganya
sendiri sebagai seorang gadis? Bahkan ia menyerahkan mahkotanya secara sukarela
pada putra dari mantan bos mafianya.
Itulah yang terjadi
pada Huang An Yu, gadis bodoh yang buta dan akhirnya terbius hanya karena
rayuan seorang pria. Namun, An Yu tetaplah seorang putri yang tidak akan tega
melihat karir ayahnya sendiri hancur karena perbuatannya itu.
“Kalian! Shit!”
umpatnya yang hanya bisa kami balas dengan seringaian
“Hanya perlu menjawab
pertanyaan kami maka rahasiamu tidak akan terbongkar,” ujar Dean yang terdengar
lebih pada nada perintah
“Atau kau memang ingin
keluargamu tahu tentang kenyataan ini? Oh aku lupa memberitahumu kalau Mr.
Huang Xiao Ming baru saja kembali ke kantor dan itu artinya kalian berada dalam
satu gedung yang sama bukan?” ancam Alexia
“First question for you Miss Huang! Dimana kami bisa menemukan
gudang senjata mereka?” tanya Fabien yang langsung mengarah pada
pertanyaan-pertanyaan berat karena hal-hal ringan sudah kami ketahui
“Auxerre, France!” jawabnya singkat tapi sayangnya bukan itu yang
kami mau
“Lebih lengkap Miss
Huang!” gertak Fabien
“Aish! kalian bisa
mencarinya dekat Cityvox, sebuah
gedung yang paling berbeda jenis bangunannya,” jelasnya dan kurasa cukup
“Next question! Dimana casino yang
biasa menjadi tempat singgah mereka? Aku harap kau menjawab dengan benar Miss
Huang karena kami sangat mengetahui seberapa banyaknya casino milik Clinton Family,”
perintah Fabien dengan tatapan menyelidiknya
Sangat terlihat An Yu jiejie sedang berpikir untuk menjawab pertanyaan
ini dan itu semakin menguatkan dugaan kami kalau casino itu merupakan markas besar kedua dari Robbert Clinton itu. “Las Vegas,” gumam An Yu jiejie sangat pelan menyebutkan nama sebuah kota yang sangat ku ketahui sebagai pusat
dari tempat-tempat seperti itu
Berbagai pertanyaan
terus saja kami lontarkan dan saatnya yang mungkin cukup menegangkan bagi
mereka para tahanan kami dimana secara tidak langsung akan menjadi pengkhianat
untuk mantas bos mereka. Inilah yang disebut sebuah pertanyaan yang berhadapan
dengan satu kata DIE.
“Last question Miss Huang! Where
their headquarter?” inilah pertanyaan terakhir yang harus dijawab.
Markas besar? Yah semua
mafia memiliki banyak markas di berbagai negara tapi hanya satu markas besar
mereka dan itulah yang harus kami ketahui. Terlihat jelas keraguan dari
wajahnya untuk menjawab pertanyaan ini.
“Hmm… Jika aku tidak
menjawab pertanyaan ini apa yang akan kalian lakukan?” tanyanya balik yang
hanya akan mengundang tawa kami untuk meledak
“Oh ayolah, tanpa kami
jawab pun kau juga sudah tahu apa konsekuensinya bukan? Jadi itu terserah kau
saja! Selama pertanyaan terakhir belum dijawab maka perjanjian awal masih tetap
berlaku,” sahut In Deok menampilkan evil
smirk-nya
“Argghhh… Kenapa kalian
tidak membunuhku saja sekalian? Damned!
The headquarter in McLean! Kalian
puas, hah? Shit!” ia terus saja
mengumpat setelah mengatakan hal memang kami tunggu-tunggu
“Wait! McLean? Central Intelligence Agency (CIA), right?” gumam
Alexia yang bertanya entah pada siapa di ruangan ini
Ah, benar yang
dikatakan Alexia. Bukankah McLean itu markas CIA? Jadi selama ini mereka
bersembunyi di perut harimau? Astaga! Ternyata benar sekali peribahasa zaman
dulu yang mengatakan kalau lebih aman sembunyi di perut harimau daripada di
tempat lain. Siapa yang menyangka tempat paling berbahaya tapi sebenarnya
itulah tempat paling aman?
“Thanks for information Miss Huang. Sampai jumpa di pertemuan kita
selanjutnya karena kami harus membuktikan ucapanmu terlebih dahulu jadi jangan
pernah berpikiran untuk melakukan hal-hal aneh karena semua akan sia-sia saja,”
ujarku memberi peringatan seraya keluar dari Investigation Room beserta
yang lainnya dan kembali ke ruangan kami
Author
POV
Mungkin seminggu waktu
yang sudah lebih dari cukup untuk seorang Wang Da Dong mengambil keputusan
terbaik. Yah, disinilah mereka sekarang ruang music tempat pertemuan Fahrenheit
dengan seorang gadis bernama Yang Cheng Lin untuk membahas penawaran yang
diberikan oleh gadis itu.
Kreettt…
Suara pintu terbuka
membuat keempat pria yang tadinya sedang asyik mengobrol harus mengalihkan
perhatian mereka pada pintu tersebut. Dari sana tampaklah seorang gadis muncul
dengan nafas tak beraturan dan penampilan sedikit berantakan.
“Maaf aku terlambat,”
ujar gadis itu yang tak lain adalah Cheng Lin
“Apa alasanmu?” tanya
Yi Ru ketus tapi rasa ingin tahunya tetap tinggi
“Ehm tadi aku harus
mencari alasan terlebih dahulu untuk pergi dari teman-temanku,” jawabnya masih
sambil mengatur nafas
“Baiklah, alasanmu
diterima! Jadi sekarang kita langsung pada inti masalahnya saja. Kami sudah
setuju dengan penawaranmu waktu itu dan Wang Da Dong lah yang akan menjadi
kekasihmu,” ujar Chun
“Zhende ma?” tanya Cheng Lin meyakinkan kalau yang didengarnya
barusan benar dan seketika matanya berbinar ketika melihat Da Dong
menganggukkan kepalanya. “Yeay!” serunya
“Kami menunggu
kinerjamu Yang Cheng Lin xiaojie,”
ujar Ya Lun to the point
“Aish! Tidak bisakah
membiarkanku merasakan kabahagiaan ini sebentar dulu saja? Menyebalkan!” gerutu
Cheng Lin. “Baiklah, kalian cukup katakan padaku situs apa kalian inginkan?”
tanya Cheng Lin langsung merubah ekspresi cerianya menjadi serius
“FBI!” jawab keempat
pria itu dengan kompaknya
“What?” pekik Cheng Lin tak percaya dengan apa yang baru didengarnya
Gila! Cukup satu kata
untuk melambangkan otak dari pria-pria tampan yang berada dihadapannya saat
ini. Menyusup ke situs FBI? Hei, kita semua tahu bukan bagaimana FBI yang
sangat menjaga kerahasiaannya? Dan sekarang seorang gadis berumur 18 tahun
harus menjelajahi situs keramat itu?
>>> To be continue....
No comments:
Post a Comment