Title:: (Side Story) Within Five Years
Author::
TaraChun
Cast:: Five Blasters [Elina Lau, Alexia Hsu, Fabien
Li, Dean Fujioka, Hwang In Deok]
Fahrenheit [Wu Chun, Chen Yi Ru,
Wang Da Dong, Yan Ya Lun]
SpeXial [Luo Hong Zheng, Lin Zi
Hong, Huang Wei Jin, Xu Ming Jie]
Support
Cast:: Huang An Yu (Ivy Chen), Wu Ying Jie (Gui Gui), Yang Cheng Lin (Rainie
Yang), Huang Xiao Ming, Luo Zhi Xiang (Show Luo), Zhao You Ting (Mark Zhao),
Ethan Ruan
Genre::
Friendship, Thriller, Romance
Length::
Chapters
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Hong Zheng POV
Malam ini sahabat-sahabatku
memutuskan untuk menginap di rumah demi mengorek informasi tentang kelima orang
misterius itu dari kakakku, Luo Zhi Xiang. Ternyata pemikiran kami memang sama
setelah melihat percakapan akrab antara da
ge dan Professor Wu di bandara tadi sore sudah bisa dipastikan kalau mereka
memang lebih dari sekedar kenal saja.
“Astaga, aku baru saja
pulang sore ini dan ingin liburan tapi sudah mendapat tugas lagi? Baiklah demi
profesionalitas memang harus bekerja keras. Sebenarnya ada urusan apa aku
diperintahkan ke tempat itu ya? Aish… Sudahlah, besok juga akan tahu. Lebih
baik sekarang aku istirahat saja, lelah sekali perjalanan Amerika-Taiwan,” ujar
Zhi Xiang ge pada dirinya sendiri padahal baru saja aku mau masuk ke kamarnya
tapi ternyata sesuatu yang membuatku penasaran bertambah lagi.
Sepertinya malam ini
bukanlah waktu yang tepat untuk bertanya padanya, kasihan juga dia sudah menempuh
perjalanan jauh dan pasti kelelahan.
Drrttt… Drrttt…
Ponselku bergetar dan ternyata ada pesan masuk
“Wu Chun?” aku melihat
satu per satu sahabatku sebelum membuka sms darinya
Kami
yakin kalian juga penasaran tentang mereka dan kita bisa bertukar informasi.
Bertemu di depan Kantor Pusat Kepolisian Taipei besok jam 10 pagi! Untuk kali
ini kami ingin mengajak kalian bekerja sama sebagai partner.
Setelah membacakan
pesan dari Wu Chun, aku kembali melirik ketiga sahabatku dan mereka hanya
menganggukkan kepala tanda setuju. Yah, artinya besok pagi adalah kedua kalinya
Fahrenheit dan SpeXial bekerja sama dan hal itu sama-sama karena orang-orang
yang membuat kami penasaran.
Pertama kalinya adalah
ketika aku dan sahabat-sahabatku ini pulang makan malam bersama dengan dua
gadis misterius itu yang sampai sekarang belum kuketahui siapa nama asli
mereka. Saat pulang dari restoran ternyata ada orang-orang yang mengikuti kami.
Sesuai permintaan kedua gadis misterius itu dengan terpaksa kami menepikan
mobil dan keluar dari mobil. Tak lama muncullah orang-orang yang mengikuti kami
dan perkelahian tak bisa dihindari. Karena ingin melindungi kedua gadis
misterius itu, Fahrenheit membantu kami berkelahi tapi pada akhirnya
benar-benar memalukan. Kami para pria sudah kelelahan terlebih dahulu dan
membiarkan dua orang gadis menghabisi pria-pria bertubuh besar itu hanya dalam sekejap
saja.
Besok adalah kedua
kalinya kami akan menjadi partner
untuk mencari informasi tentang FIVE BLASTERS yang masih berkaitan juga dengan
dua gadis misterius itu. Sebenarnya menjadi partner
dari Fahrenheit itu sungguh tak pernah kami bayangkan sebelumnya tapi apa
boleh buat? Hanya dengan cara inilah kami bisa mendapat informasi lebih tentang
kelima orang misterius yang biasa disebut FIVE BLASTERS.
Author
POV
Sesuai perintah dari
atasannya kemarin begitu sampai di Taiwan, Zhi Xiang saat ini sudah berada
dalam sebuah ruangan. Ia duduk berhadapan dengan seorang pria berumur 25 tahun
yang hanya berbeda dua tahun diatasnya. Pria itu mengenakan pakaian dengan
beberapa bintang menghiasi yang menjelaskan kalau pria ini merupakan Jenderal
Kepolisian Pusat Taipei.
“Langsung ke intinya
saja Jenderal, sebenarnya untuk apa aku diperintahkan kesini?” tanya Zhi Xiang
pada Jenderal Zhao dengan ekspresi seriusnya
Yah, ketika seorang
agen diperintahkan untuk datang ke sebuah kantor polisi apalagi berhadapan
langsung dengan Jenderal Kepolisian pasti ada sesuatu hal yang penting. Jika
benar-benar suatu hal yang penting itu berarti sikap profesionalitas harus
diterapkan dan salah satunya dengan keseriusan.
“Baiklah aku langsung
ke intinya saja. Kemarin Mr. Huang menelpon, ia mengatakan ada hacker yang
menyusup ke situs resmi FBI. Sepertinya saat itu terjadi kau sedang dalam
pesawat perjalanan pulang ke Taiwan,” sahut Jenderal Zhao menggantungkan
penjelasannya menunggu tanggapan dari Zhi Xiang
“Bagaimana mungkin?
Setahuku Joe tidak pernah membuat kode-kode rahasia yang akan dengan mudah
dipecahkan bahkan rekan-rekan kerajnya pun tidak ada yang mengetahui kode-kode
ttersebut kecuali orang yang sangat ia percaya dan atasan kami. Apa ada orang
dalam yang sengaja membuka kode-kode rahasia tersebut?” tanya Zhi Xiang yang
baru saja selesai mengutarakan isi pikirannya sementara Jenderal Zhao menjawab
dengan menganggukkan kepalanya
“Yah, ada orang dalam
dan mereka benar-benar tak bisa diduga sebenarnya apa alasan mereka melakukan
hal ini?” balas Jenderal Zhao dengan pertanyaan juga
“Mereka? Maksudmu bukan
hanya satu orang? Apa sudah diketahui siapa yang melakukan hal itu?” tanya Zhi
Xiang lagi sambil mengerutkan keningnya
“Ketika mendengar siapa
mereka dari Mr. Huang sungguh aku benar-benar tidak percaya tapi ternyata
mereka mengatakan langsung padaku. Sampai detik ini pun aku masih tidak yakin
kalau yang melakukan hal ini adalah FIVE
BLASTERS,” jawab Jenderal Zhao membuat lawan bicaranya seketika mebulatkan
matanya
“Maksudmu ini ulah
kelima remaja misterius itu tapi apa tujuan mereka?” tanya Zhi Xiang terlihat
kalau pria ini sedang berpikir keras, sulit memang untuk mengetahui jalan
pikiran dari orang-orang jenius karena yang ada hanya akan membuat pusing
“Entahlah apa tujuan
mereka? Sebelum menutup telepon kemarin mereka juga mengatakan kalau cepat atau
lambat anak Professor Wu beserta teman-temannya dan juga adikmu serta teman-temannya
akan datang untuk mencari informasi tentang mereka dariku,” jelas Jenderal Zhao
Sementara kedua pria
tampan ini sibuk dengan topik mereka, baru saja ada delapan pria yang masuk ke
kantor polisi dan membuat keributan. Mereka bersikeras ingin bertemu dengan
Jenderal Zhao walaupun sudah dikatakan kalau Jenderal sedang sibuk menerima
tamu tapi tak ada yang bisa menghalangi dua geng seterkenal Fahrenheit dan
SpeXial di Taipei. Sedikit ancaman membuat polisi yang terus menghalangi mereka
akhirnya menyerah dan membawa delapan pria tersebut menuju ruangan Jenderal
Zhao.
Tok… Tok… Tok…
“Masuk!” perintah
Jenderal Zhao dari dalam ruangannya
Polisi yang membawa
Fahrenheit dan SpeXial pun masuk ke ruangan Jenderal Zhao dan tak lama kemudian
keluar lagi mempersilahkan kedelapan pria tersebut untuk masuk. Hal yang sangat
mengejutkan bagi SpeXial terutama Hong Zheng ketika masuk mendapati kakaknya
yang tak lain adalah Luo Zhi Xiang sedang berada dalam ruangan tersebut.
“Zhi Xiang ge?” seru SpeXial dengan kompaknya
dengan mata membulat sedangkan Fahrenheit hanya mengerutkan kening mereka
karena tidak mengenal pria yang sedang bersama Jenderal Zhao dan membuat
SpeXial terkejut
“Mereka bilang cepat
atau lambat bukan? Astaga, ini terlalu cepat namanya,” keluh Zhi Xiang pada
Jenderal Zhao yang juga sepertinya terlihat kesal
Ucapan Zhi Xiang hanya
dijawab dengan anggukan oleh Jenderal Zhao tanda menyetujuinya. Yah, cepat atau
lambat? Bagi kedua pria itu maksud dari kata cepat atau lambat bukanlah seperti
yang mereka harapkan terjadi saat ini. Kedua pria itu saling menatap satu sama
lain kemudian menggelengkan kepala mereka bersamaan, heran dengan lima remaja
jenius yang mereka kenal itu senang sekali mengejutkan orang-orang.
“Kenapa kalian muncul
cepat sekali? Aku bahkan belum ada persiapan dan mereka benar-benar berhasil
membuatku frustasi saat ini,” gerutu Zhi Xiang masih tidak terima dengan tempo
waktu yang dikatakan oleh FIVE BLASTERS
“Ni shuo shenme? Wo zhende bu dong a,” geram Hong Zheng kesal dengan
kelakuan kakaknya yang dari tadi selalu menggerutu tidak jelas maksudnya
“Hah, sudahlah tak
perlu kau pikirkan!” pinta Zhi Xiang gusar, pandangannya kembali mengarah pada Jenderal
Zhao yang hanya diam saja
“Jadi apa yang ingin
kalian ketahui lagi? Kurasa informasi yang kalian dapatkan sudah cukup,” ujar
Jenderal Zhao setelah melihat tatapan Zhi Xiang yang mengisyaratkan agar
berbicara to the point
“Kalian sudah tahu kami
akan datang kesini dan apa tujuan kami?” tanya Hong Zheng dengan keraguannya
untuk memastikan apa yang ia katakan benar adanya
“Aishh… Kau ini baru
kutinggal dua tahun saja kenapa sudah jadi sebodoh ini sih? Astaga ternyata aku
punya adik yang bodoh? Kalian tidak lupa bukan sedang berhadapan dengan siapa?”
bukannya menjawab pertanyaan Hong Zheng tapi Zhi Xiang yang sudah terlanjur
kesal sejak awal jadi balik bertanya
Sementara Hong Zheng
hanya diam saja sambil menoleh ke arah teman-temannya dan juga Fahrenheit.
Mereka sama-sama mengerutkan kening masing-masing karena tidak mengerti dengan
Zhi Xiang yang sejak kedatangan mereka sudah emosi. Setelah mendapat pertanyaan
dari Hong Zheng pun membuat emosi Zhi Xiang makin meluap. Tak ada jawaban yang
keluar dari mulut adiknya ataupun tujuh pria lain yang datang bersama Hong
Zheng membuat Zhi Xiang semakin geram.
“Sudahlah Zhi Xiang!
Jangan membuat mereka bingung!” pinta Jenderal Zhao dengan wibawanya
“Oh ayolah, aku hanya
tidak tahan dengan anak-anak ini. Mereka benar-benar membuatku pusing!” gerutu
Zhi Xiang sambil mengacak rambutnya. “Baiklah! Sebaiknya kalian tahu kalau
sedang berhadapan dengan FBI yang didalamnya terdapat lima orang jenius. Mereka
dengan mudahnya bisa mengetahui apa yang kau lakukan dengan hacker-mu itu,” ujarnya sambil menunjuk
Wu Chun beserta ketiga anggota Fahrenheit lainnya. “Hei, pikiran orang jenius
itu berbeda dengan pikiran anak-anak seperti kalian bahkan mereka hanya dengan
sekedar melihat sepintas saja sudah mengerti dengan apa yang terjadi di
sekeliling mereka. Banyak yang mengatakan satu-satunya kekurangan orang jenius
adalah kepekaan pada hati tapi hal itu berbeda dengan lima orang jenius FBI
yang sekarang kalian hadapi. Mereka lima jenius sempurna dengan pikiran dan
kepekaan hati yang sangat baik,” jelas Zhi Xiang panjang lebar tanpa menarik
nafas membuat Fahrenheit dan SpeXial tercengang mendengar ucapan pria berumur
23 tahun itu
“Cukup delapan belas
detik kau bicara Zhi Xiang, lumayan juga,” sahut Jenderal Zhao setelah memperhatikan
jam tangannya
Keadaan berbeda dari
sebelumnya dimana tadi Fahrenheit dan SpeXial diam karena bingung dengan emosi
yang meluap saat pertama memasuki ruangan ini tapi sekarang mereka diam karena
berusaha mencerna dengan baik kata demi kata yang berubah menjadi kalimat dan
tergabung dalam sebuah paragraf yang diucapkan dalam waktu delapan belas detik
oleh Zhi Xiang. Pria-pria itu masih terus memutar otak mereka sementara Zhi
Xiang berusaha mengatur nafasnya yang membuaru setelah berbicara panjang lebar
selama delapan belas detik tanpa menarik nafas sedikitpun.
“Apa ada yang aku
lewatkan?” tanya Zhi Xiang setelah berhasil mengatur nafasnya sambil menatap
Jenderal Zhao meminta pendapat
“Hmm, sepertinya untuk
sementara sudah cukup jelas,” jawab Jenderal Zhao yang masih memperhatikan
kedelapan pria yang berumur lebih muda darinya berkutat dengan pikiran mereka
Belum jelas! Itulah
yang ada dalam pikiran delapan pria tampan dari dua geng ternama di Taiwan
tersebut. Ada satu hal yang masih mengganjal di otak mereka mengenai nama dari
seseorang yang sangat tidak asing bagi mereka. Yah, nama itulah yang ingin
mereka pertanyakan kejelasannya saat ini. Apakah sama seperti perkiraan mereka
atau hanya sekedar namanya saja yang sama?
“Uhmm, kami ingin
menanyakan tentang nama seseorang pada kalian,” ujar Ya Lun dengan datarnya
tapi tak luput dari rasa penasaran juga
“Nama? Seseorang?
Siapa?” tanya Jenderal Zhao seraya melirik Zhi Xiang yang juga ikut menatap
kedelapan pria yang berumur di bawahnya dengan penuh tanya
“Siapa Andy Lau yang
merupakan ayah dari Elina Lau itu sebenarnya?” tanya Wu Chun mewakili
teman-teman dan partners barunya
Bukannya menjawab
pertanyaan Wu Chun, kedua pria itu hanya saling pandang kemudian menyeringai
dan tertawa dengan kerasnya. Bahkan seorang Jenderal Zhao yang terkenal
berwibawa bisa tertawa seperti itu dan melupakan imej-nya sebagai seorang Jenderal Kepolisian Taipei. ‘Apakah
pertanyaanku sangat lucu?’ Itulah pikiran Wu Chun saat ini. ‘Kenapa kedua pria
ini tertawa begitu hebohnya? Apakah ada yang lucu mengenai orang bernama Andy
Lau itu?’ Pikiran dari tujuh pria lainnya pun tak jauh berbeda dari isi pikiran
Wu Chun.
Melihat ekspresi
delapan pria di hadapan mereka yang menyiratkan kebingungan karena dahi mereka
yang berkerut membuat kedua pria itu berusaha keras menghentikan tawa heboh
mereka. Tanpa disadari pun ada air di ujung mata kedua pria itu karena asyiknya
menertawakan sesuatu yang tak dimengerti oleh Fahrenheit ataupun SpeXial apa
sebab sebenarnya?
“Ekhemm…” sebelum
menjawab pertanyaan dari Wu Chun dan teman-temannya, Jenderal Zhao berdehem
terlebih dahulu untuk mengembalikan kewibawaan dan nada bicaranya. “Jadi kalian
belum tahu siapa Andy Lau ini? Kurasa itu mustahil bagi kalangan geng-geng
seperti kalian,” sahutnya dengan senyum tipis
“Apakah Andy Lau yang
dimaksud ini adalah…?” keraguan muncul dari wajah kedelapan pria itu apalagi
yang melontarkan pertanyaan ini, Zi Hong
“Apa perlu kami
perjelas siapa Andy Lau yang merupakan ayah dari seorang Elina Lau, kekasih
dari pria bernama Wu Chun ini?” tanya Zhi Xiang dengan senyum tipisnya seraya
melirik ke arah Wu Chun yang air mukanya langsung berubah
Yah, tak jauh berbeda
dengan Wu Chun, ketiga sahabatnya pun menampakkan raut keterkejutan. Mereka
memang mengetahui tentang FIVE BLASTERS tapi mereka tidak tahu yang mana
merupakan Zhuo Tian Shi ataupun Xiao Xun karena tidak ada foto kedua gadis itu
di situs FBI. Tentu saja Wu Chun kagum karena data dari kedua gadis dari FIVE
BLASTERS itu memang luar biasa tapi memang tak bisa dipungkiri kalau ternyata
kekasihnya adalah putri dari seorang Andy Lau yang bernama asli Elina Lau.
Jika ditanya kenapa tak
ada foto dari anggota FIVE BLASTERS di situs resmi FBI tersebut? Jawabannya
adalah tentu karena mereka merupakan kunci rahasia FBI jadi tak ada seorang pun
yang boleh tahu wajah dari kelima jenius itu selain anggota FBI sendiri.
Walaupun tahu nama, tidaklah penting karena wajah tetap harus dirahasiakan demi
menjaga kelancaran penyelesaian misi-misi dari FIVE BLASTERS itu sendiri dan menjaga
keamanan mereka.
“Kenapa kalian hanya
diam saja, hm? Apa perlu aku lebih perjelas sekali lagi? Benar sekali pikiran
kalian tentang orang bernama Andy Lau itu. Yah, ia adalah ketua gangster paling
disegani di Hong Kong bahkan sampai ke daratan China dan Taiwan ini, bukankah
begitu? Lalu kenapa ia bisa ada di White
House tujuh tahun yang lalu? Tentu karena acara rahasia yang tidak bisa
kami beritahu pada kalian. Lebih jelasnya lagi Andy Lau ikut menyumbangkan anak
buahnya sebagai body guard dari
presiden-presiden Amerika yang pernah menjabat di negara Super Power itu. Apalagi presiden yang menjabat pada tujuh tahun
yang lalu itu merupakan sahabat dari Andy Lau saat mereka masih Junior High School,” jelas Zhi Xiang
lagi yang semakin membuat kedua geng itu tertegun
“Apa ada lagi yang
ingin kalian tanyakan?” tanya Jenderal Zhao pada delapan pria yang masih
berkutat dengan pikiran mereka masing-masing
Karena masik sibuk
dengan pikiran masing-masing, baik Fahrenheit maupun SpeXial hanya bisa menggeleng
kikuk menjawab pertanyaan dari Jenderal Zhao. Sementara kedua pria itu hanya
bisa menahan tawa mereka agar tidak meledak.
“Baiklah kalau memang
sudah tidak ada keperluan lagi, bisakah kalian meninggalkan kami berdua? Masih
ada hal lain yang harus kami bicarakan,” ujar Jenderal Zhao yang hanya dijawab
anggukan oleh kedelapan pria tersebut
Akhirnya tawa kedua
pria tersebut pun kembali pecah setelah Fahrenheit dan SpeXial meninggalkan
ruangan mereka. Sungguh menggelikan melihat ekspresi kikuk dari pria-pria yang merupakan
idola para wanita tersebut.
Elina
Lau POV
Washington,
United States - Federal Bureau of
Investigation (FBI)
Seiring berjalannya
waktu sungguh tak terasa sudah hampir setahun aku tak pernah bertemu dengannya
lagi walaupun aku sering mendengara kabar kalau pria itu baik-baik saja.
Sungguh tak bisa dipungkiri kalau aku memang sangat merindukannya dan hari ini
yang aku tahu merupakan hari penting baginya dan anak-anak semester akhir di
NTU. Yah, dimana hari ini mereka menggunakan pakaian kebesaran mahasiswa yang
menandakan kalau mereka sudah benar-benar lulus dan siap melanjutkan ke dunia
yang lebih luas lagi. Ingin rasanya berada disana untuk sekedar memeluk dan
member ucapan selamat padanya tapi apalah dayaku.
Saat ini bahkan aku dan
teman-teman FIVE BLASTERS harus bergerak lagi demi menyelesaikan misi kami yang
dulu membuatku bertemu dengannya. Inilah misi terpanjang kami yang memang cukup
sulit untuk diselesaikan. Ternyata orang itu sudah mengantisipasi terlebih
dahulu untuk menyelamatkan dirinya setelah kami berhasil menangkap Huang An Yu.
Beberapa kali hampir berhasil menangkapnya tapi lagi-lagi ia berhasil
meloloskan diri. Tapi bukan FIVE BLASTERS jieka tidak bisa menyelesaikan misi
dengan baik bahkan walau nyawa kami taruhannya sekalipun.
“Kau tahu Elina?
Sepertinya aku merindukan pria itu,” tiba-tiba Alexia bicara dengan nada lirih
tak seperti biasanya
Yah, bagaimanpun juga
waktu kami berdua dekat dengan mereka bisa dibilang cukup lama walaupun baru
beberapa waktu saat dimana kami benar-benar bisa dekat dengan mereka. Entah
kenapa perasaan ini tiba-tiba muncul dan cukup mengganggu konsentrasiku.
“Aku pun sama sepertimu
Alexia, sangat merindukannya,” sahutku tak kalah lirih
“Apa kita bisa bertemu
dengan mereka lagi?” tanya Alexia yang entah kenapa membuatku merasa ada
sesuatu yang ganjil tapi apa itu aku pun tak tahu
“Entahlah! Mungkin jika
Tuhan menghendaki kita bisa bertemu lagi dengan mereka,” jawabku sambil
memaksakan senyum tipis seperti biasanya
“Come on ladies! Show your
spirit!” seru Dean mendadak jadi penyemangat bagi kami
“Yah, our strong girls can’t like this!”
tambah In Deok yang disetujui dengan anggukan oleh Dean
Tak ada angin maupun
hujan benar-benar aneh melihat kedua pria ini tiba-tiba menghibur kami dengan
kompaknya. Mungkin hanya perasaanku saja atau memang benar-benar sesuatu yang
buruk akan terjadi. Kuharap kecemasan ini berakhir dan semua akan baik-baik
saja.
“We must go now, guys!” ajak Fabien yang kutahu dari tadi hanya
memperhatikan kami sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran dan setelah
melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya barulah pria ini bicara
Ternyata memang sudah
waktunya, kami kemarin mendapat informasi jika orang itu ada di New York hari
ini dan akan melakukan transaksi illegal dengan client-nya. China Town – Manhattan, New York disinilah kami
sekarang. Yah, orang itu memang cukup cerdik memilih tempat transaksi karena
yang kami tahu ada beberapa sarang mafia di daerah sini maka dari itu membuat
tugas kami menjadi lebih berat. Kewaspadaan benar-benar kami perlukan saat ini
dan jika salah bertindak sedikit maka mereka akan mengetahui ada jejak FBI di
daerah ini. Habislah semuanya dan entah bagaimana akhir dari misi ini yang
kemungkinan besar akan gagal.
“Ladies, kalian mengawasi dari café
seberang itu ya dan kami menunggu di mobil dekat dengan Bank of Shanghai,”
ujar Fabien memberi arahan dan kami hanya bisa mengikuti saja
Sekarang kami mengawasi
orang itu yang baru saja menuju Bank of Shanghai dan terlihat ia keluar dengna
beberapa pria berjas dengan badan besar seperti bodyguard. Ada seseorang pula disana yang bisa kutebak ia merupakan
client dari orang itu.
Kami baru saja memesan
es krim untuk lebih meyakinkan penyamaran kami sebagai gadis-gadis remaja
biasanya yang memang sedang asyik mengobrol. Namun, pandangna kami tetap
mengawasi orang-orang itu. Sepertinya mereka akan menuju ke suatu tempat dan
seketika suara Fabien terdengar.
Kami
akan mengikuti mereka pergi, kalian bisa menggunakan taksi bukan? Kita bertemu
lagi di tempat itu.
Begitu suara Fabien
sudah tak terdengar lagi, aku dan Alexia pun segera keluar kafe lalu masuk ke
sebuah taksi yang ternyata sudah tersedia di depan kafe ini. Tanpa pikir
panjang lagi kami segera masuk dan menyuruh supir taksi ini untuk mengikuti mobil
yang digunakan oleh Fabien, Dean, dan In Deok.
Entah kenapa aku merasa
ada sesuatu yang tidak beres dengan taksi ini dan ketika melirik kea rah Alexia
ternyata ia pun melirikku juga. Buru-buru aku dan Alexia mengambil ponsel
masing-masing dan mengirimkan pesan singkat.
Taksi
yang kami gunakan tepat di belakang mobil kalian tapi sepertinya ada yang tidak
beres dengan taksi ini
Itulah isi pesan
singkat yang kukirim ke nomor milik Dean dan setelah itu kami menengok ke depan
tepatnya memastikan sebenarnya apa yang terjadi? Astaga, apa yang terjadi
dengan supir taksi ini? Wajahnya pucat dan terlihat darah pada bajunya tepan di
bagian perut.
“Oh My God!” pekikku dan Alexia bersamaan
“Sorry sir, I think you not good so please stop here!” pintaku to
the point tapi yang terjadi bukanlah sesuai harapan kami.
Mungkin karena sudah
kehabisan banyak darah membuat supir taksi ini juga kehilangan konsentrasi.
Bukannya menginjak rem tapi mobil ini melaju semakin kencang dan satu-satunya
cara gila yang terpikirkan olehku dan Alexia sekarang hanya menyelamatkan diri
dengan keluar dari mobil ini. Kami melepas seatbelt
masing-masing, membuka pintu penumpang dan bersiap melompat keluar.
Author
POV
Taipei, Taiwan
Sejak kejadian dimana
Fahrenheit dan SpeXial menjadi partner
untuk kedua kalinya demi mencari informasi mengenai FIVE BLASTERS membuat kedua
geng itu berdamai. Tak ada lagi keributan yang sering kali ditakutkan apabila
terjadi pertemuan baik yang disengaja atau tidak disengaja oleh seluruh
mahasiswa-mahasiswi.
Hari ini merupakan yang
paling ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa-mahasiswi semester akhir yang
telah menyelesaikan studi mereka di perguruan tinggi termasuk Fahrenheit dan
juga SpeXial. Mereka sepakat untuk merayakan kelulusan mereka dengan mengadakan
sebuah pesta kecil yang hanya akan dihadiri oleh kerabat dekat mereka saja
malam ini.
Pesta pun sudah dimulai
tepat pukul tujuh malam dan semua tamu sudah datang berkumpul di rumah Wu Chun
karena memang acara perayaan kelulusan itu adalah usulan dari Ny. Wu. Terlihat
sekali pancaran wajah-wajah bahagia dari seluruh tamu yang ada karena kelulusan
anak mereka dengan nilai yang bagus. Satu fakta lagi tercipta dari acara
tersebut dimana ternyata para ibu dari anak-anak itu merupakan teman-teman
semasa Senior High School (SMA).
“Baiklah saatnya acara
puncak!” seru Ny. Wu yang diikuti anggukan mantap oleh para wanita paruh baya
lainnya
Yah, setelah
mengobrol-ngobrol ringan dan bernostalgia sambil menunggu yang lainnya datang
mereka semua hanya makan beberapa kue-kue yang disediakan. Saat ini semua
kerabat baik dari Fahrenheit maupun SpeXial sudah lengkap maka acara makan
malam bersama pun dimulai.
Kringg… Kringg…
Belum lama acara
berlangsung beberapa ponsel mengeluarkan suaranya secara bersamaan dan tentu
membuat semua yang ada di acara itu mengalihkan perhatian mereka pada beberapa
orang pemilik ponsel tersebut. Sebelum menjawab telepon masing-masing para
pemilik ponsel yang bordering itu saling malirik satu sama lain dan dengan
buru-buru segera mengangkatnya. Pasti ada sesuatu yang tidak beres, itulah
pikiran mereka saat ini.
“WHAT??” teriak para pemilik ponsel tersebut bersamaan dengan
paniknya dan terlihat sangat gelisah setelah sekitar dua menit mendengar
penjelasan dari orang yang menelpon mereka
Tanpa berbicara apapun
lagi setelah mendengar penjelasan dari orang di seerang sana para pemilik
ponsel tersebut yang tak lain adalah Professor Wu, Mr. Huang Xiao Ming, dan
Jenderal Zhao langsung mematikan panggilan tersebut dan kembali saling menatap
penuh arti.
“Merepotkanmu lagi
Jenderal Zhao!” ujar Mr. Huang dengan raut penuh kekhawatirannya begitupula
dengan Professor Wu
“Ada apa?” tanya Ny.
Huang pada suaminya
“Aku minta maaf tapi
aku ada urusan mendadak dan harus ke Amerika sekarang juga,” jawab Mr. Huang
“Begitupula denganku,
benar-benar maaf sekali tapi ini sungguh mendadak,” timpal Professor Wu.
“Tolong jaga mereka baik-baik!” tambahnya lagi sambil melihat kea rah Jenderal
Zhao yang hanya dijawab dengan anggukan singkat
“Pergilah dan tolong kabari
aku secepatnya!” pinta Jenderal Zhao dengan wibawanya tapi tetap tidak bisa
menutupi raut kekhawatiran dari wajah tampannya itu
“Kami pergi dulu!” seru
Professor Wu dan Mr. Huang bersamaan seraya langsung pergi meninggalkan acara
tersebut tanpa mengeluarkan kata-kata lagi dan itu membuat semua yang
menghadiri acara tersebut bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya
Merasa ada beberapa
pasang mata yang memperhatikan membuat Jenderal Zhao yang sedari tadi terus
bergulat dengan pikirannya dengan menundukkan kepala seketika mendongak. Benar
saja ada delapan pria yang menatapnya penuh kecurigaan seakan bertanya ‘Apa
yang terjadi sebenarnya?’ Namun jawaban tak memuaskanlah yang didapat oleh
Fahrenheit dan SpeXial begitu melihat Jenderal Zhao menggeleng lemah sambil
tersenyum tipis berusaha menutupi perasaan khawatirnya yang teramat besar.
Pikiran Jenderal Zhao
hanya ingin acara ini cepat selesai dan menghubungi orang yang memang berada
disana untuk mengetahui berita ter-update.
Tepat pukul sepuluh acara berakhir dan saat itu juga setelah mengucapkan salam
untuk berpamitan ia langsung meluncur dengan audi silver-nya agar segera tiba di kantor.
New
York, USA – Lenox Hill Hospital
Kini tepat di depan
ruang ICU terdapat beberapa orang yang terlihat sangat gelisah menunggu kabar
dari dua orang gadis yang terbaring dalam ruangan tersebut. Yah, mereka tak
lain adalah Elina Lau dan Alexia Hsu, dua anggota perempuan dari FIVE BLASTERS.
Demi menyelamatkan diri mereka, kedua gadis ini nekad melompat keluar disaat taksi
melaju dengan kencangnya. Namun, karena perbuatan mereka sendiri membuat hal
buruk pun menimpa keduanya.
Sudah sekitar empat jam
kedua gadis itu di dalam ruang ICU tapi tak ada tanda-tanda dokter akan keluar
ruangan dan memberi kabar baik pada orang-orang yang sedang menunggu kepastian
mengenai keadaan dua gadis itu. Sungguh tercetak jelas di wajah tiga pria yang
merupakan sahabat dari kedua gadis itu sangat khawatir bahkan mata mereka
terlihat sudah berkaca-kaca, siap untuk menumpahkan kristal-kristal yang memang
sudah menggenang di pelupuk mata mereka.
“Sebenarnya apa yang
dilakukan para dokter itu di dalam sana?” Dean terlihat sudah sangat malas
menunggu lebih lama lagi
“Aish, kau ini jangan
menggerutu terus dari tadi! Bukankah kita yang ingin agar para dokter itu
memberikan perawatan terbaik pada mereka dan memeriksa dengan teliti agar tak
ada kesalahan fatal nantinya?” ujar In Deok berusaha menenangkan Dean yang
memang sangat cemas begitupun dengan dirinya
Kreettt…
Terdengar suara pintu berderit
dan itu menandakan ada yang keluar dari ruangan yang sedang menjadi pusat
kecemasan mereka. Sedetik kemudian mereka semua langsung menghampiri dokter
tersebut untuk mendengarkan kabar yang akan disampaikan.
“What about their circumstances, doctor?” tanya Fabien yang sedari
tadi belum mengeluarkan suaranya
“Their situation is quite good but… some of the bones have fractured and
also suffered a mild concussion (Keadaan mereka cukup baik tapi… beberapa
tulang mengalami keretakan dan juga mengalami gegar otak ringan),” jawab dokter
tersebut kemudian masuk lagi ke ruang ICU
Saat ini yang bisa
mereka lakukan hanyalah berdoa agar keadaan kedua gadis jenius itu bisa cepat
membaik karena bagaimanapun juga mereka mengambil peran penting dalam misi-misi
di FBI. Ada satu hal yang harus sangat diingat yaitu ‘FIVE BLASTERS selalu
memulai dan menyelesaikan misi mereka berlima’.
Hari pun berganti sejak
kemarin dipindahkan ke ruang rawat VVIP baik Elina maupun Alexia belum ada
satupun yang membuka mata mereka. Setelah perjalanan cukup panjang selama 13
jam dalam pesawat akhirnya Professor Wu dan Mr. Huang Xiao Ming pun sampai di
Amerika. Mereka langsung minta diantarkan oleh supir yang menjemput di bandara
untuk ke Lenox Hill Hospital
menjenguk dua anak kesayangan mereka.
“What’s going on? Why be like this?” tanya Mr. Huang begitu memasuki
ruangan tempat dimana kedua gadis itu dirawat
Yah, memang sengaja
tiga pria dari FIVE BLASTERS ini meminta sebuah ruangan VVIP dengan double bed agar mempermudah mereka untuk
menjaga Elina dan Alexia dalam satu ruangan. Selain itu juga demi
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada salah satu diantara kedua
gadis itu. Sebelum mendapat informasi yang jelas tentang kejadian tersebut
membuat Fabien, In Deok, dan Dean harus lebih waspada karena menurut mereka ada
sesuatu yang janggal.
“There are odd in this instance (Ada yang ganjil dalam kejadian ini),”
sahut Fabien
“We’ve asked police to investigate and Mr. Show also down directly to
the place of accident (Kami sudah meminta polisi untuk menyelidiki dan Mr.
Show juga ikut turun langsung ke tempat kejadian),” timpal Dean yang disambut
anggukan setuju dari In Deok
Baik Mr. Huang maupun
Professor Wu tak bisa berbuat apa-apa melihat tiga pria yang merupakan sahabat
dari kedua gadis ini terus memancarkan raut kesedihan. Mereka terus berharap
agar kedua gadis yang sangat mereka sayangi bisa bangun dari tidur lelap yang
sudah mencapai waktu seminggu ini.
Selain menunggu
kesadaran dari Elina dan Alexia, mereka juga masih menanti kabar dari hasil
penyelidikan yang dilakukan oleh Show Luo dan polisi-polisi tersebut. Jika saja
mereka yang langsung turun tangan dalam penyelidikan ini bisa dipastikan waktu
yang diperlukan tidak kurang dari tiga hari penyelidikan sudah selesai
dilakukan. Namun, sesuatu yang lebih penting bagi ketiga pria ini sekarang
adalah menjaga dua sahabat kesayangan mereka.
“Investigation has been completed” ujar seorang pria yang baru saja
masuk dalam ruangan tempat dimana Elina dan Alexia dirawat, pria itu tak lain
adalah Show Luo
“Apakah benar ada
sesuatu yang ganjil seperti yang kami curigakan?” tanya In Deok dalam bahasa
mandarinnya yang fasih karena memang dengan kejeniusannya yang bisa menguasai
dua puluh bahasa pada Show Luo, pria yang memang sudah mereka tunggu
Yupz, memang tak bisa
dipungkiri lagi kejeniusan dari seseorang yang memiliki IQ di atas rata-rata.
Mereka bisa dengan mudahnya melakukan sesuatu hanya dengan melihat atau sedikit
menganalisa sesuatu yang mereka perlu atau ingin tahu maka semuanya akan
direkam dan dikelola secara langsung dalam otak mereka. Kelima remaja jenius
FIVE BLASTERS ini memiliki kemampuan menguasai berbagai macam bahasa yang
sangat luar biasa.
“Yah, setelah kami
lakukan penyelidikan ternyata supir taksi tersebut memang sudah mengalami
pendarahan pada bagian perutnya karena hasil tikaman benda tajam. Kejadian itu
kami perkirakan terjadi sepuluh menit sebelum Elina dan Alexia masuk ke taksi
tersebut,” sahut Show menggantungkan sedikit penjelasannya dan menghela nafas
gusar. “Kemungkinan mereka sudah mengetahui kalau ada yang sedang mengintai
kegiatan mereka dan memanfaatkan supir taksi tersebut yang ternyata memang
memiliki hutang pada orang itu dengan ancaman akan melukai keluarganya. Tapi
yang terjadi adalah supir taksi malang itu harus rela menyerahkan nyawanya
sendiri demi keselamatan keluarganya dan membuat peristiwa itu terjadi. Ia
sengaja diperintahkan untuk berada tepat di depan kafe tersebut setelah benda
tajam berhasil membuatnya kehabisan darah dan kehilangan kendali saat menyetir
sehingga seolah-olah peristiwa tersebut murni kecelakaan yang disebabkan oleh
kelalaian dari sang supir taksi,” jelas Show panjang lebar yang disimak dengan
baik oleh ketiga pria anggota FIVE BLASTERS beserta Professor Wu dan Mr. Huang
yang memang juga berada dalam ruangan tersebut
Setelah mendengar
penjelasan dari Show Luo sangat terlihat ketiga pria itu benar-benar menyesali
kecerobohan mereka yang tidak sadar kalau ternyata keberadaan mereka hari itu
sudah diketahui pihak lawan. Bahkan karena hal itu pula membuat kedua gadis
yang sangat mereka sayangi kini masih terbaring lemah tak sadarkan diri.
“Our strong girls,” lirih ketiga pria itu bersamaan sambil melihat
dua gadis cantik yang terbaring di ranjang rumah sakit
Tangan mereka mengepal
kuat menahan gejolak yang sudah siap meledak, pikiran mereka sama tertuju pada
salah seorang dalam FBI yang entah siapapun itu merupakan mata-mata dari pihak
lawan. Mereka sudah bertekad untuk mencari siapa orang itu tapi tidak sekarang.
Apapun yang terjadi mereka tidak akan meninggalkan ruangan ini tanpa penjagaan
yang ketat.
“Apa yang akan kalian
lakukan?” tanya Professor Wu buka suara
“Nothing!” jawab ketiga pria itu bersamaan
“Hah? Maksud kalian
apa?” tanya Mr. Huang tak mengerti dengan pikiran dari tiga sosok pria jenius
dihadapannya
“We can’t do it anything Mr. Huang. Untuk sementara ini kami harap
kau bisa membantu menyelidiki semuanya hingga tuntas Mr. Show,” sahut Fabien
“No problem but why you can’t do it anything guys? That girls your
bestfriend, right?” balas Show Luo
yang juga sama tak mengertinya dengan pikiran ketiga jenius itu dan ia perlu
sebuah jawaban yang bisa menghilangkan pertanyaan dalam pikirannya saat ini
“That’s the reason, we couldn’t leave them in this situation. Kami
memiliki prinsip atau bisa dibilang janji yang mengikat dan itu tak bisa
diganggu gugat oleh siapapun. We’re FIVE
BLASTERS!” sahut In Deok menegaskan sesuatu yang memang sudah mengikat FIVE
BLASTERS sejak pertama kali kelompok itu terbentuk
“Yah, we know you’re FIVE BLASTERS but what the problem? Please don’t make us confuse!” pinta
Show Luo yang sudah mulai gusar mendengar penjelasan aneh dari sosok-sosok
jenius ini
“We’re FIVE BLASTERS with five members, if only three members then all
changed. Three members is THREE BLASTERS not FIVE BLASTERS! Do you understand?”
jelas Dean tak kalah gusarnya dari Show Luo yang terus bertanya tanpa
memikirkan apa yang mereka rasakan saat ini
Ayolah, FIVE BLASTERS
sudah menjadi partner sejak umur
mereka masih sepuluh tahun dan saat ini umur mereka sudah tujuh belas tahun.
Bisakah mereka mengerti bagaimana perasaan ketiga pria ini ketika melihat dua
orang gadis sahabat yang sangat mereka sayangi terbaring lemah dan hal itu
disebabkan oleh kecerobohan mereka sendiri? Bagaimana mungkin mereka tidak
tertekan? Baru kali ini FIVE BLASTERS mengalami peristiwa yang membuat mereka
amat menyesal karena tidak berhasil saling melindungi satu sama lain dan
menyebabkan dua orang anggota mereka celaka.
“Furthermore we have the principle itself. ‘Start together and finish
together with complete member of FIVE BLASTERS’ but now? You can see for
yourself what’s happening isn’t it?” lanjut In Deok membuat semua yang ada
dalam ruangan itu hanya bisa diam, tak ada yang berani bicara
“So, really sorry we can’t continue this mission for a while. Just have
to wait until they’re aware,” timpal Fabien yang disambut anggukan dari
Dean dan In Deok
“It’s okay! I’m sure they will certainly soon be aware because they’re
strong girl, right?” sahut Mr. Huang dengan senyum penuh wibawanya
“You also have to take a rest, don’t get tired!” tambah Professor Wu
mengingakan ketiga pria tersebut yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri
“Oh ya, segera hubungi
aku jika ada perkembangan terbaru atau kemungkinan terburuk ada sesuatu yang
terjadi pada kalian. Mengerti?!” ujar Mr. Huang yang lebih tepat seperti
perintah
“Of course, we’ll do that,” sahut Fabien mewakili teman-temannya
Elina
Lau POV
Washington,
United States - Federal Bureau of
Investigation (FBI)
Sudah sepuluh bulan
sejak peristiwa itu membuat FIVE BLASTERS sementara harus vakum selama itu.
Yah, aku dan Alexia masih belum diperbolehkan melakukan hal-hal aneh sebelum
benar-benar sembuh total padahal kami hanya mengalami beberapa keretakan tulang
dan gegar otak ringan. Ketiga pria itu menjadi over-protective tiap kali aku ataupun Alexia bersikap aneh sedikit.
Tentu aku sangat
mengerti kenapa sikap mereka bisa seperti itu tapi tetap saja itu membuatku
merasa tidak nyaman. Mereka mengatakan kalau kami berdua tidak sadarkan diri
selama dua minggu, bukan waktu yang lama menurutku. Selama kurang lebih sepuluh
bulan ini benar-benar terasa menyiksa, tak ada hal yang bisa dilakukan selain
berbaring di ranjang atau melakukan latihan rutin untuk mempercepat kepulihan
kinerja saraf-saraf kami yang kata dokter ada beberapa saraf terjepit. Selain
itu pemulihan untuk keretakan tulang memang memerlukan proses perawatan dan
pelatihan yang lebih intensif. Sungguh merepotkan.
Namun sekarang semua
sudah kembali seperti keadaan semula. Yah, aku dan Alexia sudah dinyatakan
pulih seratus persen maka itu artinya hal-hal menarik bisa kami lakukan lagi.
Bersamaan dengan itu pula menandakan vakumnya FIVE BLASTERS sudah berakhir.
“Baiklah berhubung
kalian sudah pulih kembali maka kita akan menjalankan misi pertama,” ujar
Fabien antusias begitupun dengan kami
Oh ya, disinilah kami
sekarang berada. Ruangan yang sangat aku rindukan, dimana berbagai macam jenis
teknologi canggih tersedia. Of course
this room for us, FIVE BLASTERS.
“So what’s our first mission?” tanya Elina yang kusetujui dengan
anggukan
Selama kami dalam
proses pemulihan tidak ada satupun dari mereka yang membahas tentang
masalah-masalah yang terjadi. Mereka mengatakan kalau dokter menyarankan agar
kami tidak memikirkan apapun dulu selama proses pemulihan tersebut sehingga
semua kegiatan kami benar-benar dihentikan. Vakumnya FIVE BLASTERS benar-benar
membuat kami kehilangan informasi.
“We’ve to find the spy,” sahut In Deok yang jujur sedikit
membingungkan
“Spy? What do you mean?” tanyaku
“Orang yang membocorkan
rencana penyergapan kita sepuluh bulan yang lalu dan membuat kalian harus
mengalami peristiwa tersebut,” jelas Dean, cukup mengejutkan untukku mengetahui
ada mata-mata dalam lingkup FBI ini
“Apa selama sepuluh
bulan ini orang itu belum ditemukan juga? Kurasa itu mustahil mengingat seberapa
hebatnya penyelidikan yang dilakukan oleh badan intelejen FBI ini,” tanya Elina
yang lagi-lagi hanya bisa kusetujui dengan anggukan
“Tentu saja orang itu
pasti bisa ditemukan dengan mudah tapi kami sendiri yang minta pada Mr. Huang
untuk menyelidiki motif dibalik ini semua. Kenapa orang itu sangat berani
memata-matai kegiatan kita dan hebatnya tidak mencurigakan,” jelas Fabien
seraya menuju ke salah satu computer dimana selalu kami gunakan untuk melakukan
penyelidikan
Komputer itu
menunjukkan data dari orang-orang yang memang bekerja di FBI mulai dari jabatan
tertinggi sampai terendah sekalipun. Ternyata bukan hanya Fabien yang sudah
siap tapi In Deok dan Dean pun terlihat sedang sibuk dengan laptop mereka
masing-masing. Mungkin mereka sudah mengambil tindakan sebelumnya tapi belum
menyelidiki. Mengerti maksudku?
Yah, ketiga pria ini
sepertinya sudah menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk proses
penyelidikan. Bisa kulihat Dean dan In Deok mengambil kepingan-kepingan CD yang
sudah terkumpul di meja mereka masing-masing. Dan dapat kupastikan CD tersebut
merupakan CD dari semua hasil CCTV yang terjadi sepuluh bulan yang lalu ke
belakang.
“Kalian sibuk sendiri
jadi apa yang bisa kami lakukan?” Elina pun sama sepertiku bosan melihat ketiga
pria ini bekerja sedangkan kami tidak tahu harus melakukan apa
“Mungkin lebih baik
kalian mencari sesuatu yang mencurigakan dalam ruangan ini karena kurasa ada
hal yang tidak beres disini,” ujar Fabien masih berkutat pada komputernya
Benar juga yang dia
bilang, kalau ada mata-mata yang mengetahui rencana kami berarti memang ada
yang tidak beres dengan ruangan ini. Astaga apa karena gegar otak ringan
membuat kejeniusanku menghilang ya? Tentu tidak, mungkin memang otakku sedikit
lama merespon sesuatu karena selama proses pemulihan tak ada yang kulakukan
yang berhubungan dengan otak.
Tak menunggu lama lagi,
aku dan Alexia langsung mengambil dan memakai kacamata infrared yang memang
bisa membuat seseorang melihat sesuatu yang kasat mata. Tentu saja kacamata
infrared ini lebih canggih karena merupakan karya terbaru dari Professor Wu
yang sudah dirancang sedemikian rupa dan tak ada yang memiliki kacamata ini
selain kami, FIVE BLASTERS.
“I GOT IT!” seru kami bersamaan setelah sekitar satu jam sibuk
dengan tugas masing-masing
“So, investigation room?” tanyaku dan Alexia bersamaan, kami sangat
merindukan ruangan itu
“Of course, today after lunch,” sahut Fabien diiringi dengan
seringaian khasnya
Kami memutuskan untuk
memasang pengumuman di tempat yang mencolok dan dapat dipastikan semua orang
melihat pengumuman tersebut. Semoga semua berjalan sesuai rencana.
Author
POV
Sementara menunggu
waktu selesainya makan siang, kelima remaja jenius itu masih sibuk dengan
berbagai hal yang mereka gunakan untuk lebih memperkuat asumsi mereka
berdasarkan beberapa bukti yang ada. Semua akan terbukti setelah mereka keluar
dari Investigation Room.
Sesuai perkiraan kalau
tempat dimana mereka memasang pengumuman tersebut memang tepat karena siapapun
yang akan memulai pekerjaannya di kantor FBI ini akan melintasinya.
Announcement!
Notified
to Mr. Ethan Ruan from Technical Division
Please
bring Miss Huang An Yu to Investigation Room after lunch
Thank
You
FIVE BLASTERS
Yah, mereka memasang announcement tersebut tepat di sebelah
mesin absensi sehingga mau tidak mau orang-orang itu pasti akan membacanya
apalagi hal tersebut berkaitan dengan FIVE
BLASTERS dan Investigation Room. Karena apa? Tentu jawabannya sudah bisa
ditebak yaitu karena hari pertama kembalinya kelima jenius itu sejak vakum
selama sepuluh bulan langsung menggunakan ruangan keramat mereka yang tak lain
adalah Investigation Room. Dimana
mereka yang memasuki ruangan tersebut akan berhadapan dengan kata DIE
tapi semua tidak akan terjadi jika proses yang dilalui berjalan sesuai
dengan yang dikehendaki oleh FIVE BLASTERS. Bagaimana kelanjutannya? Of course it depends on your option.
“Sepertinya kita sudah
membuat kehebohan lagi di luar sana,” ujar Dean ketika hendak keluar dari
ruangan FIVE BLASTERS menuju Investigation
Room
“Ya kau benar padahal
baru hari pertama kembali,” sahut In Deok membenarkan
“Ayo jalan, aku sudah
tidak sabar kembali menghirup udara segar,” ujar Alexia yang ditanggapi
anggukan setuju dari Elina tapi tidak dengan ketiga pria lainnya, mereka
mengerutkan kening tak mengerti maksud dari ucapan gadis itu
“Mission is our oxygen dan karena kalian yang selalu mengurung kami
di penjara kamar itu selama sepuluh bulan membuat udara segar itu menghilang,”
jelas Elina menjawab ekspresi kerutan dari tiga sahabatnya itu
Tak lama setelah mereka
sampai di Investigation Room tersebut,
terdengar suara ketukan pintu yang mereka sudah tahu siapa di balik pintu
tersebut. Kelima orang itu tersenyum penuh arti sebelum satu diantara mereka
mengeluarkan suara.
“Please come in!” Fabien lah yang mewakili mereka
Pintu pun terbuka dan
muncullah dua orang yang memang sudah mereka tunggu sedari tadi. Kedua orang
berbeda gender tersebut masuk dengan
sikap yang sangat jauh berbeda. Sang wanita yang tak lain adalah Huang An Yu
menunjukkan wajah angkuhnya sedangkan pria yang diminta mengantarkan wanita
tersebut menyunggingkan senyum sopannya.
“Welcome Miss Huang and Mr. Ethan,” sambut Elina dengan senyum
ramahnya
Baru beberapa langkah
kedua orang tersebut masuk, pintu langsung tertutup dan terkunci secara
otomatis karena dikendalikan dengan remote.
Begitu pintu tertutup maka hilanglah ekspresi ramah dari kelima jenius itu
berganti dengan seringaian mereka yang terlihat mengerikan.
Cukup mengejutkan bagi
Ethan yang mungkin memang pertama kalinya memasuki ruangan itu dan disambut
dengan perubahan ekspresi dari lima orang yang ia kenal ramah dalam sekejap
berubah menjadi mengerikan. Selain itu, ia juga cukup terperangah melihat isi
dari ruangan yang disebut keramat ini karena berbagai peralatan berteknologi
tinggi dan pastinya canggih yang belum pernah ia temukan dimanapun ada di
ruangan ini. Sungguh luar biasa menakjubkan, itulah pikirannya.
Keheningan meliputi
ruangan itu, tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. FIVE BLASTERS
mengeluarkan beberapa barang yang entah akan mereka gunakan untuk apa nantinya.
Sementara di luar ruangan tersebut kehebohan masih terjadi bahkan banyak yang
mengeluarkan opini mereka tentang apa yang terjadi, mereka bertindak bagaikan
detektif professional padahal pekerjaan mereka sudah terbagi dalam bidang
keahlian masing-masing.
“Apa yang terjadi
sebenarnya?”
“Sepertinya ada yang
tidak beres.”
“Beruntung sekali Mr.
Ethan bisa masuk ke ruangan itu dan melihat-lihat keadaan di dalam.”
“Hmm, mungkinkah suatu
saat aku bisa sepertinya mengantarkan orang yang terlibat dalam kasus masuk ke
dalam?”
“Aku ingin melihat
secara langsung bagaimana kelima jenius itu bekerja.”
“Bagaimana suasana yang
disebut DIE itu ya?”
Banyak pertanyaan
ataupun opini lainnya yang beredar di luar ruangan itu. Mereka masih sibuk
menerka-nerka dan membayangkan berbagai macam hal yang terjadi dalam ruangan
tersebut. Jika sampai orang-orang itu tahu apa yang terjadi di dalam pasti tak
ada lagi seorang pun yang mencoba untuk
membayangkan hal-hal seperti itu.
Kembali dalam Investigation Room dengan suasana hening
dan mencekamnya ditambah lagi seringaian dari lima orang jenius yang bisa
dibilang mengerikan. Mereka saling berpandangan satu sama lain kemudian
mengangguk bersamaan. Hal itu menandakan kata DIE harus segera
dihadapi.
“Well, we start it now!” seru Fabien yang langsung melayangkan
tatapan tajam mengintimidasi pada dua orang yang kini menjadi objek investigasi
mereka
“Because we all can speak Mandarin so investigation this time we will
use it,” jelas Elina. “Let’s play!”
lanjutnya
Tanpa menunggu lagi, In
Deok pun langsung memutur sebuah video yang memang sebelumnya sudah ia dan Dean
gabungkan menjadi satu video dari beberapa CD rekaman CCTV. Terlihat sekali
ekspresi pria bernama Ethan Ruan itu berubah menjadi pucat pasi saat
menyaksikan video tersebut. Begitupula dengan Huang An Yu yang terkejut
melihatnya karena memang ia tak menyangka hal ini kembali membuatnya memasuki
ruangan yang sangat dibencinya.
“Ni men yi jing kan dao le ba? (Kalian sudah melihatnya kan?)” tanya
Alexia setelah video itu selesai diputar
“Suoyi, ni neng jieshi yixia ma? (Jadi, bisakah anda jelaskan?)”
tambah Dean dengan smirk-nya
Tak ada jawaban apapun
yang terlontar membuat kelima jenius itu semakin kesal menunggu. Sudah lima
menit tapi yang ditanya masih saja menutup mulutnya. Ayolah! Semua tahu kalau
waktu itu sangat berharga apalagi bagi orang-orang yang kerja di badan
intelejen seperti mereka. Time over!
Cukup bagi mereka untuk menunggu.
“Ruan xiansheng, qing jieshi! (Mr. Ruan,
tolong jelaskan!)” tuntutan penjelasan kembali ditujukan oleh Elina yang sudah
tidak sabar lagi jika harus menunggu
Setelah cukup lama
terdiam dan menutup mulut akhirnya pria pemilik nama Ethan Ruan itu membuka
mulut. Mungkin ia melihat ekspresi mengerikan dan keluarnya aura evil dari lima orang yang terus menanti
penjelasannya.
“Kata orang cinta itu
buta dan bisa membuat siapapun yang merasakannya rela melakukan apapun demi
orang yang ia cintai. Mungkin itulah yang terjadi padaku, karena gadis ini
membuat semua menjadi abu-abu dalam hidupku. Sulit memikirkan sesuatu yang
sesuai dengan akal sehat. Jujur tak pernah sekalipun sebelumnya terbersit di
pikiranku untuk melakukan hal ini tapi saat melihatnya kembali membuat semua
menjadi buram,” jelas Ethan yang membuat kelima jenius itu menguap mendengar
cerita itu dan membuat cerita cinta itu berhenti
Basi! Itulah yang
mereka pikirkan mendengar penjelasan menyebalkan seperti itu. Ayolah, siapapun
tahu teori tersebut dan mereka tidak ingin membuang-buang waktu hanya untuk
menjadi remaja yang mendadak harus melankolis. Bukan berarti mereka tidak
memiliki perasaan dan menganggap hal itu bukanlah sesuatu tidak penting tapi
sekarang bukan waktu yang tepat untuk berbicara tentang CINTA. Satu kata yang ada dalam otak mereka saat ini ‘PROFESIONAL’.
“Aku rasa kau sangat
mengerti arti kata ‘profesionalitas’ dalam pekerjaan seperti kita dan sebaiknya
jangan buang waktu kami dengan ocehanmu tentang cinta itu!” pinta In Deok yang
memang sudah tidak bisa bersabar lagi
“We just need to keep your explanation about this case,” timpal Dean
yang tak kalah kesalnya
“Not about love!” lanjut Fabien meninggikan nada bicaranya
“Saat ini kami sedang
tidak ingin mendengar curahan hati tentang perjalanan cintamu itu tapi
penjelasan mengenai kasus ini yang melibatkan dirimu sebagai pengkhianat,” ujar
Elina tajam dan tegas
“Seorang pria sepertimu
tidak cocok menjadi sosok melankolis seperti ini,” lanjut Alexia dengan nada
mengejek
Yah, dalam hal ini
melankolis dari sosok Ethan Ruan
sepertinya lebih ke arah negatif dimana ia terpengaruh dengan masa lalu.
Menjadi sosok yang mendadak romantis berbicara tentang cinta yang menyedihkan.
Astaga, itu bukanlah yang diinginkan FIVE BLASTERS saat ini.
“Maaf sudah membuang
waktu kalian,” ujar Mr. Ethan yang sepertinya sudah menyadari kesalahannya
“Baguslah kalau kau
sadar diri,” sindir Alexia dengan sinisnya
“Well, kalian ingin aku menjelaskan alasan sejujurnya bukan? This is all because of you guys,” ujar
Ethan dengan nada serendah mungkin membuat pria yang melankolis tadi tiba-tiba
berubah agak menyeramkan
Sedangkan FIVE BLASTERS
yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum sinis dan menunggu apa yang ingin
diucapkan oleh pria ini selanjutnya. Berbeda dengan Huang An Yu yang baru
pertama kali ini melihat seorang Ethan Ruan yang memang sudah ia kenal sejak
lama bisa menjadi sosok mengerikan.
“Jika saja kalian tidak
menangkap perempuan ini dan membawanya lagi kesini maka semuanya tak akan
terjadi. Melihatnya tertekan karena ulah kalian membuatku semakin benci pada
orang-orang tidak punya perasaan seperti kalian. Setelah dengan seenaknya
membuat orang menjadi seperti kehilangan akal mereka maka dengan mudahnya pula
kalian mengurungnya dalam jeruji besi yang dingin itu. Apa kalian tidak tahu
dia seorang wanita yang harus dilindungi, hah?” bentak Ethan meninggikan
suaranya satu oktaf “Begitu bangganya kah kalian memiliki IQ diatas rata-rata
sehingga membuat semua orang di sini bersikap baik pada kalian? Lima jenius
yang walaupun membuat kesalahan tapi selalu dibela dan tak pernah diperlakukan
layaknya orang yang memang bersalah. Itu membuatku kesal sekaligus benci pada
anak-anak emas yang selalu dinomor satukan seperti kalian,” lanjutnya lagi
Baiklah memang benar
FIVE BLASTERS merupakan anak emas dan selalu dinomor satukan tapi hal itu wajar
mengingat mereka sudah mengabdi sejak kecil selama delapan tahun ini dan masih
tergolong remaja. Apalagi mengingat jasa mereka yang sudah sangat membantu
dalam menjaga keamanan dunia. Lagipula wajar bukan jika anak-anak remaja
seperti mereka melakukan sedikit kenakalan? Ayolah, tak ada seorangpun yang ingin
kehilangan masa mudanya hanya karena mereka seorang jenius.
“Sebenarnya sudah sejak
lama aku ingin menghancurkan kalian yang selalu bersikap seolah paling hebat
disini tapi sayangnya aku belum mendapat alasan yang tepat untuk melakukannya.
Namun, karena kedatangannya membuatku sangat semangat. Sepuluh bulan yang lalu
aku memiliki kesempatan emas saat kalian sedang keluar makan siang dan kantor
sepi. Aku bisa dengan mudahnya membuka ruangan kalian dan menaruh beberapa
alat-alt itu untuk mengetahui rencana kalian dan sepertinya usahaku berhasil.
Terbukti bukan aku bisa membuat FIVE BLASTERS yang hebat ini hingga vakum
selama sepuluh bulan. Sepertinya predikat jenius harus dibuang jauh-jauh dari
hidup kalian karena sebenarnya kalian itu BODOH. Bahkan setelah sepuluh bulan
ini, kalian baru bisa menangkapku dan lebih bodohnya lagi kalian hanya bisa
diam saja. Sungguh aku sangat puas ketika mendengar kabar kalau dua gadis ini
harus masuk ICU karena kehebatan rencanaku,” jelasnya sambil tertawa puas penuh
kemenangan membuat kelima jenius itu geram
“Aku tahu kau belum
menjelaskan semuanya Mr. Ethan,” ujar Elina setelah berhasil meredam sedikit
emosinya
“Mungkin lebih baik kau
yang jelaskan Miss Huang,” timpal Alexia
Kedua orang yang sedang
diinterogasi tersebut hanya diam, mereka sedang berpikir penjelasan apalagi
yang diminta kelima jenius ini? Seakan mengerti arti diamnya kedua target
mereka, maka salah seorang diantara mereka mulai buka suara lagi.
“Atau kalian ingin hal
ini diketahui oleh Mr. Huang Xiao Ming langsung, hm?” ancam Dean menajamkan
tatapan matanya pada kedua orang itu
“Apakah Mr. Ethan
menjadi pengkhianat setelah melakukan sesuatu denganmu? Kau mengerti maksud
kami bukan Miss Huang?” timpal Alexia dengan senyum sinisnya
“Shut up!” geram An Yu yang mulai mengerti arah pembicaraan kelima
jenius ini “Apa kalian tidak bosan mengancamku dengan alasan ini, hah?”
bentaknya
“But it’s true, right?”
sahut In Deok dengan santainya
“Seharusnya sebagai
seorang wanita kau bisa menjaga kehormatan sendiri apalagi memandang status
ayahmu yang sangat disegani oleh orang-orang. Yah, walaupun kau sudah
menyerahkan harta berhargamu pada orang lain sebelumnya tapi bukan berarti kau
bisa melakukannya dengan siapapun. Hormatilah dirimu sendiri sebagai seorang wanita
Miss Huang!” nasehat Elina yang mendadak bijaksana tiap kali menyinggung hal sensitive
“Jadi siapa diantara
kalian yang akan melanjutkan penjelasan ini dengan lengkap?” tanya Fabien yang
kembali menuntut penjelasan
Tak ada yang menjawab,
mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Entah apapun itu yang
dipikirkan tapi saat ini sungguh sebuah penjelasan sangat berarti bagi FIVE
BLASTERS.
“Apa yang akan kalian
lakukan jika aku tidak mau menjelaskan apapun?” tanya Ethan membuat seringaian
kembali terulas dari bibir kelima jenius itu
Sementara An Yu yang
mendengar pertanyaan itu sontak menolehkan kepalanya yang sejak tadi tertunduk
pada pria di sebelahnya dan beralih pada lima sosok remaja yang menurutnya
cukup mengerikan saat ini. Ia merutuki pria bodoh ini karena telah melontarkan
pertanyaan yang salah. Hasilnya sudah bisa ia prediksikan pasti sama seperti
sebelumnya, lima orang inilah yang akan menang.
“Sepertinya Miss Huang
tidak pernah mengajarkanmu untuk memilih pertanyaan yang tepat saat berhadapan
dengan kami,” sahut Fabien masih menyeringai dan terlihat semakin mengerikan
begitupun dengan keempat sahabatnya
“Kami akan menjawab
pertanyaan bodohmu itu Mr. Ethan jadi persiapkan dirimu,” lanjut Dean seraya
melirik sahabat-sahabatnya itu
“Well, here’s the answer. Elina,
Alexia kalian tidak keberatan untuk memberitahunya bukan?” tanya In Deok yang
dijawab dengan seringaian lebar dari kedua gadis itu
“Jadi apa yang akan
terjadi ketika seorang ibu mendengar kabar bahwa anaknya menjadi pengkhianat
dengan bekerja sama pada orang yang ingin menghancurkan keamanan dunia ini dan
membuat dua orang gadis hampir saja kehilangan nyawa mereka karena perbuatan
anaknya itu?” tanya Elina membuah tubuh pria bernama Ethan Ruan itu menegang
“Lalu apa yang akan
terjadi pada seorang mahasiswi pandai ketika mendapat kabar bahwa orang yang
selama ini membiayai kuliahnya tapi harus kehilangan pekerjaan dan membuatnya
dengan terpaksa mungkin harus berhenti kuliah?” lanjut Alexia dengan pertanyaan
retoris membuat pria itu membelalakkan matanya seketika
Astaga, sepertinya pria
ini melupakan hal yang sangat penting dalam hidupnya. Yah, bagi Ethan sosok ibu
dan adik perempuan satu-satunya itu sangatlah berharga. Tak ada seorang pun
yang boleh mengusik kehidupan mereka tapi kenyataannya sekarang? Dirinya
sendirilah yang sudah membuat hidup ibu dan adiknya itu mungkin akan sengsara
karena apa yang sudah ia perbuat. Banyak hal yang melintas di pikirannya sampai
sebuah suara menginterupsi dan membuatnya kembali dari berbagai pikiran itu.
“Kita bisa membuat
perjanjian jika kau bersedia,” ujar Elina dengan senyum manis yang dipaksakan
“Perjanjian apa?” tanya
Ethan yang sepertinya sudah mulai lelah dengan pikirannya sendiri dan memilih
untuk mengikuti permainan kelima jenius ini
“Very easy. Kau hany perlu menjelaskan apa yang seharusnya kami
ketahui dan setelah itu dengan berat hati kau harus bergabung dengan perempuan
ini di balik jeruji,” jawab Dean mewakili
“Dan bisa kami jamin
ibumu tidak akan mengetahui apapun yang terjadi serta adikmu bisa terus
melanjutkan kuliahnya,” lanjut In Deok
“Mudah bukan? So, what’s your choice?” tanya Fabien
menatap tajam pria di hadapannya karena cukup sudah untuk main-main kali ini
“Asal kalian bisa
memegang janji maka aku akan menjelaskan semuanya,” sahut Ethan setelah merasa
cukup berpikir
“No problem,” balas kelima jenius itu serempak
“Sehari setelah
melakukan itu dengannya, aku mendatangi salah satu casino yang kutahu milik
orang itu. Hari itu aku sudah bertekad untuk menghancurkan kalian dan bekerja
sama dengan mereka. Ternyata mereka menerimaku tanpa basa-basi lagi. Disaat ada
kesempatan aku pun menyusup ke ruangan kalian dan menyembunyikan alat-alat itu
untuk menyadap apa yang sedang kalian rencanakan. Pada hari di mana kalian melaksanakan
rencana tersebut, aku sudah merancang semuanya sedemikian rupa dan membuat
kejadian itu seolah-olah kecelakaan. Kalian pasti melihat bekas tusukan pada
perut supir taksi itu bukan? Anak buah orang itulah yang melakukannya dan
sengaja menyuruh supir taksi itu menuruti keinginannya karena kalau tidak
keluarganya akan celaka. Tak ada hal lain yang kulakukan, hanya menggagalkan
rencana kalian dan semua berkhir tragis. Namun, sepertinya Tuhan masih sayang
pada nyawa kalian,” jelas Ethan panjang lebar
“I guess enough, thanks for your explanation Mr. Ethan and this as a
gift from us,” ujar Fabien sambil mamasangkan borgol pada kedua tangan pria
itu
Begitu ruangan terbuka
dan menampakkan dua orang yang dua jam lalu masuk ke ruangan itu membuat semua
orang terkejut. Bagaimana tidak? Ketika melihat seorang yang kau kenal keluar
dengan tangan di borgol dan dibawa ke tempat dimana ruangan dingin berjeruji
besi ada disana. Tentu secara tidak langsung mereka bisa menyimpulkan kalau
orang itu sudah resmi bersalah.
Wu
Chun POV
Taipei,
Taiwan
Hampir tiga tahun sejak
malam itu dimana ayah dan Paman Huang pergi mendadak ke Amerika tanpa
penjelasan. Hingga saat ini aku masih belum tahu ataupun mendengar lagi kabar
tentangnya.
Ketika ingin bertemu
dengan Jenderal Zhao pun sangat sulit, ia seperti menghindar dari kami.
Sebenarnya apa yang terjadi? Itu masih kupikirkan sampai sekarang. Saat
berhasil menemuinya dan bertanya tentang kelima orang itu selalu jawaban yang
sama kami terima.
“Tunggulah hingga
ayahmu yang menceritakan semuanya, aku tidak memiliki hak ataupun wewenang
untuk memberitahu kalian. Bila waktunya tepat maka kalian akan mengetahui
semuanya,” jawaban dari Jenderal Zhao yang tak pernah membuatku dan yang
lainnya puas.
Setelah menjawab
seperti itu, ia pun akan segera pergi menghindari kami. Sampai pada akhirnya
Fahrenheit dan SpeXial sepakat pergi ke Hong Kong dan mencari tahu semuanya di
sana. Namun, apa yang kami dapatkan? Mereka memang menyambut dengan ramah tapi
tak satupun kami mendapatkan hasilnya. Paman Lau selalu mengalihkan pembicaraan
tiap kali kami bertanya tentang putrinya itu.
Pulang dari Hong Kong
kami memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu dulu karena sepertinya
hasil yang kami dapatkan sama saja, semua sia-sia. Jadi aku dan ketiga
sahabatku memutuskan untuk mengikuti Wajib Militer sebelum kami resmi debut.
Pada hari kelulusan itu
ada PH (Production House) bernama HIM
International Music yang berniat mengajak kami bergabung dengan
perusahaannya. Sungguh tawaran yang menarik dan tak mungkin kami tolak. Namun,
sebelum menerima tawaran tersebut kami memilih membuat perjanjian yang pasti
akan menguntungkan kedua belah pihak.
Perusahaan menyetujui
usul dari kami dimana aku dan yang lainnya akan terlebih dahulu mengikuti wajib
militer selama empat belas bulan dan setelah itu kami akan mulai debut. Tentu
saja mereka menyetujui karena dengan begitu perusahaan tidak akan dirugikan
dengan mengorbankan waktu jika setelah debut suatu saat nanti kami harus ikut
wajib militer. Kalau itu terjadi kemungkinan terbesar adalah ketika munculnya
boyband baru disaat kami dalam kondisi tidak lengkap maka bisa menurunkan
popularitas kami.
“Wang Da Dong cepat
naik! Kau ini lama sekali sih!” teriak Ya Lun dari dalam mobil
“Sabar sedikit Ya Lun,
aku kan tadi habis merapikan style
rambut dulu,” ujar Da Dong begitu memasuki mobil dan langsung duduk di sebelah
Yi Ru
“Tentu saja aku tidak
bisa bersabar, kau tahu sendiri kami sudah hampir tiga tahun ini tidak
bertemu,” sahut Ya Lun
Tak perlu menebak lagi
siapa yang dimaksud Yan Ya Lun bukan? Yah, kami semua baru saja selesai latihan
dan Ya Lun langsung berlari menuju van sehabis ganti pakaian. Kami akan ke
bandara menjemput adikku Wu Ying Jie yang sedang liburan kuliah. Kenapa harus jemput
ke bandara? Tentu karena adikku ini memilih melanjutkan kuliahnya di negara
yang terkenal dengan fashion-nya,
Perancis. Ia libur selama sebulan dari kampus tercintanya International Fashion
Academy, Paris.
“Kau ini baru hampir
tiga tahun tidak bertemu Yan Ya Lun sedangkan aku dan Chun sudah lebih dari
tiga tahun bahkan kabar mereka pun sekarang kami tdak tahu. Sungguh
menyedihkan,” balas Yi Ru menanggapi perkataan Ya Lun yang menurutnya
berlebihan
Mendengar ucapan Yi Ru
membuat suasana dalam van ini mendadak hening. Sepertinya Ya Lun mulai
menyadari kesalahannya karena memang sejak saat itu Yi Ru menjadi lebih
sensitive jika menyangkut dua pasangan kekasih yang sering bermesraan walau
hanya dalam telpon saja.
Akhirnya kami tiba di
bandara, bisa kulihat wajah antusias Ya Lun muncul kembali setelah sejak ucapan
Yi Ru membuat kami semua larut dalam pikiran masing-masing. Ekspresinya bahkan
terlihat sepuluh kali lipat lebih bahagia lagi ketika melihat sosok seorang
gadis dengan pakaian modisnya berjalan dengan anggun menghampiri kami. Sungguh
aku kali ini mengakui kalau ia adalah adikku satu-satunya sangat cantik.
“Hello guys!” sapanya dengan senyum manis sambil merangkul lengan Ya
Lun setelah adegan pelukan mereka yang sangat menyebalkan
“Sudah cukup bermesraannya?
Ayo pergi! Kalian membuat kita menjadi pusat perhatian. Menyebalkan!” gerutu Yi
Ru yang sepertinya sisi sensitive sudah muncul kembali
“Ayolah, kami hanya
melepas rindu saja kok,” sahut Ying Jie memamerkan senyum tanpa dosanya.
“Baiklah, aku lapar sekarang jadi sebaiknya kita makan dulu sebelum pulang,”
lanjutnya
“Sebelum kau mengatakan
itu kami juga ingin mengajakmu makan,” ujarku
“Kau memang kakakku
yang terbaik,” pujinya, giliran ada mau saja baru memujiku
Dan disinilah kami
sekarang, sebuah restoran mewah yang selalu didatangi oleh orang-orang
berkelas. Terlebih restoran ini sangat menjaga privasi pelanggannya, mereka
menyediakan ruangan khusus VVIP bagi para pelanggan yang sudah menyewanya.
Kalian tahu siapa pemilik restoran ini? Sesuai dengan namanya ‘SpeXial
Restaurant’ maka bisa ditebak bukan siapa pemiliknya?
“Welcome to our restaurant Fahrenheit,” ujar Hong Zheng menyambut
kami
Begitu masuk ke dalam
sebuah ruangan yang sepertinya sudah mereka siapkan untuk penyambutan kedatangan
kami cukup membuat kami senang. Sudah tersedia berbagai macam makanan dalam
ruangan ini dan bisa kupastikan semuanya enak.
SpeXial berbeda dengan
kami yang tetap bersama berempat dan tergabung dalam sebuah boyband. Mereka
memang membuka restoran ini tapi hanya sebagai investasi saja. Sebenarnya Hong
Zheng dan Wei Jin tidak jauh berbeda dengan kami, mereka juga bekerja di dunia
entertain sebagai aktor bukan penyanyi. Sedangkan Zi Hong dan Ming Jie
memutuskan untuk mengikti perintah ayah mereka yaitu meneruskan perusahaan
keluarga masing-masing.
“Baobei, ni zai gan ma?” tanya Ya Lun pada Ying Jie yang kulihat
dari tadi sibuk dengan iPad-nya
“Chatting,” jawabnya singkat tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan
dari iPad-nya
“Kau tidak mempedulikan
aku hanya karena chatting?” tanya Ya
Lun lagi sambil menggembungkan pipinya kesal
“Aish, kau ini cerewet
sekali. Aku sedang chat dengan orang
penting dan sibuk tahu,” jawab Ying Jie lagi tapi kini memandang kami satu per
satu kemudian tersenyum
“Apa Paris membuatmu
jadi gila Wu Ying Jie?” tanyaku yang seketika mendapat tatapan tajam darinya
“Kau tidak akan
berpikiran seperti itu jika tahu siapa orangnya,” sahut Ying Jie tersenyum
mungkin lebih tepat menyeringai
Kreettt…
Terdengar suara pintu
terbuka membuat kami mengalihkan perhatian ke arah sumber suara tersebut.
Muncullah sosok gadis cantik yang pasti membuat Wang Da Dong tersenyum lebar.
Yah, dia adalah Yang Cheng Lin model kelas atas sekaligus kekasih sahabatku
itu.
“Maaf aku terlambat,”
ujarnya sambil membungkukkan badan lalu duduk di sebelah kekasihnya. “Memang
siapa orang yang kau maksud mei?”
tanya Cheng Lin penasaran, mungkin ia sudah mendengarnya sedikit sebelum masuk
“Ehm, aku harap kalian
tidak kena serangan jantung mendadak saat aku menyebutkan nama,” sahut Ying Jie
yang menurutku terlalu berlebihan. “Mereka adalah dua orang gadis cantik yang
sangat aku kagumi bernama Elina Lau dan Alexia Hsu,” lanjutnya lagi dan mungkin
apa yang dikatakan sebelumnya benar kalau aku bisa saja terkena serangan
jantung mendadak
Mungkin sekarang bola mata
kami sudah keluar jika tak ada kelopak mata, sungguh ucapan Ying Jie barusan
membuat rasa rinduku datang lagi dan semakin memuncak. Aku ingin bertanya
‘bagaimana bisa?’ tapi tak ada satupun kata yang keluar dari mulutku begitupula
yang lainnya. Kurasa Ying Jie mengerti apa yang kami pikirkan saat ini hingga
dengan sendirinya ia mulai bercerita.
“Setahun yang lalu saat
pulang dari rumah temanku di Marseille sekitar pukul delapan malam tanpa
sengaja aku melihat sosok seniorku yang pernah bertemu dengan kalian di
bandara. Saat itu aku ingin sekali menghampirinya dan memastikan apakah benar
yang kulihat tapi sebelum itu terjadi ada dua orang gadis juga yang mencuri
perhatianku. Tanpa perlu dipastikan lagi aku sudah sangat yakin kalau itu
adalah mereka apalagi ternyata disana juga masih ada dua pria lainnya. Namun,
gerak-gerik mereka terlihat aneh menurutku seperti sedang mewaspadai akan
adanya bahaya. Tak lama kemudian mereka berlima masuk ke mobil yang sama.
Karena penasaran membuatku mengikuti mereka walaupun sebenarnya terlintas
sedikit rasa takut dalam diriku. Mereka ternyata ke Auxerre dan kemudian keluar
dari mobil sambil mengendap-endap. Setelah kuperhatikan lagi lebih seksama
ternyata mereka berlima memegang pistol dan kemudian masuk ke sebuah bangunan
tua. Karena tak mau mengambil resiko jadi kuputuskan untuk bersembunyi di
sebuah bangunan yang dibatasi oleh tiga bangunan serupa yang menurutku aman.
Belum sampai lima menit aku sudah mendengar berkali-kali suara tembakan,
sungguh mengerikan. Aku tidak berani membayangkan apa yang terjadi dalam
bangunan tersebut. Mungkin ada lebih dari satu jam aku menunggu hingga akhirnya
suara-suara tembakan itu benar-benar tak terdengar lagi,” Ying Jie menghentikan
sejenak ceritanya kemudian menghela nafas berat
“Setelah merasa aman,
aku pun keluar dari tempat persembunyian dan hal yang kulihat bisa dibilang
mengerikan bagiku. Tubuh lima orang itu menurutku luka parah, banyak darah di
pakaian mereka. Lengan Elina jie sepertinya terkena tembakan karena kulihat
dibalut dengan kain. Tak jauh berbeda, Alexia jie juga terkena tembakan di
pahanya karena juga dibalut kain. Tak lama kemudian datang banyak mobil polisi
beserta ambulances ke tempat itu. Aku pun menghampiri mereka dan terlihat
sekali mereka terkejut melihatku. Ketika kutanya kenapa mereka berdua bisa
sampai terkena luka tembak sedangkan ketiga pria itu hanya luka lebam saja.
Dengan santainya mereka menjawab kalau pergerakan mereka masih kurang lincah
karena pernah mengalami kecelakaan. Dan ternyata kecelakaan itu terjadi tepat
di hari kelulusan kalian ketika ayah dan Paman Huang pergi begitu saja tanpa
menjelaskan apapun. Karena masih ingin terus berhubungan dengan mereka maka aku
pun meminta alamat email mereka jadi kami masih berkomunikasi sampai sekarang.
Tapi terkadang saat aku mengirim email pada mereka bisa lebih dari seminggu
baru dijawab karena kesibukan mereka yang menangani misi-misi berat itu.
Begitulah ceritanya,” jelas Ying Jie sambil menghembuskan nafas lega seperti
semua beban yang ada pada dirinya sudah terbang entah kemana
Cukup melegakan bagiku
mendengar cerita Ying Jie karena secara tidak langsung aku bisa tahu kabarnya
yang memang baik-baik saja. Walaupun tadi sempat khawatir mendengar kalau ia
pernah mengalami kecelakaan yang mungkin parah. Mengingat ayah dan Paman Huang
baru kembali lagi dari Amerika setelah dua bulan disana. Namun, sekarang aku
bisa memanfaatkan liburan Ying Jie untuk mengetahui kabarnya lagi, sungguh
membahagiakan.
Elina
Lau POV
Cambridge, United
States – Harvard University
Setelah menyelesaikan
misi terpanjang kami akhirnya aku dan yang lain harus kembali bergelut dengan
dunia pendidikan untuk menyelesaikan Program Magister (S2) dan Program Doktor
(S3) Ilmu Hukum kami. Walau begitu FIVE BLASTERS masih tetap menjalankan misi-misi
yang tidak terlalu berat.
Setahun yang lalu kami
berhasil menghancurkan gudang senjata milik Peter Clinton, mafia yang sangat
menyebalkan. Dia berhasil membuat kami bekerja lebih keras selama
bertahun-tahun karena ulahnya itu. Dan karena hal itu pula aku dan Elina harus
mengalami perawatan lagi karena luka tembak.
“Aku benar-benar lapar
sekarang. Elina ayo ke kantin!” ajak Alexia menarik tanganku menuju kantin
dimana tiga pria itu sudah menunggu kami disana
“Aku bisa jalan
sendiri, jangan menarikku Alexia!” pintaku kesal
“Baiklah!” ia pun
melepas tanganku
Disinilah kami
sekarang, kantin Harvard University yang sudah menjadi tempat rutin untuk kami
makan siang selama tujuh bulan ini. Ya, aku dan keempat sahabatku sudah mulai
kuliah sejak tujuh bulan yang lalu dan sudah mendapat gelar Magister Ilmu Hukum
setelah tiga bulan masuk kuliah. Sekarang kami tinggal mengajar gelar Doktor
Ilmu Hukum yang akan kami peroleh empat bulan ke depan. Cukup waktu satu tahun
bagi jenius seperti kami untuk menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 ini.
Jika saja kami tidak
menjalankan misi-misi kecil itu pasti kurang dari setahun sudah bisa mendapat
gelar Doktor ini. Namun, tak ada yang bisa kami lakukan bukan? Ketika suatu hal
sudah berhubungan dengan profesionalisme maka FIVE BLASTERS harus melakukannya
dengan baik.
“Bagaimana kabar calon
adik iparmu Elina?” tanya Dean tiba-tiba membuatku bingung
“Maksudmu?” aku sungguh
tidak mengerti maksudnya kali ini
“Gadis yang merupakan
juniorku dan pernah bertemu kita di Auxerre,” sahutnya
“Wu Ying Jie? Dia bukan
calon adik iparku,” jawabku singkat
“Ayolah Elina, aku tahu
kalau kau dan Alexia masih memikirkan mereka bukan? Kami sering melihat kalian chatting dengan Ying Jie dan juga
tersenyum sendiri tiap kali menonton youtube,” balasnya lagi
“Hei jangan bawa-bawa
aku!” seru Alexia terlihat rona merah di pipinya
“Sudahlah Dean, jangan
menggoda mereka lagi! Biarkan saja kalau mereka tersenyum menonton youtube
untuk melepas rindu pada dua member boyband Fahrenheit itu,” kali ini In Deok
angkat bicara dan semakin menyebalkan
“Hahahahahaha…,” tawa
ketiga pria ini pecah sedangkan aku dan Alexia hanya bisa menggembungkan pipi
kesal
Memang benar saat di
Auxerre kami bertemu dengan Ying Jie, adik Wu Chun. Ternyata gadis itu kuliah
di International Fashion Academy, Paris. Dengan alasan tidak ingin putus
komunikasi, ia meminta alamat email-ku. Tanpa banyak berpikir lagi aku pun
memberikannya. Sejak saat itu hingga sekarang kami masih sering berkomunikasi.
Namun, beberapa kali
aku sempat mengabaikan pesan darinya karena memang saat itu kami sedang sibuk.
Ketika itu FIVE BLASTERS harus menangkap Edward Clinton yang tak lain adalah
putra dari Peter Clinton saat ia sedang berada di casino terbesarnya, Las
Vegas.
Cukup menyulitkan
memang karena kami harus membawa beberapa anggota FBI dan polisi untuk
meringkus Edward beserta anak buahnya. Apalagi saat itu casino mereka sedang
ramai pengunjung jadi menyulitkan kami untuk bergerak secara terang-terangan.
Dengan terpaksa kami harus menyamar dan mengendap-endap demi mencari ruangan
pribadi miliknya. Penjagaan yang sangat ketat serta CCTV di berbagai sudut
membuat kami jadi harus lebih berhati-hati agar tidak mencurigakan.
Setelah selesai
mematahkan berbagai penjagaan yang ada. Kami sampai di depan sebuah ruangan
yang bisa di pastikan merupakan private
room of Mr. Edward Clinton. Tanpa menunggu lebih lama lagi, In Deok
menendang pintu ruangan tersebut.
“GOTCHA!” seru kami
bersamaan saat itu ketika melihatnya hanya sendiri
Mendengar suara kami sepertinya
membuat pria itu terkejut dan ia pun berbalik menghadap kami. Matanya melotot
ketika melihat pistol yang dipegang Fabien tertuju kepadanya.
Dorr…
“Perfect!” ia pun
langsung terkapar mendapat hadiah tembakan dari snipper kami tepat di jantungnya
Sejak kejadian itu kami
sering mendapat kabar beberapa kali Huang An Yu mencoba kabur dari penjara.
Sepertinya perempuan itu suudah jatuh cinta pada anak bosnya tapi sayang mereka
pasangan penjahat sehingga mau tidak mau pasti akan terpisah dalam waktu dekat.
Dan terbukti bukan? Mereka lebih cepat berpisah karena memang kebodohan mereka
sendiri yang bersedia mengabdi pada mafia kelas kakap seperti Peter Clinton
itu.
“Ah, terkadang aku
merindukan misi tepanjang kita,” ujar Fabien tiba-tiba membuat kami semua
mengarahakan tatapan penuh tanya pada pria ini
“Bukankah bagus itu
semua sudah berakhir?” tanya In Deok
“Yah, kau benar tapi
sampai saat ini kita belum mendapat misi ke luar negeri lagi jadi sedikit
membosankan,” jawab Fabien sambil menyeruput orange juice nya
“Tapi kita kan memang
mendapat misi ringan dulu untuk sementara waktu ini karena masih harus
melanjutkan kuliah,” balas In Deok lagi
Baiklah, jika sampai
mereka berdebat maka tak aka nada habisnya. Memang beanr sejak misi itu selesai
kami langsung melanjutkan kuliah dan tidak mendapat misi ke luar negeri lagi.
Kuakui memang cukup membosankan.
Yah, kami berhasil
menghabisi Peter Clinton beserta orang-orang kepercayaannya di McLean, markas
besar mereka. Saat itu ternyata mereka sedang mengadakan rapat besar untuk
menghabisi kami karena ternyata ada salah satu anak buah mereka yang melihat
kami saat menghabisi Edward Clinton.
Namun sayangnya sebelum
mereka berhasil menghabisi kami tentu saja orang-orang itu lebih dulu kami
hancurkan. Kami meminta bantuan CIA untuk memantau keadaan di sekitar marka
mereka. Hari itu kami mendapat informasi kalau markas mereka sepertinya sedang
mengadakan pertemuan besar karena banyak orang-orang yang datang ke tempat itu
di waktu yang berbeda sejak dua hari yang lalu.
Tepat seperti dugaan
mereka memang sedang mengadakan pertemuan besar-besaran. Karena tak mau
mengambil resiko banyak anggota kami yang terluka jadi sebelumnya kami FIVE
BLASTERS memantau dulu dari kejauhan dengan kacamata infrared yang sudah di upgrade
sebelumnya oleh Professor Wu agar lebih canggih lagi. Dari kejauhan kami bisa
tahu apa saja jenis senjata atau mungkin ada CCTV yang di pasang di sekitar
bangunan tersebut.
Setelah memastikan
semuanya aman, kami pun memberikan aba-abaa pada seluruh anggota pasukan yang
sudah bersiap di tempat masing-masing. Kami memang sengaja mengatur rencana
membagi pasukan dari empat arah untuk mengepung tempat itu.
“Get ready!” perintah kami bersamaan untuk menyuruh mereka bersiap
jika terjadi sesuatu pada kami yang memang muncul duluan di hadapan para
penjaga yang berada di luar markas tersebut
Ternyata tidak sulit
menghabisi para penjaga di luar markas itu sehingga cukup kami berlima saja
yang turun tangan sudah membuat mereka semua tumbang. Dengan segera kami pergi
dari bangunan itu dan memberi aba-aba pada pasukan untuk memasang bom di
sekeliling bangunan tersebut.
“Wait a minute and you’ll see a very large fireworks and wonderful,” ujar
Fabien dengan seringaiannya begitupula dengan kami
Dan dalam satu menit…
DUAARRR…
Bangunan itu habis
terbakar beserta semua yang ada di dalamnya. Kejam? Mungkin bisa dibilang
begitu. But we’re FIVE BLASTERS, right?
Mesin peledak yang hanya dimiliki oleh FBI untuk menyelesaikan misi dengan
sempurna.
“MISSION COMPLETE!” seru
kami bersamaan
Author
POV
Akhirnya setelah
menempuh pendidikan selama satu tahun, FIVE BLASTERS berhasil mendapat gelar
Magister dan Doktor nya di Harvard University. Dan seperti yang biasa dilakukan
oleh semua universitas hari ini merupakan hari kelulusan.
Begitu tiba di kantor
FBI, kelima remaja jenius itu disambut dengan antusias oleh rekan kerjanya.
Mereka ikut merayakan hari kelulusan orang-orang hebat dan berpengaruh dalam
misi-misi yang selama ini ditanganni FBI.
“Oh ya, kudengar dua
hari lagi konser terbesar Fahrenheit sejak pertama kali mereka debut ya?” tanya
Dean pada dua gadis sahabatnya
“Yah kau benar,” jawab
Elina dan Alexia singkat
“Kalian tidak berniat
untuk menonton konsernya secara langsung?” kali ini pertanyaan terlontar dari mulut
In Deok
Kedua gadis itu hanya
diam tak menjawab pertanyaan sahabat mereka. Tentu dalam hati terdalam perasaan
rindu sudah membuncah tapi tuntutan pekerjaan membuat mereka tak bisa bersikap
egois. Mereka harus bertahan hingga mendapat libur panjang.
“What?” teriak Fabien yang sedang menerima telepon. “Ah, shit!” geramnya
“What happen?” tanya keempat sahabatnya bersamaan
“Huang An Yu berhasil
melarikan diri dan setelah di cek, ia pergi ke Taiwan untuk balas dendam pada
pria bernama Wang Da Dong,” jawabnya
“They’re in danger,” guman Elina dan Alexia bersamaan tanpa mereka
sadari
“Bagaimana bisa?” kali
ini Dean dan In Deok pun bertanya dengan kompaknya
“I don’t know but we have to go to Taiwan now,” jawab Fabien yang
langsung disetujui oleh sahabat-sahabatnya
Hari itu juga FIVE
BLASTERS terbang ke Taiwan menggunakan pesawat pribadi milik FBI untuk
menangkap kembali Huang An Yu. Bagi Elina dan Alexia memiliki arti tersendiri.
Yah, secara tidak langsung mereka bisa sekalian melepas rindu dengan melihat
pria yang mereka cintai menyanyi di atas panggung walau sebenarnya mereka
sedang menjalankan misi.
THE
END
No comments:
Post a Comment