Saturday 28 December 2013

Within Five Years (Side Story of Autumn Perfection) - Chap. 3 [END]


Title:: (Side Story) Within Five Years
Author:: TaraChun
Cast::  Five Blasters [Elina Lau, Alexia Hsu, Fabien Li, Dean Fujioka, Hwang In Deok]
            Fahrenheit [Wu Chun, Chen Yi Ru, Wang Da Dong, Yan Ya Lun]
            SpeXial [Luo Hong Zheng, Lin Zi Hong, Huang Wei Jin, Xu Ming Jie]
Support Cast:: Huang An Yu (Ivy Chen), Wu Ying Jie (Gui Gui), Yang Cheng Lin (Rainie Yang), Huang Xiao Ming, Luo Zhi Xiang (Show Luo), Zhao You Ting (Mark Zhao), Ethan Ruan
Genre:: Friendship, Thriller, Romance

Length:: Chapters

Older Posts: Chap.1 Chap.2 

Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.

Hong Zheng POV


Malam ini sahabat-sahabatku memutuskan untuk menginap di rumah demi mengorek informasi tentang kelima orang misterius itu dari kakakku, Luo Zhi Xiang. Ternyata pemikiran kami memang sama setelah melihat percakapan akrab antara da ge dan Professor Wu di bandara tadi sore sudah bisa dipastikan kalau mereka memang lebih dari sekedar kenal saja.

“Astaga, aku baru saja pulang sore ini dan ingin liburan tapi sudah mendapat tugas lagi? Baiklah demi profesionalitas memang harus bekerja keras. Sebenarnya ada urusan apa aku diperintahkan ke tempat itu ya? Aish… Sudahlah, besok juga akan tahu. Lebih baik sekarang aku istirahat saja, lelah sekali perjalanan Amerika-Taiwan,” ujar Zhi Xiang ge pada dirinya sendiri padahal baru saja aku mau masuk ke kamarnya tapi ternyata sesuatu yang membuatku penasaran bertambah lagi.

Sepertinya malam ini bukanlah waktu yang tepat untuk bertanya padanya, kasihan juga dia sudah menempuh perjalanan jauh dan pasti kelelahan.

Drrttt… Drrttt… Ponselku bergetar dan ternyata ada pesan masuk

“Wu Chun?” aku melihat satu per satu sahabatku sebelum membuka sms darinya

Kami yakin kalian juga penasaran tentang mereka dan kita bisa bertukar informasi. Bertemu di depan Kantor Pusat Kepolisian Taipei besok jam 10 pagi! Untuk kali ini kami ingin mengajak kalian bekerja sama sebagai partner.


Setelah membacakan pesan dari Wu Chun, aku kembali melirik ketiga sahabatku dan mereka hanya menganggukkan kepala tanda setuju. Yah, artinya besok pagi adalah kedua kalinya Fahrenheit dan SpeXial bekerja sama dan hal itu sama-sama karena orang-orang yang membuat kami penasaran.

Pertama kalinya adalah ketika aku dan sahabat-sahabatku ini pulang makan malam bersama dengan dua gadis misterius itu yang sampai sekarang belum kuketahui siapa nama asli mereka. Saat pulang dari restoran ternyata ada orang-orang yang mengikuti kami. Sesuai permintaan kedua gadis misterius itu dengan terpaksa kami menepikan mobil dan keluar dari mobil. Tak lama muncullah orang-orang yang mengikuti kami dan perkelahian tak bisa dihindari. Karena ingin melindungi kedua gadis misterius itu, Fahrenheit membantu kami berkelahi tapi pada akhirnya benar-benar memalukan. Kami para pria sudah kelelahan terlebih dahulu dan membiarkan dua orang gadis menghabisi pria-pria bertubuh besar itu hanya dalam sekejap saja.

Besok adalah kedua kalinya kami akan menjadi partner untuk mencari informasi tentang FIVE BLASTERS yang masih berkaitan juga dengan dua gadis misterius itu. Sebenarnya menjadi partner dari Fahrenheit itu sungguh tak pernah kami bayangkan sebelumnya tapi apa boleh buat? Hanya dengan cara inilah kami bisa mendapat informasi lebih tentang kelima orang misterius yang biasa disebut FIVE BLASTERS.

Author POV

Sesuai perintah dari atasannya kemarin begitu sampai di Taiwan, Zhi Xiang saat ini sudah berada dalam sebuah ruangan. Ia duduk berhadapan dengan seorang pria berumur 25 tahun yang hanya berbeda dua tahun diatasnya. Pria itu mengenakan pakaian dengan beberapa bintang menghiasi yang menjelaskan kalau pria ini merupakan Jenderal Kepolisian Pusat Taipei.

“Langsung ke intinya saja Jenderal, sebenarnya untuk apa aku diperintahkan kesini?” tanya Zhi Xiang pada Jenderal Zhao dengan ekspresi seriusnya

Yah, ketika seorang agen diperintahkan untuk datang ke sebuah kantor polisi apalagi berhadapan langsung dengan Jenderal Kepolisian pasti ada sesuatu hal yang penting. Jika benar-benar suatu hal yang penting itu berarti sikap profesionalitas harus diterapkan dan salah satunya dengan keseriusan.

“Baiklah aku langsung ke intinya saja. Kemarin Mr. Huang menelpon, ia mengatakan ada hacker yang menyusup ke situs resmi FBI. Sepertinya saat itu terjadi kau sedang dalam pesawat perjalanan pulang ke Taiwan,” sahut Jenderal Zhao menggantungkan penjelasannya menunggu tanggapan dari Zhi Xiang

“Bagaimana mungkin? Setahuku Joe tidak pernah membuat kode-kode rahasia yang akan dengan mudah dipecahkan bahkan rekan-rekan kerajnya pun tidak ada yang mengetahui kode-kode ttersebut kecuali orang yang sangat ia percaya dan atasan kami. Apa ada orang dalam yang sengaja membuka kode-kode rahasia tersebut?” tanya Zhi Xiang yang baru saja selesai mengutarakan isi pikirannya sementara Jenderal Zhao menjawab dengan menganggukkan kepalanya

“Yah, ada orang dalam dan mereka benar-benar tak bisa diduga sebenarnya apa alasan mereka melakukan hal ini?” balas Jenderal Zhao dengan pertanyaan juga

“Mereka? Maksudmu bukan hanya satu orang? Apa sudah diketahui siapa yang melakukan hal itu?” tanya Zhi Xiang lagi sambil mengerutkan keningnya

“Ketika mendengar siapa mereka dari Mr. Huang sungguh aku benar-benar tidak percaya tapi ternyata mereka mengatakan langsung padaku. Sampai detik ini pun aku masih tidak yakin kalau yang melakukan hal ini  adalah FIVE BLASTERS,” jawab Jenderal Zhao membuat lawan bicaranya seketika mebulatkan matanya

“Maksudmu ini ulah kelima remaja misterius itu tapi apa tujuan mereka?” tanya Zhi Xiang terlihat kalau pria ini sedang berpikir keras, sulit memang untuk mengetahui jalan pikiran dari orang-orang jenius karena yang ada hanya akan membuat pusing

“Entahlah apa tujuan mereka? Sebelum menutup telepon kemarin mereka juga mengatakan kalau cepat atau lambat anak Professor Wu beserta teman-temannya dan juga adikmu serta teman-temannya akan datang untuk mencari informasi tentang mereka dariku,” jelas Jenderal Zhao

Sementara kedua pria tampan ini sibuk dengan topik mereka, baru saja ada delapan pria yang masuk ke kantor polisi dan membuat keributan. Mereka bersikeras ingin bertemu dengan Jenderal Zhao walaupun sudah dikatakan kalau Jenderal sedang sibuk menerima tamu tapi tak ada yang bisa menghalangi dua geng seterkenal Fahrenheit dan SpeXial di Taipei. Sedikit ancaman membuat polisi yang terus menghalangi mereka akhirnya menyerah dan membawa delapan pria tersebut menuju ruangan Jenderal Zhao.

Tok… Tok… Tok…

“Masuk!” perintah Jenderal Zhao dari dalam ruangannya

Polisi yang membawa Fahrenheit dan SpeXial pun masuk ke ruangan Jenderal Zhao dan tak lama kemudian keluar lagi mempersilahkan kedelapan pria tersebut untuk masuk. Hal yang sangat mengejutkan bagi SpeXial terutama Hong Zheng ketika masuk mendapati kakaknya yang tak lain adalah Luo Zhi Xiang sedang berada dalam ruangan tersebut.

“Zhi Xiang ge?” seru SpeXial dengan kompaknya dengan mata membulat sedangkan Fahrenheit hanya mengerutkan kening mereka karena tidak mengenal pria yang sedang bersama Jenderal Zhao dan membuat SpeXial terkejut

“Mereka bilang cepat atau lambat bukan? Astaga, ini terlalu cepat namanya,” keluh Zhi Xiang pada Jenderal Zhao yang juga sepertinya terlihat kesal

Ucapan Zhi Xiang hanya dijawab dengan anggukan oleh Jenderal Zhao tanda menyetujuinya. Yah, cepat atau lambat? Bagi kedua pria itu maksud dari kata cepat atau lambat bukanlah seperti yang mereka harapkan terjadi saat ini. Kedua pria itu saling menatap satu sama lain kemudian menggelengkan kepala mereka bersamaan, heran dengan lima remaja jenius yang mereka kenal itu senang sekali mengejutkan orang-orang.

“Kenapa kalian muncul cepat sekali? Aku bahkan belum ada persiapan dan mereka benar-benar berhasil membuatku frustasi saat ini,” gerutu Zhi Xiang masih tidak terima dengan tempo waktu yang dikatakan oleh FIVE BLASTERS

Ni shuo shenme? Wo zhende bu dong a,” geram Hong Zheng kesal dengan kelakuan kakaknya yang dari tadi selalu menggerutu tidak jelas maksudnya

“Hah, sudahlah tak perlu kau pikirkan!” pinta Zhi Xiang gusar, pandangannya kembali mengarah pada Jenderal Zhao yang hanya diam saja

“Jadi apa yang ingin kalian ketahui lagi? Kurasa informasi yang kalian dapatkan sudah cukup,” ujar Jenderal Zhao setelah melihat tatapan Zhi Xiang yang mengisyaratkan agar berbicara to the point

“Kalian sudah tahu kami akan datang kesini dan apa tujuan kami?” tanya Hong Zheng dengan keraguannya untuk memastikan apa yang ia katakan benar adanya

“Aishh… Kau ini baru kutinggal dua tahun saja kenapa sudah jadi sebodoh ini sih? Astaga ternyata aku punya adik yang bodoh? Kalian tidak lupa bukan sedang berhadapan dengan siapa?” bukannya menjawab pertanyaan Hong Zheng tapi Zhi Xiang yang sudah terlanjur kesal sejak awal jadi balik bertanya

Sementara Hong Zheng hanya diam saja sambil menoleh ke arah teman-temannya dan juga Fahrenheit. Mereka sama-sama mengerutkan kening masing-masing karena tidak mengerti dengan Zhi Xiang yang sejak kedatangan mereka sudah emosi. Setelah mendapat pertanyaan dari Hong Zheng pun membuat emosi Zhi Xiang makin meluap. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut adiknya ataupun tujuh pria lain yang datang bersama Hong Zheng membuat Zhi Xiang semakin geram.

“Sudahlah Zhi Xiang! Jangan membuat mereka bingung!” pinta Jenderal Zhao dengan wibawanya

“Oh ayolah, aku hanya tidak tahan dengan anak-anak ini. Mereka benar-benar membuatku pusing!” gerutu Zhi Xiang sambil mengacak rambutnya. “Baiklah! Sebaiknya kalian tahu kalau sedang berhadapan dengan FBI yang didalamnya terdapat lima orang jenius. Mereka dengan mudahnya bisa mengetahui apa yang kau lakukan dengan hacker-mu itu,” ujarnya sambil menunjuk Wu Chun beserta ketiga anggota Fahrenheit lainnya. “Hei, pikiran orang jenius itu berbeda dengan pikiran anak-anak seperti kalian bahkan mereka hanya dengan sekedar melihat sepintas saja sudah mengerti dengan apa yang terjadi di sekeliling mereka. Banyak yang mengatakan satu-satunya kekurangan orang jenius adalah kepekaan pada hati tapi hal itu berbeda dengan lima orang jenius FBI yang sekarang kalian hadapi. Mereka lima jenius sempurna dengan pikiran dan kepekaan hati yang sangat baik,” jelas Zhi Xiang panjang lebar tanpa menarik nafas membuat Fahrenheit dan SpeXial tercengang mendengar ucapan pria berumur 23 tahun itu

“Cukup delapan belas detik kau bicara Zhi Xiang, lumayan juga,” sahut Jenderal Zhao setelah memperhatikan jam tangannya

Keadaan berbeda dari sebelumnya dimana tadi Fahrenheit dan SpeXial diam karena bingung dengan emosi yang meluap saat pertama memasuki ruangan ini tapi sekarang mereka diam karena berusaha mencerna dengan baik kata demi kata yang berubah menjadi kalimat dan tergabung dalam sebuah paragraf yang diucapkan dalam waktu delapan belas detik oleh Zhi Xiang. Pria-pria itu masih terus memutar otak mereka sementara Zhi Xiang berusaha mengatur nafasnya yang membuaru setelah berbicara panjang lebar selama delapan belas detik tanpa menarik nafas sedikitpun.

“Apa ada yang aku lewatkan?” tanya Zhi Xiang setelah berhasil mengatur nafasnya sambil menatap Jenderal Zhao meminta pendapat

“Hmm, sepertinya untuk sementara sudah cukup jelas,” jawab Jenderal Zhao yang masih memperhatikan kedelapan pria yang berumur lebih muda darinya berkutat dengan pikiran mereka

Belum jelas! Itulah yang ada dalam pikiran delapan pria tampan dari dua geng ternama di Taiwan tersebut. Ada satu hal yang masih mengganjal di otak mereka mengenai nama dari seseorang yang sangat tidak asing bagi mereka. Yah, nama itulah yang ingin mereka pertanyakan kejelasannya saat ini. Apakah sama seperti perkiraan mereka atau hanya sekedar namanya saja yang sama?

“Uhmm, kami ingin menanyakan tentang nama seseorang pada kalian,” ujar Ya Lun dengan datarnya tapi tak luput dari rasa penasaran juga

“Nama? Seseorang? Siapa?” tanya Jenderal Zhao seraya melirik Zhi Xiang yang juga ikut menatap kedelapan pria yang berumur di bawahnya dengan penuh tanya

“Siapa Andy Lau yang merupakan ayah dari Elina Lau itu sebenarnya?” tanya Wu Chun mewakili teman-teman dan partners barunya

Bukannya menjawab pertanyaan Wu Chun, kedua pria itu hanya saling pandang kemudian menyeringai dan tertawa dengan kerasnya. Bahkan seorang Jenderal Zhao yang terkenal berwibawa bisa tertawa seperti itu dan melupakan imej-nya sebagai seorang Jenderal Kepolisian Taipei. ‘Apakah pertanyaanku sangat lucu?’ Itulah pikiran Wu Chun saat ini. ‘Kenapa kedua pria ini tertawa begitu hebohnya? Apakah ada yang lucu mengenai orang bernama Andy Lau itu?’ Pikiran dari tujuh pria lainnya pun tak jauh berbeda dari isi pikiran Wu Chun.

Melihat ekspresi delapan pria di hadapan mereka yang menyiratkan kebingungan karena dahi mereka yang berkerut membuat kedua pria itu berusaha keras menghentikan tawa heboh mereka. Tanpa disadari pun ada air di ujung mata kedua pria itu karena asyiknya menertawakan sesuatu yang tak dimengerti oleh Fahrenheit ataupun SpeXial apa sebab sebenarnya?

“Ekhemm…” sebelum menjawab pertanyaan dari Wu Chun dan teman-temannya, Jenderal Zhao berdehem terlebih dahulu untuk mengembalikan kewibawaan dan nada bicaranya. “Jadi kalian belum tahu siapa Andy Lau ini? Kurasa itu mustahil bagi kalangan geng-geng seperti kalian,” sahutnya dengan senyum tipis

“Apakah Andy Lau yang dimaksud ini adalah…?” keraguan muncul dari wajah kedelapan pria itu apalagi yang melontarkan pertanyaan ini, Zi Hong

“Apa perlu kami perjelas siapa Andy Lau yang merupakan ayah dari seorang Elina Lau, kekasih dari pria bernama Wu Chun ini?” tanya Zhi Xiang dengan senyum tipisnya seraya melirik ke arah Wu Chun yang air mukanya langsung berubah

Yah, tak jauh berbeda dengan Wu Chun, ketiga sahabatnya pun menampakkan raut keterkejutan. Mereka memang mengetahui tentang FIVE BLASTERS tapi mereka tidak tahu yang mana merupakan Zhuo Tian Shi ataupun Xiao Xun karena tidak ada foto kedua gadis itu di situs FBI. Tentu saja Wu Chun kagum karena data dari kedua gadis dari FIVE BLASTERS itu memang luar biasa tapi memang tak bisa dipungkiri kalau ternyata kekasihnya adalah putri dari seorang Andy Lau yang bernama asli Elina Lau.

Jika ditanya kenapa tak ada foto dari anggota FIVE BLASTERS di situs resmi FBI tersebut? Jawabannya adalah tentu karena mereka merupakan kunci rahasia FBI jadi tak ada seorang pun yang boleh tahu wajah dari kelima jenius itu selain anggota FBI sendiri. Walaupun tahu nama, tidaklah penting karena wajah tetap harus dirahasiakan demi menjaga kelancaran penyelesaian misi-misi dari FIVE BLASTERS itu sendiri dan menjaga keamanan mereka.

“Kenapa kalian hanya diam saja, hm? Apa perlu aku lebih perjelas sekali lagi? Benar sekali pikiran kalian tentang orang bernama Andy Lau itu. Yah, ia adalah ketua gangster paling disegani di Hong Kong bahkan sampai ke daratan China dan Taiwan ini, bukankah begitu? Lalu kenapa ia bisa ada di White House tujuh tahun yang lalu? Tentu karena acara rahasia yang tidak bisa kami beritahu pada kalian. Lebih jelasnya lagi Andy Lau ikut menyumbangkan anak buahnya sebagai body guard dari presiden-presiden Amerika yang pernah menjabat di negara Super Power itu. Apalagi presiden yang menjabat pada tujuh tahun yang lalu itu merupakan sahabat dari Andy Lau saat mereka masih Junior High School,” jelas Zhi Xiang lagi yang semakin membuat kedua geng itu tertegun

“Apa ada lagi yang ingin kalian tanyakan?” tanya Jenderal Zhao pada delapan pria yang masih berkutat dengan pikiran mereka masing-masing

Karena masik sibuk dengan pikiran masing-masing, baik Fahrenheit maupun SpeXial hanya bisa menggeleng kikuk menjawab pertanyaan dari Jenderal Zhao. Sementara kedua pria itu hanya bisa menahan tawa mereka agar tidak meledak.

“Baiklah kalau memang sudah tidak ada keperluan lagi, bisakah kalian meninggalkan kami berdua? Masih ada hal lain yang harus kami bicarakan,” ujar Jenderal Zhao yang hanya dijawab anggukan oleh kedelapan pria tersebut

Akhirnya tawa kedua pria tersebut pun kembali pecah setelah Fahrenheit dan SpeXial meninggalkan ruangan mereka. Sungguh menggelikan melihat ekspresi kikuk dari pria-pria yang merupakan idola para wanita tersebut.

Elina Lau POV

Washington, United States - Federal Bureau of Investigation (FBI)

Seiring berjalannya waktu sungguh tak terasa sudah hampir setahun aku tak pernah bertemu dengannya lagi walaupun aku sering mendengara kabar kalau pria itu baik-baik saja. Sungguh tak bisa dipungkiri kalau aku memang sangat merindukannya dan hari ini yang aku tahu merupakan hari penting baginya dan anak-anak semester akhir di NTU. Yah, dimana hari ini mereka menggunakan pakaian kebesaran mahasiswa yang menandakan kalau mereka sudah benar-benar lulus dan siap melanjutkan ke dunia yang lebih luas lagi. Ingin rasanya berada disana untuk sekedar memeluk dan member ucapan selamat padanya tapi apalah dayaku.

Saat ini bahkan aku dan teman-teman FIVE BLASTERS harus bergerak lagi demi menyelesaikan misi kami yang dulu membuatku bertemu dengannya. Inilah misi terpanjang kami yang memang cukup sulit untuk diselesaikan. Ternyata orang itu sudah mengantisipasi terlebih dahulu untuk menyelamatkan dirinya setelah kami berhasil menangkap Huang An Yu. Beberapa kali hampir berhasil menangkapnya tapi lagi-lagi ia berhasil meloloskan diri. Tapi bukan FIVE BLASTERS jieka tidak bisa menyelesaikan misi dengan baik bahkan walau nyawa kami taruhannya sekalipun.

“Kau tahu Elina? Sepertinya aku merindukan pria itu,” tiba-tiba Alexia bicara dengan nada lirih tak seperti biasanya

Yah, bagaimanpun juga waktu kami berdua dekat dengan mereka bisa dibilang cukup lama walaupun baru beberapa waktu saat dimana kami benar-benar bisa dekat dengan mereka. Entah kenapa perasaan ini tiba-tiba muncul dan cukup mengganggu konsentrasiku.

“Aku pun sama sepertimu Alexia, sangat merindukannya,” sahutku tak kalah lirih

“Apa kita bisa bertemu dengan mereka lagi?” tanya Alexia yang entah kenapa membuatku merasa ada sesuatu yang ganjil tapi apa itu aku pun tak tahu

“Entahlah! Mungkin jika Tuhan menghendaki kita bisa bertemu lagi dengan mereka,” jawabku sambil memaksakan senyum tipis seperti biasanya

Come on ladies! Show your spirit!” seru Dean mendadak jadi penyemangat bagi kami

“Yah, our strong girls can’t like this!” tambah In Deok yang disetujui dengan anggukan oleh Dean

Tak ada angin maupun hujan benar-benar aneh melihat kedua pria ini tiba-tiba menghibur kami dengan kompaknya. Mungkin hanya perasaanku saja atau memang benar-benar sesuatu yang buruk akan terjadi. Kuharap kecemasan ini berakhir dan semua akan baik-baik saja.

We must go now, guys!” ajak Fabien yang kutahu dari tadi hanya memperhatikan kami sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran dan setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya barulah pria ini bicara

Ternyata memang sudah waktunya, kami kemarin mendapat informasi jika orang itu ada di New York hari ini dan akan melakukan transaksi illegal dengan client-nya. China Town – Manhattan, New York disinilah kami sekarang. Yah, orang itu memang cukup cerdik memilih tempat transaksi karena yang kami tahu ada beberapa sarang mafia di daerah sini maka dari itu membuat tugas kami menjadi lebih berat. Kewaspadaan benar-benar kami perlukan saat ini dan jika salah bertindak sedikit maka mereka akan mengetahui ada jejak FBI di daerah ini. Habislah semuanya dan entah bagaimana akhir dari misi ini yang kemungkinan besar akan gagal.

Ladies, kalian mengawasi dari café seberang itu ya dan kami menunggu di mobil dekat dengan Bank of Shanghai,” ujar Fabien memberi arahan dan kami hanya bisa mengikuti saja

Sekarang kami mengawasi orang itu yang baru saja menuju Bank of Shanghai dan terlihat ia keluar dengna beberapa pria berjas dengan badan besar seperti bodyguard. Ada seseorang pula disana yang bisa kutebak ia merupakan client  dari orang itu.

Kami baru saja memesan es krim untuk lebih meyakinkan penyamaran kami sebagai gadis-gadis remaja biasanya yang memang sedang asyik mengobrol. Namun, pandangna kami tetap mengawasi orang-orang itu. Sepertinya mereka akan menuju ke suatu tempat dan seketika suara Fabien terdengar.

Kami akan mengikuti mereka pergi, kalian bisa menggunakan taksi bukan? Kita bertemu lagi di tempat itu.

Begitu suara Fabien sudah tak terdengar lagi, aku dan Alexia pun segera keluar kafe lalu masuk ke sebuah taksi yang ternyata sudah tersedia di depan kafe ini. Tanpa pikir panjang lagi kami segera masuk dan menyuruh supir taksi ini untuk mengikuti mobil yang digunakan oleh Fabien, Dean, dan In Deok.

Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan taksi ini dan ketika melirik kea rah Alexia ternyata ia pun melirikku juga. Buru-buru aku dan Alexia mengambil ponsel masing-masing dan mengirimkan pesan singkat.

Taksi yang kami gunakan tepat di belakang mobil kalian tapi sepertinya ada yang tidak beres dengan taksi ini

Itulah isi pesan singkat yang kukirim ke nomor milik Dean dan setelah itu kami menengok ke depan tepatnya memastikan sebenarnya apa yang terjadi? Astaga, apa yang terjadi dengan supir taksi ini? Wajahnya pucat dan terlihat darah pada bajunya tepan di bagian perut.

Oh My God!” pekikku dan Alexia bersamaan

Sorry sir, I think you not good so please stop here!” pintaku to the point tapi yang terjadi bukanlah sesuai harapan kami.

Mungkin karena sudah kehabisan banyak darah membuat supir taksi ini juga kehilangan konsentrasi. Bukannya menginjak rem tapi mobil ini melaju semakin kencang dan satu-satunya cara gila yang terpikirkan olehku dan Alexia sekarang hanya menyelamatkan diri dengan keluar dari mobil ini. Kami melepas seatbelt masing-masing, membuka pintu penumpang dan bersiap melompat keluar.

Author POV

            Taipei, Taiwan

Sejak kejadian dimana Fahrenheit dan SpeXial menjadi partner untuk kedua kalinya demi mencari informasi mengenai FIVE BLASTERS membuat kedua geng itu berdamai. Tak ada lagi keributan yang sering kali ditakutkan apabila terjadi pertemuan baik yang disengaja atau tidak disengaja oleh seluruh mahasiswa-mahasiswi.

Hari ini merupakan yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa-mahasiswi semester akhir yang telah menyelesaikan studi mereka di perguruan tinggi termasuk Fahrenheit dan juga SpeXial. Mereka sepakat untuk merayakan kelulusan mereka dengan mengadakan sebuah pesta kecil yang hanya akan dihadiri oleh kerabat dekat mereka saja malam ini.

Pesta pun sudah dimulai tepat pukul tujuh malam dan semua tamu sudah datang berkumpul di rumah Wu Chun karena memang acara perayaan kelulusan itu adalah usulan dari Ny. Wu. Terlihat sekali pancaran wajah-wajah bahagia dari seluruh tamu yang ada karena kelulusan anak mereka dengan nilai yang bagus. Satu fakta lagi tercipta dari acara tersebut dimana ternyata para ibu dari anak-anak itu merupakan teman-teman semasa Senior High School (SMA).

“Baiklah saatnya acara puncak!” seru Ny. Wu yang diikuti anggukan mantap oleh para wanita paruh baya lainnya

Yah, setelah mengobrol-ngobrol ringan dan bernostalgia sambil menunggu yang lainnya datang mereka semua hanya makan beberapa kue-kue yang disediakan. Saat ini semua kerabat baik dari Fahrenheit maupun SpeXial sudah lengkap maka acara makan malam bersama pun dimulai.

Kringg… Kringg…

Belum lama acara berlangsung beberapa ponsel mengeluarkan suaranya secara bersamaan dan tentu membuat semua yang ada di acara itu mengalihkan perhatian mereka pada beberapa orang pemilik ponsel tersebut. Sebelum menjawab telepon masing-masing para pemilik ponsel yang bordering itu saling malirik satu sama lain dan dengan buru-buru segera mengangkatnya. Pasti ada sesuatu yang tidak beres, itulah pikiran mereka saat ini.

WHAT??” teriak para pemilik ponsel tersebut bersamaan dengan paniknya dan terlihat sangat gelisah setelah sekitar dua menit mendengar penjelasan dari orang yang menelpon mereka

Tanpa berbicara apapun lagi setelah mendengar penjelasan dari orang di seerang sana para pemilik ponsel tersebut yang tak lain adalah Professor Wu, Mr. Huang Xiao Ming, dan Jenderal Zhao langsung mematikan panggilan tersebut dan kembali saling menatap penuh arti.

“Merepotkanmu lagi Jenderal Zhao!” ujar Mr. Huang dengan raut penuh kekhawatirannya begitupula dengan Professor Wu

“Ada apa?” tanya Ny. Huang pada suaminya

“Aku minta maaf tapi aku ada urusan mendadak dan harus ke Amerika sekarang juga,” jawab Mr. Huang

“Begitupula denganku, benar-benar maaf sekali tapi ini sungguh mendadak,” timpal Professor Wu. “Tolong jaga mereka baik-baik!” tambahnya lagi sambil melihat kea rah Jenderal Zhao yang hanya dijawab dengan anggukan singkat

“Pergilah dan tolong kabari aku secepatnya!” pinta Jenderal Zhao dengan wibawanya tapi tetap tidak bisa menutupi raut kekhawatiran dari wajah tampannya itu

“Kami pergi dulu!” seru Professor Wu dan Mr. Huang bersamaan seraya langsung pergi meninggalkan acara tersebut tanpa mengeluarkan kata-kata lagi dan itu membuat semua yang menghadiri acara tersebut bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya

Merasa ada beberapa pasang mata yang memperhatikan membuat Jenderal Zhao yang sedari tadi terus bergulat dengan pikirannya dengan menundukkan kepala seketika mendongak. Benar saja ada delapan pria yang menatapnya penuh kecurigaan seakan bertanya ‘Apa yang terjadi sebenarnya?’ Namun jawaban tak memuaskanlah yang didapat oleh Fahrenheit dan SpeXial begitu melihat Jenderal Zhao menggeleng lemah sambil tersenyum tipis berusaha menutupi perasaan khawatirnya yang teramat besar.

Pikiran Jenderal Zhao hanya ingin acara ini cepat selesai dan menghubungi orang yang memang berada disana untuk mengetahui berita ter-update. Tepat pukul sepuluh acara berakhir dan saat itu juga setelah mengucapkan salam untuk berpamitan ia langsung meluncur dengan audi silver-nya agar segera tiba di kantor.

New York, USA – Lenox Hill Hospital

Kini tepat di depan ruang ICU terdapat beberapa orang yang terlihat sangat gelisah menunggu kabar dari dua orang gadis yang terbaring dalam ruangan tersebut. Yah, mereka tak lain adalah Elina Lau dan Alexia Hsu, dua anggota perempuan dari FIVE BLASTERS. Demi menyelamatkan diri mereka, kedua gadis ini nekad melompat keluar disaat taksi melaju dengan kencangnya. Namun, karena perbuatan mereka sendiri membuat hal buruk pun menimpa keduanya.

Sudah sekitar empat jam kedua gadis itu di dalam ruang ICU tapi tak ada tanda-tanda dokter akan keluar ruangan dan memberi kabar baik pada orang-orang yang sedang menunggu kepastian mengenai keadaan dua gadis itu. Sungguh tercetak jelas di wajah tiga pria yang merupakan sahabat dari kedua gadis itu sangat khawatir bahkan mata mereka terlihat sudah berkaca-kaca, siap untuk menumpahkan kristal-kristal yang memang sudah menggenang di pelupuk mata mereka.

“Sebenarnya apa yang dilakukan para dokter itu di dalam sana?” Dean terlihat sudah sangat malas menunggu lebih lama lagi

“Aish, kau ini jangan menggerutu terus dari tadi! Bukankah kita yang ingin agar para dokter itu memberikan perawatan terbaik pada mereka dan memeriksa dengan teliti agar tak ada kesalahan fatal nantinya?” ujar In Deok berusaha menenangkan Dean yang memang sangat cemas begitupun dengan dirinya

Kreettt…

Terdengar suara pintu berderit dan itu menandakan ada yang keluar dari ruangan yang sedang menjadi pusat kecemasan mereka. Sedetik kemudian mereka semua langsung menghampiri dokter tersebut untuk mendengarkan kabar yang akan disampaikan.

What about their circumstances, doctor?” tanya Fabien yang sedari tadi belum mengeluarkan suaranya

Their situation is quite good but… some of the bones have fractured and also suffered a mild concussion (Keadaan mereka cukup baik tapi… beberapa tulang mengalami keretakan dan juga mengalami gegar otak ringan),” jawab dokter tersebut kemudian masuk lagi ke ruang ICU

Saat ini yang bisa mereka lakukan hanyalah berdoa agar keadaan kedua gadis jenius itu bisa cepat membaik karena bagaimanapun juga mereka mengambil peran penting dalam misi-misi di FBI. Ada satu hal yang harus sangat diingat yaitu ‘FIVE BLASTERS selalu memulai dan menyelesaikan misi mereka berlima’.

Hari pun berganti sejak kemarin dipindahkan ke ruang rawat VVIP baik Elina maupun Alexia belum ada satupun yang membuka mata mereka. Setelah perjalanan cukup panjang selama 13 jam dalam pesawat akhirnya Professor Wu dan Mr. Huang Xiao Ming pun sampai di Amerika. Mereka langsung minta diantarkan oleh supir yang menjemput di bandara untuk ke Lenox Hill Hospital menjenguk dua anak kesayangan mereka.

What’s going on? Why be like this?” tanya Mr. Huang begitu memasuki ruangan tempat dimana kedua gadis itu dirawat

Yah, memang sengaja tiga pria dari FIVE BLASTERS ini meminta sebuah ruangan VVIP dengan double bed agar mempermudah mereka untuk menjaga Elina dan Alexia dalam satu ruangan. Selain itu juga demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada salah satu diantara kedua gadis itu. Sebelum mendapat informasi yang jelas tentang kejadian tersebut membuat Fabien, In Deok, dan Dean harus lebih waspada karena menurut mereka ada sesuatu yang janggal.

There are odd in this instance (Ada yang ganjil dalam kejadian ini),” sahut Fabien

We’ve asked police to investigate and Mr. Show also down directly to the place of accident (Kami sudah meminta polisi untuk menyelidiki dan Mr. Show juga ikut turun langsung ke tempat kejadian),” timpal Dean yang disambut anggukan setuju dari In Deok

Baik Mr. Huang maupun Professor Wu tak bisa berbuat apa-apa melihat tiga pria yang merupakan sahabat dari kedua gadis ini terus memancarkan raut kesedihan. Mereka terus berharap agar kedua gadis yang sangat mereka sayangi bisa bangun dari tidur lelap yang sudah mencapai waktu seminggu ini.

Selain menunggu kesadaran dari Elina dan Alexia, mereka juga masih menanti kabar dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Show Luo dan polisi-polisi tersebut. Jika saja mereka yang langsung turun tangan dalam penyelidikan ini bisa dipastikan waktu yang diperlukan tidak kurang dari tiga hari penyelidikan sudah selesai dilakukan. Namun, sesuatu yang lebih penting bagi ketiga pria ini sekarang adalah menjaga dua sahabat kesayangan mereka.

Investigation has been completed” ujar seorang pria yang baru saja masuk dalam ruangan tempat dimana Elina dan Alexia dirawat, pria itu tak lain adalah Show Luo

“Apakah benar ada sesuatu yang ganjil seperti yang kami curigakan?” tanya In Deok dalam bahasa mandarinnya yang fasih karena memang dengan kejeniusannya yang bisa menguasai dua puluh bahasa pada Show Luo, pria yang memang sudah mereka tunggu

Yupz, memang tak bisa dipungkiri lagi kejeniusan dari seseorang yang memiliki IQ di atas rata-rata. Mereka bisa dengan mudahnya melakukan sesuatu hanya dengan melihat atau sedikit menganalisa sesuatu yang mereka perlu atau ingin tahu maka semuanya akan direkam dan dikelola secara langsung dalam otak mereka. Kelima remaja jenius FIVE BLASTERS ini memiliki kemampuan menguasai berbagai macam bahasa yang sangat luar biasa.

“Yah, setelah kami lakukan penyelidikan ternyata supir taksi tersebut memang sudah mengalami pendarahan pada bagian perutnya karena hasil tikaman benda tajam. Kejadian itu kami perkirakan terjadi sepuluh menit sebelum Elina dan Alexia masuk ke taksi tersebut,” sahut Show menggantungkan sedikit penjelasannya dan menghela nafas gusar. “Kemungkinan mereka sudah mengetahui kalau ada yang sedang mengintai kegiatan mereka dan memanfaatkan supir taksi tersebut yang ternyata memang memiliki hutang pada orang itu dengan ancaman akan melukai keluarganya. Tapi yang terjadi adalah supir taksi malang itu harus rela menyerahkan nyawanya sendiri demi keselamatan keluarganya dan membuat peristiwa itu terjadi. Ia sengaja diperintahkan untuk berada tepat di depan kafe tersebut setelah benda tajam berhasil membuatnya kehabisan darah dan kehilangan kendali saat menyetir sehingga seolah-olah peristiwa tersebut murni kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian dari sang supir taksi,” jelas Show panjang lebar yang disimak dengan baik oleh ketiga pria anggota FIVE BLASTERS beserta Professor Wu dan Mr. Huang yang memang juga berada dalam ruangan tersebut

Setelah mendengar penjelasan dari Show Luo sangat terlihat ketiga pria itu benar-benar menyesali kecerobohan mereka yang tidak sadar kalau ternyata keberadaan mereka hari itu sudah diketahui pihak lawan. Bahkan karena hal itu pula membuat kedua gadis yang sangat mereka sayangi kini masih terbaring lemah tak sadarkan diri.

Our strong girls,” lirih ketiga pria itu bersamaan sambil melihat dua gadis cantik yang terbaring di ranjang rumah sakit

Tangan mereka mengepal kuat menahan gejolak yang sudah siap meledak, pikiran mereka sama tertuju pada salah seorang dalam FBI yang entah siapapun itu merupakan mata-mata dari pihak lawan. Mereka sudah bertekad untuk mencari siapa orang itu tapi tidak sekarang. Apapun yang terjadi mereka tidak akan meninggalkan ruangan ini tanpa penjagaan yang ketat.

“Apa yang akan kalian lakukan?” tanya Professor Wu buka suara

Nothing!” jawab ketiga pria itu bersamaan

“Hah? Maksud kalian apa?” tanya Mr. Huang tak mengerti dengan pikiran dari tiga sosok pria jenius dihadapannya

We can’t do it anything Mr. Huang. Untuk sementara ini kami harap kau bisa membantu menyelidiki semuanya hingga tuntas Mr. Show,” sahut Fabien

No problem but why you can’t do it anything guys? That girls your bestfriend, right?” balas Show  Luo yang juga sama tak mengertinya dengan pikiran ketiga jenius itu dan ia perlu sebuah jawaban yang bisa menghilangkan pertanyaan dalam pikirannya saat ini

That’s the reason, we couldn’t leave them in this situation. Kami memiliki prinsip atau bisa dibilang janji yang mengikat dan itu tak bisa diganggu gugat oleh siapapun. We’re FIVE BLASTERS!” sahut In Deok menegaskan sesuatu yang memang sudah mengikat FIVE BLASTERS sejak pertama kali kelompok itu terbentuk

Yah, we know you’re FIVE BLASTERS but what the problem? Please don’t make us confuse!” pinta Show Luo yang sudah mulai gusar mendengar penjelasan aneh dari sosok-sosok jenius ini

We’re FIVE BLASTERS with five members, if only three members then all changed. Three members is THREE BLASTERS not FIVE BLASTERS! Do you understand?” jelas Dean tak kalah gusarnya dari Show Luo yang terus bertanya tanpa memikirkan apa yang mereka rasakan saat ini

Ayolah, FIVE BLASTERS sudah menjadi partner sejak umur mereka masih sepuluh tahun dan saat ini umur mereka sudah tujuh belas tahun. Bisakah mereka mengerti bagaimana perasaan ketiga pria ini ketika melihat dua orang gadis sahabat yang sangat mereka sayangi terbaring lemah dan hal itu disebabkan oleh kecerobohan mereka sendiri? Bagaimana mungkin mereka tidak tertekan? Baru kali ini FIVE BLASTERS mengalami peristiwa yang membuat mereka amat menyesal karena tidak berhasil saling melindungi satu sama lain dan menyebabkan dua orang anggota mereka celaka.

Furthermore we have the principle itself. ‘Start together and finish together with complete member of FIVE BLASTERS’ but now? You can see for yourself what’s happening isn’t it?” lanjut In Deok membuat semua yang ada dalam ruangan itu hanya bisa diam, tak ada yang berani bicara

So, really sorry we can’t continue this mission for a while. Just have to wait until they’re aware,” timpal Fabien yang disambut anggukan dari Dean dan In Deok

It’s okay! I’m sure they will certainly soon be aware because they’re strong girl, right?” sahut Mr. Huang dengan senyum penuh wibawanya

You also have to take a rest, don’t get tired!” tambah Professor Wu mengingakan ketiga pria tersebut yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri

“Oh ya, segera hubungi aku jika ada perkembangan terbaru atau kemungkinan terburuk ada sesuatu yang terjadi pada kalian. Mengerti?!” ujar Mr. Huang yang lebih tepat seperti perintah

Of course, we’ll do that,” sahut Fabien mewakili teman-temannya

Elina Lau POV

Washington, United States - Federal Bureau of Investigation (FBI)
Sudah sepuluh bulan sejak peristiwa itu membuat FIVE BLASTERS sementara harus vakum selama itu. Yah, aku dan Alexia masih belum diperbolehkan melakukan hal-hal aneh sebelum benar-benar sembuh total padahal kami hanya mengalami beberapa keretakan tulang dan gegar otak ringan. Ketiga pria itu menjadi over-protective tiap kali aku ataupun Alexia bersikap aneh sedikit.

Tentu aku sangat mengerti kenapa sikap mereka bisa seperti itu tapi tetap saja itu membuatku merasa tidak nyaman. Mereka mengatakan kalau kami berdua tidak sadarkan diri selama dua minggu, bukan waktu yang lama menurutku. Selama kurang lebih sepuluh bulan ini benar-benar terasa menyiksa, tak ada hal yang bisa dilakukan selain berbaring di ranjang atau melakukan latihan rutin untuk mempercepat kepulihan kinerja saraf-saraf kami yang kata dokter ada beberapa saraf terjepit. Selain itu pemulihan untuk keretakan tulang memang memerlukan proses perawatan dan pelatihan yang lebih intensif. Sungguh merepotkan.

Namun sekarang semua sudah kembali seperti keadaan semula. Yah, aku dan Alexia sudah dinyatakan pulih seratus persen maka itu artinya hal-hal menarik bisa kami lakukan lagi. Bersamaan dengan itu pula menandakan vakumnya FIVE BLASTERS sudah berakhir.

“Baiklah berhubung kalian sudah pulih kembali maka kita akan menjalankan misi pertama,” ujar Fabien antusias begitupun dengan kami

Oh ya, disinilah kami sekarang berada. Ruangan yang sangat aku rindukan, dimana berbagai macam jenis teknologi canggih tersedia. Of course this room for us, FIVE BLASTERS.

So what’s our first mission?” tanya Elina yang kusetujui dengan anggukan

Selama kami dalam proses pemulihan tidak ada satupun dari mereka yang membahas tentang masalah-masalah yang terjadi. Mereka mengatakan kalau dokter menyarankan agar kami tidak memikirkan apapun dulu selama proses pemulihan tersebut sehingga semua kegiatan kami benar-benar dihentikan. Vakumnya FIVE BLASTERS benar-benar membuat kami kehilangan informasi.

We’ve to find the spy,” sahut In Deok yang jujur sedikit membingungkan

Spy? What do you mean?” tanyaku

“Orang yang membocorkan rencana penyergapan kita sepuluh bulan yang lalu dan membuat kalian harus mengalami peristiwa tersebut,” jelas Dean, cukup mengejutkan untukku mengetahui ada mata-mata dalam lingkup FBI ini

“Apa selama sepuluh bulan ini orang itu belum ditemukan juga? Kurasa itu mustahil mengingat seberapa hebatnya penyelidikan yang dilakukan oleh badan intelejen FBI ini,” tanya Elina yang lagi-lagi hanya bisa kusetujui dengan anggukan

“Tentu saja orang itu pasti bisa ditemukan dengan mudah tapi kami sendiri yang minta pada Mr. Huang untuk menyelidiki motif dibalik ini semua. Kenapa orang itu sangat berani memata-matai kegiatan kita dan hebatnya tidak mencurigakan,” jelas Fabien seraya menuju ke salah satu computer dimana selalu kami gunakan untuk melakukan penyelidikan

Komputer itu menunjukkan data dari orang-orang yang memang bekerja di FBI mulai dari jabatan tertinggi sampai terendah sekalipun. Ternyata bukan hanya Fabien yang sudah siap tapi In Deok dan Dean pun terlihat sedang sibuk dengan laptop mereka masing-masing. Mungkin mereka sudah mengambil tindakan sebelumnya tapi belum menyelidiki. Mengerti maksudku?

Yah, ketiga pria ini sepertinya sudah menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk proses penyelidikan. Bisa kulihat Dean dan In Deok mengambil kepingan-kepingan CD yang sudah terkumpul di meja mereka masing-masing. Dan dapat kupastikan CD tersebut merupakan CD dari semua hasil CCTV yang terjadi sepuluh bulan yang lalu ke belakang.

“Kalian sibuk sendiri jadi apa yang bisa kami lakukan?” Elina pun sama sepertiku bosan melihat ketiga pria ini bekerja sedangkan kami tidak tahu harus melakukan apa

“Mungkin lebih baik kalian mencari sesuatu yang mencurigakan dalam ruangan ini karena kurasa ada hal yang tidak beres disini,” ujar Fabien masih berkutat pada komputernya

Benar juga yang dia bilang, kalau ada mata-mata yang mengetahui rencana kami berarti memang ada yang tidak beres dengan ruangan ini. Astaga apa karena gegar otak ringan membuat kejeniusanku menghilang ya? Tentu tidak, mungkin memang otakku sedikit lama merespon sesuatu karena selama proses pemulihan tak ada yang kulakukan yang berhubungan dengan otak.

Tak menunggu lama lagi, aku dan Alexia langsung mengambil dan memakai kacamata infrared yang memang bisa membuat seseorang melihat sesuatu yang kasat mata. Tentu saja kacamata infrared ini lebih canggih karena merupakan karya terbaru dari Professor Wu yang sudah dirancang sedemikian rupa dan tak ada yang memiliki kacamata ini selain kami, FIVE BLASTERS.

I GOT IT!” seru kami bersamaan setelah sekitar satu jam sibuk dengan tugas masing-masing  

So, investigation room?” tanyaku dan Alexia bersamaan, kami sangat merindukan ruangan itu

Of course, today after lunch,” sahut Fabien diiringi dengan seringaian khasnya

Kami memutuskan untuk memasang pengumuman di tempat yang mencolok dan dapat dipastikan semua orang melihat pengumuman tersebut. Semoga semua berjalan sesuai rencana.

Author POV

Sementara menunggu waktu selesainya makan siang, kelima remaja jenius itu masih sibuk dengan berbagai hal yang mereka gunakan untuk lebih memperkuat asumsi mereka berdasarkan beberapa bukti yang ada. Semua akan terbukti setelah mereka keluar dari Investigation Room.

Sesuai perkiraan kalau tempat dimana mereka memasang pengumuman tersebut memang tepat karena siapapun yang akan memulai pekerjaannya di kantor FBI ini akan melintasinya.

Announcement!
Notified to Mr. Ethan Ruan from Technical Division
Please bring Miss Huang An Yu to Investigation Room after lunch
Thank You
FIVE BLASTERS
Yah, mereka memasang announcement tersebut tepat di sebelah mesin absensi sehingga mau tidak mau orang-orang itu pasti akan membacanya apalagi hal tersebut berkaitan dengan FIVE BLASTERS dan Investigation Room. Karena apa? Tentu jawabannya sudah bisa ditebak yaitu karena hari pertama kembalinya kelima jenius itu sejak vakum selama sepuluh bulan langsung menggunakan ruangan keramat mereka yang tak lain adalah Investigation Room. Dimana mereka yang memasuki ruangan tersebut akan berhadapan dengan kata DIE tapi semua tidak akan terjadi jika proses yang dilalui berjalan sesuai dengan yang dikehendaki oleh FIVE BLASTERS. Bagaimana kelanjutannya? Of course it depends on your option.

“Sepertinya kita sudah membuat kehebohan lagi di luar sana,” ujar Dean ketika hendak keluar dari ruangan FIVE BLASTERS menuju Investigation Room

“Ya kau benar padahal baru hari pertama kembali,” sahut In Deok membenarkan

“Ayo jalan, aku sudah tidak sabar kembali menghirup udara segar,” ujar Alexia yang ditanggapi anggukan setuju dari Elina tapi tidak dengan ketiga pria lainnya, mereka mengerutkan kening tak mengerti maksud dari ucapan gadis itu

Mission is our oxygen dan karena kalian yang selalu mengurung kami di penjara kamar itu selama sepuluh bulan membuat udara segar itu menghilang,” jelas Elina menjawab ekspresi kerutan dari tiga sahabatnya itu

Tak lama setelah mereka sampai di Investigation Room tersebut, terdengar suara ketukan pintu yang mereka sudah tahu siapa di balik pintu tersebut. Kelima orang itu tersenyum penuh arti sebelum satu diantara mereka mengeluarkan suara.

Please come in!” Fabien lah yang mewakili mereka

Pintu pun terbuka dan muncullah dua orang yang memang sudah mereka tunggu sedari tadi. Kedua orang berbeda gender tersebut masuk dengan sikap yang sangat jauh berbeda. Sang wanita yang tak lain adalah Huang An Yu menunjukkan wajah angkuhnya sedangkan pria yang diminta mengantarkan wanita tersebut menyunggingkan senyum sopannya.

Welcome Miss Huang and Mr. Ethan,” sambut Elina dengan senyum ramahnya

Baru beberapa langkah kedua orang tersebut masuk, pintu langsung tertutup dan terkunci secara otomatis karena dikendalikan dengan remote. Begitu pintu tertutup maka hilanglah ekspresi ramah dari kelima jenius itu berganti dengan seringaian mereka yang terlihat mengerikan.

Cukup mengejutkan bagi Ethan yang mungkin memang pertama kalinya memasuki ruangan itu dan disambut dengan perubahan ekspresi dari lima orang yang ia kenal ramah dalam sekejap berubah menjadi mengerikan. Selain itu, ia juga cukup terperangah melihat isi dari ruangan yang disebut keramat ini karena berbagai peralatan berteknologi tinggi dan pastinya canggih yang belum pernah ia temukan dimanapun ada di ruangan ini. Sungguh luar biasa menakjubkan, itulah pikirannya.

Keheningan meliputi ruangan itu, tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. FIVE BLASTERS mengeluarkan beberapa barang yang entah akan mereka gunakan untuk apa nantinya. Sementara di luar ruangan tersebut kehebohan masih terjadi bahkan banyak yang mengeluarkan opini mereka tentang apa yang terjadi, mereka bertindak bagaikan detektif professional padahal pekerjaan mereka sudah terbagi dalam bidang keahlian masing-masing.

“Apa yang terjadi sebenarnya?”

“Sepertinya ada yang tidak beres.”

“Beruntung sekali Mr. Ethan bisa masuk ke ruangan itu dan melihat-lihat keadaan di dalam.”

“Hmm, mungkinkah suatu saat aku bisa sepertinya mengantarkan orang yang terlibat dalam kasus masuk ke dalam?”

“Aku ingin melihat secara langsung bagaimana kelima jenius itu bekerja.”

“Bagaimana suasana yang disebut DIE itu ya?”

Banyak pertanyaan ataupun opini lainnya yang beredar di luar ruangan itu. Mereka masih sibuk menerka-nerka dan membayangkan berbagai macam hal yang terjadi dalam ruangan tersebut. Jika sampai orang-orang itu tahu apa yang terjadi di dalam pasti tak ada lagi seorang pun yang mencoba  untuk membayangkan hal-hal seperti itu.

Kembali dalam Investigation Room dengan suasana hening dan mencekamnya ditambah lagi seringaian dari lima orang jenius yang bisa dibilang mengerikan. Mereka saling berpandangan satu sama lain kemudian mengangguk bersamaan. Hal itu menandakan kata DIE harus segera dihadapi.

Well, we start it now!” seru Fabien yang langsung melayangkan tatapan tajam mengintimidasi pada dua orang yang kini menjadi objek investigasi mereka

Because we all can speak Mandarin so investigation this time we will use it,” jelas Elina. “Let’s play!” lanjutnya

Tanpa menunggu lagi, In Deok pun langsung memutur sebuah video yang memang sebelumnya sudah ia dan Dean gabungkan menjadi satu video dari beberapa CD rekaman CCTV. Terlihat sekali ekspresi pria bernama Ethan Ruan itu berubah menjadi pucat pasi saat menyaksikan video tersebut. Begitupula dengan Huang An Yu yang terkejut melihatnya karena memang ia tak menyangka hal ini kembali membuatnya memasuki ruangan yang sangat dibencinya.

Ni men yi jing kan dao le ba? (Kalian sudah melihatnya kan?)” tanya Alexia setelah video itu selesai diputar

Suoyi, ni neng jieshi yixia ma? (Jadi, bisakah anda jelaskan?)” tambah Dean dengan smirk-nya

Tak ada jawaban apapun yang terlontar membuat kelima jenius itu semakin kesal menunggu. Sudah lima menit tapi yang ditanya masih saja menutup mulutnya. Ayolah! Semua tahu kalau waktu itu sangat berharga apalagi bagi orang-orang yang kerja di badan intelejen seperti mereka. Time over! Cukup bagi mereka untuk menunggu.

“Ruan xiansheng, qing jieshi! (Mr. Ruan, tolong jelaskan!)” tuntutan penjelasan kembali ditujukan oleh Elina yang sudah tidak sabar lagi jika harus menunggu  

Setelah cukup lama terdiam dan menutup mulut akhirnya pria pemilik nama Ethan Ruan itu membuka mulut. Mungkin ia melihat ekspresi mengerikan dan keluarnya aura evil dari lima orang yang terus menanti penjelasannya.

“Kata orang cinta itu buta dan bisa membuat siapapun yang merasakannya rela melakukan apapun demi orang yang ia cintai. Mungkin itulah yang terjadi padaku, karena gadis ini membuat semua menjadi abu-abu dalam hidupku. Sulit memikirkan sesuatu yang sesuai dengan akal sehat. Jujur tak pernah sekalipun sebelumnya terbersit di pikiranku untuk melakukan hal ini tapi saat melihatnya kembali membuat semua menjadi buram,” jelas Ethan yang membuat kelima jenius itu menguap mendengar cerita itu dan membuat cerita cinta itu berhenti

Basi! Itulah yang mereka pikirkan mendengar penjelasan menyebalkan seperti itu. Ayolah, siapapun tahu teori tersebut dan mereka tidak ingin membuang-buang waktu hanya untuk menjadi remaja yang mendadak harus melankolis. Bukan berarti mereka tidak memiliki perasaan dan menganggap hal itu bukanlah sesuatu tidak penting tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk berbicara tentang CINTA. Satu kata yang ada dalam otak mereka saat ini ‘PROFESIONAL’.

“Aku rasa kau sangat mengerti arti kata ‘profesionalitas’ dalam pekerjaan seperti kita dan sebaiknya jangan buang waktu kami dengan ocehanmu tentang cinta itu!” pinta In Deok yang memang sudah tidak bisa bersabar lagi

We just need to keep your explanation about this case,” timpal Dean yang tak kalah kesalnya

Not about love!” lanjut Fabien meninggikan nada bicaranya

“Saat ini kami sedang tidak ingin mendengar curahan hati tentang perjalanan cintamu itu tapi penjelasan mengenai kasus ini yang melibatkan dirimu sebagai pengkhianat,” ujar Elina tajam dan tegas

“Seorang pria sepertimu tidak cocok menjadi sosok melankolis seperti ini,” lanjut Alexia dengan nada mengejek

Yah, dalam hal ini melankolis dari sosok Ethan Ruan sepertinya lebih ke arah negatif dimana ia terpengaruh dengan masa lalu. Menjadi sosok yang mendadak romantis berbicara tentang cinta yang menyedihkan. Astaga, itu bukanlah yang diinginkan FIVE BLASTERS saat ini.

“Maaf sudah membuang waktu kalian,” ujar Mr. Ethan yang sepertinya sudah menyadari kesalahannya

“Baguslah kalau kau sadar diri,” sindir Alexia dengan sinisnya

Well, kalian ingin aku menjelaskan alasan sejujurnya bukan? This is all because of you guys,” ujar Ethan dengan nada serendah mungkin membuat pria yang melankolis tadi tiba-tiba berubah agak menyeramkan

Sedangkan FIVE BLASTERS yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum sinis dan menunggu apa yang ingin diucapkan oleh pria ini selanjutnya. Berbeda dengan Huang An Yu yang baru pertama kali ini melihat seorang Ethan Ruan yang memang sudah ia kenal sejak lama bisa menjadi sosok mengerikan.

“Jika saja kalian tidak menangkap perempuan ini dan membawanya lagi kesini maka semuanya tak akan terjadi. Melihatnya tertekan karena ulah kalian membuatku semakin benci pada orang-orang tidak punya perasaan seperti kalian. Setelah dengan seenaknya membuat orang menjadi seperti kehilangan akal mereka maka dengan mudahnya pula kalian mengurungnya dalam jeruji besi yang dingin itu. Apa kalian tidak tahu dia seorang wanita yang harus dilindungi, hah?” bentak Ethan meninggikan suaranya satu oktaf “Begitu bangganya kah kalian memiliki IQ diatas rata-rata sehingga membuat semua orang di sini bersikap baik pada kalian? Lima jenius yang walaupun membuat kesalahan tapi selalu dibela dan tak pernah diperlakukan layaknya orang yang memang bersalah. Itu membuatku kesal sekaligus benci pada anak-anak emas yang selalu dinomor satukan seperti kalian,” lanjutnya lagi

Baiklah memang benar FIVE BLASTERS merupakan anak emas dan selalu dinomor satukan tapi hal itu wajar mengingat mereka sudah mengabdi sejak kecil selama delapan tahun ini dan masih tergolong remaja. Apalagi mengingat jasa mereka yang sudah sangat membantu dalam menjaga keamanan dunia. Lagipula wajar bukan jika anak-anak remaja seperti mereka melakukan sedikit kenakalan? Ayolah, tak ada seorangpun yang ingin kehilangan masa mudanya hanya karena mereka seorang jenius.

“Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin menghancurkan kalian yang selalu bersikap seolah paling hebat disini tapi sayangnya aku belum mendapat alasan yang tepat untuk melakukannya. Namun, karena kedatangannya membuatku sangat semangat. Sepuluh bulan yang lalu aku memiliki kesempatan emas saat kalian sedang keluar makan siang dan kantor sepi. Aku bisa dengan mudahnya membuka ruangan kalian dan menaruh beberapa alat-alt itu untuk mengetahui rencana kalian dan sepertinya usahaku berhasil. Terbukti bukan aku bisa membuat FIVE BLASTERS yang hebat ini hingga vakum selama sepuluh bulan. Sepertinya predikat jenius harus dibuang jauh-jauh dari hidup kalian karena sebenarnya kalian itu BODOH. Bahkan setelah sepuluh bulan ini, kalian baru bisa menangkapku dan lebih bodohnya lagi kalian hanya bisa diam saja. Sungguh aku sangat puas ketika mendengar kabar kalau dua gadis ini harus masuk ICU karena kehebatan rencanaku,” jelasnya sambil tertawa puas penuh kemenangan membuat kelima jenius itu geram

“Aku tahu kau belum menjelaskan semuanya Mr. Ethan,” ujar Elina setelah berhasil meredam sedikit emosinya

“Mungkin lebih baik kau yang jelaskan Miss Huang,” timpal Alexia

Kedua orang yang sedang diinterogasi tersebut hanya diam, mereka sedang berpikir penjelasan apalagi yang diminta kelima jenius ini? Seakan mengerti arti diamnya kedua target mereka, maka salah seorang diantara mereka mulai buka suara lagi.

“Atau kalian ingin hal ini diketahui oleh Mr. Huang Xiao Ming langsung, hm?” ancam Dean menajamkan tatapan matanya pada kedua orang itu

“Apakah Mr. Ethan menjadi pengkhianat setelah melakukan sesuatu denganmu? Kau mengerti maksud kami bukan Miss Huang?” timpal Alexia dengan senyum sinisnya

Shut up!” geram An Yu yang mulai mengerti arah pembicaraan kelima jenius ini “Apa kalian tidak bosan mengancamku dengan alasan ini, hah?” bentaknya

But it’s true, right?” sahut In Deok dengan santainya

“Seharusnya sebagai seorang wanita kau bisa menjaga kehormatan sendiri apalagi memandang status ayahmu yang sangat disegani oleh orang-orang. Yah, walaupun kau sudah menyerahkan harta berhargamu pada orang lain sebelumnya tapi bukan berarti kau bisa melakukannya dengan siapapun. Hormatilah dirimu sendiri sebagai seorang wanita Miss Huang!” nasehat Elina yang mendadak bijaksana tiap kali menyinggung hal sensitive

“Jadi siapa diantara kalian yang akan melanjutkan penjelasan ini dengan lengkap?” tanya Fabien yang kembali menuntut penjelasan

Tak ada yang menjawab, mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Entah apapun itu yang dipikirkan tapi saat ini sungguh sebuah penjelasan sangat berarti bagi FIVE BLASTERS.

“Apa yang akan kalian lakukan jika aku tidak mau menjelaskan apapun?” tanya Ethan membuat seringaian kembali terulas dari bibir kelima jenius itu

Sementara An Yu yang mendengar pertanyaan itu sontak menolehkan kepalanya yang sejak tadi tertunduk pada pria di sebelahnya dan beralih pada lima sosok remaja yang menurutnya cukup mengerikan saat ini. Ia merutuki pria bodoh ini karena telah melontarkan pertanyaan yang salah. Hasilnya sudah bisa ia prediksikan pasti sama seperti sebelumnya, lima orang inilah yang akan menang.

“Sepertinya Miss Huang tidak pernah mengajarkanmu untuk memilih pertanyaan yang tepat saat berhadapan dengan kami,” sahut Fabien masih menyeringai dan terlihat semakin mengerikan begitupun dengan keempat sahabatnya

“Kami akan menjawab pertanyaan bodohmu itu Mr. Ethan jadi persiapkan dirimu,” lanjut Dean seraya melirik sahabat-sahabatnya itu

Well, here’s the answer. Elina, Alexia kalian tidak keberatan untuk memberitahunya bukan?” tanya In Deok yang dijawab dengan seringaian lebar dari kedua gadis itu

“Jadi apa yang akan terjadi ketika seorang ibu mendengar kabar bahwa anaknya menjadi pengkhianat dengan bekerja sama pada orang yang ingin menghancurkan keamanan dunia ini dan membuat dua orang gadis hampir saja kehilangan nyawa mereka karena perbuatan anaknya itu?” tanya Elina membuah tubuh pria bernama Ethan Ruan itu menegang

“Lalu apa yang akan terjadi pada seorang mahasiswi pandai ketika mendapat kabar bahwa orang yang selama ini membiayai kuliahnya tapi harus kehilangan pekerjaan dan membuatnya dengan terpaksa mungkin harus berhenti kuliah?” lanjut Alexia dengan pertanyaan retoris membuat pria itu membelalakkan matanya seketika

Astaga, sepertinya pria ini melupakan hal yang sangat penting dalam hidupnya. Yah, bagi Ethan sosok ibu dan adik perempuan satu-satunya itu sangatlah berharga. Tak ada seorang pun yang boleh mengusik kehidupan mereka tapi kenyataannya sekarang? Dirinya sendirilah yang sudah membuat hidup ibu dan adiknya itu mungkin akan sengsara karena apa yang sudah ia perbuat. Banyak hal yang melintas di pikirannya sampai sebuah suara menginterupsi dan membuatnya kembali dari berbagai pikiran itu.

“Kita bisa membuat perjanjian jika kau bersedia,” ujar Elina dengan senyum manis yang dipaksakan

“Perjanjian apa?” tanya Ethan yang sepertinya sudah mulai lelah dengan pikirannya sendiri dan memilih untuk mengikuti permainan kelima jenius ini

Very easy. Kau hany perlu menjelaskan apa yang seharusnya kami ketahui dan setelah itu dengan berat hati kau harus bergabung dengan perempuan ini di balik jeruji,” jawab Dean mewakili

“Dan bisa kami jamin ibumu tidak akan mengetahui apapun yang terjadi serta adikmu bisa terus melanjutkan kuliahnya,” lanjut In Deok

“Mudah bukan? So, what’s your choice?” tanya Fabien menatap tajam pria di hadapannya karena cukup sudah untuk main-main kali ini

“Asal kalian bisa memegang janji maka aku akan menjelaskan semuanya,” sahut Ethan setelah merasa cukup berpikir

No problem,” balas kelima jenius itu serempak

“Sehari setelah melakukan itu dengannya, aku mendatangi salah satu casino yang kutahu milik orang itu. Hari itu aku sudah bertekad untuk menghancurkan kalian dan bekerja sama dengan mereka. Ternyata mereka menerimaku tanpa basa-basi lagi. Disaat ada kesempatan aku pun menyusup ke ruangan kalian dan menyembunyikan alat-alat itu untuk menyadap apa yang sedang kalian rencanakan. Pada hari di mana kalian melaksanakan rencana tersebut, aku sudah merancang semuanya sedemikian rupa dan membuat kejadian itu seolah-olah kecelakaan. Kalian pasti melihat bekas tusukan pada perut supir taksi itu bukan? Anak buah orang itulah yang melakukannya dan sengaja menyuruh supir taksi itu menuruti keinginannya karena kalau tidak keluarganya akan celaka. Tak ada hal lain yang kulakukan, hanya menggagalkan rencana kalian dan semua berkhir tragis. Namun, sepertinya Tuhan masih sayang pada nyawa kalian,” jelas Ethan panjang lebar

I guess enough, thanks for your explanation Mr. Ethan and this as a gift from us,” ujar Fabien sambil mamasangkan borgol pada kedua tangan pria itu

Begitu ruangan terbuka dan menampakkan dua orang yang dua jam lalu masuk ke ruangan itu membuat semua orang terkejut. Bagaimana tidak? Ketika melihat seorang yang kau kenal keluar dengan tangan di borgol dan dibawa ke tempat dimana ruangan dingin berjeruji besi ada disana. Tentu secara tidak langsung mereka bisa menyimpulkan kalau orang itu sudah resmi bersalah.

Wu Chun POV  

Taipei, Taiwan

Hampir tiga tahun sejak malam itu dimana ayah dan Paman Huang pergi mendadak ke Amerika tanpa penjelasan. Hingga saat ini aku masih belum tahu ataupun mendengar lagi kabar tentangnya.

Ketika ingin bertemu dengan Jenderal Zhao pun sangat sulit, ia seperti menghindar dari kami. Sebenarnya apa yang terjadi? Itu masih kupikirkan sampai sekarang. Saat berhasil menemuinya dan bertanya tentang kelima orang itu selalu jawaban yang sama kami terima.

“Tunggulah hingga ayahmu yang menceritakan semuanya, aku tidak memiliki hak ataupun wewenang untuk memberitahu kalian. Bila waktunya tepat maka kalian akan mengetahui semuanya,” jawaban dari Jenderal Zhao yang tak pernah membuatku dan yang lainnya puas.

Setelah menjawab seperti itu, ia pun akan segera pergi menghindari kami. Sampai pada akhirnya Fahrenheit dan SpeXial sepakat pergi ke Hong Kong dan mencari tahu semuanya di sana. Namun, apa yang kami dapatkan? Mereka memang menyambut dengan ramah tapi tak satupun kami mendapatkan hasilnya. Paman Lau selalu mengalihkan pembicaraan tiap kali kami bertanya tentang putrinya itu.

Pulang dari Hong Kong kami memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu dulu karena sepertinya hasil yang kami dapatkan sama saja, semua sia-sia. Jadi aku dan ketiga sahabatku memutuskan untuk mengikuti Wajib Militer sebelum kami resmi debut.

Pada hari kelulusan itu ada PH (Production House) bernama HIM International Music yang berniat mengajak kami bergabung dengan perusahaannya. Sungguh tawaran yang menarik dan tak mungkin kami tolak. Namun, sebelum menerima tawaran tersebut kami memilih membuat perjanjian yang pasti akan menguntungkan kedua belah pihak.

Perusahaan menyetujui usul dari kami dimana aku dan yang lainnya akan terlebih dahulu mengikuti wajib militer selama empat belas bulan dan setelah itu kami akan mulai debut. Tentu saja mereka menyetujui karena dengan begitu perusahaan tidak akan dirugikan dengan mengorbankan waktu jika setelah debut suatu saat nanti kami harus ikut wajib militer. Kalau itu terjadi kemungkinan terbesar adalah ketika munculnya boyband baru disaat kami dalam kondisi tidak lengkap maka bisa menurunkan popularitas kami.

“Wang Da Dong cepat naik! Kau ini lama sekali sih!” teriak Ya Lun dari dalam mobil

“Sabar sedikit Ya Lun, aku kan tadi habis merapikan style rambut dulu,” ujar Da Dong begitu memasuki mobil dan langsung duduk di sebelah Yi Ru

“Tentu saja aku tidak bisa bersabar, kau tahu sendiri kami sudah hampir tiga tahun ini tidak bertemu,” sahut Ya Lun

Tak perlu menebak lagi siapa yang dimaksud Yan Ya Lun bukan? Yah, kami semua baru saja selesai latihan dan Ya Lun langsung berlari menuju van sehabis ganti pakaian. Kami akan ke bandara menjemput adikku Wu Ying Jie yang sedang liburan kuliah. Kenapa harus jemput ke bandara? Tentu karena adikku ini memilih melanjutkan kuliahnya di negara yang terkenal dengan fashion-nya, Perancis. Ia libur selama sebulan dari kampus tercintanya International Fashion Academy, Paris.

“Kau ini baru hampir tiga tahun tidak bertemu Yan Ya Lun sedangkan aku dan Chun sudah lebih dari tiga tahun bahkan kabar mereka pun sekarang kami tdak tahu. Sungguh menyedihkan,” balas Yi Ru menanggapi perkataan Ya Lun yang menurutnya berlebihan

Mendengar ucapan Yi Ru membuat suasana dalam van ini mendadak hening. Sepertinya Ya Lun mulai menyadari kesalahannya karena memang sejak saat itu Yi Ru menjadi lebih sensitive jika menyangkut dua pasangan kekasih yang sering bermesraan walau hanya dalam telpon saja.

Akhirnya kami tiba di bandara, bisa kulihat wajah antusias Ya Lun muncul kembali setelah sejak ucapan Yi Ru membuat kami semua larut dalam pikiran masing-masing. Ekspresinya bahkan terlihat sepuluh kali lipat lebih bahagia lagi ketika melihat sosok seorang gadis dengan pakaian modisnya berjalan dengan anggun menghampiri kami. Sungguh aku kali ini mengakui kalau ia adalah adikku satu-satunya sangat cantik.

Hello guys!” sapanya dengan senyum manis sambil merangkul lengan Ya Lun setelah adegan pelukan mereka yang sangat menyebalkan

“Sudah cukup bermesraannya? Ayo pergi! Kalian membuat kita menjadi pusat perhatian. Menyebalkan!” gerutu Yi Ru yang sepertinya sisi sensitive sudah muncul kembali

“Ayolah, kami hanya melepas rindu saja kok,” sahut Ying Jie memamerkan senyum tanpa dosanya. “Baiklah, aku lapar sekarang jadi sebaiknya kita makan dulu sebelum pulang,” lanjutnya

“Sebelum kau mengatakan itu kami juga ingin mengajakmu makan,” ujarku

“Kau memang kakakku yang terbaik,” pujinya, giliran ada mau saja baru memujiku

Dan disinilah kami sekarang, sebuah restoran mewah yang selalu didatangi oleh orang-orang berkelas. Terlebih restoran ini sangat menjaga privasi pelanggannya, mereka menyediakan ruangan khusus VVIP bagi para pelanggan yang sudah menyewanya. Kalian tahu siapa pemilik restoran ini? Sesuai dengan namanya ‘SpeXial Restaurant’ maka bisa ditebak bukan siapa pemiliknya?

Welcome to our restaurant Fahrenheit,” ujar Hong Zheng menyambut kami

Begitu masuk ke dalam sebuah ruangan yang sepertinya sudah mereka siapkan untuk penyambutan kedatangan kami cukup membuat kami senang. Sudah tersedia berbagai macam makanan dalam ruangan ini dan bisa kupastikan semuanya enak.

SpeXial berbeda dengan kami yang tetap bersama berempat dan tergabung dalam sebuah boyband. Mereka memang membuka restoran ini tapi hanya sebagai investasi saja. Sebenarnya Hong Zheng dan Wei Jin tidak jauh berbeda dengan kami, mereka juga bekerja di dunia entertain sebagai aktor bukan penyanyi. Sedangkan Zi Hong dan Ming Jie memutuskan untuk mengikti perintah ayah mereka yaitu meneruskan perusahaan keluarga masing-masing.

Baobei, ni zai gan ma?” tanya Ya Lun pada Ying Jie yang kulihat dari tadi sibuk dengan iPad-nya

Chatting,” jawabnya singkat tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan dari iPad-nya

“Kau tidak mempedulikan aku hanya karena chatting?” tanya Ya Lun lagi sambil menggembungkan pipinya kesal

“Aish, kau ini cerewet sekali. Aku sedang chat dengan orang penting dan sibuk tahu,” jawab Ying Jie lagi tapi kini memandang kami satu per satu kemudian tersenyum

“Apa Paris membuatmu jadi gila Wu Ying Jie?” tanyaku yang seketika mendapat tatapan tajam darinya

“Kau tidak akan berpikiran seperti itu jika tahu siapa orangnya,” sahut Ying Jie tersenyum mungkin lebih tepat menyeringai

Kreettt…

Terdengar suara pintu terbuka membuat kami mengalihkan perhatian ke arah sumber suara tersebut. Muncullah sosok gadis cantik yang pasti membuat Wang Da Dong tersenyum lebar. Yah, dia adalah Yang Cheng Lin model kelas atas sekaligus kekasih sahabatku itu.

“Maaf aku terlambat,” ujarnya sambil membungkukkan badan lalu duduk di sebelah kekasihnya. “Memang siapa orang yang kau maksud mei?” tanya Cheng Lin penasaran, mungkin ia sudah mendengarnya sedikit sebelum masuk

“Ehm, aku harap kalian tidak kena serangan jantung mendadak saat aku menyebutkan nama,” sahut Ying Jie yang menurutku terlalu berlebihan. “Mereka adalah dua orang gadis cantik yang sangat aku kagumi bernama Elina Lau dan Alexia Hsu,” lanjutnya lagi dan mungkin apa yang dikatakan sebelumnya benar kalau aku bisa saja terkena serangan jantung mendadak

Mungkin sekarang bola mata kami sudah keluar jika tak ada kelopak mata, sungguh ucapan Ying Jie barusan membuat rasa rinduku datang lagi dan semakin memuncak. Aku ingin bertanya ‘bagaimana bisa?’ tapi tak ada satupun kata yang keluar dari mulutku begitupula yang lainnya. Kurasa Ying Jie mengerti apa yang kami pikirkan saat ini hingga dengan sendirinya ia mulai bercerita.

“Setahun yang lalu saat pulang dari rumah temanku di Marseille sekitar pukul delapan malam tanpa sengaja aku melihat sosok seniorku yang pernah bertemu dengan kalian di bandara. Saat itu aku ingin sekali menghampirinya dan memastikan apakah benar yang kulihat tapi sebelum itu terjadi ada dua orang gadis juga yang mencuri perhatianku. Tanpa perlu dipastikan lagi aku sudah sangat yakin kalau itu adalah mereka apalagi ternyata disana juga masih ada dua pria lainnya. Namun, gerak-gerik mereka terlihat aneh menurutku seperti sedang mewaspadai akan adanya bahaya. Tak lama kemudian mereka berlima masuk ke mobil yang sama. Karena penasaran membuatku mengikuti mereka walaupun sebenarnya terlintas sedikit rasa takut dalam diriku. Mereka ternyata ke Auxerre dan kemudian keluar dari mobil sambil mengendap-endap. Setelah kuperhatikan lagi lebih seksama ternyata mereka berlima memegang pistol dan kemudian masuk ke sebuah bangunan tua. Karena tak mau mengambil resiko jadi kuputuskan untuk bersembunyi di sebuah bangunan yang dibatasi oleh tiga bangunan serupa yang menurutku aman. Belum sampai lima menit aku sudah mendengar berkali-kali suara tembakan, sungguh mengerikan. Aku tidak berani membayangkan apa yang terjadi dalam bangunan tersebut. Mungkin ada lebih dari satu jam aku menunggu hingga akhirnya suara-suara tembakan itu benar-benar tak terdengar lagi,” Ying Jie menghentikan sejenak ceritanya kemudian menghela nafas berat

“Setelah merasa aman, aku pun keluar dari tempat persembunyian dan hal yang kulihat bisa dibilang mengerikan bagiku. Tubuh lima orang itu menurutku luka parah, banyak darah di pakaian mereka. Lengan Elina jie sepertinya terkena tembakan karena kulihat dibalut dengan kain. Tak jauh berbeda, Alexia jie juga terkena tembakan di pahanya karena juga dibalut kain. Tak lama kemudian datang banyak mobil polisi beserta ambulances ke tempat itu. Aku pun menghampiri mereka dan terlihat sekali mereka terkejut melihatku. Ketika kutanya kenapa mereka berdua bisa sampai terkena luka tembak sedangkan ketiga pria itu hanya luka lebam saja. Dengan santainya mereka menjawab kalau pergerakan mereka masih kurang lincah karena pernah mengalami kecelakaan. Dan ternyata kecelakaan itu terjadi tepat di hari kelulusan kalian ketika ayah dan Paman Huang pergi begitu saja tanpa menjelaskan apapun. Karena masih ingin terus berhubungan dengan mereka maka aku pun meminta alamat email mereka jadi kami masih berkomunikasi sampai sekarang. Tapi terkadang saat aku mengirim email pada mereka bisa lebih dari seminggu baru dijawab karena kesibukan mereka yang menangani misi-misi berat itu. Begitulah ceritanya,” jelas Ying Jie sambil menghembuskan nafas lega seperti semua beban yang ada pada dirinya sudah terbang entah kemana

Cukup melegakan bagiku mendengar cerita Ying Jie karena secara tidak langsung aku bisa tahu kabarnya yang memang baik-baik saja. Walaupun tadi sempat khawatir mendengar kalau ia pernah mengalami kecelakaan yang mungkin parah. Mengingat ayah dan Paman Huang baru kembali lagi dari Amerika setelah dua bulan disana. Namun, sekarang aku bisa memanfaatkan liburan Ying Jie untuk mengetahui kabarnya lagi, sungguh membahagiakan.

Elina Lau POV

Cambridge, United States – Harvard University

Setelah menyelesaikan misi terpanjang kami akhirnya aku dan yang lain harus kembali bergelut dengan dunia pendidikan untuk menyelesaikan Program Magister (S2) dan Program Doktor (S3) Ilmu Hukum kami. Walau begitu FIVE BLASTERS masih tetap menjalankan misi-misi yang tidak terlalu berat.

Setahun yang lalu kami berhasil menghancurkan gudang senjata milik Peter Clinton, mafia yang sangat menyebalkan. Dia berhasil membuat kami bekerja lebih keras selama bertahun-tahun karena ulahnya itu. Dan karena hal itu pula aku dan Elina harus mengalami perawatan lagi karena luka tembak.

“Aku benar-benar lapar sekarang. Elina ayo ke kantin!” ajak Alexia menarik tanganku menuju kantin dimana tiga pria itu sudah menunggu kami disana

“Aku bisa jalan sendiri, jangan menarikku Alexia!” pintaku kesal

“Baiklah!” ia pun melepas tanganku

Disinilah kami sekarang, kantin Harvard University yang sudah menjadi tempat rutin untuk kami makan siang selama tujuh bulan ini. Ya, aku dan keempat sahabatku sudah mulai kuliah sejak tujuh bulan yang lalu dan sudah mendapat gelar Magister Ilmu Hukum setelah tiga bulan masuk kuliah. Sekarang kami tinggal mengajar gelar Doktor Ilmu Hukum yang akan kami peroleh empat bulan ke depan. Cukup waktu satu tahun bagi jenius seperti kami untuk menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 ini.

Jika saja kami tidak menjalankan misi-misi kecil itu pasti kurang dari setahun sudah bisa mendapat gelar Doktor ini. Namun, tak ada yang bisa kami lakukan bukan? Ketika suatu hal sudah berhubungan dengan profesionalisme maka FIVE BLASTERS harus melakukannya dengan baik.

“Bagaimana kabar calon adik iparmu Elina?” tanya Dean tiba-tiba membuatku bingung

“Maksudmu?” aku sungguh tidak mengerti maksudnya kali ini

“Gadis yang merupakan juniorku dan pernah bertemu kita di Auxerre,” sahutnya

“Wu Ying Jie? Dia bukan calon adik iparku,” jawabku singkat

“Ayolah Elina, aku tahu kalau kau dan Alexia masih memikirkan mereka bukan? Kami sering melihat kalian chatting dengan Ying Jie dan juga tersenyum sendiri tiap kali menonton youtube,” balasnya lagi

“Hei jangan bawa-bawa aku!” seru Alexia terlihat rona merah di pipinya

“Sudahlah Dean, jangan menggoda mereka lagi! Biarkan saja kalau mereka tersenyum menonton youtube untuk melepas rindu pada dua member boyband Fahrenheit itu,” kali ini In Deok angkat bicara dan semakin menyebalkan

“Hahahahahaha…,” tawa ketiga pria ini pecah sedangkan aku dan Alexia hanya bisa menggembungkan pipi kesal

Memang benar saat di Auxerre kami bertemu dengan Ying Jie, adik Wu Chun. Ternyata gadis itu kuliah di International Fashion Academy, Paris. Dengan alasan tidak ingin putus komunikasi, ia meminta alamat email-ku. Tanpa banyak berpikir lagi aku pun memberikannya. Sejak saat itu hingga sekarang kami masih sering berkomunikasi.

Namun, beberapa kali aku sempat mengabaikan pesan darinya karena memang saat itu kami sedang sibuk. Ketika itu FIVE BLASTERS harus menangkap Edward Clinton yang tak lain adalah putra dari Peter Clinton saat ia sedang berada di casino terbesarnya, Las Vegas.

Cukup menyulitkan memang karena kami harus membawa beberapa anggota FBI dan polisi untuk meringkus Edward beserta anak buahnya. Apalagi saat itu casino mereka sedang ramai pengunjung jadi menyulitkan kami untuk bergerak secara terang-terangan. Dengan terpaksa kami harus menyamar dan mengendap-endap demi mencari ruangan pribadi miliknya. Penjagaan yang sangat ketat serta CCTV di berbagai sudut membuat kami jadi harus lebih berhati-hati agar tidak mencurigakan.

Setelah selesai mematahkan berbagai penjagaan yang ada. Kami sampai di depan sebuah ruangan yang bisa di pastikan merupakan private room of Mr. Edward Clinton. Tanpa menunggu lebih lama lagi, In Deok menendang pintu ruangan tersebut.

“GOTCHA!” seru kami bersamaan saat itu ketika melihatnya hanya sendiri

Mendengar suara kami sepertinya membuat pria itu terkejut dan ia pun berbalik menghadap kami. Matanya melotot ketika melihat pistol yang dipegang Fabien tertuju kepadanya.

Dorr…

“Perfect!” ia pun langsung terkapar mendapat hadiah tembakan dari snipper kami tepat di jantungnya

Sejak kejadian itu kami sering mendapat kabar beberapa kali Huang An Yu mencoba kabur dari penjara. Sepertinya perempuan itu suudah jatuh cinta pada anak bosnya tapi sayang mereka pasangan penjahat sehingga mau tidak mau pasti akan terpisah dalam waktu dekat. Dan terbukti bukan? Mereka lebih cepat berpisah karena memang kebodohan mereka sendiri yang bersedia mengabdi pada mafia kelas kakap seperti Peter Clinton itu.

“Ah, terkadang aku merindukan misi tepanjang kita,” ujar Fabien tiba-tiba membuat kami semua mengarahakan tatapan penuh tanya pada pria ini

“Bukankah bagus itu semua sudah berakhir?” tanya In Deok

“Yah, kau benar tapi sampai saat ini kita belum mendapat misi ke luar negeri lagi jadi sedikit membosankan,” jawab Fabien sambil menyeruput orange juice nya

“Tapi kita kan memang mendapat misi ringan dulu untuk sementara waktu ini karena masih harus melanjutkan kuliah,” balas In Deok lagi

Baiklah, jika sampai mereka berdebat maka tak aka nada habisnya. Memang beanr sejak misi itu selesai kami langsung melanjutkan kuliah dan tidak mendapat misi ke luar negeri lagi. Kuakui memang cukup membosankan.

Yah, kami berhasil menghabisi Peter Clinton beserta orang-orang kepercayaannya di McLean, markas besar mereka. Saat itu ternyata mereka sedang mengadakan rapat besar untuk menghabisi kami karena ternyata ada salah satu anak buah mereka yang melihat kami saat menghabisi Edward Clinton.

Namun sayangnya sebelum mereka berhasil menghabisi kami tentu saja orang-orang itu lebih dulu kami hancurkan. Kami meminta bantuan CIA untuk memantau keadaan di sekitar marka mereka. Hari itu kami mendapat informasi kalau markas mereka sepertinya sedang mengadakan pertemuan besar karena banyak orang-orang yang datang ke tempat itu di waktu yang berbeda sejak dua hari yang lalu.

Tepat seperti dugaan mereka memang sedang mengadakan pertemuan besar-besaran. Karena tak mau mengambil resiko banyak anggota kami yang terluka jadi sebelumnya kami FIVE BLASTERS memantau dulu dari kejauhan dengan kacamata infrared yang sudah di upgrade sebelumnya oleh Professor Wu agar lebih canggih lagi. Dari kejauhan kami bisa tahu apa saja jenis senjata atau mungkin ada CCTV yang di pasang di sekitar bangunan tersebut.

Setelah memastikan semuanya aman, kami pun memberikan aba-abaa pada seluruh anggota pasukan yang sudah bersiap di tempat masing-masing. Kami memang sengaja mengatur rencana membagi pasukan dari empat arah untuk mengepung tempat itu.

Get ready!” perintah kami bersamaan untuk menyuruh mereka bersiap jika terjadi sesuatu pada kami yang memang muncul duluan di hadapan para penjaga yang berada di luar markas tersebut

Ternyata tidak sulit menghabisi para penjaga di luar markas itu sehingga cukup kami berlima saja yang turun tangan sudah membuat mereka semua tumbang. Dengan segera kami pergi dari bangunan itu dan memberi aba-aba pada pasukan untuk memasang bom di sekeliling bangunan tersebut.

Wait a minute and you’ll see a very large fireworks and wonderful,” ujar Fabien dengan seringaiannya begitupula dengan kami

Dan dalam satu menit…

DUAARRR…

Bangunan itu habis terbakar beserta semua yang ada di dalamnya. Kejam? Mungkin bisa dibilang begitu. But we’re FIVE BLASTERS, right? Mesin peledak yang hanya dimiliki oleh FBI untuk menyelesaikan misi dengan sempurna.

MISSION COMPLETE!” seru kami bersamaan

Author POV

Akhirnya setelah menempuh pendidikan selama satu tahun, FIVE BLASTERS berhasil mendapat gelar Magister dan Doktor nya di Harvard University. Dan seperti yang biasa dilakukan oleh semua universitas hari ini merupakan hari kelulusan.

Begitu tiba di kantor FBI, kelima remaja jenius itu disambut dengan antusias oleh rekan kerjanya. Mereka ikut merayakan hari kelulusan orang-orang hebat dan berpengaruh dalam misi-misi yang selama ini ditanganni FBI.

“Oh ya, kudengar dua hari lagi konser terbesar Fahrenheit sejak pertama kali mereka debut ya?” tanya Dean pada dua gadis sahabatnya

“Yah kau benar,” jawab Elina dan Alexia singkat

“Kalian tidak berniat untuk menonton konsernya secara langsung?” kali ini pertanyaan terlontar dari mulut In Deok

Kedua gadis itu hanya diam tak menjawab pertanyaan sahabat mereka. Tentu dalam hati terdalam perasaan rindu sudah membuncah tapi tuntutan pekerjaan membuat mereka tak bisa bersikap egois. Mereka harus bertahan hingga mendapat libur panjang.

What?” teriak Fabien yang sedang menerima telepon. “Ah, shit!” geramnya

What happen?” tanya keempat sahabatnya bersamaan

“Huang An Yu berhasil melarikan diri dan setelah di cek, ia pergi ke Taiwan untuk balas dendam pada pria bernama Wang Da Dong,” jawabnya

They’re in danger,” guman Elina dan Alexia bersamaan tanpa mereka sadari

“Bagaimana bisa?” kali ini Dean dan In Deok pun bertanya dengan kompaknya

I don’t know but we have to go to Taiwan now,” jawab Fabien yang langsung disetujui oleh sahabat-sahabatnya

Hari itu juga FIVE BLASTERS terbang ke Taiwan menggunakan pesawat pribadi milik FBI untuk menangkap kembali Huang An Yu. Bagi Elina dan Alexia memiliki arti tersendiri. Yah, secara tidak langsung mereka bisa sekalian melepas rindu dengan melihat pria yang mereka cintai menyanyi di atas panggung walau sebenarnya mereka sedang menjalankan misi.

THE END

No comments:

Powered by Blogger.