Tuesday 22 October 2013

Autumn Perfection_-_Chapter 3b (End)


Title:: Autumn Perfection
Author:: TaraChun
Cast::   Wu Chun as Wu Chun
            You (fangirl) as Zhuo Tian Shi
            Luo Hong Zheng (SpeXial) as Luo Hong Zheng
Other Cast:: all member Fahrenheit, SpeXial, dll
Genre:: Friendship, Thriller, Romance *dikit*

Length:: Twoshoot or Threeshoot *tergantung mood authornya*

Older Posts:: Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3a


Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

Tian Shi POV

Dari kejauhan aku melihat sosok punggung seseorang yang sangat familiar dan sepertinya memang benar dialah pemilik punggung ini. Aku benar-benar merindukannya, jarak kami semakin dekat. Sepertinya ia menyadari kedatangan kami, perlahan tapi pasti tubuhnya berbalik sempurna ke arah kedatangan kami seraya tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya.

“Sudah lama tak bertemu, apa kalian tidak merindukanku ehm?” tanya pria ini sambil merentangkan tangannya dan masih tersenyum

Aish, pria ini selalu saja tersenyum seperti itu membuatku dan Xiao Xun akhirnya menyerah juga. Kami berdua langsung menghambur ke pelukannya. Pria ini memang berbeda dari Xiao Yu dan Tatsuo-kun yang memiliki wajah imut, ia lebih menjurus ke sosok tampan. Bukankah kami berdua beruntung berada di antara tiga pria yang digilai wanita seperti mereka? Yah, kemanapun kami berlima pergi pasti selalu menjadi pusat perhatian tiap wanita yang mengagumi sosok ketiga pria ini.

“Bagaimana Korea?” tanya Xiao Xun padanya

“Bisa pulang ke kampung halaman sendiri tentu menyenangkan,” jawabnya

“Kalian beruntung bisa pulang ke kampung halaman sendiri sementara kami berdua yang wanita harus menahan kerinduan pada kampung halaman sendiri,” keluhku manja


“Hei, kenapa kau jadi manja seperti ini lagi? Ingatlah kita masih bertugas disini,” tegur Xiao Yu padaku yang memang seharusnya aku tidak bersikap manja seperti ini tapi tidak ada salahnya bukan?

“Aish, bisakah kali ini saja biarkan kami berdua bersikap sewajarnya? Akting itu benar-benar melelahkan apalagi selama empat tahun seperti ini,” ujar Xiao Xun yang juga sama denganku

Yah, sebenarnya aku dan Xiao Xun memang selalu bersikap manja seperti ini pada orang-orang terdekat kami tapi karena selama empat tahun bertugas jadi kami harus berakting yang sangat berlawanan dengan sifat kami sebenarnya. Tapi walaupun manja tetap saja kami harus professional saat bertugas dan tentu saja harus serius data menghadapi lawan.

“Terserah kalian saja! Lebih baik sekarang kita bersenang-senang dulu,” ajak Tatsuo-kun

Akhirnya kami jalan-jalan berkeliling taman ini, menikmati indahnya warna-warni daun maple di sepanjang jalan. Bukankah musim gugur tahun ini sangat sempurna? Aku bisa berkumpul dengan sahabat-sahabatku lagi setelah dua tahun berpisah dan sepertinya sebentar lagi misiku akan berakhir sebelum akhir musim gugur ini. Benar-benar sempurna!

“Oh ya Ren De, apa benar kau yang sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu?” tanya Xiao Yu pada pria tampan keturunan Korea ini

“Begitulah tapi tidak banyak juga info yang aku dapatkan tentangnya karena memang gadis ini cukup cerdik untuk menutupi identitasnya,” jawab Ren De dan kami hanya mengangguk menanggapinya

Cukup beberapa jam sudah jalan-jalan di Yamingshan dan sekarang saatnya untuk kembali serius. Kami berlima masuk ke mobil yang tadi memang kami gunakan untuk menjemput kedua pria ini. Sekarang Xiao Yu sudah melajukan mobil ini menuju ke suatu tempat yang ia bilang selama beberapa waktu hingga misi ini selesai kami akan menjadikan tempat itu nantinya sebagai tempat rapat dari FIVE BLASTERS.

Dalam waktu lima belas menit kami sudah tiba di tempat yang Xiao Yu katakan tapi sepertinya ini bukanlah tempat khusus seperti yang aku pikirkan sebelumnya karena sekarang kami berada di Kantor Pusat Kepolisian Taipei. Begitu masuk ke dalam, orang-orang yang kami tahu mereka adalah polisi menatap aneh pada kami. Mungkin mereka bingung karena ada anak-anak remaja seperti kami masuk ke kantor polisi dengan pakaian yang bisa dibilang mungkin kurang sopan untuk masuk ke tempat seperti ini tapi sudahlah lagipula di New York tiap masuk kantor kami biasa saja kalau memakai pakaian seperti ini karena memang misi kami mengharuskan untuk selalu menyamar jadi tidak perlu berpakaian formal.

“Ada yang bisa kami bantu?” tanya salah seorang polisi yang sedang duduk santai ketika kami menghampirinya. Astaga, kenapa ada polisi yang tidak professional seperti ini ya?

“Kami ingin bertemu dengan Jenderal Zhao You Ting,” sahut Xiao Yu

“Apa kalian sudah memiliki janji sebelumnya? Kami tidak bisa sembarangan membiarkan orang untuk bertemu Jenderal Zhao jika tidak berkepentingan,” ujar polisi itu lagi yang sepertinya mencurigai kami

Cih! Apa dia tidak tahu siapa kami sebenarnya? Menyebalkan sekali polisi ini padahal kalau sampai dia tahu siapa kami pasti akan langsung membiarkan kami masuk. Sepertinya Jenderal Zhao belum memberitahukan bawahannya kalau kami akan datang.

“Apa Jenderal Zhao ada di tempat saat ini? Anda bisa mengatakan pada beliau kalau FIVE BLASTERS sudah datang,” ujar Xiao Yu yang sepertinya mulai kesal juga menghadapi polisi seperti ini

“Baiklah, silahkan tunggu sebentar! Saya akan memberitahu Jenderal dulu, permisi!” polisi itu pun berlalu dari hadapan kami

Hanya lima menit menunggu, polisi tadi datang bersama seorang pria berbintang empat pada pakaiannya yang bisa kupastikan kalau dialah Jenderal Zhao itu. Bisa dibilang Jenderal Zhao ini tampan juga, ternyata dia masih muda mungkin umurnya sekitar dua puluh lima tahun tapi hebat juga sudah bisa menjadi Jenderal.

“Maaf membiarkan kalian menunggu, harusnya kami menyambut kedatangan kalian dengan baik dan maaf juga atas kelakuan bawahan saya yang kurang sopan,” ujarnya sambil menundukkan kepala sejenak kemudian tersenyum

“Tidak perlu sungkan Jenderal, mungkin memang kami juga yang salah karena datang mendadak tanpa memberitahu sebelumnya,” balas Xiao Yu tersenyum begitupula denganku dan yang lainnya

“Mari saya antar ke ruangan kalian!” ajaknya

Bisa terlihat dari ekor mataku tatapan aneh masih mengarah pada kami, sepertinya mereka bingung karena Jenderal mereka sangat hormat pada kami. Sebenarnya wajar saja karena memang kami baru kali ini datang kesini dan nama FIVE BLASTERS pun hanya orang-orang tertentu saja yang tahu. Sepertinya Jenderal Zhao menyadari tatapan-tatapan aneh dari para bawahannya sehingga baru beberapa langkah berjalan beliau langsung berhenti.

“Perhatian semuanya!” perintah Jenderal Zhao dengan tegas. “Mulai hari ini dan beberapa waktu ke depan FIVE BLASTERS akan sering kesini jadi harap kalian bisa menjaga sikap dan menghargai mereka dengan baik. Sebelumnya saya ingin memberitahu kalau kelima remaja ini adalah agen atau detective khusus yang dikirim oleh FBI dalam sebuah misi penyelamatan dunia. Jadi saya harap selama mereka sedang bekerja jangan ada yang mengganggu mereka ataupun berani masuk ke ruangan yang khusus sudah disediakan untuk FIVE BLASTERS. Mengerti?” jelas Jenderal Zhao penuh wibawa

“SIAP JENDERAL!” jawab polisi-polisi itu dengan kompaknya

Akhirnya kami memasuki ruangan yang memang khusus disediakan bagi kami dan di depan pintu pun sudah tertulis nama FIVE BLASTERS. Kami langsung masuk ke ruangan itu dan Jenderal Zhao pun pamit untuk kembali ke ruangannya. Begitu berada di dalam, seperti biasanya kami akan memasang beberapa peralatan khusus dalam ruangan ini karena walaupun dalam lingkungan kepolisian tetap tak bisa dipungkiri pasti ada orang-orang yang tidak bisa dipercaya. Setelah selesai dengan semua itu kami langsung masuk ke topik yang memang sudah direncanakan untuk kami bahas.

“Jadi siapa Anne Huang itu?” tanyaku pada Ren De

“Sepertinya kau sudah tidak sabar sekali Elina,” sahut Ren De.

Sudah dua tahun ini aku tidak pernah mendengar seseorang memanggil nama asliku lagi. Sejak misi ini, aku selalu saja memakai nama Zhuo Tian Shi dan sekarang rasanya aku sungguh merindukan sosok Elina Lau pada diriku sendiri. Yah, tiap kali kami sudah lengkap berkumpul maka tak ada lagi yang memakan nama samaran.

“Baiklah Hwang In Deok cepat jelaskan pada kami!” pinta Alexia Hsu yang biasa menggunakan nama Xiao Xun selama ini

“Selama dua tahun ini aku mengikutinya di Korea dengan identitas Anne Hwang, marganya sama denganku. Sebenarnya ia bernama Huang An Yu dan mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Huang Wei Jin,” jelas In Deok

“Huang Wei Jin? SpeXial?” Fabien Li yang biasa dikenal bernama Xiao Yu mengerutkan keningnya dan melirik ke arahku dan Alexia dengan maksud bertanya apakah mereka orang yang sama?

“Mungkin,” jawabku dan Alexia bersamaan

“Kalian kenal SpeXial?” tanya In Deok pada kami bertiga

“Begitulah, jadi benar Huang Wei Jin yang kau maksudkan itu anggota geng SpeXial?” balas Alexia yang dijawab anggukan oleh In Deok

“Lalu apa yang dilakukan gadis itu di Korea?” tanya Fabien

“Menurut penelitianku, Anne adalah pemimpin sebuah misi dari kelompok itu di Korea. Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu untuk menyempurnakan rencana mereka tapi mungkin tidak semudah itu karena pemimpin mereka meminta Anne kembali ke Taiwan untuk mengawasi kita. Sepertinya orang-orang itu sedang mencari tahu tentang kita. Sekarang yang harus kita lakukan adalah terus menjaga keluarga Professor Wu sampai semuanya benar-benar selesai karena menurutku Anne adalah gadis yang cukup berbahaya. Kita harus lebih waspada lagi apalagi jika sudah mencium sesuatu yang mencurigakan jangan pernah ragu untuk bertindak,” jelas In Deok yang membuatku dan yang lainnya hanya mengangguk tanda mengerti

“Oh ya Dean, bagaimana dengan Wu Ying Jie? Apa gadis itu merepotkanmu seperti kakaknya?” tanyaku pada Dean Fujioka yang lebih dikenal dengan nama Tatsuo

“Dia gadis yang manis dan cukup penurut jadi tidak merepotkanku karena memang gadis ini sangat menghormatiku sebagai seniornya. Jujur saja pada awalnya memang semua baik-baik saja tapi beberapa hari yang lalu terjadi suatu kesalahan saat aku bicara,” ujar Dean yang membuat kami langsung menatap penuh selidik padanya

“Apa maksudmu?” tanyaku lagi

“Saat dia mengatakan akan kembali ke Taiwan aku cukup bingung mencari alasan agar bisa ikut bersamanya kesini. Jadi tanpa disengaja aku mengatakan kalau ingin bertemu dengan sahabat-sahabatku di Taiwan. Gadis ini cukup cerewet dan terlalu banyak bertanya hingg membuatku tanpa disengaja mengatakan kalau di Taiwan aku punya geng bernama FIVE BLASTERS,” jelasnya dengan penuh rasa bersalah

“Aish kau ini! Bagaimana kalau sampai dia cerita pada kakaknya atau mungkin Fahrenheit sekaligus?” Alexia terlihat cukup kesal dengan kecerobohan Dean

“Sudahlah, jangan dibahas tentang itu dulu! Jadi bagaimana penelitian dari Professor Wu?” tanya In Deok pada kami bertiga

“Kemarin Professor bilang sudah mencapai 94% jadi sedikit lagi misi kita akan berakhir dan dunia bisa selamat dari orang-orang tidak bertanggungjawab yang ingin memanfaatkan Petroleum demi kepentingan kelompoknya. Jika chip yang kita dapatkan saat itu yang berisi tentang perencanaan mereka berhasil direbut lagi maka penelitian dari Professor Wu selama ini akan sia-sia saja dan kemungkinan terburuknya kita tahu sendiri bukan? Dunia akan hancur karena masyarakat keracunan gas-gas itu apalagi kalau hasil penelitian Professor Wu berhasil mereka rebut dan digabungkan dengan perencanaan itu maka tak akan ada kesempatan bagi kita lagi untuk menghirup udara segar,” jelas Fabien panjang lebar

Sebenarnya saat ini Professor Wu bersama Professor dari American Petroleum Institute (API) sedang melakukan penelitian bagaimana cara merubah perencanaan mafia itu yang memang sudah cukup sempurna untuk menghancurkan dunia menjadi bisa sangat berguna bagi seluruh manusia di bumi ini. Jadi sebenarnya misi FIVE BLASTERS kali ini berbeda dari biasanya dimana kami harus menyelidiki suatu kasus tapi kali ini kami benar-benar harus melindungi Professor Wu beserta keluarganya dari ancaman mafia itu.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan mengharuskan kami untuk kembali ke tempat masing-masing agar tidak menimbulkan kecurigaan dari beberapa pihak yang memang tidak mengerti apa-apa. Besok kami akan mulai menjalani misi berlima lagi dalam jarak yang dekat karena memang kami berada di satu negara.

Author POV

“FIVE BLASTERS!?” seru Fahrenheit dan SpeXial dari dua tempat yang berbeda

Akhirnya kedua kelompok itu mengetahui siapa kedua gadis itu sebenarnya tapi mereka masih tidak mengerti atau mungkin tidak percaya dengan nama FIVE BLASTERS itu sendiri.

Sepulang dari bandara Wu Chun langsung mengajak Ying Jie pulang ke rumah bersama dengan Fahrenheit. Dari awal Wu Chun memang sudah merencanakan untuk mencari tahu tentang kedua gadis itu dari adiknya. Sampai akhirnya Wu Ying Jie yang polos itu tanpa mengetahui maksud dari kakaknya, ia pun menceritakan semua pengalamannya bersama Dean Fujioka di Jepang. Saat menceritakan tentang kedatangan Dean ke Taiwan karena ingin bertemu sahabat-sahabatnya membuat Fahrenheit terutama Wu Chun semakin antusias. Gadis itu bercerita kalau Tatsuo senpai nya memiliki sebuah geng di Taiwan bernama FIVE BLASTERS.

Begitu pula dengan SpeXial yang ternyata sudah mengikuti Tian Shi, Xiao Xun, dan Xiao Yu sejak dari NTU sampai ke bandara menjemput seorang pria Jepang kemudian ke Yamingshan bertemu seorang pria Korea dan jalan-jalan disana hingga mereka ke kantor polisi. Keempat pria dari geng SpeXial itu cukup terkejut saat melihat seorang Jenderal polisi sangat menghormati kelima orang itu dan menyebut nama kelompok mereka dengan FIVE BLASTERS. Sebelumnya SpeXial memang membayar seseorang untuk menceritakan apa saja yang terjadi di auditorium itu karena mereka tidak mungkin masuk ke NTU. Orang bayaran mereka ternyata merekam apa yang terjadi selama di auditorium lalu menyerahkan pada SpeXial.

“Aku pulang!” seru Xiao Yu begitu ia memasuki rumah Professor Wu

Di ruang keluarga, ia melihat Fahrenheit dan Wu Ying Jie sedang asyik mengobrol sambil menonton televisi. Sepertinya mereka mendengar suara Xiao Yu dan langsung melihat kea rah suara tersebut.

“Eh? Bukankah kau sahabat dan juga anggota dari geng Tatsuo senpai kan?” tanya Ying Jie sedikit terkejut melihat Xiao Yu di rumahnya. “Kenapa kau bisa ada disini?” tanyanya lagi yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Xiao Yu

“Kata ayah dia sepupu kita dari Amerika yang sedang berlibur jadi untuk sementara waktu akan tinggal disini,” jawab Chun yang dibalas anggukan mengerti dari Wu Ying Jie

“Ehm, namamu siapa?” tanya Ying Jie lagi

“Namanya Xiao Yu,” sahut Chun

“Aish, Chun ge, aku tidak bertanya padamu tapi padanya,” ujar Ying Jie kesal

“Yah, namaku Xiao Yu dan sedang liburan disini. Bicara tentang Tatsuo, kami memang teman baik sejak kecil hingga sekarang,” jawabnya dengan senyuman. “Oh ya, aku permisi ke kamar dulu ya!” lanjutnya seraya menuju ke kamar

“Shit! Sepertinya gadis itu sudah menceritakan tentang kami pada Fahrenheit. Habislah kau Dean Fujioka!” gerutu Xiao Yu setelah merebahkan dirinya di ranjang. “Aku yakin mereka pasti sekarang sudah mulai mencurigai kami. Sudahlah, yang penting misi kali ini harus tetap berjalan lancar,” lanjutnya seraya memejamkan mata dan mulai terlelap

Wu Chun POV

Sejak hari kepulangan Wu Ying Jie dan pria Jepang bernama Tatsuo itu, aku sering sekali melihat pria itu ke kampus untuk bertemu dengan Tian Shi dan Xiao Xun serta pria bernama Xiao Yu yang kata ayah sepupuku dari Amerika. Ternyata mereka memang berlima karena ada seorang pria lainnya yang aku dengar kalau dia orang Korea sering terlihat bersama. Apakah FIVE BLASTERS benar-benar ada, maksudku apa mereka itu benar-benar anggota FBI atau hanya geng biasa seperti Fahrenheit?

“Hei Chun, Yi Ru sepertinya belakangan ini sifat kalian berubah ya? Kemana gadis-gadis yang selalu kalian gonta-ganti setiap harinya? Apa jangan-jangan pamor kalian sebagai playboy sudah mulai lenyap?” sindir Da Dong padaku dan Yi Ru yang sedari tadi hanya melamun memikirkan sesuatu yang entahlah tak seharusnya dipikirkan olehku

“Sepertinya aku mulai tertarik untuk serius pada seseorang,” jawab Yi Ru tanpa sadar

“Serius? Benarkah seorang playboy sepertimu bisa serius?” tanya Ya Lun seakan tak percaya dengan yang dikatakan Yi Ru

Sebenarnya aku juga mulai berpikiran sama dengan Yi Ru tapi entah kenapa rasanya aku masih tidak percaya dengan diriku sendiri. Apakah aku benar-benar bisa serius menjalin hubungan dengan wanita?

“Sepertinya kita harus mulai latihan lagi,” gerutu Da Dong frustasi

Yah, sejak terpilihnya kami untuk mengisi pertunjukan di hari ulang tahun kampus, aku dan yang lainnya benar-benar ditekan oleh Xiao Yu itu untuk berlatih dengan sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan penonton katanya. Tapi jujur saja aku cukup senang sudah terpilih dalam acara ini karena membuat hubunganku dan Tian Shi semakin dekat apalagi dia sering main ke rumahku walaupun alasannya untuk bertemu Xiao Yu.

“Tian Shi!” panggilku, ia pun menoleh. “Malam ini kau ada acara?” tanyaku to the point, aku berencana ingin mengajaknya kencan

“Ehm, sepertinya tidak ada. Memangnya kenapa?” ia balik bertanya padaku

“Aku ingin mengajakmu dinner, jam tujuh malam nanti kujemput ya!” pintaku dan ia pun mengangguk sambil tersenyum. Astaga, manis sekali gadis ini.

Sepertinya aku akan semangat untuk menjalani hari ini. Semoga saja pria menyebalkan itu tidak mengganggu acaraku lagi. Setiap kali aku ingin pergi dengan Tian Shi pasti saja si leader SpeXial itu datang dan menghancurkan semuanya. Membuatku semakin membencinya saja.

Kencan pertama kali bersama Tian Shi entah kenapa membuatku sedikit gugup, tidak seperti biasanya. Gadis ini memang benar-benar berbeda dengan fans-fans ataupun semua mantan pacarku.

“Bersiaplah untuk menjadi kekasihku mulai malam ini Zhuo Tian Shi,” gumamku

Bagaikan melihat seorang bidadari, gadis yang sedang berjalan ke arahku ini benar-benar cantik sekali. Penampilannya dengan gaun putih selutut dan rambut hitamnya yang biasa di kuncir kuda kini tergerai dengan indahnya apalagi tanpa kacamata yang selama beberapa tahun ini selalu menutupi mata indahnya. Sebelumnya memang sempat beberapa kali aku melihat langsung dari jarak dekat mata indahnya dan benar-benar membuatku terpesona.

“Apa penampilanku aneh?” tanyanya yang ternyata sudah berada tepat di hadapanku

“Kau sangat cantik, ayo masuk!” ajakku seraya membukakan pintu mobil untuknya

Selama dalam perjalanan kami hanya diam sampai tiba di restoran pun tak ada yang mengeluarkan suara. Setelah membukakan kembali pintu mobil dan ia pun turun, aku langsung mengapit tangannya di lenganku lalu memasuki restoran. Bisa kulihat pandangan kagum para pengunjung restoran ini melihat kami. Aku menarikkan tempat duduk untuknya dan memesan makanan.

Kami menunggu selama lima belas menit hingga akhirnya makanan datang. Masih tak ada suara diantara kami bahkan aku sendiri bingung bagaimana harus menyatakan perasaanku padanya. Gadis ini terlihat sangat anggun seperti seorang putri dari kalangan atas yang sering aku jumpai tiap kali ikut ayah menghadiri acara-acara formal.

“Tian Shi,” panggilku pada akhirnya, ia pun mendongakkan kepalanya menunggu apa yang akan kukatakan selanjutnya. “Maukah kau menjadi kekasihku?” dapat kulihat ekspresi bingungnya saat ini, ia menaikkan salah satu alisnya

“Kau serius?” tanyanya balik dan aku hanya mengangguk. “Bukankah selama ini yang menjadi kekasihmu adalah gadis-gadis cantik dan berkelas tidak sepertiku?” lanjutnya.

Aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa tapi memang yang ia katakan semuanya benar dan kenapa sekarang aku meminta seorang gadis biasa sepertinya menjadi kekasihku? Karena tidak mendengar jawaban dariku, ia pun kembali bicara.

“Baiklah, suatu kehormatan bisa menjadi kekasih sehari dari seorang leader Fahrenheit dan memang aku sudah lama menyukaimu jadi aku tidak akan menolak,” jawabnya tapi entah kenapa membuatku merasa sedikit tidak nyaman dengan maksud dari ‘kekasih sehari’ itu.

“Terima kasih sudah menerimaku dan kau berhasil memecahkan rekor karena aku tidak akan menjadikanmu sebagai ‘kekasih sehari’ seperti yang kau katakan karena memang kali ini aku serius,” sahutku membuatnya lagi-lagi menaikkan salah satu alisnya. Gadis ini benar-benar lucu saat kebingungan seperti ini

“Apa maksudmu?” sepertinya ia sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya

“Jujur saja, aku sudah mengincarmu sejak lama apalagi saat kutahu kalau ternyata kau juga kuliah di NTU,” jawabku menggantung sejenak. “Kau sudah menolongku beberapa kali dan membawaku ke rumah sakit tapi kenapa kau selalu menghilang tiba-tiba dan tak pernah muncul lagi untuk menjengukku?” akhirnya aku meluapkan apa yang selama ini selalu menghiasi pikiranku. “Saat aku menciummu di koridor kampus beberapa waktu lalu, itu adalah pertama kalinya aku melihatmu berada di kampus yang sama denganku dan membuatku sedikit lega karena akhirnya bisa menemukan malaikat penyelamatku,” jelasku yang membuatnya membelalakkan mata seketika. “Butuh waktu untuk memastikan kalau gadis itu adalah kau hingga jarak kita semakin dekat dan aku yakin kalau itu benar-benar kau,” rasanya sekarang benar-benar lega sudah mengungkapkan semuanya

Ia tersenyum mendengar penjelasan dariku, senyum yang sangat manis tapi hanya sebentar kemudian berubah lagi dengan ekspresi datarnya sambil mengatakan sesuatu yang membuatku tidak mengerti maksudnya. “Semoga kau tidak menyesal dengan semua ini,” ujarnya sambil tersenyum tipis

Author POV

Sejak malam dimana Wu Chun menjadikan Tian Shi sebagai kekasihnya membuat seisi kampus gempar, tentu saja tidak percaya. Apalagi waktu pacaran mereka terbilang memecahkan rekor dimana Wu Chun yang biasa hanya berpacaran sehari dengan seorang wanita tapi dengan Tian Shi sudah hampir seminggu.

Bukan hanya anak-anak kampus itu saja yang bingung, Tian Shi sendiri juga tidak mengerti dengan sikap Wu Chun selama mereka pacaran berubah menjadi sangat manja. Hampir setiap hari Tian Shi selalu bertanya pada Wu Chun kapan mereka akan putus? Karena memang Wu Chun itu cepat bosan dan hanya bisa bertahan sehari dengan seorang wanita. Namun, jawaban yang didapatkan Tian Shi selalu saja sama. ‘Kau tidak akan pernah bisa pergi begitu saja dariku seperti dulu’ itulah kalimat yang selalu dikatakan Wu Chun.

Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa-mahasiswi NTU dimana pria-pria tampan yang tergabung dalam Fahrenheit akan menunjukkan kehebatan mereka dalam berakting. Keempat pria itu pun memang terlihat sangat antusias tapi tiba-tiba raut wajah mereka berubah ketika melihat beberapa orang yang datang. Saat ini mereka sedang mengobrol dengan Tian Shi dan teman-temannya, siapa lagi kalau bukan FIVE BLASTERS dan ada Wu Ying Jie juga disana yang ternyata sudah resmi menjadi kekasih Ya Lun. Melihat keanehan raut wajah Fahrenheit membuat FIVE BLASTERS dan Wu Ying Jie mengikuti arah pandang dari keempat pria tersebut.

Baobei, kenapa kau mengajak mereka?” tanya Da Dong pada seorang gadis yang datang bersama empat orang pria yang tak lain adalah rival mereka, SpeXial.

Mendengar sebutan Da Dong pada gadis itu sontak membuat mereka semua langsung menatap tajam Da Dong meminta penjelasan. Seakan mengerti dengan tatapan-tatapan itu, ia pun tersenyum seraya merangkul gadis itu.

“Kenalkan dia kekasih baruku namanya Huang An Yu,” ujar Da Dong yang dibalas anggukan mengerti oleh ketiga sahabatnya kemudian pandangan mereka mengarah pada keempat pria yang ikut dengan An Yu ke kampus mereka

“Aku adalah adik dari Huang Wei Jin dan kebetulan karena aku diundang kesini jadi sekalian mengajak mereka. Apa kalian keberatan?” tanya An Yu dengan polosnya seakan tak mengerti ada masalah antara Fahrenheit dengan SpeXial

Sementara FIVE BLASTERS terus saja menatap tajam An Yu tapi itu tak berlangsung lama karena suara cempreng seorang gadis menyadarkan mereka. Semuanya langsung menoleh pada Wu Ying Jie yang baru saja mencairkan suasana tegang ini.

“Acaranya sebentar lagi kan mau mulai, ayo masuk!” ajak Ying Jie sambil merengek seperti anak kecil

“Baiklah, ayo masuk!” ajak Xiao Yu mempersilahkan semuanya masuk tak terkecuali SpeXial

Sejak kedatangan SpeXial lebih tepatnya Hong Zheng ke NTU, Wu Chun tidak pernah melepaskan genggamannya pada Tian Shi sedetik pun. Sampai akhirnya dengan terpaksa Wu Chun harus melepas tangan kekasihnya itu karena acara akan segera dimulai yang mengharuskannya melakukan persiapan di backstage.

“Jangan kemana-mana ya, tunggu aku dan kau akan terpesona,” ujar Chun lalu mencium bibir Tian Shi sekilas kemudian pergi ke backstage

“Xiao Xun, kuharap setelah ini kau benar-benar mempertimbangkan pernyataanku kemarin,” pinta Yi Ru pada gadis yang telah mengisi hatinya itu

Seluruh tamu undangan sudah datang dan menempati tempat masing-masing termasuk Professor Wu yang merupakan orang berpengaruh di NTU. Ia duduk ditemani oleh putrinya Wu Ying Jie di barisan depan yang berbeda dengan FIVE BLASTERS karena mereka memang sengaja melakukan itu untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Professor berhati-hatilah! Apapun yang terjadi jangan beranjak dari tempat itu dan tetap bersama dengan Wu Ying Jie. Anne Huang ada disini berarti tak menutup kemungkinan kalau orang-orang itu juga ada disini. Mungkin mereka tahu kalau kau sudah menyelesaikan dengan sempurna penelitian itu. Kami akan terus mengawasimu jadi bersikaplah sewajarnya. Jangan membuat mereka curiga!

Terdengar suara Fabien Li di telinga Professor Wu dan juga anggota FIVE BLASTERS lainnya karena memang mereka sudah menggunakan alat khusus yang pastinya tidak akan disadari oleh orang-orang awam. Benda khusus itu menempel menyerupai tahi lalat yang dipasang tepat pada telinga mereka dengan posisi berbeda-beda.

Posisi FIVE BLASTERS saat ini benar-benar berpencar dan terlihat sangat waspada dengan hal yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Fabien berada di backstage bersama para tokoh dalam pertunjukan hari ini untuk mengawasi keadaan dari arah depan. Sementara Elina dan Alexia berada tepat ditengah-tengah kursi penonton sedangkan Dean dan In Deok duduk di sudut belakang yaitu Dean di sudut kanan dan In Deok di sudut kiri. Walaupun mereka sudah dijaga ketat oleh pihak kepolisian Taiwan yang memang mahir dalam tiap bidangnya tapi tetap kewaspadaan harus mereka tingkatkan.

Suara riuh tepuk tangan dan teriakan histeris para penonton terdengar seiring dengan dimulainya pertunjukan tersebut. Terlihat mereka sangat menikmatinya tapi berbeda dengan FIVE BLASTERS yang harus menajamkan kelima indera mereka untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

“Mereka mulai bergerak,” ujar Dean pelan seperti berbisik tapi tetap bisa di dengar oleh teman-temannya yang lain serta Professor Wu setelah melihat Anne sedikit melakukan gerakan mencurigakan seperti sedang melakukan instruksi

“Tenang Professor!” pinta Xiao Yu begitu melihat reaksi Professor Wu sedikit gelisah. “Ada berapa orang?” tanyanya

“Satu, dua, tiga, empat, lima … dua belas orang,” jawab In Deok cepat dan meyakinkan

“Elina, Alexia tetap fokus pada Professor dan terus tajamkan seluruh indera kalian,” ujar Fabien memberi arahan “Dean perhatikan terus gerakan Anne, cari tahu maksud dari gerakannya itu dan In Deok perhatikan gerak-gerik mencurigakan anak buahnya itu. Aku akan memberitahu Jenderal Zhao untuk lebih memperketat pengawasan di luar,” lanjutnya lagi

Mereka menuruti apa yang diarahkan oleh Fabien Li karena memang untuk misi kali ini ia yang ditunjuk sebagai leader. Namun, suasana tiba-tiba berubah jadi menakutkan setelah suara seperti tembakan terdengar di luar gedung auditorium ini. Pertunjukan pun tiba-tiba saja berhenti karena tokohnya sendiri berteriak histeris dan ketakutan, siapa lagi kalau bukan Shao Han dan Fu Zhen sementara Fahrenheit terlihat mencari-cari sesuatu di bagian penonton.

“Harap tenang semuanya, tidak akan terjadi apa-apa pada kalian dan tetaplah berada dalam gedung ini!” perintah Xiao Yu yang sebenarnya adalah Fabien Li. “Oh ya, Wu Chun bawa pergi adikmu dari sini dan berlindung di backstage. Professor biar kami yang urus,” lanjutnya

Tanpa banyak bertanya lagi, Wu Chun hanya bisa mengikuti perintah Xiao Yu dan membawa Ying Jie ke backstage diikuti oleh Fahrenheit. Sementara SpeXial terlihat bingung di tengah-tengah para penonton.

“Apa ini bagian dari pertunjukan mereka?” tanya Ming Jie pada ketiga sahabatnya

“Entahlah!” jawab Hong Zheng dan Zi Hong bersamaan

“Kemana An Yu?” tanya Wei Jin panik tak melihat keberadaan adiknya

“Shit! Kemana mereka?” gerutu Fabien tak melihat Anne dan anak buahnya

“Mereka lari keluar gedung,” jawab Dean yang sedang berlari mengejar bersama dengan In Deok

“Kalian berdua jaga Professor disini, aku akan menyusul mereka,” perintah Fabien pada Elina dan Alexia yang dijawab anggukan mantap oleh kedua gadis itu

Fabien segera menyusul Dean dan In Deok keluar dari auditorium sedangkan Elina dan Alexia langsung menuju tempat duduk Professor Wu tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Terlihat dari ekor matanya ada seseorang yang melesatkan sebuah tembakan ke arah Professor.

“Semuanya menunduk!” teriak Elina yang diikuti oleh seluruh penghuni ruangan tersebut.

Terdengar suara tembakan yang sangat keras di telinga mereka yang ternyata berasal dari pistol yang dipegang oleh Elina untuk menembak orang itu dan tepat sasaran. Teriakan histeris semakin keras terdengar membuat Alexia harus melesatkan sebuah peluru ke atas untuk menhentikan teriakan itu. “DIAM!” teriaknya

“Kita harus segera pergi Professor! Mereka akan baik-baik saja disini!” ajak Elina yang disetujui oleh Alexia

Kedua gadis itu serta Professor Wu beranjak dari duduknya tapi belum sempat ia keluar beberapa pria bersenjata menghalang mereka. Dengan terpaksa, mereka memang harus melakukan tindak kekerasan tanpa memperdulikan orang-orang yang memang sedang menonton kejadian ini dengan ketakutan yang sudah memuncak.

“Biar aku saja!” ujar Elina yang langsung menghajar pria-pria itu

Tanpa basa-basi lagi, ia pun menghadiahkan beberapa pukulan dan tendengan keras pada pria-pria itu yang juga dibantu oleh Alexia dengan pistol yang ada di tangannya saat ada beberapa pria berusaha mengganggu permainan Elina. Mereka tanpa segan lagi menghabisi orang-orang itu yang ternyata terus saja muncul menghadang mereka yang ingin keluar dari auditorium.

Tak berapa lama kemudian Fabien, Dean, dan In Deok kembali ke auditorium, mereka membantu kedua gadis itu menghabisi musuh-musuhnya.

“Di luar sudah diurus oleh Jenderal Zhao dan anak buahnya, lebih baik sekkarang juga kita segera meninggalkan tempat ini dan menyerahkan hasil penelitian Professor demi menjaga keamanan semuanya,” ajak Fabien setelah berhasil menghabisi lawan-lawannya

Mereka pun berlari dan langsung memasuki mobil yang memang sudah disiapkan oleh Jenderal Zhao untuk membawa mereka ke bandara. Mobil ini sudah dilindungi oleh lapisan anti peluru sehingga keamanan Professor cukup terjamin.

Begitu tiba di bandara, FIVE BLASTERS langsung mengajak Professor Wu masuk ke area lepas landas karena memang disana sudah ada pesawat khusus yang dikirim langsung oleh FBI untuk menjemput mereka.

“Maaf karena sudah membuat acara hari ini jadi berantakan Professor,” ujar Elina begitu mereka berada dalam pesawat

“Oh ayolah, aku tidak menyalahkan kalian karena memang cepat atau lambat hal ini pasti terjadi tapi aku sungguh tidak menyangka ternyata Anne memanfaatkan sahabat putraku untuk menjalankan aksinya,” sahut Professor Wu setelah mendengar cerita dari Alexia sebelumnya

“Ternyata gadis itu memang benar-benar cerdik, beda sekali dengan kakaknya yang terlihat polos,” gerutu Alexia

“Ehm, kira-kira bagaimana dengan keluargaku?” tanya Professor Wu yang sangat jelas terlihat raut khawatir di wajahnya

“Tenanglah Professor, kami sudah minta bantuan Jenderal Zhao untuk melindungi mereka. Mungkin sekarang keluargamu sudah berada di ruangan kami,” jawab Fabien berusaha menenangkan Professor Wu

“Coba kita lihat saja keadaan mereka sekarang kalau memang sudah berada di ruangan FIVE BLASTERS berarti mereka aman,” saran Dean langsung disetujui oleh yang lainnya

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Fabien langsung menyambar laptopnya tapi sebelum itu ia memasang alat khusus agar tidak mengganggu kinerja pesawat. Yah, sangat berbahaya bukan jika menghidupkan alat elektronik di dalam pesawat?

Ternyata memang benar, keluarga Professor Wu sekarang berada di ruangan FIVE BLASTERS bersama dengan anggota Fahrenheit lainnya. Mereka memperhatikan seisi ruangan ini dengan penuh rasa ingin tahu. Banyak benda-benda asing yang tak pernah mereka lihat sebelumnya dan memang terlihat menakjubkan di mata mereka. Tak lama seseorang yang tak lain adalah Jenderal Zhao masuk ke dalam ruangan itu.

“Maaf membuat kalian menunggu lama,” ujarnya dengan senyum tipis

“Hmm, kenapa kami harus dibawa kesini? Dan kemana ayahku?” tanya Chun

“Karena ruangan ini adalah tempat teraman untuk kalian saat ini dan tenanglah Professor Wu akan baik-baik saja bersama mereka,” sahut Jenderal Zhao menenangkan. “Oh ya, aku harus mengingatkan satu hal pada anak-anak muda seperti kalian. Jangan sembarangan memilih kekasih sebelum membuat kalian menyesal nantinya. Untung saja sekarang gadis licik itu sudah berhasil kami lumpuhkan,” lanjutnya lagi membuat Fahrenheit mengerutkan dahi mereka

“Gadis? Siapa?” tanya keempat pria itu dengan kompaknya

“Anne Huang atau yang baru kalian kenal bernama Huang An Yu, kekasih baru Wang Da Dong sejak beberapa hari yang lalu,” jelasnya

“Memang apa yang bisa dilakukan oleh gadis sepolos An Yu?” tanya Da Dong yang masih belum mencerna dengan baik maksud perkataan Jenderal Zhao

“Gadis polos? Sepertinya kau yang terlalu polos Wang Da Dong karena tidak menyadari kalau sebenarnya dirimu sedang dimanfaatkan oleh gadis licik itu agar bisa masuk NTU dan menghabisi Professor Wu,” jawabnya yang sontak membuat orang-orang dalam ruangan tersebut membelalakkan mata mereka

“Apa maksudmu?” tanya Ya Lun yang mulai penasaran

“Untuk masalah itu maaf sekali aku tidak bisa memberitahu lebih jauh lagi karena memang aku tidak memiliki hak lebih selain melindungi kalian sementara waktu hingga kondisi di luar sana benar-benar aman,” ujar Jenderal Zhao, terlihat raut kekecewaan dari orang-orang itu

Sementara dalam pesawat terlihat kelegaan terpancar dari orang-orang disana karena ternyata memang saat ini keadaan mereka baik-baik saja.

Wu Chun POV

Sudah beberapa hari ini aku tidak bertemu dengannya, sungguh aku sangat merindukan gadis itu. Ayah juga menghilang sejak kejadian itu bersama gadisku dan teman-temannya. Jujur aku sungguh mengkhawatirkan keadaan ibu yang drop karena tak ada kabar dari ayah. Sementara pria yang dipanggil Jenderal Zhao oleh para polisi itu selalu mengatakan keadaan ayah baik-baik saja jadi kami harus tenang. Oh bagaimana mungkin kami bisa tenang?

“Astaga Chun, kenapa rumahmu masih dijaga ketat oleh mereka sih?” tanya Da Dong tiba-tiba saja datang bersama yang lainnya

“Seperti rumah presiden saja,” ujar Yi Ru yang terkesan menyindir tapi apa boleh buat memang beginilah kenyataannya

Selama beberapa hari sejak kepulanganku dari kantor polisi dimana aku, ibu, Ying Jie, dan anggota Fahrenheit lainnya berada dalam sebuah ruangan keren itu kami tidak diperbolehkan pergi sembarangan. Selalu ada polisi-polisi yang menyamar dengan senjata lengkapnya mengikuti kami bahkan rumahku juga dijaga ketat. Aku seringkali bertanya pada Jenderal Zhao apa yang terjadi sebenarnya tapi ia selalu bilang kalau tidak mempunyai hak untuk memberitahukan kami tentang masalah ini. Aish, menyebalkan sekali bukan?

“Oh ya, dimana Ying Jie?” tanya Ya Lun mencari-cari kekasihnya, aku iri pada pasangan ini sekarang

“Dia sedang menemani ibu di kamar,” jawabku malas

TAP… TAP…

Tedengar gesekan sepatu dengan lantai dari arah pintu rumahku, pasti Jenderal Zhao itu yang datang. Namun, sepertinya aku salah saat mendengar suara berdehem dari orang itu. Aku sangat kenal suara berat ini dan ternyata…

“AYAH!” teriakku begitu menoleh sosok pria paruh baya itu tersenyum seakan tak ada beban apapun “Ibu, Ying Jie! Ayah pulang!” teriakku memanggil meraka yang masih berada di kamar

Cklekk…

Suara pintu kamar terbuka dan bisa kulihat mata ibu berbinar-binar melihat kedatangan ayah begitupula dengan Ying Jie. Kedua wanita yang aku sayangi ini langsung saja berlari dan menghambur ke dalam dekapan hangat ayah. Membuat iri saja, aku kan juga mau ikut berpelukan.

“Kau tidak ingin memeluk ayahmu ini, ehm?” ayah melirikku dengan senyum hangatnya, aku pun langsung menghambur juga ke pelukan ayah dan benar-benar hangat rasanya

Cukup lama kami melepas rindu dan membuatku melupakan keberadaan ketiga pria ini yang matanya berkaca-kaca, sepertinya mereka terharu. Sudahlah, lebih baik sekarang aku ajak mereka ke kamar dan membiarkan ayah istirahat dulu.

“Ayah istirahatlah! Nanti ayah harus menceritakan semuanya padaku,” ujarku sedikit memaksa dan ayah hanya tersenyum

Sekarang kami berkumpul untuk makan malam bersama, kali ini ketiga sahabatku juga ingin ikut makan malam bersama karena mereka juga tidak mau melewatkan cerita ayah yang menghilang selama beberapa hari. Baiklah, saatnya aku bertanya karena memang sudah beberapa hari ini pikiranku penuh ingin memuntahkan semua isinya.

“Ayah kemana saja selama beberapa hari ini? Kenapa tiba-tiba menghilang?” pertanyaan pertama cukup dan aku harap jawaban yang memuaskan

Sebelum menjawab ayah menghela nafas panjang terlebih dahulu. “Ayah ada pekerjaan yang harus diselesaikan selama beberapa hari ini. Maaf tidak memberi kabar pada kalian,” hanya itukah jawabannya? Astaga ayah, kau benar-benar membuatku frustasi.

Selama ini memang aku kurang memahami pekerjaan ayahku sebagai seorang professor itu seperti apa karena ayah juga cukup misterius dan sangat merahasiakan pekerjaannya. Sepertinya aku memang harus mengajukan pertanyaan selanjutnya dan lebih banyak lagi.

“Lalu kenapa ayah menghilang bersamaan dengan Xiao Yu dan teman-temannya itu?” tanyaku lagi dan sepertinya cukup membuat ayah gugup. ‘BINGO’ pertanyaan yang bagus Chun, pasti ini ada kaitannya

“Ehm, sepupumu mendadak harus pulang ke New York karena ada urusan disana dan kalau teman-temannya sendiri ayah juga kurang tahu,” jawabnya terbata-bata. Ayolah ayah, aku ini anakmu jadi tak akan ada yang bisa kau tutupi dariku  

“Aish, aku yakin ayah pasti tahu alasannya kan? Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tian Shi juga tiba-tiba menghilang?” tanyaku lagi dan semoga jawabannya bisa membuatku puas

“Ayah akan menjawabnya tapi ini adalah jawaban final dariku dan jika kau bertanya atau cerewet lagi, ayah tidak akan mengatakan apapun lagi,” sahutnya kemudian memejamkan mata sejenak. Apa seberat itu untuk mengatakan yang sesungguhnya? Ayah kembali membuka mata lalu menghela nafas. “Kalian pernah mendengar sesuatu tentang FIVE BLASTERS dari salah satu diantara kelima orang itu kan? Nah, jawabannya adalah mereka memang FIVE BLASTERS dan ayah adalah Professor yang harus dilindungi oleh mereka selama empat tahun ini. Berhubung tugas mereka melindungi ayah sudah selesai maka jangan terlalu berharap bisa bertemu dengan mereka lagi. Itu semua MUSTAHIL karena FIVE BLASTERS bukan remaja-remaja biasa seperti kalian. Mereka memiliki berbagai tugas penting jadi berhentilah berharap!” jelas ayah panjang lebar membuatku dan yang lainnya bungkam tak tahu lagi harus bicara apa?

Rasanya aku masih ingin bertanya lebih banyak lagi pada ayah tapi sepertinya akan sia-sia saja karena ayah sendiri sudah bilang tidak mau menjawab pertenyaanku lagi. Arghh! Aku bisa mati penasaran kalau begini terus. Lalu satu kenyataan pahit lagi yang harus kuterima yaitu disaat aku ingin berubah menjadi pria yang serius pada wanita tapi aku malah lebih dulu ditinggalkan. Beginikah rasanya? Mungkin aku terkena karma karena telah mencampakkan banyak wanita.

‘Semoga kau tidak menyesal dengan semua ini’

Perkataannya waktu itu tiba-tiba saja terlintas di pikiranku, jadi inikah maksudmu? Sekarang aku benar-benar tidak mengerti dengan perasaanku sendiri. Seharusnya aku kecewa karena kau tidak pernah mengatakan apapun padaku tapi aku tidak akan pernah menyesal telah memberikan hatiku untukmu. Aku akan menunggu sampai Tuhan berbaik hati mempertemukan kita lagi, kapanpun dan dimanapun itu.

Author POV

5 tahun kemudian

“FAHRENHEIT… FAHRENHEIT… FAHRENHEIT…!” teriakan histeris penonton menggema di sebuah gedung tempat berlangsungnya konser boyband fenomenal Taiwan yang terdiri dari empat orang pria tampan

Musik mulai mengalun menandakan konser sudah dimulai, seketika suasana panggung yang tadinya gelap kini berubah terang menunjukkan pesona keempat pria tampan yang selalu berhasil menghipnotis para penggemarnya. Penampilan mereka dibuka dengan lagu energik berjudul TAI RE (SUPER HOT) dengan suara merdu dari Aaron Yan atau yang biasa dikenal Yan Ya Lun kemudian dilanjut suara lembut Calvin Chen atau biasa dipanggil Chen Yi Ru lalu selanjutnya suara rocker dari Jiro Wang atau kerap kali akrab disapa Wang Da Dong dan suara bass dari Wu Zun yang sering dipanggil Wu Chun. Mereka terus bernyanyi menghibur para penggemar tanpa menyadari kalau sebenarnya masih ada bahaya yang mengincar mereka.

“Astaga, aku tidak yakin bisa fokus kalau mendengar suara-suara malaikat ini,” puji seorang gadis

“Ayolah Alexia kita sedang dalam misi penting sekarang. Bisakah kau tidak terhipnotis dengan suaranya dulu?” gerutu gadis lainnya

“Benar kata Elina, sekarang bukan saatnya menikmati konser ini apalagi kalau kau sampai terhipnotis oleh pesona mereka,” ujar seorang pria Jepang membenarkan ucapan Elina

“Jika kita tidak fokus nantinya kalian bedua juga yang akan menyesal,” lanjut pria Korea sambil menunjuk kedua gadis di dekatnya yang tak lain adalah Elina Lau dan Alexia Hsu

“Yupz, kalau kalian tidak ingin menyesal. Fokuskan perhatian kalian karena kita tahu sendiri Anne adalah wanita licik bahkan ia bisa kabur setelah selama lima tahun ini ditahan,” ujar pria asli Taiwan ini.

Yah, kelima orang yang sedang dalam misi kali ini adalah FIVE BLASTERS. Mereka harus kembali berurusan dengan seorang wanita licik seperti Anne Huang yang kabur seminggu lalu dari tahanan. Menurut informasi yang mereka dapatkan Anne mengincar Fahrenheit karena merasa keempat pria itu yang membuatnya merasakan dinginnya jeruji tahanan selama lima tahun ini.

“Aku melihatnya!” seru Elina menunjuk ke arah seorang wanita dengan jaket bulu coklat serta menggunakan sepatu kets berwarna hitam berada di kursi VVIP.

Wanita itu sedang membidik pistol ke arah panggung, tak ada yang menyadari apa yang sedang dilakukan Anne karena semuanya asyik menonton konser. Mereka terhipnotis oleh pesona para ‘Pangeran Musim’ yang terus bernyanyi sembari meliuk-meliukkan tubuh mereka.

“SHIT!” kelima orang yang tak lain adalah FIVE BLASTERS itu menggeram kesal karena saat ini posisi mereka jauh dari Anne jadi sulit kalau ingin menangkap wanita itu.

Mereka akhirnya membagi tugas dimana Dean dan In Deok harus menerobos para penonton mencari cara untuk menuju tempat VVIP agar bisa menangkap Anne. Sementara Fabien sudah menyiapkan pistolnya untuk mengantisipasi tembakan Anne agar tidak melukai orang-orang di gedung ini. Elina dan Alexia bertugas menenangkan penonton jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Doorr… Sebuah tembakan melesat dari pistol yang digunakan Anne ke arah panggung tapi sayangnya peluru itu meleset karena Fabien juga tak kalah gesit melesatkan sebuah tembakan yang berhasil menabrak peluru milik Anne.

Duarr… Terdengar seperti sebuah suara ledakan saat kedua peluru itu bertabrakan dan membuat para penonton berteriak ketakutan, konser pun terhenti seketika. Elina dan Alexia langsung berlari ke arah panggung mengambil mic yang dipegang oleh Fahreneit karena memang mereka sedang menyanyikan lagu medley untuk menenangkan penonton. Keempat pria tampan yang kini sedang berada di atas panggung langsung mematung, terlihat jelas mereka terkejut dengan dua sosok wanita yang sempat menghilang selama lima tahun ini.

“Cepat kembali ke backstage!” bentak Alexia pada keempat pria yang masih mematung ini. “Astaga, Elina bagaimana sekarang?” tanya Alexia yang ikut panik karena penonton tak kunjung tenang dan Fahrenheit pun masih terus diam di tempatnya

“Bawa dan tarik mereka ke backstage, biar aku yang urus dulu disini,” perintah Elina. “Jangan lama-lama Alexia, setelah membawa mereka langsung kembali!” lanjutnya dan dibalas anggukan mengerti

Akhirnya Fahrenheit yang masih bengong itu ditarik ke backstage oleh Alexia dengan segenap kekuatan yang mereka punya. Tidak sia-sia memang ia fitness selama ini karena walaupun dengan tubuh kecil, ia bisa menyeret langsung keempat pria itu. Tak lama kemudian, ia kembali ke panggung menghampiri Elina yang mulai terlihat frustasi.

“Mungkin kita harus menggunakan cara yang sedikit sopan untuk menggertak mereka Elina,” usul Alexia yang dibalas seringaian dari Elina

“Yah, sepertinya boleh juga,” sahut Elina mengambil sesuatu dari balik jaketnya begitupula dengan Alexia

Doorr… Terdengar tembakan yang cukup keras dari arah panggung karena tembakan Elina dan Alexia yang bersamaan.

“Semuanya harap TENANG!” perintah Elina lewat mic yang masih ia pegang

“Kami disini untuk melindungi kalian jadi jangan takut!” timpal Alexia

Tak ada lagi suara teriakan dari bangku penonton, suasana hening seketika. Sementara Dean dan In Deok masih kejar-kejaran dengan Anne yang terus saja berlari.

“Maaf aku terpakasa melakukan ini,” gumam Fabien

Doorr… Terdengar sebuah tembakan lagi yang berhasil menghentikan pergerakan Anne karena sebuah peluru bersarang di paha wanita itu ketika sedang berlari. Langsung saja Dean dan In Deok menangkapnya serta memborgol tangan gadis itu.

“Kau ini gadis yang cantik tapi kenapa menyusahkan sekali sih!” gerutu In Deok setelah berhasil menangkap Anne

“Kita harus segera kembali dan melapor misi kali ini selesai,” ajak Fabien pada teman-temannya yang sekarang sudah berkumpul lagi dan bersiap keluar dari tempat konser

“TUNGGU!” teriakan terdengar dari dua orang pria yang tak lain adalah Wu Chun dan Yi Ru, mereka tidak ingin kehilangan gadis yang dicintai untuk kedua kalinya

Elina dan Alexia sempat menoleh ke arah panggung tapi tak lama mereka pun pergi bersama ketiga sahabatnya. Cukup berat memang rasanya karena kedua gadis ini juga mencintai pria yang sudah beberapa tahun ini mengisi hati mereka. Namun, keadaan membuat mereka harus melalui ini semua. Kedua pria itu hanya bisa terus memandang punggung gadis yang mereka cintai hingga benar-benar menghilang.

Dua bulan berlalu sejak kejadian itu dimana sekarang sudah memasuki akhir musim gugur karena udara dingin mulai terasa sangat menusuk kulit yang membuat Wu Chun dan Yi Ru semakin kehilangan semangat mereka. FIVE BLLASTERS memang tidak sama seperti mereka ataupun orang-orang lainnya yang seumuran dengan mereka karena memang FIVE BLASTERS dilatih untuk menjalani setiap misi-misi yang menyangkut perdamaian dan keselamatan bumi.

“Akhirnya kita bisa menikmati liburan juga,” ujar seorang pria berkebangsaan Taiwan pada keempat sahabatnya yang berbeda kebangsaan dengannya, ia tak lain adalah Fabien Li.

Mereka adalah FIVE BLASTERS yang tergabung menjadi sebuah tim khusus walaupun berbeda negara tapi tetap mempunyai satu tujuan. Elina Lau, seorang gadis asal HongKong yang berlatarbelakang cukup menarik karena sebenarnya ayah Elina yaitu Mr. Lau adalah seorang ketua gangster terkenal di HongKong tapi memiliki peran penting di Amerika sehingga ia juga dihormati oleh pejabat-pejabat disana. Hal itu membuat Mr.Lau diundang saat acara di White House yang membuat Elina bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya sekarang dan tergabung dalam agen khusus Detective FBI bernama FIVE BLASTERS.

“Kalian tidak ingin memberi mereka kejutan?” tanya In Deok

“Aku dengar gadis itu mengadakan fashion show malam ini,” tambah Dean

“Tentu saja kami akan memberikan kejutan pada mereka dan kalian juga harus ikut!” ujar Elina

“Oh ya Elina, sepertinya kita harus belanja sekarang,” ajak Alexia

“Yupz,” sahut Elina penuh semangat

“Astaga, sepertinya sifat mereka kembali seperti semula,” bisik Fabien pada kedua sahabat laki-lakinya

“Hei kami dengar yang kau katakan Fabien,” sindir Alexia

“Terima kasih pujiannya,” balas Dean

“Sekarang kalian temani kami shopping! Tak ada penolakan!” paksa Elina pada ketiga sahabat prianya itu

“Aish… Kedua gadis manja dan pemaksa ini kembali lagi,” gerutu In Deok kesal dengan kedua gadis yang menjadi sahabatnya ini

“Baiklah, tak perlu banyak protes lagi. Ayo jalan!” ajak Alexia

Dengan terpaksa Fabien, Dean, dan In  Deok ikut menemani Elina dan Alexia shopping. Namun, walaupun kedua gadis ini seringkali membuat mereka kesal tapi tetap tak dipungkiri kalau persahabatan lebih penting diatas segalanya. Mereka saling menyayangi satu sama lain seperti keluarga sendiri karena memang kelima orang ini adalah anak tunggal di keluarga mereka dan ingin merasakan hangatnya memiliki saudara.

Malam pun tiba, setelah berbelanja seharian ini membuat mereka cukup puas dengan semua yang sudah dibeli. Penampilan FIVE BLASTERS mengundang perhatian dari para tamu yang menghadiri acara fashion show seorang designer muda berbakat yang tak lain adalah Wu Ying Jie. Tak berapa lama, teriakan histeris terdengar ketika empat orang pria yang saat ini sedang berada di puncak kejayaan hadir di tengah-tengah para tamu, siapa lagi kalau bukan Fahrenheit.

Keempat pria itu juga disambut blitz kamera dari semua paparazzi yang meliput acara ini. Tak sampai lima menit, mereka akhirnya bisa bernafas lega dari seluruh paparazzi itu karena acara akan segera dimulai. Lampu di tempat penonton sudah mati, menyisakan hanya cahaya kerlap-kerlip dari panggung yang bisa dibilang sangat mewah tersebut.

Muncullah beberapa model-model yang berjalan di atas catwalk dengan menggunakan berbagai jenis model pakaian luar biasa. Suasana sungguh terkesan elegant setiap kali lampu menyorot model-model tersebut. Pertunjukkan berlangsung sekitar satu setengah jam dan kini tiba saatnya pakaian utama yang ditunjukkan. Muncullah Wu Ying Jie, designer sekaligus model yang mempertunjukkan sebuah gaun panjang menutupi leher berwarna merah maroon  dengan renda di bagian pinggangnya, terbuka pada bagian punggungnya dan mengembang pada bagian bawah gaun tersebut. Benar-benar membuat setiap wanita yang memakainya akan memancarkan keanggunannya.

“Calon adik iparmu cantik sekali Elina,” bisik Fabien yang terpesona melihat Wu Ying Jie

“Aish, jangan bicara sembarangan! Siapa yang bilang aku akan menikah dengan kakaknya?” protes Elina

She’s really awesome,” puji Dean dan In Deok bersamaan

“Hei, dia itu sudah memiliki kekasih,” ujar Alexia pada kedua sahabatnya

We know that but it’s okay cause we have girlfriend too,” sahut Dean

Really?” tanya Elina dan Alexia bersamaan

“Belum resmi sih tapi malam ini kami akan menunjukkan pesona kami pada kalian berdua,” jawab In Deok yang diikuti anggukan oleh Dean dan Fabien

Okay, we’ll wait you guys!” balas Elina

Tepuk tangan meriah para penonton menandakan fashion show sudah berakhir. Model-model pun kembali ke backstage tapi tidak dengan Wu Ying Jie. Lampu di tempat penonton kembali di nyalakan membuat semuanya terlihat jelas.

“Baiklah, untuk mengakhiri acara ini dengan sempurna mari kita sambut FAHRENHEIT!” ujar Wu Ying Jie

Mendengar nama mereka dipanggil, keempat pria itu pun naik ke atas penggung untuk menutup acara sesuai permintaan Wu Ying Jie. Mereka semua tersenyum ke arah tamu yang hadir dan tanpa disengaja mata mereka menangkap sosok dua orang gadis yang sangat mereka kenal.

“Hmm, lagu ini kami persembahkan untuk gadis-gadis yang kami cintai ‘Yue Lai Yue Ai,” ujar Wu Chun kemudian musik pun di putar

Mereka bernyanyi dan membuat semua tamu terpukau, tiba di pertengahan lagu Chun dan Yi Ru turun dari panggung menghampiri dua orang gadis yang mereka rindukan lalu membawa kedua gadis itu ke panggung. Ya Lun dan Da Dong tersenyum melihat kedua sahabatnya bisa bertemu lagi dengan kedua gadis yang mereka cintai. Chun memeluk pinggang Elina dari samping begitupula Yi Ru memeluk pinggang Alexia dari samping.

Entah dapat darimana, Da Dong dan Ya Lun menghampiri Chun dan Yi Ru dengan membawa buket bunga mawar merah serta putih tergabung menjadi satu. Mengerti dengan maksud kedua sahabatnya itu, Chun dan Yi Ru pun memberikan bunganya pada gadis yang mereka cintai. Kedua gadis itu pun menerimanya dengan senang hati lalu Chun dan Yi Ru mengecup kening gadis mereka masing-masing, so romantic.

Lagu pun selesai dibawakan, suara tepuk tangan penonton kembali terdengar. Blitz kamera paparazzi tak ada henti-hentinya memotret mereka. Tak lama Wu Ying Jie serta salah seorang modelnya yang tak lain adalah Yang Cheng Lin naik ke atas panggung menghampiri pasangan masing-masing. Ying Jie dengan Ya Lun sedangkan Cheng Lin dengan Da Dong.

“Elina, Alexia look here!” panggil Fabien

Kedua gadis yang dipanggil pun mengalihkan perhatian mereka ke arah pria yang memanggil dan dengan sedikit terkejut mereka melihat ketiga sahabat prianya sudah menggandeng seorang gadis masing-masing.

Oh My God!” seru kedua gadis itu bersamaan dan langsung turun mengajak kekasih masing-masing menghampiri ketiga pria itu

See?” seru ketiganya

“Yah, not bad,” ledek Alexia dan Elina dengan kompaknya

“Hei!” teriak ketiga pria itu bersamaan, kesal dengan kedua sahabatnya ini

“Hahaha… Just kidding, sorry guys!” ujar Alexia merasa lucu dengan ekspresi ketiga sahabatnya

“Kalian kenal mereka bukan?” tanya Dean dengan polosnya sambil melirik ketiga gadis yang baru saja bergabung dengan mereka. Ketiga gadis itu tak lain adalah Zhang Shao Han, Lin Yi Chen, dan Tian Fu Zhen

Of course! They’re fans of our boyfriend. Kalian juga tahu itu jadi jangan bersikap sok polos seperti ini. Benar-benar membuatku geli melihat ekspresi kalian seperti ini,” sahut Elina yang mengundang tawa dari siapapun yang mendengarnya
“Aish… Menyebalkan!” gerutu ketiga pria itu bersamaan membuat semuanya tertawa
Tiba-tiba suasana kembali serius ketika Chun dan Yi Ru memeluk erat kekasihnya masing-masing, melepas kerinduan yang selama ini mereka tahan.
“Jangan pergi lagi!” pinta kedua pria itu tulus masih mendekap kekasih mereka
Sorry, we can’t promise,” sahut Elina dengan nada menyesal
Ya, we’ve many mission,” tambah Alexia
You’re know that, right?” tanya kedua gadis itu bersamaan seraya meminta pengertian dari kekasih mereka

“Baiklah, kami mengerti tapi bisakah kalian tidak menggunakan Bahasa Inggris? This Taiwan ladies not New York, ok?” sahut Chun yang sedari tadi mendengar kedua gadis itu lebih banyak bicara dalam Bahasa Inggris

Sorry! Sudah kebiasaan,” balas kedua gadis itu bersamaan

‘Wow, Autumn Perfection! Awal kisahku bertemu dengannya di awal musim gugur hingga pertemuan kami hari ini pun masih pada musim gugur bahkan aku sendiri dijuluki sebagai Prince of Autumn. Amazing! I Love Autumn,’ batin Wu Chun


‘Yeah! Autumn is my perfect seasons. Semua kisah indahku terjadi di musim gugur. Saat dimana sosok pangeran ini menyadari keberadaanku dan kami menjadi dekat hingga ketika aku dipertemukan kembali dengannya oleh Tuhan bahkan kami sekarang bisa bersama. Di musim gugur juga aku berhasil menyelesaikan misi terpanjang bersama sahabat-sahabatku, FIVE BLASTERS. I Love Autumn,’ batin Elina disaat yang bersamaan dengan Wu Chun 

Semua bisa menjadi indah jika setiap pasangan bisa saling mengerti satu sama lain terhadap pekerjaan pasangan masing-masing. Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan sesuatu yang indah pada akhirnya. Jika tak ada perbedaan, pengertian, dan kesabaran maka semua akan sia-sia. Hidup perlu tantangan untuk memperoleh kebahagiaan pada akhirnya.


~ THE END ~

Lega juga ternyata nih ff bisa kelar walaupun gak sempurna dan banyak typo bertebaran tapi author mau bilang thanks buat yang udah mau baca... Hehehe...

Oke, seperti sebelumnya udah author bilang kalo karakter Tian Shi itu Original Character (OC) dan sahabatnya Xiao Xun juga OC tapi berhubung ada readers yang pengen kira2 ada gambaran tentang kedua tokoh ini jadi author pilih deh kira-kira yang cocok ...

Oh ya, author juga nyelipin pict dari beberapa cast lainnya... Moga sesuai keinginan readers ya ^_^

FAHRENHEIT




Ivy Chen as Huang An Yu (Anne Huang)

Gui Gui as Wu Ying Jie

No comments:

Powered by Blogger.