Author::
TaraChun
Main
Cast:: Tian Fu Zhen as Hebe
Goh Kiat Chun as Zun
He Jun Xiang as Mike
Zhou Yu Min as Vic
Cast::
Chen Yi Ru as Calvin
Yan Ya Lun as Aaron
Wang Da Dong as Jiro
Xiao Xun as Albee
Genre::
Romance, Angst
Dalam sebuah ruangan yang gelap
terdapat seorang wanita sedang menangisi nasibnya, ia selalu merasa dirinya
adalah pembawa sial bagi orang-orang yang ia cintai ataupun mencintainya.
“Aku yang membuat mereka semua
mati, semua karenaku… Kenapa harus aku??” Gadis itu memeluk lututnya, air
matanya terus mengalir
“Bibi, bagaimana keadaan Hebe?”
Albee yang merupakann sahabat dari Hebe
“Dia masih saja menyalahkan
dirinya, dia tidak keluar kamar sejak kejadian itu” Ibu Hebe
“Lalu apa dia sudah makan?” Albee
“Entahlah, bibi selalu membawakan
makanan ke kamarnya tapi… kau pasti tau sendiri keadaannya” Ibu Hebe
“Boleh aku melihatnya?” Albee
“Tentu saja, tolong bujuk dia”
Ibu Hebe pun menangis
Albee
pergi ke kamar Hebe
Tidak
ada jawaban dari Hebe… Albee pun masuk begitu saja
“Kenapa kau tidak nyalakan
lampunya?” Albee mencari saklar untuk menyalakan lampu kamar Hebe
“Jangan dinyalakan…! Aku tidak
mau melihat apapun.. Kini semua hidupku hanya ada kegelapan, lebih baik kau
menjauh dariku. Aku tidak ingin kau mati juga” tangisan Hebe pun pecah
Albee
pun mendekati Hebe yang masih terus menangis sambil memeluk lututnya di pojokan
kamar yang gelap dan berantakan
“Sudahlah Hebe, kau jangan
seperti ini terus…” Albee memeluk Hebe yang masih saja menangis
“Menjauhlah dariku” Hebe
mendorong Albee
“Ini semua bukan salahmu, kau tau
itu hanya kecelakaan” Albee
“Apa maksudmu dengan kecelakaan?
Mereka mati di depan mataku dan itu tepat di hari ulang tahunku” Hebe berteriak
pada Albee..
Air
mata Hebe mengalir tiada henti
“Itu sangat sulit untuk di
lupakan… Mike dan Vic… 2 orang yang aku cintai meninggal di hari ulang tahunku”
Hebe
Albee
pun ikut meneteskan air matanya karna kasihan melihat sahabatnya yang selalu
menyalahkan diri sendiri atas kematian Mike dan Vic
“Saat itu dia masih memelukku,
tapi hanya dalam waktu beberapa menit hangatnya pelukan itu menghilang begitu
saja” Hebe
Albee
hanya bisa diam dan mendengarkan sahabatnya
“Kau tau betapa indahnya malam
itu?” Hebe
Bayangan
masa lalu terlintas di benak Hebe
Seorang
pria memberikan sebuklet bunga mawar merah pada gadis cantik yang sedang
berulang tahun malam itu di sebuah taman yang dipenuhi dengan lilin-lilin yang
sudah diatur sangat cantik, langit gelap yang dipenuhi dengan bintang-bintang
gemerlapan sangat mendukung suasana menjadi lebih romantis.
“Kau
sangat cantik malam ini..” Vic tersenyum dan memberikan sebuklet bunga pada
Hebe
“Xie
xie” Hebe tersenyum malu dan menerima bunga pemberian Vic
“Kau
tau, aku benar-benar pria yang beruntung karena bisa memilikimu” Vic
Hebe hanya tersenyum mendengar perkataan Vic.
“Maukah
kau berdansa denganku, tuan puteri?” Vic menundukkan kepala dan menjulurkan
tangannya
“Dengan
senang hati, pangeranku” Hebe pun menyambut tangan Vic
Mereka berdansa tanpa alunan musik,
suara desiran angin yang menjadi panduan mereka. Suasana malam itu sangat
romantis, selesai berdansa mereka pun dinner di taman itu juga. Sebuah meja dan
sepasang kursi sudah disiapkan beserta makanan dan setangkai mawar merah dalam
sebuah vas bunga berwarna putih sudah ada di atas meja.
“Bagaimana
rasanya?” Vic
“Enak
sekali, menurutmu?” Hebe
“Hmm,
aku juga merasa begitu dan terasa lebih enak lagi ketika aku makan sambil
melihat wajahmu yang tersenyum seperti ini” Vic
“Kau
ini” Hebe
“Aku
sangat mencintaimu” Vic memegang tangan Hebe
“Aku
juga sangat mencintaimu” Hebe tersenyum
Suasana yang sangat romantis membuat
mereka melupakan hari yang sudah semakin malam
“Vic,
sepertinya sekarang sudah larut malam” Hebe
“Tapi
aku masih ingin bersamamu…” Vic
Hebe hanya tersenyum mendengar
perkataan kekasihnya itu
“Melihat
senyummu seperti ini sudah membuatku merasa sangat bahagia. Ayo, kita pulang”
Vic pun menggandeng Hebe.
Vic membukakan pintu mobil untuk
Hebe, Hebe pun masuk ke dalam mobil. Vic tersenyum dan berlari ke pintu yang
satu nya.
“Kau
sudah siap?” Vic menyalakan mesin mobilnya
Hebe mengangguk sambil tersenyum
pada Vic. Vic membalas senyuman Hebe kemudian mengendarai mobilnya. Mereka
sampai di depan rumah Hebe. Vic turun dari mobil dan membukakan pintu untuk
Hebe. Hebe pun turun dari mobil dan berjalan ke pagar rumahnya. Vic
mengantarkan Hebe sampai depan pagar rumahnya dan ia pun kembali ke mobil.
“Vic”
Hebe memanggil Vic sebelum Vic masuk ke mobil
“Ada
apa?” Vic tersenyum
“Aku
mencintaimu” Hebe mencium pipi kanan Vic
“Aku
juga mencintaimu” Vic memeluk Hebe erat
Mereka berpelukan selama beberapa
menit. Vic dan Hebe sama-sama enggan melepas pelukan mereka
“”Happy
Birthday Hebe, I Will Always Love You” Vic melepas pelukannya dan mencium kening
Hebe
Vic pun berjalan ke mobilnya. Namun…
“Viiiiiccccc”
Hebe berteriak melihat kekasihnya terhempas jauh karena mobil yang melesat
begitu kencang ketika Vic membuka pintu mobilnya
Vic terkapar di tanah dan berlumuran
darah, Hebe berlari kearah Vic. Melihat kekasihnya yang berlumuran darah
seperti itu ia hanya bisa menangis. Untuk mengatakan tolong pun ia tidak
sanggup, Hebe terus memeluk Vic dan Vic pun menghebuskan nafas terakhirnya di
pangkuan Hebe dalam kondisi yang berlumuran darah
“Tidaaaakkkkkkkk” Hebe kembali
berteriak histeris mengingat kejadian itu
“Hebe, sudah cukup…” Albee hanya
bisa menangis dan memeluk Hebe
“Lepaskan aku…” Hebe kembali
mendorong Albee “Aku ingin merasakan pelukan hangat itu lagi” Hebe
“Sadarlah Hebe.. Kau harus
melupakannya dan memulai kehidupanmu dari awal lagi. Itu sudah 4 tahun berlalu”
Albee
“Kau bisa mengatakan itu semua
dengan mudah karna kau tidak pernah merasakannya. Apa kau tau, semua itu menyiksaku.
Aku sudah 2 kali mengalami kehilangan seperti itu. Sungguh mengerikan. Aku bisa
membuat orang-orang yang aku cintai mati karenaku.” Hebe
“Kau harus mencobanya Hebe,
lupakan semua itu. Aku yakin kau pasti bisa” Albee
“Cukuuuppppppp… Aku tidak mau dengar
lagi.. Semuanya akan sama saja. Kau juga pernah mengatakan hal itu tapi apa
yang terjadi? Aku memulai semuanya dari awal dan semua kembali terulang. Mike
juga meninggal di hari ulang tahunku” Hebe kembali histeris
“Hebe, kau tidak bisa menyalahkan
dirimu terus. Mike baru meninggal seminggu yang lalu, dia akan sedih jika
melihatmu seperti ini” Albee
Hebe
langsung mengacak-ngacak mejanya lagi, ia mengambil sebuah foto
“Mike, aku merindukanmu” Hebe
terus melihat foto dirinya dengan Mike yang diambil setahun yang lalu “Apa kau
tau, aku sangat mencintaimu” Hebe tersenyum ketika melihat foto Mike namun
wajahnya masih mengisyaratkan kesedihan yang mendalam
“Hebe… Hebe…” Albee memanggil
Hebe yang terus saja memandangi foto Mike “Hebe, sadarlah.. Mike sudah tidak
ada” Albee berbicara sedikit lebih keras
“Dia masih ada Albee, aku bisa
merasakannya. Kau lihat cincin ini? Dia memasangkannya di jariku, dia ingin aku
menikah dengannya. Kami sudah bertunangan Albee” Hebe
Albee
mengambil foto yang dipegang oleh Hebe dan melemparnya
“Apa yang kau lakukan?” Hebe
“Kau seperti orang gila, apa kau
tau itu? Jika Vic dan Mike tau, mereka akan sangat sedih. Aku mohon Hebe,
terimalah kenyataan ini. Mereka sudah tenang di alamnya” Albee
“Tidak Albee, mereka ada
disini..” Hebe mulai meneteskan air matanya
Bayangan
Mike kembali muncul di benak Hebe
“Ayo
pakai ini” Mike
“Untuk
apa pakai ini?” Hebe
“Kau
akan tau nanti” Mike pun menutup mata Hebe dengan kain berwarna hitam
Mike menuntun Hebe masuk ke mobilnya
dan pergi ke suatu tempat
“Kita
sudah sampai” Mike pun menghentikan mobilnya
“Apa
kain penutup ini sudah bisa aku buka?” Hebe
“Tunggu
sebentar..” Mike pun keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Hebe
Mike menuntun Hebe masuk ke sebuah
tempat
“Sebentar
lagi akan aku buka.. 1 2 3…” Mike membuka kain penutup mata Hebe
SURPRISE
Mike menyiapkan sebuah pesta untuk
Hebe. Albee dan teman-teman mereka yang lainnya sudah ada disana
“Happy Birthday to you.. Happy
Birthday to you.. Happy Birthday.. Happy Birthday.. Happy Birthday Hebe” Albee bersama teman-teman yang lainnya
menyanyikan lagu untuk Hebe
“Xie
xie da jia” Hebe sangat senang
“Kekasihmu
lah yang sudah merencanakan semua ini untukmu” Albee
“Thanks
Honey..” Hebe memeluk Mike
Mike tersenyum bahagia
“Sudahlah,
jangan berpelukan terus. Kalian sudah membuat kami cemburu” Albee
Mike dan Hebe melepaskan pelukan
mereka
“Make
wish” Albee
“Baiklah”
Hebe “Aku ingin agar kebahagiaanku tidak pernah berakhir dan semua orang yang
aku cintai pun bisa bahagia” Hebe berdoa dalam hati
“Ayo
potong kuenya” Albee
Hebe pun memotong kuenya dan
potongan pertama diberikan kepada Mike, kekasih yang sangat ia cintai.
“Thanks
Baby” Mike mencium kening Hebe
Hebe hanya tersenyum
“Hebe,
aku ingin mengatakan sesuatu padamu” Mike
“Apa?”
Hebe
Mike mengambil sesuatu dari kantong
bajunya kemudian ia berlutut dan memegang tangan Hebe
“Hebe,
aku sangat mencintaimu. Di hari ulang tahunmu yang ke-25 ini aku ingin
mengatakan… Maukah kau menikah denganku?” Mike
“Mike…?”
Hebe kaget mendengar semua kata yang terlontar dari bibir Mike “Benarkah yang
kau katakan ini?” Hebe
“Aku
tau mungkin ini terlalu mendadak untukmu, kita bisa bertunangan dulu. Apa kau
mau?” Mike
Hebe tersenyum lalu mengangguk, Mike
pun memasangkan cincin di jari tengah Hebe
“Thank
you… I Love You” Mike
“I
Love You too” Hebe
“Happy
Birthday Hebe” Mike
Semua yang ada di pesta itu bertepuk
tangan dan tersenyum bahagia
“Ayo
semua, silakan makan kue nya.” Hebe
Mereka semua menikmati kue yang
sudah disediakan. Hebe dan Mike berdansa dengan diiringi alunan suara biola
yang sangat merdu. Begitu pula dengan pasangan lainnya yang datang ke pesta
itu, mereka ikut berdansa. Namun, ketika sedang berdansa seseorang mendekati
Hebe
“Hebe
awas…” Mike langsung memutarkan badannya “Arrkkhhh…” Mike meringis kesakitan
“Mike…”
Hebe panik
Darah terus keluar dari jantung
Mike. Seorang pria yang ingin mencelakai Hebe kabur begitu saja setelah salah
sasaran. Pisau tertancap tepat di jantung Mike, darah terus mengalir keluar.
Tubuh Mike perlahan mulai melemas, wajah Mike pucat karena darah yang terus
keluar.
“Cepat
bantu aku” Hebe berteriak “ Mike, kau harus bertahan” Hebe terus saja memeluk
tubuh Mike
Namun nyawa Mike tetap tidak bisa di
selamatkan.. Sebelum ambulance datang, Mike sudah menghembuskan nafas terakhirnya
“Mike, maafkan aku… Semua ini
salahku…” Hebe pun pingsan karna sudah terlalu lama menangis, makanan yang
sudah disiapkan oleh ibunya tidak pernah di makan
“Hebeee…” Albee
menggoncang-goncangkan tubuh Hebe… “Bibi… Hebe pingsan” Albee berteriak memanggil
Ibu Hebe
Hebe
pun dibawa ke rumah sakit, ia kekurangan cairan karena menangis terus selama
seminggu dan tidak ada makanan atau minuman yang masuk ke tubuhnya.
“Bagaimana keadaan anakku,
dokter?”
“Anak anda kekurangan cairan, dia
juga mengalami shock berat. Jangan membiarkannya sendiri karena dia bisa saja
memikirkan hal-hal aneh yang dapat membahayakan tubuhnya sendiri. Biarkan dia
istirahat, kami akan mengontrolnya” Dokter pergi meninggalkan Ibu Hebe
“Bibi, sabar ya.. Aku yakin Hebe
pasti bisa melewati semua ini” Albee
“Xie xie Albee.. Hebe beruntung
punya sahabat sepertimu” Ibu Hebe menangis di pelukan Albee
“Bibi tenanglah, aku akan
membantumu menjaga Hebe” Albee
Albee
bergantian dengan Ibu Hebe untuk menjaga Hebe di rumah sakit yang masih belum
sadarkan diri selama 6 bulan di rawat di rumah sakit
“Vic, Mike..” Hebe akhirnya
membuka mata
“Hebe, kau sudah sadar?” Albee
terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara Hebe
“Aku dimana Albee? Mana Vic dan
Mike?” Hebe
“Kau di rumah sakit, kau sudah
tidur selama 6 bulan disini” Albee
“6 bulan?? Memangnya aku kenapa?”
Hebe
“Kau kelelahan…” Albee berbohong
“Hmm, ibuku dimana?” Hebe
“Dia sedang membeli makanan?”
Albee
“Albee, aku ingin keluar
jalan-jalan” Hebe
“Tapi kau baru sadar Hebe” Albee
“Kau yang bilang kalau aku sudah
6 bulan tidak sadarkan diri. Aku ingin menghirup udara segar” Hebe
Albee
pun mengabulkan permintaan Hebe, ia mengajak Hebe ke taman rumah sakit dengan
kursi roda
“Segar sekali” Hebe menghirup
nafas panjang
“Aku harap kau bisa kembali ceria
seperti dulu” Albee tersenyum melihat Hebe
3
hari kemudian Hebe keluar dari rumah sakit
“Ibu, aku ingin masuk kuliah
lagi” Hebe
“Kau yakin?” Ibu Hebe
“Aku tidak ingin memikirkan
hal-hal menyedihkan itu lagi” Hebe
Ibu
Hebe pun tersenyum mendengar perkataan anaknya.
“Kau ingin kuliah mulai kapan?”
Ibu Hebe
“Besok” Hebe
“Baiklah, terserah kau saja yang
penting kau bisa kembali ceria seperti dulu lagi” Ibu Hebe
Hebe
sangat senang mendengar perkataan ibunya, Ibu Hebe pun segera menelpon Albee
untuk memberitahukan kabar bahagia itu. Keesokan harinya, Albee sudah berada di
rumah Hebe
“Albee? Kau kenapa bisa kesini?”
Hebe yang melihat Albee sedang mengobrol dengan ibunya
“Kemarin ibumu menelponku,
katanya kau hari ini mau mulai masuk kuliah. Tentu saja aku kesini untuk
menjemput sahabatku” Albee
“Kau memang sahabatku.. Xie xie
Albee” Hebe memeluk Albee sahabatnya
“Ayo kita berangkat” Albee
“Ibu, aku berangkat kuliah dulu
yaa” Hebe
Hebe
dan Albee pun berangkat ke kampus mereka. Sesampainya di kampus, suasana sangat
berbeda.. Semua berbisik-bisik ketika melihat Hebe yang kembali masuk ke kampus
“Kalian tau, gadis pujaanku sudah
masuk kuliah lagi”
“Zun, kau yakin masih mau
mengejarnya?” Aaron yang merupakan sahabat Zun
“Tentu saja…” Zun
“Apa kau tidak takut?” Jiro
“Apa yang harus aku takutkan?”
Zun
“Dia gadis pembawa sial… Kau juga
tau kan, kedua kekasihnya meninggal di saat ulang tahunnya” Calvin
“Kami tidak ingin kau juga
tertimpa sial” Aaron
“Kau itu sahabat kami” Jiro
“Tidak akan terjadi apa-apa
padaku” Zun
“Tapiii…” Aaron
“Kalian tenang saja” Zun
tersenyum dan meninggalkan ketiga sahabatnya
Zun
pergi mencari Hebe
“Sepertinya mereka sedang
membicarakanku” Hebe membisiki Albee
“Tidak usah perdulikan mereka”
Albee
“Hai Hebe” Zun menyapa Hebe
“Kau siapa?” Hebe
“Perkenalkan, namaku Zun..” Zun
tersenyum
“Kau tau darimana namaku?” Hebe
“Aku sudah menyukaimu sejak
pertama kali melihatmu” Zun
“Akuuu..” Hebe hanya diam dan
raut wajahnya berubah menjadi sedih
“Kau harus memulai hidupmu yang
baru” bisik Albee
Mendengar
perkataan Albee, raut wajah Hebe berubah
“Albee benar, aku harus memulai
semuanya dari awal” Hebe dalam hati
“Jadi bagaimana?” Zun menyadarkan
Hebe dari lamunannya
“Apa?” Hebe
“Kau mau menjadi kekasihku? Atau
kau ingin berteman dulu denganku?” Zun
“Terserah kau saja” Hebe
“Baiklah, berarti kau resmi
menjadi kekasihku” Zun
Hebe
mengangguk kemudian tersenyum. Zun pun menarik tangan Hebe
“Hei, kita mau kemana?” Hebe
“Aku akan memperkenalkanmu pada
sahabat-sahabatku yang nantinya juga akan menjadi sahabatmu” Zun
Hebe
hanya mengikuti kemana Zun membawanya sementara Albee pun mengikuti Hebe dari
belakang
“Aku harap Zun bisa mengembalikan
senyuman Hebe” Albee dalam hati
Zun
pun sampai di tempat ketiga sahabatnya berada bersama dengan Hebe dan Albee
yang mengikuti di belakang mereka
“Semuanya.. Dia Hebe kekasihku”
Zun memperkenalkan Hebe
“Kami sudah tau dia siapa…” Aaron
dingin
“Dia memang seperti itu” Zun
tersenyum pada Hebe
“Aku harap, kau tidak akan
membuat sahabat ku celaka” Jiro
“Kau itu bicara apa sih?” Zun
menatap Jiro tajam
“Jiro benar Zun, kami tidak ingin
kehilangan sahabat kami” Calvin
“Jangan bilang kami tidak
memperingatkanmu” Aaron pergi meninggalkan Zun, Hebe dan Albee
Jiro
pun mengikuti Aaron begitupula dengan Calvin yang juga ikut pergi meninggalkan
mereka semua
“Sepertinya ketiga sahabatmu
tidak menyukaiku” Hebe menunduk sedih
“Mereka butuh waktu… Cepat atau
lambat, mereka pasti bisa mengerti” Zun
“Semoga saja” Albee
Jam
kuliah selesai, Hebe pulang bersama Albee dan diantarkan oleh Zun. Sesampainya
di rumah, Hebe langsung masuk ke kamarnya. Ia mengambil foto Vic dan Mike
“Kalian tau? Aku bertemu dengan
seorang pria bernama Zun hari ini. Dia bilang sudah menyukaiku sejak lama.
Sepertinya dia pria yang baik.. Aku harap kalian menjaganya agar kesialanku
juga tidak berimbas padanya” tanpa sadar Hebe meneteskan air mata nya “Aku
tidak boleh menangis.. Aku harus bangkit dan memulai semuanya dengan Zun” Hebe
pun menghapus air matanya
Hubangan
Hebe dengan Zun semakin dekat tapi ketiga sahabat Zun masih tidak menyukai
Hebe.
“Malam minggu besok, kau ada
acara?” Zun
“Ada apa?” Hebe
“Aku ingin mengajakmu kencan, kau
mau?” Zun
“Baiklah” Hebe tersenyum
“Aku jemput jam 7 yaa” Zun pergi meninggalkan
Hebe
Zun
menemui ketiga sahabatnya
“Ternyata benar kalian disini”
Zun
“Kau masih ingat dengan kami?”
Aaron
“Apa maksudmu?” Zun
“Sejak bersama Hebe, kau tidak
pernah ikut kumpul bersama kami lagi” Jiro
“Duibuqi..” Zun
“Tidak ada gunanya kau minta
maaf, kau juga tidak mau mendengarkan kami” Calvin
Hubungan
Zun dan ketiga sahabatnya mulai tidak harmonis sejak kedekatan Zun dengan Hebe.
Hari yang dinantikan Zun pun tiba yaitu tepat dimana kencan pertama Zun dengan
Hebe
“Kau sudah siap?” Zun
“Hmm, kita mau kemana?” Hebe
“Dinner…” Zun
Selama
dalam mobil mereka hanya diam saja…
“Kita sudah sampai” Zun turun
dari mobil dan membukakan pintu untuk Hebe
“Thanks..” Hebe tersenyum
Zun
menggandeng tangan Hebe dan masuk ke restoran Italia
“Hebe, hari ini kau cantik
sekali” Zun
“Xie xie ni” Hebe kembali
tersenyum “Sudah lama aku tidak mendengar kalimat ini” Hebe dalam hati
Alunan
musik klasik di restoran itu membuat setiap pasangan yang ada di restoran itu
ingin berdansa
“Maukah kau berdansa denganku?”
Zun mengulurkan tangannya
Hebe
pun menyambut tangan Zun dengan senang hati
“Aku harap semua ini tidak
berakhir dengan cepat” Hebe
Selesai
berdansa mereka pun pulang. Sejak saat itu, Hebe dan Zun sering keluar bersama.
Mereka semakin romantis dan membuat orang-orang yang melihat mereka cemburu.
Suatu malam, mereka janjian di luar
“Kenapa kau mengajakku keluar
mendadak begini?” Hebe
“Ada yang ingin aku beritahukan
padamu..” Zun
“Apa?” Hebe
“Besok aku akan pergi ke Paris
bersama ketiga sahabatku” Zun
“Untuk apa kau ke Paris?” Hebe
“Kami sedang mengembangkan
restoran yang baru saja kami buka disana” Zun
“Berapa lama? Kau tau kan 2
minggu lagi ulang tahunku? Ya, walaupun aku tidak ingin mengingatnya lagi” Hebe
“Ehmm, aku tau makanya aku ingin
kita melewatkan hari ini dengan senang. Aku akan kembali sebelum hari ulang
tahunmu” Zun
“Lalu sekarang kita mau kemana?”
Hebe
“Kita ke taman bermain yaa..” Zun
Mereka
pun naik ke mobil dan pergi ke taman bermain
“Kau mau main wahana apa?” Zun
“Terserah kau saja” Hebe
“Baiklah.. Ayo kita kesana” Zun
Mereka
menaiki berbagai wahana yang ada di taman bermain itu. Mereka pun kelelahan
setelah menaiki berbagai wahana itu.. Mereka membeli gula harum manis dan juga
bermain yang lainnya
“Zun, ayo tembak yang benar.. Aku
mau boneka besar itu” Hebe menunjuk boneka panda besar berwarna pink
“Baiklah, aku akan mendapatkannya
untukmu” Zun menembak semua balon yang ada
Boneka
yang diinginkan Hebe pun berhasil di dapatkan
“Xie xie…” Hebe
“Hebe, bisakah kau mengabulkan
permohonanku sebelum aku pergi?” Zun
“Kau ingin apa?” Hebe
“Yang aku inginkan sangat
sederhana. Sejak kau setuju pacaran denganku, apa kau merasa bahagia?” Zun
“Kenapa kau bertanya seperti
itu?” Hebe
“Aku hanya merasa kau tidak
seceria dulu” Zun
“Duibuqi Zun, aku hanya masih trauma
dengan kejadian yang menimpa Vic dan Mike” Hebe
“Apa kau mencintaiku?” Zun
“Akuu…” Hebe menunduk
“Kenapa tidak menjawab
pertanyaanku? Katakan kalau kau mencintaiku…” Zun
Air
mata Hebe mulai menetes
“Jangan menangis. Aku hanya ingin
dengar kau mengatakan kalau kau mencintaiku” Zun
“Aku takut Zun.. Akuu…” Hebe
“Kau tidak perlu takut, aku akan
menjagamu seumur hidupku” Zun
“Zun, wo ai ni…” Hebe memeluk Zun
“Jangan menangis… Besok aku akan
pergi… Kau tunggu aku kembali” Zun
“Aku akan menunggumu Zun…” Hebe
Mereka
berpelukan dengan sangat erat. Setelah itu, Zun mengantarkan Hebe pulang ke
rumahnya.
“Zun, kau harus kembali di hari
ulang tahunku” Hebe
“Aku pasti kembali” Zun mencium
kening Hebe
Keesokan
harinya, Zun dan ketiga sahabatnya terbang ke Paris untuk mengurus bisnis
mereka
“Bagaimana hubunganmu dengan
Hebe?” Calvin
“Baik-baik saja” Zun singkat
“Sebentar lagi ulang tahunnya
kan?” Jiro
Zun
hanya mengangguk
“Sebaiknya kau jangan kembali”
Aaron
“Kalian terlalu berlebihan” Zun
“Kami tidak berlebihan Zun, kami
hanya takut kehilangan sahabat kami” Jiro
“Apa kau pernah memikirkan
perasaan sahabat-sahabatmu?” Calvin
“Sudahlah, kalian jangan seperti
ini terus. Tidak aka terjadi apa-apa padaku” Zun
Sudah
12 hari Zun dan sahabat-sahabatnya di Paris. Zun pun kembali ke Taiwan tepat di
hari ulang tahun Hebe tapi tidak dengan sahabat-sahabat Zun. Mereka masih di
Paris karena urusan mereka belum selesai. Zun pulang untuk merayakan hari ulang
tahun Hebe. Sebelum naik ke pesawat, Zun menelpon Hebe
“Hebe, aku akan segera naik
pesawat. Tunggu aku ya.. Kau dandan lah yang cantik, aku akan Langsung
menjemputmu” Zun mematikan teleponnya
Setelah
mendapat telepon dari Zun, Hebe sangat senang. Dia langsung memilih sebuah gaun
berwarna merah yang akan ia gunakan untuk menyambut kedatangan Zun. Hebe
terlihat sangat cantik.
“Vic, Mike.. hari ini aku akan
bertemu dengan Zun. Dia kembali, aku harap dia bisa menepati janjinya” Hebe
tersenyum melihat foto Vic dan Mike
Pesawat
yang dinaiki Zun akan segera mendarat di bandara Taoyuan Taiwan.
“Para penumpang yang kami
hormati, pesawat akan segera mendarat. Silakan pasang sabuk pengaman anda”
Pramugari
Semua
penumpang termasuk Zun memasang sabuk pengaman, agar dalam proses pendaratan
mereka akan tetap aman hingga pesawat benar-benar berada di darat
“Bagaimana ini?” asisten pilot
“Tenangkan semua penumpang” pilot
memberi perintah
“Kenapa masih belum mendarat ya?”
Zun yang sudah tidak sabar untuk bertemu Hebe, kekasihnya
“Untuk para penumpang, kami harap
kalian bisa tenang. Terjadi sedikit masalah dalam proses pendaratan. Bandara
sangat licin setelah hujan besar yang terjadi, maka pilot sedang berusaha untuk
mendaratkan pesawat pelan-pelan” Pramugari
Hebe
yang berada di rumahnya merasa sedikit cemas karena tidak ada kabar dari Zun,
“Bukankah seharusnya dia sudah mendarat? Kenapa masih belum mengabariku?” Hebe
khawatir
Hebe
terus mencoba menghubungi ponsel Zun tapi masih belum aktif
“Aku mohon, lindungilah dia…”
Hebe terus berdoa
“Hebe, cepat kesini” Ibu Hebe
memanggil
“Ada apa bu?” Hebe
“Lihatlah itu..” Ibu Hebe
menunjuk kea rah TV
“Pemirsa,
kini kami sedang berada di bandara Taoyuan. Telah terjadi kecelakaan pesawat
dari Paris ketika sedang mendarat. Bandara yang licin membuat pesawat tidak
bisa mendarat dengan baik, pesawat tergelincir dan menabrak pesawat lainnya.
Hanya ada 36 penumpang yang selamat. Pilot beserta asisten dan pramugari tidak
berhasil diselamatkan. Kini para penumpang yang selamat dibawa ke Taipei
Western Hospital. Bagi anda yang merasa punya kerabat yang menaiki pesawat ini,
bisa langsung datang ke sana.”
“Apa maksud semua ini? Zun…? Ibu,
Zun tidak akan mati kan?” tangisan Hebe pun pecah
“Lebih baik kita cepat kesana”
Ibu Hebe
Ketiga
sahabat Zun yang masih berada di Paris pun langsung memutuskan untuk pulang ke
Taiwan. Mereka sangat khawatir dengan keadaan sahabat mereka. Mereka memutuskan
untuk naik helicopter pribadi milik mereka
“Apa aku bilang? Gadis itu memang
pembawa sial” Calvin
“Zun, kau benar-benar bodoh…”
Aaron
“Kenapa kau tidak mendengarkan
semua perkataan kami sih?” Jiro
“Sekarang semuanya sudah
terjadi…” Aaron
“Jika terjadi apa-apa pada Zun,
aku akan buat perhitungan dengan gadis pembawa sial itu” Calvin
Mereka
semua cemas dan terus memikirkan keadaan Zun
“Hebe…” Albee yang di telpon oleh
Ibu Hebe
“Albee…” Hebe langsung memeluk
sahabatnya, ia hanya bisa menangis
“Bagaimana keadaannya sekarang?”
Albee
“Dia masih berada di Ruang Gawat
Darurat. Aku tidak mau terjadi apa-apa padanya” Hebe
“Dia akan baik-baik saja Hebe…
Kau harus berpikiran positif” Albee yang terus memberi semangat pada Hebe
“Kenapa Albee? Kenapa semua ini
harus terjadi padaku?” Hebe
Albee
hanya bisa memeluk Hebe, dia tidak mampu mengucapkan kata-kata untuk menghibur
sahabatnya itu. Ketiga sahabat Zun pun datang dan menghampiri
“Dasar kau gadis pembawa sial…”
Calvin yang kesal melihat Hebe
“Kenapa kau harus muncul di
kehidupan Zun? Kau hanya bisa membuatnya celaka” Aaron
“Kalau sampai kami kehilangan
Zun, kami tidak akan pernah memaafkanmu” Jiro
“Kenapa bukan kau saja yang
celaka? Kanapa harus Zun?” Calvin
“Lebih baik kau menghilang dari
dunia ini gadis terkutuk” Aaron
Mendengar
perkataan dari ketiga sahabat Zun, Hebe pun berlari meninggalkan mereka, air
matanya terus saja mengalir.
“Kalian benar-benar keterlaluan”
Albee pun mengejar Hebe bersama dengan Ibu Hebe
Hebe
pun sampai di rumahnya, ia langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu kamarnya
“Kenapa semuanya terulang lagi?
Apa benar aku gadis terkutuk? Aku hanya membawa kesialan pada orang-orang yang
aku cintai” Hebe yang memandangi foto Vic dan Mike
Hebe
terus saja menangis tiada henti
“Kenapa harus di hari ulang
tahunku? Lebih baik aku tidak dilahirkan ke dunia ini kalau aku hanya bisa
menyebabkan orang-orang yang aku cintai mati karenaku” Hebe berteriak histeris
Albee
dan Ibu Hebe terus mengetuk pintu kamar Hebe tapi Hebe tetap tidak mau
membukakan pintu
“Bagaimana ini Albee?” Ibu Hebe
Albee hanya menggeleng, ia pun tidak
tau harus berbuat apa lagi..
“Hebe, buka pintunya…” Albee
“Jangan pedulikan aku. Aku lelah
dengan semua ini…” Hebe terus menangis, ia menjambak rambutnya sendiri “Tuhan,
lebih baik kau ambil saja nyawaku, ini semua tidak adil… Aku rela menggantikan
Zun dengan nyawaku. Aku mohon selamatkan Zun, banyak orang yang menyayanginya”
Hebe
Tiba-tiba
suara sahabat-sahabat Zun muncul di pikiran Hebe
“Dasar kau gadis pembawa sial…”
Calvin yang kesal melihat Hebe
“Kenapa kau harus muncul di
kehidupan Zun? Kau hanya bisa membuatnya celaka” Aaron
“Kalau sampai kami kehilangan
Zun, kami tidak akan pernah memaafkanmu” Jiro
“Kenapa bukan kau saja yang
celaka? Kanapa harus Zun?” Calvin
“Lebih baik kau menghilang dari
dunia ini gadis terkutuk” Aaron
Hebe menghapus air matanya dan
mencari sesuatu di laci meja riasnya
“Benar yang mereka katakan, lebih
baik aku yang mati sebelum lebih banyak korban lagi dari kesialanku” Hebe
memotong urat nadinya sendiri “Maafkan aku Zun…” Hebe pun tergeletak di lantai,
darahnya terus mengalir
“Kenapa tidak ada suara?” Ibu
Hebe yang cemas
“Hebe…” Albee terus memanggil
nama Hebe tapi tetap tidak ada jawaban “Bibi, apa kau punya kunci cadangan?”
Albee
“Ada, aku ambil dulu” Ibu Hebe
langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil kunci cadangan kamar Hebe
Setelah
mendapatkan kuci cadangannya, Ibu Hebe kembali ke depan kamar Hebe, ia dan
Albee mencoba untuk menjatuhkan kunci yang ada di balik daun pintu dalam kamar
Hebe
“Berhasil” Albee langsung membuka
kamar Hebe dengan kunci cadangan
Mereka
langsung masuk ke kamar Hebe dan dikejutkan dengan keadaan Hebe yang tergeletak
di lantai dengan darah yang mengalir dari bekas sayatan di pergelangan tangan
Hebe
“Hebe, kenapa kau lakukan semua
ini nak?” Ibu Hebe menangis dan memeluk tubuh Hebe
Tubuh
Hebe pucat dan sangat dingin.
“Bibi, kau bersabarlah. Hebe
sudah tidak bersama kita lagi” Albee
“Hebeee….” Ibu Hebe terus
menangis
Albee
pun ikut menangis melihat sahabatnya yang sudah terbujur kaku
“Ternyata kau menyerah secepat
ini” Albee dalam hati dengan air mata yang terus mengalir deras
Beberapa
hari setelah kematian Hebe, Zun pun sadar
“Akhirnya kau sadar juga” Jiro
“Dimana aku?” Zun
“Kau di rumah sakit, kau sudah
tidak sadarkan diri selama 5 hari” Calvin
“Bagaimana dengan Hebe? Kenapa
dia tidak disini?” Zun yang tidak melihat Hebe setelah ia sadar
“Gadis sial itu akhirnya
menyerah” Aaron
“Apa maksudmu?” Zun
“Setelah kau mengalami kecelakaan
sepertinya dia depresi berat dan keesokan harinya kami mendengar kabar kalau
dia sudah mati bunuh diri” Jiro
“Kalian pasti sedang bercanda
kan?” Zun yang tidak percaya
“Untuk apa kami bercanda
denganmu?” Calvin
“Tidak mungkin…” Zun pun
meneteskan air matanya “Bagaimana mungkin? Aku belum sempat mengucapkan Happy
Birthday padanya” Zun
“Sudahlah Zun, jangan
memikirkannya lagi” Jiro
“Lebih baik dia pergi daripada
lebih banyak korban yang berjatuhan” Jiro
“Apa maksudmu?” Zun marah
“Sadarlah Zun, dia itu gadis
pembawa sial. Karena ingin merayakan ulang tahunnya kau jadi seperti ini” Aaron
“Semua ini pasti karna kalian
mengatakan yang tidak-tidak padanya kan?” Zun membentak ketiga sahabatnya
“Kami tidak mengatakan apa-apa.
Kami hanya bilang kalau dia itu gadis pembawa sial dan lebih baik menghilang
dari dunia ini” Calvin
“Apa maksudmu tidak mengatakan
apa-apa? Semua perkataan kalian membuatnya lebih tertekan..” Zun
“Aku rasa itu pantas” Aaron
“Apa kalian tidak memikirkan
orang-orang yang menyayanginya? Bagaimana perasaan mereka?” Zun
“Lalu kau sendiri? Apa kau pernah
memikirkan perasaan sahabat-sahabatmu yang sangat taku kehilanganmu” Calvin
“Kami sangat takut ketika mendengar
kau mengalami kecelakaan…” Jiro
“Kau sungguh egois Zun” Aaron
Semua
yang berada dalam ruangan Chun di rawat hanya terdiam
“Maafkan aku jika sudah membuat
kalian kecewa” Zun
“Sudahlah, kau lupakan saja dia…”
Aaron
“Masih banyak gadis yang lebih
baik di dunia ini” Calvin
Zun
pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa mengikhlaskan kepergian
Hebe. Setelah keluar dari rumah sakit, Zun berkunjung ke makam Hebe dan menaruh
bunga Mawar putih di makam Hebe yang melambangkan “Cinta Sejati”
>>>The
End<<<
No comments:
Post a Comment