Title:: Autumn Perfection
Author:: TaraChun
Cast:: Wu
Chun as Wu Chun
You
(fangirl) as Zhuo Tian Shi
Luo
Hong Zheng (SpeXial) as Luo Hong Zheng
Other Cast:: all member Fahrenheit, SpeXial, dll
Genre:: Friendship, Thriller, Romance *dikit*
Length:: Twoshoot or Threeshoot *tergantung mood
authornya*
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Tian
Shi POV
Dari kejauhan aku
melihat sosok punggung seseorang yang sangat familiar dan sepertinya memang
benar dialah pemilik punggung ini. Aku benar-benar merindukannya, jarak kami
semakin dekat. Sepertinya ia menyadari kedatangan kami, perlahan tapi pasti
tubuhnya berbalik sempurna ke arah kedatangan kami seraya tersenyum dan
melambai-lambaikan tangannya.
“Sudah lama tak
bertemu, apa kalian tidak merindukanku ehm?” tanya pria ini sambil merentangkan
tangannya dan masih tersenyum
Aish, pria ini selalu
saja tersenyum seperti itu membuatku dan Xiao Xun akhirnya menyerah juga. Kami
berdua langsung menghambur ke pelukannya. Pria ini memang berbeda dari Xiao Yu
dan Tatsuo-kun yang memiliki wajah
imut, ia lebih menjurus ke sosok tampan. Bukankah kami berdua beruntung berada
di antara tiga pria yang digilai wanita seperti mereka? Yah, kemanapun kami
berlima pergi pasti selalu menjadi pusat perhatian tiap wanita yang mengagumi
sosok ketiga pria ini.
“Bagaimana Korea?”
tanya Xiao Xun padanya
“Bisa pulang ke kampung
halaman sendiri tentu menyenangkan,” jawabnya
“Kalian beruntung bisa
pulang ke kampung halaman sendiri sementara kami berdua yang wanita harus
menahan kerinduan pada kampung halaman sendiri,” keluhku manja
“Hei, kenapa kau jadi
manja seperti ini lagi? Ingatlah kita masih bertugas disini,” tegur Xiao Yu
padaku yang memang seharusnya aku tidak bersikap manja seperti ini tapi tidak
ada salahnya bukan?
“Aish, bisakah kali ini
saja biarkan kami berdua bersikap sewajarnya? Akting itu benar-benar melelahkan
apalagi selama empat tahun seperti ini,” ujar Xiao Xun yang juga sama denganku
Yah, sebenarnya aku dan
Xiao Xun memang selalu bersikap manja seperti ini pada orang-orang terdekat
kami tapi karena selama empat tahun bertugas jadi kami harus berakting yang
sangat berlawanan dengan sifat kami sebenarnya. Tapi walaupun manja tetap saja
kami harus professional saat bertugas dan tentu saja harus serius data
menghadapi lawan.
“Terserah kalian saja!
Lebih baik sekarang kita bersenang-senang dulu,” ajak Tatsuo-kun
Akhirnya kami
jalan-jalan berkeliling taman ini, menikmati indahnya warna-warni daun maple di
sepanjang jalan. Bukankah musim gugur tahun ini sangat sempurna? Aku bisa
berkumpul dengan sahabat-sahabatku lagi setelah dua tahun berpisah dan
sepertinya sebentar lagi misiku akan berakhir sebelum akhir musim gugur ini.
Benar-benar sempurna!
“Oh ya Ren De, apa
benar kau yang sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu?” tanya Xiao Yu
pada pria tampan keturunan Korea ini
“Begitulah tapi tidak
banyak juga info yang aku dapatkan tentangnya karena memang gadis ini cukup
cerdik untuk menutupi identitasnya,” jawab Ren De dan kami hanya mengangguk
menanggapinya
Cukup beberapa jam
sudah jalan-jalan di Yamingshan dan sekarang saatnya untuk kembali serius. Kami
berlima masuk ke mobil yang tadi memang kami gunakan untuk menjemput kedua pria
ini. Sekarang Xiao Yu sudah melajukan mobil ini menuju ke suatu tempat yang ia
bilang selama beberapa waktu hingga misi ini selesai kami akan menjadikan
tempat itu nantinya sebagai tempat rapat dari FIVE BLASTERS.
Dalam waktu lima belas
menit kami sudah tiba di tempat yang Xiao Yu katakan tapi sepertinya ini
bukanlah tempat khusus seperti yang aku pikirkan sebelumnya karena sekarang
kami berada di Kantor Pusat Kepolisian Taipei. Begitu masuk ke dalam,
orang-orang yang kami tahu mereka adalah polisi menatap aneh pada kami. Mungkin
mereka bingung karena ada anak-anak remaja seperti kami masuk ke kantor polisi
dengan pakaian yang bisa dibilang mungkin kurang sopan untuk masuk ke tempat
seperti ini tapi sudahlah lagipula di New York tiap masuk kantor kami biasa
saja kalau memakai pakaian seperti ini karena memang misi kami mengharuskan
untuk selalu menyamar jadi tidak perlu berpakaian formal.
“Ada yang bisa kami
bantu?” tanya salah seorang polisi yang sedang duduk santai ketika kami
menghampirinya. Astaga, kenapa ada polisi yang tidak professional seperti ini
ya?
“Kami ingin bertemu
dengan Jenderal Zhao You Ting,” sahut Xiao Yu
“Apa kalian sudah
memiliki janji sebelumnya? Kami tidak bisa sembarangan membiarkan orang untuk
bertemu Jenderal Zhao jika tidak berkepentingan,” ujar polisi itu lagi yang
sepertinya mencurigai kami
Cih! Apa dia tidak tahu
siapa kami sebenarnya? Menyebalkan sekali polisi ini padahal kalau sampai dia
tahu siapa kami pasti akan langsung membiarkan kami masuk. Sepertinya Jenderal
Zhao belum memberitahukan bawahannya kalau kami akan datang.
“Apa Jenderal Zhao ada
di tempat saat ini? Anda bisa mengatakan pada beliau kalau FIVE BLASTERS sudah
datang,” ujar Xiao Yu yang sepertinya mulai kesal juga menghadapi polisi
seperti ini
“Baiklah, silahkan
tunggu sebentar! Saya akan memberitahu Jenderal dulu, permisi!” polisi itu pun
berlalu dari hadapan kami
Hanya lima menit
menunggu, polisi tadi datang bersama seorang pria berbintang empat pada
pakaiannya yang bisa kupastikan kalau dialah Jenderal Zhao itu. Bisa dibilang
Jenderal Zhao ini tampan juga, ternyata dia masih muda mungkin umurnya sekitar
dua puluh lima tahun tapi hebat juga sudah bisa menjadi Jenderal.
“Maaf membiarkan kalian
menunggu, harusnya kami menyambut kedatangan kalian dengan baik dan maaf juga
atas kelakuan bawahan saya yang kurang sopan,” ujarnya sambil menundukkan
kepala sejenak kemudian tersenyum
“Tidak perlu sungkan
Jenderal, mungkin memang kami juga yang salah karena datang mendadak tanpa
memberitahu sebelumnya,” balas Xiao Yu tersenyum begitupula denganku dan yang
lainnya
“Mari saya antar ke
ruangan kalian!” ajaknya
Bisa terlihat dari ekor
mataku tatapan aneh masih mengarah pada kami, sepertinya mereka bingung karena
Jenderal mereka sangat hormat pada kami. Sebenarnya wajar saja karena memang
kami baru kali ini datang kesini dan nama FIVE BLASTERS pun hanya orang-orang
tertentu saja yang tahu. Sepertinya Jenderal Zhao menyadari tatapan-tatapan
aneh dari para bawahannya sehingga baru beberapa langkah berjalan beliau
langsung berhenti.
“Perhatian semuanya!”
perintah Jenderal Zhao dengan tegas. “Mulai hari ini dan beberapa waktu ke
depan FIVE BLASTERS akan sering kesini jadi harap kalian bisa menjaga sikap dan
menghargai mereka dengan baik. Sebelumnya saya ingin memberitahu kalau kelima
remaja ini adalah agen atau detective khusus yang dikirim oleh FBI dalam sebuah
misi penyelamatan dunia. Jadi saya harap selama mereka sedang bekerja jangan
ada yang mengganggu mereka ataupun berani masuk ke ruangan yang khusus sudah
disediakan untuk FIVE BLASTERS. Mengerti?” jelas Jenderal Zhao penuh wibawa
“SIAP JENDERAL!” jawab
polisi-polisi itu dengan kompaknya
Akhirnya kami memasuki
ruangan yang memang khusus disediakan bagi kami dan di depan pintu pun sudah
tertulis nama FIVE BLASTERS. Kami langsung masuk ke ruangan itu dan Jenderal
Zhao pun pamit untuk kembali ke ruangannya. Begitu berada di dalam, seperti
biasanya kami akan memasang beberapa peralatan khusus dalam ruangan ini karena
walaupun dalam lingkungan kepolisian tetap tak bisa dipungkiri pasti ada
orang-orang yang tidak bisa dipercaya. Setelah selesai dengan semua itu kami
langsung masuk ke topik yang memang sudah direncanakan untuk kami bahas.
“Jadi siapa Anne Huang
itu?” tanyaku pada Ren De
“Sepertinya kau sudah
tidak sabar sekali Elina,” sahut Ren De.
Sudah dua tahun ini aku
tidak pernah mendengar seseorang memanggil nama asliku lagi. Sejak misi ini,
aku selalu saja memakai nama Zhuo Tian Shi dan sekarang rasanya aku sungguh
merindukan sosok Elina Lau pada diriku sendiri. Yah, tiap kali kami sudah
lengkap berkumpul maka tak ada lagi yang memakan nama samaran.
“Baiklah Hwang In Deok
cepat jelaskan pada kami!” pinta Alexia Hsu yang biasa menggunakan nama Xiao
Xun selama ini
“Selama dua tahun ini
aku mengikutinya di Korea dengan identitas Anne Hwang, marganya sama denganku.
Sebenarnya ia bernama Huang An Yu dan mempunyai seorang kakak laki-laki bernama
Huang Wei Jin,” jelas In Deok
“Huang Wei Jin?
SpeXial?” Fabien Li yang biasa dikenal bernama Xiao Yu mengerutkan keningnya
dan melirik ke arahku dan Alexia dengan maksud bertanya apakah mereka orang
yang sama?
“Mungkin,” jawabku dan
Alexia bersamaan
“Kalian kenal SpeXial?”
tanya In Deok pada kami bertiga
“Begitulah, jadi benar
Huang Wei Jin yang kau maksudkan itu anggota geng SpeXial?” balas Alexia yang
dijawab anggukan oleh In Deok
“Lalu apa yang
dilakukan gadis itu di Korea?” tanya Fabien
“Menurut penelitianku,
Anne adalah pemimpin sebuah misi dari kelompok itu di Korea. Sepertinya mereka
sedang mencari sesuatu untuk menyempurnakan rencana mereka tapi mungkin tidak
semudah itu karena pemimpin mereka meminta Anne kembali ke Taiwan untuk
mengawasi kita. Sepertinya orang-orang itu sedang mencari tahu tentang kita.
Sekarang yang harus kita lakukan adalah terus menjaga keluarga Professor Wu
sampai semuanya benar-benar selesai karena menurutku Anne adalah gadis yang
cukup berbahaya. Kita harus lebih waspada lagi apalagi jika sudah mencium
sesuatu yang mencurigakan jangan pernah ragu untuk bertindak,” jelas In Deok
yang membuatku dan yang lainnya hanya mengangguk tanda mengerti
“Oh ya Dean, bagaimana
dengan Wu Ying Jie? Apa gadis itu merepotkanmu seperti kakaknya?” tanyaku pada
Dean Fujioka yang lebih dikenal dengan nama Tatsuo
“Dia gadis yang manis
dan cukup penurut jadi tidak merepotkanku karena memang gadis ini sangat
menghormatiku sebagai seniornya. Jujur saja pada awalnya memang semua baik-baik
saja tapi beberapa hari yang lalu terjadi suatu kesalahan saat aku bicara,”
ujar Dean yang membuat kami langsung menatap penuh selidik padanya
“Apa maksudmu?” tanyaku
lagi
“Saat dia mengatakan
akan kembali ke Taiwan aku cukup bingung mencari alasan agar bisa ikut
bersamanya kesini. Jadi tanpa disengaja aku mengatakan kalau ingin bertemu
dengan sahabat-sahabatku di Taiwan. Gadis ini cukup cerewet dan terlalu banyak
bertanya hingg membuatku tanpa disengaja mengatakan kalau di Taiwan aku punya
geng bernama FIVE BLASTERS,” jelasnya dengan penuh rasa bersalah
“Aish kau ini!
Bagaimana kalau sampai dia cerita pada kakaknya atau mungkin Fahrenheit
sekaligus?” Alexia terlihat cukup kesal dengan kecerobohan Dean
“Sudahlah, jangan
dibahas tentang itu dulu! Jadi bagaimana penelitian dari Professor Wu?” tanya
In Deok pada kami bertiga
“Kemarin Professor
bilang sudah mencapai 94% jadi sedikit lagi misi kita akan berakhir dan dunia
bisa selamat dari orang-orang tidak bertanggungjawab yang ingin memanfaatkan
Petroleum demi kepentingan kelompoknya. Jika chip yang kita dapatkan saat itu
yang berisi tentang perencanaan mereka berhasil direbut lagi maka penelitian
dari Professor Wu selama ini akan sia-sia saja dan kemungkinan terburuknya kita
tahu sendiri bukan? Dunia akan hancur karena masyarakat keracunan gas-gas itu
apalagi kalau hasil penelitian Professor Wu berhasil mereka rebut dan
digabungkan dengan perencanaan itu maka tak akan ada kesempatan bagi kita lagi
untuk menghirup udara segar,” jelas Fabien panjang lebar
Sebenarnya saat ini
Professor Wu bersama Professor dari American Petroleum Institute (API) sedang
melakukan penelitian bagaimana cara merubah perencanaan mafia itu yang memang
sudah cukup sempurna untuk menghancurkan dunia menjadi bisa sangat berguna bagi
seluruh manusia di bumi ini. Jadi sebenarnya misi FIVE BLASTERS kali ini
berbeda dari biasanya dimana kami harus menyelidiki suatu kasus tapi kali ini
kami benar-benar harus melindungi Professor Wu beserta keluarganya dari ancaman
mafia itu.
Tak terasa waktu
berjalan begitu cepat dan mengharuskan kami untuk kembali ke tempat
masing-masing agar tidak menimbulkan kecurigaan dari beberapa pihak yang memang
tidak mengerti apa-apa. Besok kami akan mulai menjalani misi berlima lagi dalam
jarak yang dekat karena memang kami berada di satu negara.
Author
POV
“FIVE BLASTERS!?” seru
Fahrenheit dan SpeXial dari dua tempat yang berbeda
Akhirnya kedua kelompok
itu mengetahui siapa kedua gadis itu sebenarnya tapi mereka masih tidak
mengerti atau mungkin tidak percaya dengan nama FIVE BLASTERS itu sendiri.
Sepulang dari bandara
Wu Chun langsung mengajak Ying Jie pulang ke rumah bersama dengan Fahrenheit.
Dari awal Wu Chun memang sudah merencanakan untuk mencari tahu tentang kedua
gadis itu dari adiknya. Sampai akhirnya Wu Ying Jie yang polos itu tanpa
mengetahui maksud dari kakaknya, ia pun menceritakan semua pengalamannya
bersama Dean Fujioka di Jepang. Saat menceritakan tentang kedatangan Dean ke
Taiwan karena ingin bertemu sahabat-sahabatnya membuat Fahrenheit terutama Wu
Chun semakin antusias. Gadis itu bercerita kalau Tatsuo senpai nya memiliki sebuah geng di Taiwan bernama FIVE BLASTERS.
Begitu pula dengan
SpeXial yang ternyata sudah mengikuti Tian Shi, Xiao Xun, dan Xiao Yu sejak
dari NTU sampai ke bandara menjemput seorang pria Jepang kemudian ke Yamingshan
bertemu seorang pria Korea dan jalan-jalan disana hingga mereka ke kantor
polisi. Keempat pria dari geng SpeXial itu cukup terkejut saat melihat seorang
Jenderal polisi sangat menghormati kelima orang itu dan menyebut nama kelompok
mereka dengan FIVE BLASTERS. Sebelumnya SpeXial memang membayar seseorang untuk
menceritakan apa saja yang terjadi di auditorium itu karena mereka tidak
mungkin masuk ke NTU. Orang bayaran mereka ternyata merekam apa yang terjadi
selama di auditorium lalu menyerahkan pada SpeXial.
“Aku pulang!” seru Xiao
Yu begitu ia memasuki rumah Professor Wu
Di ruang keluarga, ia
melihat Fahrenheit dan Wu Ying Jie sedang asyik mengobrol sambil menonton
televisi. Sepertinya mereka mendengar suara Xiao Yu dan langsung melihat kea
rah suara tersebut.
“Eh? Bukankah kau
sahabat dan juga anggota dari geng Tatsuo senpai
kan?” tanya Ying Jie sedikit terkejut melihat Xiao Yu di rumahnya. “Kenapa
kau bisa ada disini?” tanyanya lagi yang hanya dibalas dengan senyuman oleh
Xiao Yu
“Kata ayah dia sepupu
kita dari Amerika yang sedang berlibur jadi untuk sementara waktu akan tinggal
disini,” jawab Chun yang dibalas anggukan mengerti dari Wu Ying Jie
“Ehm, namamu siapa?”
tanya Ying Jie lagi
“Namanya Xiao Yu,” sahut
Chun
“Aish, Chun ge, aku tidak bertanya padamu tapi
padanya,” ujar Ying Jie kesal
“Yah, namaku Xiao Yu
dan sedang liburan disini. Bicara tentang Tatsuo, kami memang teman baik sejak
kecil hingga sekarang,” jawabnya dengan senyuman. “Oh ya, aku permisi ke kamar
dulu ya!” lanjutnya seraya menuju ke kamar
“Shit! Sepertinya gadis
itu sudah menceritakan tentang kami pada Fahrenheit. Habislah kau Dean
Fujioka!” gerutu Xiao Yu setelah merebahkan dirinya di ranjang. “Aku yakin
mereka pasti sekarang sudah mulai mencurigai kami. Sudahlah, yang penting misi
kali ini harus tetap berjalan lancar,” lanjutnya seraya memejamkan mata dan
mulai terlelap
Wu
Chun POV
Sejak hari kepulangan
Wu Ying Jie dan pria Jepang bernama Tatsuo itu, aku sering sekali melihat pria
itu ke kampus untuk bertemu dengan Tian Shi dan Xiao Xun serta pria bernama
Xiao Yu yang kata ayah sepupuku dari Amerika. Ternyata mereka memang berlima
karena ada seorang pria lainnya yang aku dengar kalau dia orang Korea sering terlihat
bersama. Apakah FIVE BLASTERS benar-benar ada, maksudku apa mereka itu
benar-benar anggota FBI atau hanya geng biasa seperti Fahrenheit?
“Hei Chun, Yi Ru
sepertinya belakangan ini sifat kalian berubah ya? Kemana gadis-gadis yang
selalu kalian gonta-ganti setiap harinya? Apa jangan-jangan pamor kalian
sebagai playboy sudah mulai lenyap?” sindir Da Dong padaku dan Yi Ru yang
sedari tadi hanya melamun memikirkan sesuatu yang entahlah tak seharusnya
dipikirkan olehku
“Sepertinya aku mulai
tertarik untuk serius pada seseorang,” jawab Yi Ru tanpa sadar
“Serius? Benarkah
seorang playboy sepertimu bisa serius?” tanya Ya Lun seakan tak percaya dengan
yang dikatakan Yi Ru
Sebenarnya aku juga
mulai berpikiran sama dengan Yi Ru tapi entah kenapa rasanya aku masih tidak
percaya dengan diriku sendiri. Apakah aku benar-benar bisa serius menjalin
hubungan dengan wanita?
“Sepertinya kita harus
mulai latihan lagi,” gerutu Da Dong frustasi
Yah, sejak terpilihnya
kami untuk mengisi pertunjukan di hari ulang tahun kampus, aku dan yang lainnya
benar-benar ditekan oleh Xiao Yu itu untuk berlatih dengan sungguh-sungguh agar
tidak mengecewakan penonton katanya. Tapi jujur saja aku cukup senang sudah
terpilih dalam acara ini karena membuat hubunganku dan Tian Shi semakin dekat
apalagi dia sering main ke rumahku walaupun alasannya untuk bertemu Xiao Yu.
“Tian Shi!” panggilku,
ia pun menoleh. “Malam ini kau ada acara?” tanyaku to the point, aku berencana
ingin mengajaknya kencan
“Ehm, sepertinya tidak
ada. Memangnya kenapa?” ia balik bertanya padaku
“Aku ingin mengajakmu
dinner, jam tujuh malam nanti kujemput ya!” pintaku dan ia pun mengangguk
sambil tersenyum. Astaga, manis sekali gadis ini.
Sepertinya aku akan
semangat untuk menjalani hari ini. Semoga saja pria menyebalkan itu tidak
mengganggu acaraku lagi. Setiap kali aku ingin pergi dengan Tian Shi pasti saja
si leader SpeXial itu datang dan menghancurkan semuanya. Membuatku semakin
membencinya saja.
Kencan pertama kali
bersama Tian Shi entah kenapa membuatku sedikit gugup, tidak seperti biasanya.
Gadis ini memang benar-benar berbeda dengan fans-fans ataupun semua mantan
pacarku.
“Bersiaplah untuk
menjadi kekasihku mulai malam ini Zhuo Tian Shi,” gumamku
Bagaikan melihat
seorang bidadari, gadis yang sedang berjalan ke arahku ini benar-benar cantik
sekali. Penampilannya dengan gaun putih selutut dan rambut hitamnya yang biasa
di kuncir kuda kini tergerai dengan indahnya apalagi tanpa kacamata yang selama
beberapa tahun ini selalu menutupi mata indahnya. Sebelumnya memang sempat
beberapa kali aku melihat langsung dari jarak dekat mata indahnya dan
benar-benar membuatku terpesona.
“Apa penampilanku
aneh?” tanyanya yang ternyata sudah berada tepat di hadapanku
“Kau sangat cantik, ayo
masuk!” ajakku seraya membukakan pintu mobil untuknya
Selama dalam perjalanan
kami hanya diam sampai tiba di restoran pun tak ada yang mengeluarkan suara.
Setelah membukakan kembali pintu mobil dan ia pun turun, aku langsung mengapit
tangannya di lenganku lalu memasuki restoran. Bisa kulihat pandangan kagum para
pengunjung restoran ini melihat kami. Aku menarikkan tempat duduk untuknya dan
memesan makanan.
Kami menunggu selama
lima belas menit hingga akhirnya makanan datang. Masih tak ada suara diantara
kami bahkan aku sendiri bingung bagaimana harus menyatakan perasaanku padanya.
Gadis ini terlihat sangat anggun seperti seorang putri dari kalangan atas yang
sering aku jumpai tiap kali ikut ayah menghadiri acara-acara formal.
“Tian Shi,” panggilku
pada akhirnya, ia pun mendongakkan kepalanya menunggu apa yang akan kukatakan
selanjutnya. “Maukah kau menjadi kekasihku?” dapat kulihat ekspresi bingungnya
saat ini, ia menaikkan salah satu alisnya
“Kau serius?” tanyanya
balik dan aku hanya mengangguk. “Bukankah selama ini yang menjadi kekasihmu
adalah gadis-gadis cantik dan berkelas tidak sepertiku?” lanjutnya.
Aku sendiri tidak tahu
harus menjawab apa tapi memang yang ia katakan semuanya benar dan kenapa
sekarang aku meminta seorang gadis biasa sepertinya menjadi kekasihku? Karena
tidak mendengar jawaban dariku, ia pun kembali bicara.
“Baiklah, suatu
kehormatan bisa menjadi kekasih sehari dari seorang leader Fahrenheit dan
memang aku sudah lama menyukaimu jadi aku tidak akan menolak,” jawabnya tapi
entah kenapa membuatku merasa sedikit tidak nyaman dengan maksud dari ‘kekasih
sehari’ itu.
“Terima kasih sudah
menerimaku dan kau berhasil memecahkan rekor karena aku tidak akan menjadikanmu
sebagai ‘kekasih sehari’ seperti yang kau katakan karena memang kali ini aku
serius,” sahutku membuatnya lagi-lagi menaikkan salah satu alisnya. Gadis ini benar-benar
lucu saat kebingungan seperti ini
“Apa maksudmu?”
sepertinya ia sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya
“Jujur saja, aku sudah
mengincarmu sejak lama apalagi saat kutahu kalau ternyata kau juga kuliah di
NTU,” jawabku menggantung sejenak. “Kau sudah menolongku beberapa kali dan
membawaku ke rumah sakit tapi kenapa kau selalu menghilang tiba-tiba dan tak
pernah muncul lagi untuk menjengukku?” akhirnya aku meluapkan apa yang selama
ini selalu menghiasi pikiranku. “Saat aku menciummu di koridor kampus beberapa
waktu lalu, itu adalah pertama kalinya aku melihatmu berada di kampus yang sama
denganku dan membuatku sedikit lega karena akhirnya bisa menemukan malaikat
penyelamatku,” jelasku yang membuatnya membelalakkan mata seketika. “Butuh
waktu untuk memastikan kalau gadis itu adalah kau hingga jarak kita semakin
dekat dan aku yakin kalau itu benar-benar kau,” rasanya sekarang benar-benar
lega sudah mengungkapkan semuanya
Ia tersenyum mendengar
penjelasan dariku, senyum yang sangat manis tapi hanya sebentar kemudian
berubah lagi dengan ekspresi datarnya sambil mengatakan sesuatu yang membuatku
tidak mengerti maksudnya. “Semoga kau tidak menyesal dengan semua ini,” ujarnya
sambil tersenyum tipis
Author
POV
Sejak malam dimana Wu
Chun menjadikan Tian Shi sebagai kekasihnya membuat seisi kampus gempar, tentu
saja tidak percaya. Apalagi waktu pacaran mereka terbilang memecahkan rekor
dimana Wu Chun yang biasa hanya berpacaran sehari dengan seorang wanita tapi
dengan Tian Shi sudah hampir seminggu.
Bukan hanya anak-anak
kampus itu saja yang bingung, Tian Shi sendiri juga tidak mengerti dengan sikap
Wu Chun selama mereka pacaran berubah menjadi sangat manja. Hampir setiap hari
Tian Shi selalu bertanya pada Wu Chun kapan mereka akan putus? Karena memang Wu
Chun itu cepat bosan dan hanya bisa bertahan sehari dengan seorang wanita.
Namun, jawaban yang didapatkan Tian Shi selalu saja sama. ‘Kau tidak akan
pernah bisa pergi begitu saja dariku seperti dulu’ itulah kalimat yang selalu
dikatakan Wu Chun.
Hari ini merupakan hari
yang ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa-mahasiswi NTU dimana pria-pria
tampan yang tergabung dalam Fahrenheit akan menunjukkan kehebatan mereka dalam
berakting. Keempat pria itu pun memang terlihat sangat antusias tapi tiba-tiba
raut wajah mereka berubah ketika melihat beberapa orang yang datang. Saat ini
mereka sedang mengobrol dengan Tian Shi dan teman-temannya, siapa lagi kalau
bukan FIVE BLASTERS dan ada Wu Ying Jie juga disana yang ternyata sudah resmi
menjadi kekasih Ya Lun. Melihat keanehan raut wajah Fahrenheit membuat FIVE
BLASTERS dan Wu Ying Jie mengikuti arah pandang dari keempat pria tersebut.
“Baobei, kenapa kau mengajak mereka?” tanya Da Dong pada seorang
gadis yang datang bersama empat orang pria yang tak lain adalah rival mereka,
SpeXial.
Mendengar sebutan Da
Dong pada gadis itu sontak membuat mereka semua langsung menatap tajam Da Dong
meminta penjelasan. Seakan mengerti dengan tatapan-tatapan itu, ia pun
tersenyum seraya merangkul gadis itu.
“Kenalkan dia kekasih
baruku namanya Huang An Yu,” ujar Da Dong yang dibalas anggukan mengerti oleh
ketiga sahabatnya kemudian pandangan mereka mengarah pada keempat pria yang
ikut dengan An Yu ke kampus mereka
“Aku adalah adik dari
Huang Wei Jin dan kebetulan karena aku diundang kesini jadi sekalian mengajak
mereka. Apa kalian keberatan?” tanya An Yu dengan polosnya seakan tak mengerti
ada masalah antara Fahrenheit dengan SpeXial
Sementara FIVE BLASTERS
terus saja menatap tajam An Yu tapi itu tak berlangsung lama karena suara
cempreng seorang gadis menyadarkan mereka. Semuanya langsung menoleh pada Wu
Ying Jie yang baru saja mencairkan suasana tegang ini.
“Acaranya sebentar lagi
kan mau mulai, ayo masuk!” ajak Ying Jie sambil merengek seperti anak kecil
“Baiklah, ayo masuk!”
ajak Xiao Yu mempersilahkan semuanya masuk tak terkecuali SpeXial
Sejak kedatangan
SpeXial lebih tepatnya Hong Zheng ke NTU, Wu Chun tidak pernah melepaskan
genggamannya pada Tian Shi sedetik pun. Sampai akhirnya dengan terpaksa Wu Chun
harus melepas tangan kekasihnya itu karena acara akan segera dimulai yang
mengharuskannya melakukan persiapan di backstage.
“Jangan kemana-mana ya,
tunggu aku dan kau akan terpesona,” ujar Chun lalu mencium bibir Tian Shi
sekilas kemudian pergi ke backstage
“Xiao Xun, kuharap
setelah ini kau benar-benar mempertimbangkan pernyataanku kemarin,” pinta Yi Ru
pada gadis yang telah mengisi hatinya itu
Seluruh tamu undangan
sudah datang dan menempati tempat masing-masing termasuk Professor Wu yang
merupakan orang berpengaruh di NTU. Ia duduk ditemani oleh putrinya Wu Ying Jie
di barisan depan yang berbeda dengan FIVE BLASTERS karena mereka memang sengaja
melakukan itu untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Professor
berhati-hatilah! Apapun yang terjadi jangan beranjak dari tempat itu dan tetap
bersama dengan Wu Ying Jie. Anne Huang ada disini berarti tak menutup
kemungkinan kalau orang-orang itu juga ada disini. Mungkin mereka tahu kalau
kau sudah menyelesaikan dengan sempurna penelitian itu. Kami akan terus
mengawasimu jadi bersikaplah sewajarnya. Jangan membuat mereka curiga!
Terdengar suara Fabien
Li di telinga Professor Wu dan juga anggota FIVE BLASTERS lainnya karena memang
mereka sudah menggunakan alat khusus yang pastinya tidak akan disadari oleh
orang-orang awam. Benda khusus itu menempel menyerupai tahi lalat yang dipasang
tepat pada telinga mereka dengan posisi berbeda-beda.
Posisi FIVE BLASTERS
saat ini benar-benar berpencar dan terlihat sangat waspada dengan hal yang bisa
saja terjadi sewaktu-waktu. Fabien berada di backstage bersama para tokoh dalam pertunjukan hari ini untuk
mengawasi keadaan dari arah depan. Sementara Elina dan Alexia berada tepat
ditengah-tengah kursi penonton sedangkan Dean dan In Deok duduk di sudut
belakang yaitu Dean di sudut kanan dan In Deok di sudut kiri. Walaupun mereka
sudah dijaga ketat oleh pihak kepolisian Taiwan yang memang mahir dalam tiap
bidangnya tapi tetap kewaspadaan harus mereka tingkatkan.
Suara riuh tepuk tangan
dan teriakan histeris para penonton terdengar seiring dengan dimulainya pertunjukan
tersebut. Terlihat mereka sangat menikmatinya tapi berbeda dengan FIVE BLASTERS
yang harus menajamkan kelima indera mereka untuk mengantisipasi terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan.
“Mereka
mulai bergerak,” ujar Dean pelan seperti berbisik tapi tetap bisa di dengar
oleh teman-temannya yang lain serta Professor Wu setelah melihat Anne sedikit
melakukan gerakan mencurigakan seperti sedang melakukan instruksi
“Tenang
Professor!” pinta Xiao Yu begitu melihat reaksi Professor Wu sedikit gelisah.
“Ada berapa orang?” tanyanya
“Satu,
dua, tiga, empat, lima … dua belas orang,” jawab In Deok cepat dan meyakinkan
“Elina,
Alexia tetap fokus pada Professor dan terus tajamkan seluruh indera kalian,”
ujar Fabien memberi arahan “Dean perhatikan terus gerakan Anne, cari tahu
maksud dari gerakannya itu dan In Deok perhatikan gerak-gerik mencurigakan anak
buahnya itu. Aku akan memberitahu Jenderal Zhao untuk lebih memperketat
pengawasan di luar,” lanjutnya lagi
Mereka menuruti apa
yang diarahkan oleh Fabien Li karena memang untuk misi kali ini ia yang
ditunjuk sebagai leader. Namun, suasana tiba-tiba berubah jadi menakutkan
setelah suara seperti tembakan terdengar di luar gedung auditorium ini.
Pertunjukan pun tiba-tiba saja berhenti karena tokohnya sendiri berteriak histeris
dan ketakutan, siapa lagi kalau bukan Shao Han dan Fu Zhen sementara Fahrenheit
terlihat mencari-cari sesuatu di bagian penonton.
“Harap tenang semuanya,
tidak akan terjadi apa-apa pada kalian dan tetaplah berada dalam gedung ini!”
perintah Xiao Yu yang sebenarnya adalah Fabien Li. “Oh ya, Wu Chun bawa pergi
adikmu dari sini dan berlindung di backstage.
Professor biar kami yang urus,” lanjutnya
Tanpa banyak bertanya
lagi, Wu Chun hanya bisa mengikuti perintah Xiao Yu dan membawa Ying Jie ke backstage diikuti oleh Fahrenheit.
Sementara SpeXial terlihat bingung di tengah-tengah para penonton.
“Apa ini bagian dari
pertunjukan mereka?” tanya Ming Jie pada ketiga sahabatnya
“Entahlah!” jawab Hong
Zheng dan Zi Hong bersamaan
“Kemana An Yu?” tanya
Wei Jin panik tak melihat keberadaan adiknya
“Shit!
Kemana mereka?” gerutu Fabien tak melihat Anne dan anak buahnya
“Mereka
lari keluar gedung,” jawab Dean yang sedang berlari mengejar bersama dengan In
Deok
“Kalian
berdua jaga Professor disini, aku akan menyusul mereka,” perintah Fabien pada
Elina dan Alexia yang dijawab anggukan mantap oleh kedua gadis itu
Fabien segera menyusul
Dean dan In Deok keluar dari auditorium sedangkan Elina dan Alexia langsung
menuju tempat duduk Professor Wu tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Terlihat
dari ekor matanya ada seseorang yang melesatkan sebuah tembakan ke arah
Professor.
“Semuanya menunduk!”
teriak Elina yang diikuti oleh seluruh penghuni ruangan tersebut.
Terdengar suara
tembakan yang sangat keras di telinga mereka yang ternyata berasal dari pistol
yang dipegang oleh Elina untuk menembak orang itu dan tepat sasaran. Teriakan
histeris semakin keras terdengar membuat Alexia harus melesatkan sebuah peluru
ke atas untuk menhentikan teriakan itu. “DIAM!” teriaknya
“Kita harus segera
pergi Professor! Mereka akan baik-baik saja disini!” ajak Elina yang disetujui
oleh Alexia
Kedua gadis itu serta
Professor Wu beranjak dari duduknya tapi belum sempat ia keluar beberapa pria
bersenjata menghalang mereka. Dengan terpaksa, mereka memang harus melakukan
tindak kekerasan tanpa memperdulikan orang-orang yang memang sedang menonton
kejadian ini dengan ketakutan yang sudah memuncak.
“Biar aku saja!” ujar
Elina yang langsung menghajar pria-pria itu
Tanpa basa-basi lagi,
ia pun menghadiahkan beberapa pukulan dan tendengan keras pada pria-pria itu
yang juga dibantu oleh Alexia dengan pistol yang ada di tangannya saat ada
beberapa pria berusaha mengganggu permainan Elina. Mereka tanpa segan lagi
menghabisi orang-orang itu yang ternyata terus saja muncul menghadang mereka
yang ingin keluar dari auditorium.
Tak berapa lama
kemudian Fabien, Dean, dan In Deok kembali ke auditorium, mereka membantu kedua
gadis itu menghabisi musuh-musuhnya.
“Di luar sudah diurus
oleh Jenderal Zhao dan anak buahnya, lebih baik sekkarang juga kita segera
meninggalkan tempat ini dan menyerahkan hasil penelitian Professor demi menjaga
keamanan semuanya,” ajak Fabien setelah berhasil menghabisi lawan-lawannya
Mereka pun berlari dan
langsung memasuki mobil yang memang sudah disiapkan oleh Jenderal Zhao untuk
membawa mereka ke bandara. Mobil ini sudah dilindungi oleh lapisan anti peluru
sehingga keamanan Professor cukup terjamin.
Begitu tiba di bandara,
FIVE BLASTERS langsung mengajak Professor Wu masuk ke area lepas landas karena
memang disana sudah ada pesawat khusus yang dikirim langsung oleh FBI untuk
menjemput mereka.
“Maaf karena sudah
membuat acara hari ini jadi berantakan Professor,” ujar Elina begitu mereka
berada dalam pesawat
“Oh ayolah, aku tidak
menyalahkan kalian karena memang cepat atau lambat hal ini pasti terjadi tapi
aku sungguh tidak menyangka ternyata Anne memanfaatkan sahabat putraku untuk
menjalankan aksinya,” sahut Professor Wu setelah mendengar cerita dari Alexia
sebelumnya
“Ternyata gadis itu
memang benar-benar cerdik, beda sekali dengan kakaknya yang terlihat polos,” gerutu
Alexia
“Ehm, kira-kira
bagaimana dengan keluargaku?” tanya Professor Wu yang sangat jelas terlihat
raut khawatir di wajahnya
“Tenanglah Professor,
kami sudah minta bantuan Jenderal Zhao untuk melindungi mereka. Mungkin
sekarang keluargamu sudah berada di ruangan kami,” jawab Fabien berusaha
menenangkan Professor Wu
“Coba kita lihat saja
keadaan mereka sekarang kalau memang sudah berada di ruangan FIVE BLASTERS
berarti mereka aman,” saran Dean langsung disetujui oleh yang lainnya
Tanpa menunggu lebih
lama lagi, Fabien langsung menyambar laptopnya tapi sebelum itu ia memasang
alat khusus agar tidak mengganggu kinerja pesawat. Yah, sangat berbahaya bukan
jika menghidupkan alat elektronik di dalam pesawat?
Ternyata memang benar,
keluarga Professor Wu sekarang berada di ruangan FIVE BLASTERS bersama dengan
anggota Fahrenheit lainnya. Mereka memperhatikan seisi ruangan ini dengan penuh
rasa ingin tahu. Banyak benda-benda asing yang tak pernah mereka lihat
sebelumnya dan memang terlihat menakjubkan di mata mereka. Tak lama seseorang
yang tak lain adalah Jenderal Zhao masuk ke dalam ruangan itu.
“Maaf membuat kalian
menunggu lama,” ujarnya dengan senyum tipis
“Hmm, kenapa kami harus
dibawa kesini? Dan kemana ayahku?” tanya Chun
“Karena ruangan ini
adalah tempat teraman untuk kalian saat ini dan tenanglah Professor Wu akan
baik-baik saja bersama mereka,” sahut Jenderal Zhao menenangkan. “Oh ya, aku
harus mengingatkan satu hal pada anak-anak muda seperti kalian. Jangan
sembarangan memilih kekasih sebelum membuat kalian menyesal nantinya. Untung
saja sekarang gadis licik itu sudah berhasil kami lumpuhkan,” lanjutnya lagi
membuat Fahrenheit mengerutkan dahi mereka
“Gadis? Siapa?” tanya
keempat pria itu dengan kompaknya
“Anne Huang atau yang
baru kalian kenal bernama Huang An Yu, kekasih baru Wang Da Dong sejak beberapa
hari yang lalu,” jelasnya
“Memang apa yang bisa
dilakukan oleh gadis sepolos An Yu?” tanya Da Dong yang masih belum mencerna
dengan baik maksud perkataan Jenderal Zhao
“Gadis polos?
Sepertinya kau yang terlalu polos Wang Da Dong karena tidak menyadari kalau
sebenarnya dirimu sedang dimanfaatkan oleh gadis licik itu agar bisa masuk NTU
dan menghabisi Professor Wu,” jawabnya yang sontak membuat orang-orang dalam
ruangan tersebut membelalakkan mata mereka
“Apa maksudmu?” tanya
Ya Lun yang mulai penasaran
“Untuk masalah itu maaf
sekali aku tidak bisa memberitahu lebih jauh lagi karena memang aku tidak
memiliki hak lebih selain melindungi kalian sementara waktu hingga kondisi di
luar sana benar-benar aman,” ujar Jenderal Zhao, terlihat raut kekecewaan dari
orang-orang itu
Sementara dalam pesawat
terlihat kelegaan terpancar dari orang-orang disana karena ternyata memang saat
ini keadaan mereka baik-baik saja.
Wu
Chun POV
Sudah beberapa hari ini
aku tidak bertemu dengannya, sungguh aku sangat merindukan gadis itu. Ayah juga
menghilang sejak kejadian itu bersama gadisku dan teman-temannya. Jujur aku
sungguh mengkhawatirkan keadaan ibu yang drop
karena tak ada kabar dari ayah. Sementara pria yang dipanggil Jenderal Zhao
oleh para polisi itu selalu mengatakan keadaan ayah baik-baik saja jadi kami
harus tenang. Oh bagaimana mungkin kami bisa tenang?
“Astaga Chun, kenapa
rumahmu masih dijaga ketat oleh mereka sih?” tanya Da Dong tiba-tiba saja
datang bersama yang lainnya
“Seperti rumah presiden
saja,” ujar Yi Ru yang terkesan menyindir tapi apa boleh buat memang beginilah
kenyataannya
Selama beberapa hari
sejak kepulanganku dari kantor polisi dimana aku, ibu, Ying Jie, dan anggota
Fahrenheit lainnya berada dalam sebuah ruangan keren itu kami tidak
diperbolehkan pergi sembarangan. Selalu ada polisi-polisi yang menyamar dengan
senjata lengkapnya mengikuti kami bahkan rumahku juga dijaga ketat. Aku seringkali
bertanya pada Jenderal Zhao apa yang terjadi sebenarnya tapi ia selalu bilang
kalau tidak mempunyai hak untuk memberitahukan kami tentang masalah ini. Aish,
menyebalkan sekali bukan?
“Oh ya, dimana Ying
Jie?” tanya Ya Lun mencari-cari kekasihnya, aku iri pada pasangan ini sekarang
“Dia sedang menemani
ibu di kamar,” jawabku malas
TAP… TAP…
Tedengar gesekan sepatu
dengan lantai dari arah pintu rumahku, pasti Jenderal Zhao itu yang datang.
Namun, sepertinya aku salah saat mendengar suara berdehem dari orang itu. Aku
sangat kenal suara berat ini dan ternyata…
“AYAH!” teriakku begitu
menoleh sosok pria paruh baya itu tersenyum seakan tak ada beban apapun “Ibu,
Ying Jie! Ayah pulang!” teriakku memanggil meraka yang masih berada di kamar
Cklekk…
Suara pintu kamar
terbuka dan bisa kulihat mata ibu berbinar-binar melihat kedatangan ayah
begitupula dengan Ying Jie. Kedua wanita yang aku sayangi ini langsung saja
berlari dan menghambur ke dalam dekapan hangat ayah. Membuat iri saja, aku kan
juga mau ikut berpelukan.
“Kau tidak ingin
memeluk ayahmu ini, ehm?” ayah melirikku dengan senyum hangatnya, aku pun
langsung menghambur juga ke pelukan ayah dan benar-benar hangat rasanya
Cukup lama kami melepas
rindu dan membuatku melupakan keberadaan ketiga pria ini yang matanya
berkaca-kaca, sepertinya mereka terharu. Sudahlah, lebih baik sekarang aku ajak
mereka ke kamar dan membiarkan ayah istirahat dulu.
“Ayah istirahatlah!
Nanti ayah harus menceritakan semuanya padaku,” ujarku sedikit memaksa dan ayah
hanya tersenyum
Sekarang kami berkumpul
untuk makan malam bersama, kali ini ketiga sahabatku juga ingin ikut makan
malam bersama karena mereka juga tidak mau melewatkan cerita ayah yang
menghilang selama beberapa hari. Baiklah, saatnya aku bertanya karena memang
sudah beberapa hari ini pikiranku penuh ingin memuntahkan semua isinya.
“Ayah kemana saja
selama beberapa hari ini? Kenapa tiba-tiba menghilang?” pertanyaan pertama
cukup dan aku harap jawaban yang memuaskan
Sebelum menjawab ayah
menghela nafas panjang terlebih dahulu. “Ayah ada pekerjaan yang harus
diselesaikan selama beberapa hari ini. Maaf tidak memberi kabar pada kalian,”
hanya itukah jawabannya? Astaga ayah, kau benar-benar membuatku frustasi.
Selama ini memang aku
kurang memahami pekerjaan ayahku sebagai seorang professor itu seperti apa
karena ayah juga cukup misterius dan sangat merahasiakan pekerjaannya.
Sepertinya aku memang harus mengajukan pertanyaan selanjutnya dan lebih banyak
lagi.
“Lalu kenapa ayah
menghilang bersamaan dengan Xiao Yu dan teman-temannya itu?” tanyaku lagi dan
sepertinya cukup membuat ayah gugup. ‘BINGO’ pertanyaan yang bagus Chun, pasti
ini ada kaitannya
“Ehm, sepupumu mendadak
harus pulang ke New York karena ada urusan disana dan kalau teman-temannya
sendiri ayah juga kurang tahu,” jawabnya terbata-bata. Ayolah ayah, aku ini
anakmu jadi tak akan ada yang bisa kau tutupi dariku
“Aish, aku yakin ayah
pasti tahu alasannya kan? Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tian Shi juga
tiba-tiba menghilang?” tanyaku lagi dan semoga jawabannya bisa membuatku puas
“Ayah akan menjawabnya
tapi ini adalah jawaban final dariku dan jika kau bertanya atau cerewet lagi,
ayah tidak akan mengatakan apapun lagi,” sahutnya kemudian memejamkan mata
sejenak. Apa seberat itu untuk mengatakan yang sesungguhnya? Ayah kembali
membuka mata lalu menghela nafas. “Kalian pernah mendengar sesuatu tentang FIVE
BLASTERS dari salah satu diantara kelima orang itu kan? Nah, jawabannya adalah
mereka memang FIVE BLASTERS dan ayah adalah Professor yang harus dilindungi
oleh mereka selama empat tahun ini. Berhubung tugas mereka melindungi ayah
sudah selesai maka jangan terlalu berharap bisa bertemu dengan mereka lagi. Itu
semua MUSTAHIL karena FIVE BLASTERS bukan remaja-remaja biasa seperti kalian.
Mereka memiliki berbagai tugas penting jadi berhentilah berharap!” jelas ayah
panjang lebar membuatku dan yang lainnya bungkam tak tahu lagi harus bicara
apa?
Rasanya aku masih ingin
bertanya lebih banyak lagi pada ayah tapi sepertinya akan sia-sia saja karena
ayah sendiri sudah bilang tidak mau menjawab pertenyaanku lagi. Arghh! Aku bisa
mati penasaran kalau begini terus. Lalu satu kenyataan pahit lagi yang harus
kuterima yaitu disaat aku ingin berubah menjadi pria yang serius pada wanita
tapi aku malah lebih dulu ditinggalkan. Beginikah rasanya? Mungkin aku terkena
karma karena telah mencampakkan banyak wanita.
‘Semoga
kau tidak menyesal dengan semua ini’
Perkataannya waktu itu
tiba-tiba saja terlintas di pikiranku, jadi inikah maksudmu? Sekarang aku
benar-benar tidak mengerti dengan perasaanku sendiri. Seharusnya aku kecewa
karena kau tidak pernah mengatakan apapun padaku tapi aku tidak akan pernah
menyesal telah memberikan hatiku untukmu. Aku akan menunggu sampai Tuhan
berbaik hati mempertemukan kita lagi, kapanpun dan dimanapun itu.
Author
POV
5 tahun kemudian
“FAHRENHEIT…
FAHRENHEIT… FAHRENHEIT…!” teriakan histeris penonton menggema di sebuah gedung
tempat berlangsungnya konser boyband fenomenal Taiwan yang terdiri dari empat
orang pria tampan
Musik mulai mengalun
menandakan konser sudah dimulai, seketika suasana panggung yang tadinya gelap
kini berubah terang menunjukkan pesona keempat pria tampan yang selalu berhasil
menghipnotis para penggemarnya. Penampilan mereka dibuka dengan lagu energik
berjudul TAI RE (SUPER HOT) dengan suara merdu dari Aaron Yan atau yang biasa
dikenal Yan Ya Lun kemudian dilanjut suara lembut Calvin Chen atau biasa
dipanggil Chen Yi Ru lalu selanjutnya suara rocker dari Jiro Wang atau kerap
kali akrab disapa Wang Da Dong dan suara bass dari Wu Zun yang sering dipanggil
Wu Chun. Mereka terus bernyanyi menghibur para penggemar tanpa menyadari kalau
sebenarnya masih ada bahaya yang mengincar mereka.
“Astaga, aku tidak
yakin bisa fokus kalau mendengar suara-suara malaikat ini,” puji seorang gadis
“Ayolah Alexia kita
sedang dalam misi penting sekarang. Bisakah kau tidak terhipnotis dengan
suaranya dulu?” gerutu gadis lainnya
“Benar kata Elina,
sekarang bukan saatnya menikmati konser ini apalagi kalau kau sampai
terhipnotis oleh pesona mereka,” ujar seorang pria Jepang membenarkan ucapan
Elina
“Jika kita tidak fokus
nantinya kalian bedua juga yang akan menyesal,” lanjut pria Korea sambil
menunjuk kedua gadis di dekatnya yang tak lain adalah Elina Lau dan Alexia Hsu
“Yupz, kalau kalian
tidak ingin menyesal. Fokuskan perhatian kalian karena kita tahu sendiri Anne
adalah wanita licik bahkan ia bisa kabur setelah selama lima tahun ini
ditahan,” ujar pria asli Taiwan ini.
Yah, kelima orang yang
sedang dalam misi kali ini adalah FIVE BLASTERS. Mereka harus kembali berurusan
dengan seorang wanita licik seperti Anne Huang yang kabur seminggu lalu dari
tahanan. Menurut informasi yang mereka dapatkan Anne mengincar Fahrenheit
karena merasa keempat pria itu yang membuatnya merasakan dinginnya jeruji
tahanan selama lima tahun ini.
“Aku melihatnya!” seru
Elina menunjuk ke arah seorang wanita dengan jaket bulu coklat serta
menggunakan sepatu kets berwarna hitam berada di kursi VVIP.
Wanita itu sedang
membidik pistol ke arah panggung, tak ada yang menyadari apa yang sedang
dilakukan Anne karena semuanya asyik menonton konser. Mereka terhipnotis oleh
pesona para ‘Pangeran Musim’ yang terus bernyanyi sembari meliuk-meliukkan
tubuh mereka.
“SHIT!” kelima orang
yang tak lain adalah FIVE BLASTERS itu menggeram kesal karena saat ini posisi
mereka jauh dari Anne jadi sulit kalau ingin menangkap wanita itu.
Mereka akhirnya membagi
tugas dimana Dean dan In Deok harus menerobos para penonton mencari cara untuk
menuju tempat VVIP agar bisa menangkap Anne. Sementara Fabien sudah menyiapkan
pistolnya untuk mengantisipasi tembakan Anne agar tidak melukai orang-orang di
gedung ini. Elina dan Alexia bertugas menenangkan penonton jika sesuatu yang
tidak diinginkan terjadi.
Doorr… Sebuah tembakan
melesat dari pistol yang digunakan Anne ke arah panggung tapi sayangnya peluru
itu meleset karena Fabien juga tak kalah gesit melesatkan sebuah tembakan yang
berhasil menabrak peluru milik Anne.
Duarr… Terdengar
seperti sebuah suara ledakan saat kedua peluru itu bertabrakan dan membuat para
penonton berteriak ketakutan, konser pun terhenti seketika. Elina dan Alexia
langsung berlari ke arah panggung mengambil mic yang dipegang oleh Fahreneit
karena memang mereka sedang menyanyikan lagu medley untuk menenangkan penonton.
Keempat pria tampan yang kini sedang berada di atas panggung langsung mematung,
terlihat jelas mereka terkejut dengan dua sosok wanita yang sempat menghilang
selama lima tahun ini.
“Cepat kembali ke backstage!” bentak Alexia pada keempat
pria yang masih mematung ini. “Astaga, Elina bagaimana sekarang?” tanya Alexia
yang ikut panik karena penonton tak kunjung tenang dan Fahrenheit pun masih
terus diam di tempatnya
“Bawa dan tarik mereka
ke backstage, biar aku yang urus dulu
disini,” perintah Elina. “Jangan lama-lama Alexia, setelah membawa mereka langsung
kembali!” lanjutnya dan dibalas anggukan mengerti
Akhirnya Fahrenheit
yang masih bengong itu ditarik ke backstage
oleh Alexia dengan segenap kekuatan yang mereka punya. Tidak sia-sia memang ia
fitness selama ini karena walaupun dengan tubuh kecil, ia bisa menyeret
langsung keempat pria itu. Tak lama kemudian, ia kembali ke panggung
menghampiri Elina yang mulai terlihat frustasi.
“Mungkin kita harus
menggunakan cara yang sedikit sopan untuk menggertak mereka Elina,” usul Alexia
yang dibalas seringaian dari Elina
“Yah, sepertinya boleh
juga,” sahut Elina mengambil sesuatu dari balik jaketnya begitupula dengan
Alexia
Doorr… Terdengar
tembakan yang cukup keras dari arah panggung karena tembakan Elina dan Alexia
yang bersamaan.
“Semuanya harap
TENANG!” perintah Elina lewat mic yang masih ia pegang
“Kami disini untuk
melindungi kalian jadi jangan takut!” timpal Alexia
Tak ada lagi suara
teriakan dari bangku penonton, suasana hening seketika. Sementara Dean dan In
Deok masih kejar-kejaran dengan Anne yang terus saja berlari.
“Maaf aku terpakasa
melakukan ini,” gumam Fabien
Doorr… Terdengar sebuah
tembakan lagi yang berhasil menghentikan pergerakan Anne karena sebuah peluru
bersarang di paha wanita itu ketika sedang berlari. Langsung saja Dean dan In
Deok menangkapnya serta memborgol tangan gadis itu.
“Kau ini gadis yang
cantik tapi kenapa menyusahkan sekali sih!” gerutu In Deok setelah berhasil
menangkap Anne
“Kita harus segera
kembali dan melapor misi kali ini selesai,” ajak Fabien pada teman-temannya
yang sekarang sudah berkumpul lagi dan bersiap keluar dari tempat konser
“TUNGGU!” teriakan
terdengar dari dua orang pria yang tak lain adalah Wu Chun dan Yi Ru, mereka
tidak ingin kehilangan gadis yang dicintai untuk kedua kalinya
Elina dan Alexia sempat
menoleh ke arah panggung tapi tak lama mereka pun pergi bersama ketiga
sahabatnya. Cukup berat memang rasanya karena kedua gadis ini juga mencintai
pria yang sudah beberapa tahun ini mengisi hati mereka. Namun, keadaan membuat
mereka harus melalui ini semua. Kedua pria itu hanya bisa terus memandang
punggung gadis yang mereka cintai hingga benar-benar menghilang.
Dua bulan berlalu sejak
kejadian itu dimana sekarang sudah memasuki akhir musim gugur karena udara
dingin mulai terasa sangat menusuk kulit yang membuat Wu Chun dan Yi Ru semakin
kehilangan semangat mereka. FIVE BLLASTERS memang tidak sama seperti mereka
ataupun orang-orang lainnya yang seumuran dengan mereka karena memang FIVE
BLASTERS dilatih untuk menjalani setiap misi-misi yang menyangkut perdamaian
dan keselamatan bumi.
“Akhirnya kita bisa
menikmati liburan juga,” ujar seorang pria berkebangsaan Taiwan pada keempat
sahabatnya yang berbeda kebangsaan dengannya, ia tak lain adalah Fabien Li.
Mereka adalah FIVE
BLASTERS yang tergabung menjadi sebuah tim khusus walaupun berbeda negara tapi
tetap mempunyai satu tujuan. Elina Lau, seorang gadis asal HongKong yang
berlatarbelakang cukup menarik karena sebenarnya ayah Elina yaitu Mr. Lau
adalah seorang ketua gangster terkenal di HongKong tapi memiliki peran penting
di Amerika sehingga ia juga dihormati oleh pejabat-pejabat disana. Hal itu
membuat Mr.Lau diundang saat acara di White House yang membuat Elina bisa
bertemu dengan sahabat-sahabatnya sekarang dan tergabung dalam agen khusus
Detective FBI bernama FIVE BLASTERS.
“Kalian tidak ingin
memberi mereka kejutan?” tanya In Deok
“Aku dengar gadis itu
mengadakan fashion show malam ini,”
tambah Dean
“Tentu saja kami akan
memberikan kejutan pada mereka dan kalian juga harus ikut!” ujar Elina
“Oh ya Elina,
sepertinya kita harus belanja sekarang,” ajak Alexia
“Yupz,” sahut Elina
penuh semangat
“Astaga, sepertinya
sifat mereka kembali seperti semula,” bisik Fabien pada kedua sahabat
laki-lakinya
“Hei kami dengar yang
kau katakan Fabien,” sindir Alexia
“Terima kasih
pujiannya,” balas Dean
“Sekarang kalian temani
kami shopping! Tak ada penolakan!”
paksa Elina pada ketiga sahabat prianya itu
“Aish… Kedua gadis
manja dan pemaksa ini kembali lagi,” gerutu In Deok kesal dengan kedua gadis
yang menjadi sahabatnya ini
“Baiklah, tak perlu
banyak protes lagi. Ayo jalan!” ajak Alexia
Dengan terpaksa Fabien,
Dean, dan In Deok ikut menemani Elina
dan Alexia shopping. Namun, walaupun
kedua gadis ini seringkali membuat mereka kesal tapi tetap tak dipungkiri kalau
persahabatan lebih penting diatas segalanya. Mereka saling menyayangi satu sama
lain seperti keluarga sendiri karena memang kelima orang ini adalah anak
tunggal di keluarga mereka dan ingin merasakan hangatnya memiliki saudara.
Malam pun tiba, setelah
berbelanja seharian ini membuat mereka cukup puas dengan semua yang sudah
dibeli. Penampilan FIVE BLASTERS mengundang perhatian dari para tamu yang
menghadiri acara fashion show seorang
designer muda berbakat yang tak lain adalah Wu Ying Jie. Tak berapa lama,
teriakan histeris terdengar ketika empat orang pria yang saat ini sedang berada
di puncak kejayaan hadir di tengah-tengah para tamu, siapa lagi kalau bukan
Fahrenheit.
Keempat pria itu juga
disambut blitz kamera dari semua paparazzi yang meliput acara ini. Tak sampai
lima menit, mereka akhirnya bisa bernafas lega dari seluruh paparazzi itu
karena acara akan segera dimulai. Lampu di tempat penonton sudah mati,
menyisakan hanya cahaya kerlap-kerlip dari panggung yang bisa dibilang sangat
mewah tersebut.
Muncullah beberapa
model-model yang berjalan di atas catwalk
dengan menggunakan berbagai jenis model pakaian luar biasa. Suasana sungguh
terkesan elegant setiap kali lampu
menyorot model-model tersebut. Pertunjukkan berlangsung sekitar satu setengah
jam dan kini tiba saatnya pakaian utama yang ditunjukkan. Muncullah Wu Ying
Jie, designer sekaligus model yang mempertunjukkan sebuah gaun panjang menutupi
leher berwarna merah maroon dengan renda di bagian pinggangnya, terbuka
pada bagian punggungnya dan mengembang pada bagian bawah gaun tersebut.
Benar-benar membuat setiap wanita yang memakainya akan memancarkan
keanggunannya.
“Calon adik iparmu
cantik sekali Elina,” bisik Fabien yang terpesona melihat Wu Ying Jie
“Aish, jangan bicara
sembarangan! Siapa yang bilang aku akan menikah dengan kakaknya?” protes Elina
“She’s really awesome,” puji Dean dan In Deok bersamaan
“Hei, dia itu sudah
memiliki kekasih,” ujar Alexia pada kedua sahabatnya
“We know that but it’s okay cause we have girlfriend too,” sahut
Dean
“Really?” tanya Elina dan Alexia bersamaan
“Belum resmi sih tapi
malam ini kami akan menunjukkan pesona kami pada kalian berdua,” jawab In Deok
yang diikuti anggukan oleh Dean dan Fabien
“Okay, we’ll wait you guys!”
balas Elina
Tepuk tangan meriah
para penonton menandakan fashion show
sudah berakhir. Model-model pun kembali ke backstage
tapi tidak dengan Wu Ying Jie. Lampu di tempat penonton kembali di nyalakan
membuat semuanya terlihat jelas.
“Baiklah, untuk
mengakhiri acara ini dengan sempurna mari kita sambut FAHRENHEIT!” ujar Wu Ying
Jie
Mendengar nama mereka
dipanggil, keempat pria itu pun naik ke atas penggung untuk menutup acara
sesuai permintaan Wu Ying Jie. Mereka semua tersenyum ke arah tamu yang hadir
dan tanpa disengaja mata mereka menangkap sosok dua orang gadis yang sangat
mereka kenal.
“Hmm, lagu ini kami
persembahkan untuk gadis-gadis yang kami cintai ‘Yue Lai Yue Ai,” ujar Wu Chun
kemudian musik pun di putar
Mereka bernyanyi dan
membuat semua tamu terpukau, tiba di pertengahan lagu Chun dan Yi Ru turun dari
panggung menghampiri dua orang gadis yang mereka rindukan lalu membawa kedua
gadis itu ke panggung. Ya Lun dan Da Dong tersenyum melihat kedua sahabatnya
bisa bertemu lagi dengan kedua gadis yang mereka cintai. Chun memeluk pinggang
Elina dari samping begitupula Yi Ru memeluk pinggang Alexia dari samping.
Entah dapat darimana,
Da Dong dan Ya Lun menghampiri Chun dan Yi Ru dengan membawa buket bunga mawar
merah serta putih tergabung menjadi satu. Mengerti dengan maksud kedua
sahabatnya itu, Chun dan Yi Ru pun memberikan bunganya pada gadis yang mereka
cintai. Kedua gadis itu pun menerimanya dengan senang hati lalu Chun dan Yi Ru
mengecup kening gadis mereka masing-masing, so
romantic.
Lagu pun selesai
dibawakan, suara tepuk tangan penonton kembali terdengar. Blitz kamera
paparazzi tak ada henti-hentinya memotret mereka. Tak lama Wu Ying Jie serta
salah seorang modelnya yang tak lain adalah Yang Cheng Lin naik ke atas
panggung menghampiri pasangan masing-masing. Ying Jie dengan Ya Lun sedangkan
Cheng Lin dengan Da Dong.
“Elina, Alexia look here!” panggil Fabien
Kedua gadis yang
dipanggil pun mengalihkan perhatian mereka ke arah pria yang memanggil dan
dengan sedikit terkejut mereka melihat ketiga sahabat prianya sudah menggandeng
seorang gadis masing-masing.
“Oh My God!” seru kedua gadis itu bersamaan dan langsung turun
mengajak kekasih masing-masing menghampiri ketiga pria itu
“See?” seru ketiganya
“Yah, not bad,” ledek Alexia dan Elina dengan
kompaknya
“Hei!” teriak ketiga
pria itu bersamaan, kesal dengan kedua sahabatnya ini
“Hahaha… Just kidding, sorry guys!” ujar Alexia
merasa lucu dengan ekspresi ketiga sahabatnya
“Kalian kenal mereka
bukan?” tanya Dean dengan polosnya sambil melirik ketiga gadis yang baru saja
bergabung dengan mereka. Ketiga gadis itu tak lain adalah Zhang Shao Han, Lin
Yi Chen, dan Tian Fu Zhen
“Of course! They’re fans of
our boyfriend. Kalian juga tahu itu jadi jangan bersikap sok polos seperti
ini. Benar-benar membuatku geli melihat ekspresi kalian seperti ini,” sahut
Elina yang mengundang tawa dari siapapun yang mendengarnya
“Aish… Menyebalkan!”
gerutu ketiga pria itu bersamaan membuat semuanya tertawa
Tiba-tiba suasana
kembali serius ketika Chun dan Yi Ru memeluk erat kekasihnya masing-masing,
melepas kerinduan yang selama ini mereka tahan.
“Jangan pergi lagi!”
pinta kedua pria itu tulus masih mendekap kekasih mereka
“Sorry, we can’t promise,” sahut Elina dengan nada menyesal
“Ya, we’ve many mission,” tambah Alexia
“You’re know that, right?” tanya kedua gadis itu bersamaan seraya
meminta pengertian dari kekasih mereka
“Baiklah, kami mengerti
tapi bisakah kalian tidak menggunakan Bahasa Inggris? This Taiwan ladies not New York, ok?” sahut Chun yang sedari tadi
mendengar kedua gadis itu lebih banyak bicara dalam Bahasa Inggris
“Sorry! Sudah kebiasaan,” balas kedua gadis itu bersamaan
‘Wow,
Autumn Perfection! Awal kisahku bertemu dengannya di awal
musim gugur hingga pertemuan kami hari ini pun masih pada musim gugur bahkan
aku sendiri dijuluki sebagai Prince of
Autumn. Amazing! I Love Autumn,’ batin Wu Chun
‘Yeah! Autumn is my perfect seasons. Semua
kisah indahku terjadi di musim gugur. Saat dimana sosok pangeran ini menyadari
keberadaanku dan kami menjadi dekat hingga ketika aku dipertemukan kembali
dengannya oleh Tuhan bahkan kami sekarang bisa bersama. Di musim gugur juga aku
berhasil menyelesaikan misi terpanjang bersama sahabat-sahabatku, FIVE
BLASTERS. I Love Autumn,’ batin Elina
disaat yang bersamaan dengan Wu Chun
Semua bisa menjadi
indah jika setiap pasangan bisa saling mengerti satu sama lain terhadap
pekerjaan pasangan masing-masing. Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan
sesuatu yang indah pada akhirnya. Jika tak ada perbedaan, pengertian, dan
kesabaran maka semua akan sia-sia. Hidup perlu tantangan untuk memperoleh
kebahagiaan pada akhirnya.
~
THE END ~
Lega juga ternyata nih ff bisa kelar walaupun gak sempurna dan banyak typo bertebaran tapi author mau bilang thanks buat yang udah mau baca... Hehehe...
Oke, seperti sebelumnya udah author bilang kalo karakter Tian Shi itu Original Character (OC) dan sahabatnya Xiao Xun juga OC tapi berhubung ada readers yang pengen kira2 ada gambaran tentang kedua tokoh ini jadi author pilih deh kira-kira yang cocok ...
Oh ya, author juga nyelipin pict dari beberapa cast lainnya... Moga sesuai keinginan readers ya ^_^
FAHRENHEIT
Ivy Chen as Huang An Yu (Anne Huang)
Gui Gui as Wu Ying Jie
No comments:
Post a Comment