Author:: TaraChun
Genre:: Romance
Cast:: Wu Chun as Rex ~
Tara as Callysta
Jiro Wang as Darrel ~ Dedew as Elora
Aaron Yan as Nelson ~ Layli as Griselda
Calvin Chen as Cortez ~Toru as Fiorenza
Mike He as Adolfo ~ Hananti as Aurelia
Vic Zhou as Billy ~ Iin as Olinda
Wang Zi as Dayton ~ Nica as Nesha
Jerry Yan as Roger ~ Nurr as Halona
Joe Cheng as Grady ~ Lussy as Ratana
Danson Tang as Derrick ~ Rizki as Perlita
JJ Lin as Lawson ~ Cha as Meara
Ming Dao as Frank ~ Yuna as Shafira
Show Luo as Casey ~ Febryana as Isaura
Mao Di as Steve ~ Aulia as Oriana
Xiao Jie as Marco ~ Lulu as Luvena
Roy Qiu as Freddy ~ Rhenny as Fidelya
George Hu as Addison ~ Riskia as Alina
Mereka pun keluar
kantor dan pergi ke Bosman’s Restaurant yang merupakan salah satu restoran
termewah di South Africa untuk merayakan GOUDMYN yang akan segera bangkit
kembali.
“Bagaimana
rasanya?” Freddy
“Enak sekali…”
Fidelya
“Kami belum pernah
menemukan makanan ini sebelumnya di New York” Alina
“Tentu saja karna
ini semua merupakan makanan khas Afrika Selatan mungkin hanya beberapa restoran
di New York yang menjual makanan ini” Freddy
“Yupzz…
Berdasarkan artikel yang aku baca, makanan yang kita makan sekarang namanya
Babotie. Makanan ini dibuat dari daging cincang dan dipanggang dengan topping
telur. Babotie berasal dari Cape Malay yang rasanya pedas dan biasanya
dihidangkan dengan nasi, buah chutney, beberapa potongan pisand dan taburan
kelapa” Luvena
“Ahh tidak kok…
Hanya kebetulan saja, waktu itu aku mencari tau tentang makanan khas South
Africa jadi aku tau sedikit” Luvena
“Baiklah.. Karna
Luvena sudah tau tentang makanan khas South Africa, sekarang apa kau ingin
memesan sesuatu?” Freddy
“Hmmm, aku mau
Chakalaka…” Luvena
“Apa lagi itu?”
Aurelia
“Kenapa nama
makanannya aneh-aneh sekali…” Ratana
“Chakalaka itu
sayuran yang disukai masyarakat South Africa khususnya Johannesburg yang diolah
menyerupai kari dicampur dengan susu kental manis.” Luvena
“Hmmm… bagaimana
rasanya ya? Sepertinya aneh…” Shafira
“Kalian coba saja…
Pelayan..” Freddy memanggil pelayan yang tidak berdiri jauh dari tempat mereka
duduk
“Anda mau pesan
apa?” Pelayan
“Aku mau 18 porsi
Chakalaka beserta pap nya ya” Freddy
“Pap itu apa?”
Callysta
Hmmm, Luvena apa
kau tau?” Freddy melirik Luvena
“Untuk yang satu
ini aku tidak tau” Luvena
“Biar aku yang
beritahu…” Griselda
“Memangnya kakak
tau?” Elora
“Tentu saja, aku
kan juga tidak mau kalah dari Luvena. Pap itu terbuat dari tepung gandum dan
jagung menyerupai bubur yang diolah sebagai makanan pokok penduduk Bantu Afrika
Selatan, biasanya disajikan dengan sayur yang diolah dengan bawang, jamur,
saus, cabai dan keju. Sepertinya sayur yang dimaksud itu Chakalaka. Benarkan?”
Griselda
“Tepat sekali…
Ternyata memang tidak salah aku memilih kalian” Freddy
Makanan pun datang, mereka semua
terlihat sangat lahap menyantap semua makanan itu.
“Enak kan?” Freddy
“Iyaa, benar-benar
enak sekali…” kata ke-17 wanita itu dengan kompaknya
“Hari ini sudah
dua kali aku mendengar kalian bicara kompakan seperti ini” Freddy tersenyum
“Iya donk, kami
gitu loh…” ke-17 wanita itu kembali kompak
“Hahahaha…” mereka
semua tertawa dengan kekompakan mereka sendiri
Mereka semua melanjutkan makan
mereka. Setelah selesai makan, semuanya kembali ke apartemen dengan diantar
oleh supir masing-masing.
***
Seluruh pegawai sudah berada di
kantor tepat jam 8 pagi.
“Pagi ini kita
adakan rapat, harap semua berkumpul di ruang meeting” Freddy berjalan memasuki
ruangannya
Semua pegawai menyiapkan file-file
yang akan digunakan dalam rapat. Setelah menyiapkan semuanya, mereka segera
menuju ke ruang meeting.
“Selamat pagi
semuanya. Maaf saya adakan rapat mendadak seperti ini. Apa kalian tau kenapa
saya mengadakan rapat?” Freddy
Mereka semua hanya mengangguk
“Bagus kalau
begitu. Saya ingin kalian memulai semuanya hari ini… Untuk divisi Manajemen
Pemasaran, saya harap kalian melakukan riset langsung di lapangan bersama
dengan divisi Manajemen Resiko. Untuk dua divisi lainnya yaitu Manajemen
Produksi dan Keuangan kalian menunggu kabar dari divisi Manajemen Pemasaran dan
Resiko” Freddy
“Apakah kami turun
ke lapangan mulai hari ini?” Luvena
“Kalian kedua
divisi sepakati saja terlebih dahulu tapi saya harap kalian bisa memberikan
kabar secepatnya agar ketika para pemegang saham yang baru masuk ke perusahaan
ini mereka sudah mendapat perkembangan terbaik dari kita sehingga tidak membuat
mereka semua kecewa” Freddy
“Kapan mereka
mulai masuk ke GOUDMYN?” Nesha
“Aku sudah
menyiapkan semua dokumennya, jika tidak ada halangan maka 3 hari lagi mereka
sudah mulai berada di perusahaan ini dan kalian pun bisa cuci mata” Freddy
dengan senyum yang mengembang dari bibirnya
“Boss masih ingat
saja, padahal kan saat itu kami hanya bercanda” Halona
“Walaupun kalian
mengatakan itu semua hanya bercanda tapi aku tau kalian pasti sangat
mengharapkan kehadiran mereka, benar kan?” Freddy kembali tersenyum sambil
memperhatikan raut wajah setiap pegawainya yang tersenyum malu “Baiklah, itu
saja yang ingin aku sampaikan. Kalian bisa kembali ke tempat masing-masing dan
jangan lupa untuk kedua divisi yang sudah aku tugaskan turun ke lapangan
sesegera mungkin” Freddy
“Kami mengerti”
jawab semua pegawai dengan kompak
Mereka pun meninggalkan ruang
meeting itu. Divisi Manajemen Pemasaran dan Manajemen Resiko sedang membahas
kapan mereka akan turun langsung ke lapangan
“Jadi bagaimana?”
Olinda
“Aku rasa sekarang
juga bisa kita lakukan” Elora
“Ehmm, boleh saja.
Tapi…” Perlita
“Ada apa?” Luvena
“Callysta
bagaimana? Kau yakin kuat untuk turun langsung ke lapangan?” Perlita
“Aku kuat kok..
Kalian tidak perlu khawatir” Callysta
“Obatnya sudah kau
bawa?” Griselda
“Sudah ada di
dalam tas” Callysta
“Baiklah, kalau
begitu sekarang kita berangkat” Olinda
Mereka mengambil tas masing-masing
beserta hal-hal yang mereka butuhkan nantinya.
“Callysta,
tunggu…” Aurelia
“Kenapa?” Callysta
“Obatmu
ketinggalan di mejaku…” Aurelia
“Kau ini ceroboh
sekali sih… Kita kan mau terjun langsung ke lapangan” Fidelya
“Thanks ya
Aurelia” Callysta mengambil obatnya
“Nih airnya jangan
sampai lupa lagi… Masukkan dalam tasmu” Fiorenza
Callysta pun mengambil botol berisi
air mineral yan diberikan oleh Fiorenza. Lalu mereka semua pun pergi untuk
menjalankan tugas dari atasan mereka.
“Kita berpencar
saja ya menjadi dua tim” Fidelya
“Hmm, aku
setuju..” Luvena
“Baiklah, kalau
begitu pembagian kelompoknya aku, Griselda, Halona, dan Olinda” Fidelya
“Berarti aku,
Perlita, Elora, dan Callysta satu kelompok” Luvena
“Jam 4 sore nanti kita
berkumpul di kantor ya” Fidelya
“Okee” Luvena
Mereka pergi dengan kelompok
masing-masing
“Kita mau kemana
dulu?” Olinda
“Kita coba
lihat-lihat di toko mas saja sekalian tanya-tanya” Griselda
“Ide yang bagus”
Fidelya
“Mereka tampan
sekali…” Halona melihat sebuah spanduk besar dengan gambar 4 orang pria di
papan reklame sebuah mall
“Itu mereka…”
Fidelya menunjuk spanduk yang dikatakan oleh Halona
“Apa maksudmu?
Mereka memang tampan sekali sih…” Griselda
“Mereka itu salah
satu dari para pemegang saham kemarin yang akan berlalu lalang juga di GOUDMYN”
Fidelya
“Are you serious?”
Olinda
“Yaaa… Itu memang
mereka. Kalian tau saat perdebatan itu mereka keren sekali…” Fidelya
“Beruntung sekali
kau bisa melihat mereka secara langsung” Griselda
“Lalu mereka dari
perusahaan apa?” Olinda
“Fahrenheit
Company” Fidelya
“Aku semakin tidak
sabar menunggu kedatangan mereka” Griselda
***
Luvena, Perlita, Callysta dan Elora
masih berada di tempat semula, dimana mereka memutuskan untuk berpencar.
“Sekarang kita mau
kemana?” Perlita
“Kita masuk ke
mall itu saja” Luvena menunjuk mall yang ada di depan mereka.
Mall yang membuat kelompok Fidelya,
Halona, Olinda dan Griselda sempat histeris ketika melihat spanduk di salah
satu papan reklamenya. Mereka pun masuk ke mall itu untuk memulai penelitian
mereka
“Hei, kalian
lihatlah itu…” Elora
“Oh My God… Apa
mereka manusia asli?” Callysta
“Benarkah apa yang
aku lihat?” Luvena
“Pria-pria tampan
yang sudah lama ingin aku lihat” Perlita
“Kau kenal
mereka?” Callysta
“Of course...
Mereka itu pengusaha muda tersukses yang sudah terkenal dalam dunia hiburan”
Perlita
“Maksudmu?” Luvena
“Wajah mereka
sering terpampang di cover majalah dan digunakan sebagai model oleh merk-merk
terkenal di dunia” Perlita
“Jadi maksudmu,
mereka bukan hanya pengusaha muda yang sukses tapi juga model dari merk-merk
terkenal?” Elora
“Yupz, that’s
right…” Perlita
Mereka terus saja memperhatikan
pria-pria yang ada di atas panggung mall itu. Sementara yang lainnya
memperhatikan pria-pria tampan itu, Callysta sibuk dengan tasnya.
“Baiklah, disini
kami ingin memberitahukan satu hal penting pada seluruh wartawan dan beberapa
pemilik toko mas di mall ini. Fahrenheit Company sudah bekerja sama dengan
GOUDMYN.” Perwakilan dari Fahrenheit Company
“E.. E.. Elora…”
suara Callysta lirih
“Kau kenapa
Callysta?” Elora
“Obatku tidak
ada…” Callysta
“Bukankah tadi
sudah diberikan oleh Aurelia?” Perlita
“Iya, aku sudah
masukkan dalam tas kok…” Callysta
“Tasmu sobek
Callysta” Luvena
“Apa obatnya jatuh
ya? Lalu sekarang bagaimana?” Elora
“Kau masih bisa
bertahan?” Perlita
“Sekarang waktunya
Callysta minum obat. Wajahnya sudah mulai pucat… Gimana nih?” Luvena
Mereka semua panik, tidak tau harus
melakukan apa.
“Kita hubungi
Fidelya saja…” Luvena
“Iya, cepatlah…”
Perlita
“Callysta, kau
tahan sedikit ya…” Elora memegangi tubuh Callysta yang sudah mulai lemas
Luvena terus mencoba untuk
menghubungi Fidelya sementara Perlita mencari toko obat yang ada di mall itu.
“Are you okay?”
terdengar suara seorang pria di telinga Callysta dan Elora
Mereka berdua pun mengalihkan
pandangan mereka kea rah suara itu dan betapa terkejutnya mereka ketika mereka
mendapati 4 orang pria yang ada di panggung barusan kini sudah berada di
hadapan mereka. Tak ada jawaban dari keduanya, mereka hanya bengong melihat pria-pria
itu.
“Kalian kenapa?”
kata salah satu dari pria-pria itu lagi dan membangunkan kedua wanita itu dari
alam bawah sadar mereka
“Sorry, temanku
ini kehilangan obatnya padahal sekarang sudah waktunya untuk minum obat” Elora
“Callysta, kau
tunggu sebentar ya.. Fidelya akan segera kemari.” Luvena mendekati Elora dan
Callysta panik tanpa memperhatikan yang lainnya
Elora dan Callysta menatap Luvena
aneh bermaksud untuk meberitahu sesuatu
“Kalian kenapa?
Ohya, Perlita mana?” Luvena yang tidak melihat Perlita dan tidak mengerti
maksud dari Elora dan Callysta
“Perlita sedang
mencari toko obat…” Elora
“Kau telpon dia
suruh kembali, biar aku yang jaga Callysta sekarang” Luvena
“Baiklah… Luvena,
kau jaga Callysta ya…” Elora “Maaf, aku tinggal sebentar” Elora menundukkan
kepalanya pada pria - pria itu
Mendengar perkataan Elora barusan,
Luvena pun tersadar kalau bukan hanya ada mereka bertiga di sini. Luvena
mengalihkan pandangannya
“Mereka?” Luvena
membisiki Callysta
Callysta hanya mengangguk
“Maaf, tadi aku
sangat panik jadi tidak tau kalau ada kalian juga disini” Luvena tersenyum malu
“No problem” kata
salah satu pria itu
Elora pun kembali bersama dengan
Perlita
“Kalian?” Perlita
terkejut melihat para pemegang saham Fahrenheit Company ada di dekat mereka
“Ada apa?” kata
salah satu pria itu bingung
“Hmmm, kalian para
pemegang saham Fahrenheit Company kan? Pengusaha muda yang sukses sekaligus
model dari produk-produk bermerk” Perlita
“Ternyata kau
sudah tau siapa kami. Aku Cortez”
“Perkenalkan, aku
Darrel”
“Ohh, jadi namanya
Darrel” Elora dalam hati sambil terus memperhatikan pria bernama Darrel itu
“Aku Nelson”
“Dan aku Rex”
“Berarti giliran
kami ya yang memperkenalkan diri. Aku…” Perlita
“Kau Perlita kan
yang mencari toko obat, lalu dia Luvena yang sibuk tanpa memperhatikan
kedatangan kami, kau Elora yang menjaganya tadi dan kau Callysta yang sedang
sakit” Cortez
“Maaf, bukan
maksudku tidak memperhatikan kalian tapi…” Luvena
“Ya, aku mengerti
kalau kau sedang panik” Rex
Fidelya pun datang bersama dengan
Halona, Griselda dan Olinda
“Callysta, kau ini
ceroboh sekali sih. Bagaimanakalau sampai kakak tidak membawa obat cadanganmu,
pasti kau sudah dilarikan lagi ke rumah sakit” Fidelya panic
“Maaf ya kak, aku
juga tidak tau kalau tasku robek” Callysta
“Sudahlah, cepat
minum obatnya” Fidelya
“Kau pegawai
GOUDMYN yang dari New York itu kan?” Cortez
“Astaga, mereka
masih ingat denganmu Fidelya…” bisik Griselda
“Maafsaya tidak
tau kalau ternyata ada anda semua disini” Fidelya
“It’s okay…” Rex
“Mereka?” Darrel
“Oh ya, perkenalkan
mereka semua adalah sebagian dari 17 pegawai GOUDMYN yang sedang bertugas di
lapangan. Yang datang bersama saya tadi adalah Griselda, Halona dan Olinda.
Kalau mereka adalah…” Fidelya
“Kami sudah tau”
Nelson
“Jadi kalian sudah
saling kenal?” Fidelya
“Tidak disengaja”
Luvena
“Kak, mereka itu
siapa?” Callysta membisiki Fidelya
“Jadi kalian belum
tau? Mereka yang aku katakan waktu itu. Mereka salah satu perusahaan yang akan
bergabung dengan GOUDMYN” Fidelya
Luvena, Elora, Callysta dan Perlita
hanya bisa diam terpaku mendengar perkataan Fidelya. Mereka tidak bisa
mempercayai bahwa mereka akan melihat pria-pria tampan itu setiap hari berlalu
lalang di GOUDMYN.
“Kakak tidak
sedang bercanda kan?” Callysta
“Tentu saja tidak”
Fidelya
“Yeah…” Elora,
Callysta, Perlita dan Luvena berteriak penuh kegembiraan
“Thanks God”
Callysta
“Kalian kenapa
sih?” Cortez penasaran melihat tingkah para wanita itu
“Akhirnya kami
bisa cuci mata” Callysta
“Sssttt… Kau ini
apaan sih” Elora menyenggol tangan Callysta
Callysta langsung menutup mulutnya
dan tertunduk malu. Mendengar perkataan Callysta serta ekspresi para wanita itu
membuat Rex, Darrel, Nelson dan Cortez tertawa geli.
“Sorry, we must
go…” Callysta
“Iya, kami mau
melanjutkan tugas kami dulu” Elora
“Ehm Callysta… Kau
yakin sudah tidak apa-apa?” Rex
“Terima kasih atas
perhatian anda, saya sudah tidak apa-apa..” Callysta
“Okee. Sampai
jumpa di GOUDMYN” Darrel
Para wanita itu pun meninggalkan
Rex, Darrel, Nelson dan Cortez untuk melnjutkan tugas mereka
“Mereka lucu juga
ya…” Cortez
“Aku semakin tidak
sabar untuk masuk ke GOUDMYN” Darrel
“Kami pun begitu,
iya kan Rex” Nelson menyenggol Rex yang dari tadi hanya bengong saja
“Sepertinya Rex
menyukai salah seorang dari mereka” Cortez
“10.40” Rex
“Tadi dia bilang
apa? Aku tidak salah dengar kan?” Darrel
“Jadi dia
menyukai…” Nelson
“Kalian berisik
sekali..” Rex
Mereka pun melanjutkan kembali acara
mereka
“Kau menyukai Rex
ya…” Elora membisiki Callysta
“Kau ini sok tau
sekali” Callysta malu
“Aku bisa melihat
tatapan mata kamu pas ngeliat dia” Elora
“Aku juga tau, kau
suka Darrel kan” Callysta balik membisiki Elora
Elora hanya menunduk malu
“Kalian berdua
bisik-bisik apa sih?”Griselda
“Bukan apa-apa kok
kak” Elora dan Callysta kompak
“Yakin?” Fidelya
mengernyitkan alisnya
Mereka berdua mengangguk mantap
“Baiklah kalau
begitu” Fidelya
“Eh, menurutmu
yang bernama Nelson itu bagaimana?” Griselda membisiki Fidelya
“Kau menyukainya
kan…?” Fidelya
Griselda hanya mengangguk sambil
tersenyum malu
“Aku sudah tau
jawabannya. Tidak perlu kita bahas lagi…” Fidelya pun ikut tersenyum melihat
Griselda yang malu
“Kita kembali ke
kelompok masing-masing ya…” Luvena
Mereka semua mulai melakukan
penelitian dengan kelompok masing-masing dan mencatatnya. Tepat jam 4 sore mereka pun kembali ke kantor dengan
membawa hasil penelitian mereka.
“Kalian sudah
kembali?” Freddy
Mereka hanya mengangguk dan
mengembangkan segaris senyum kelelahan.
“Sepertinya kalian
lelah sekali, bagaimana hasilnya?” Freddy
“Cukup baik, besok
kami akan melakukan penelitian lagi” Fidelya
“Setelah semua
penelitian selesai baru kami memberikan hasilnya pada anda” Luvena
“Baiklah… Kalian
bisa pulang sekarang. Selamat beristirahat…” Freddy
“Thanks sir…”
Mereka semua pun pulang ke apartemen
masing-masing.
“Malam ini kita
makan apa kak?” Callysta
“Hmm, apa ya? Aku
belum beli bahan makanan” Fidelya
Tiba-tiba bel apartemen Fidelya dan
Callysta berbunyi
“Siapa ya
malam-malam begini?” Callysta membuka pintu “Kalian…?” Callysta terketjut dan
langsung menutup pintunya kembali
“Siapa? Kenapa kau
tutup lagi pintunya?” Fidelya
“Kakak saja yang
buka, aku mau ganti baju dulu” Callysta langsung berlari ke kamarnya
Callysta yang baru habis mandi dan
masih menggunakan baju mandi berwarna biru muda langsung segera mengganti
bajunya lalu keluar kamar.
“Maaf ya tadi aku
tutup pintunya lagi” Callysta
“Makanya kau ini
jangan kebiasaan, habis mandi bukannya langsung pakai baju masih saja keluar
dengan baju mandi” Fidelya
“Maaf ya kami mengganggu malam-malam” Freddy yang datang
bersama dengan 4 pria lainnya
“Ada apa ya kalian semua datang kemari?” Callysta
“Hmm, kami hanya ingin berkunjung saja untuk mengetahui calon
pegawai kami” Darrel
“Kak, aku mau telpon Elora dulu ya…” Callista
“Jangan lupa suruh mereka kesini” Fidelya
Kringg… Kringg…
“Elora, handphone mu bunyi” Griselda sedikit berteriak
“Tolong angkat
dulu kak… Aku sebentar lagi selesai” teriak Elora dari dalam kamarnya
Griselda pun mengangkat handphone
Elora yang terus bordering
“Halo Callysta,
ada apa?” Griselda
“Kak Griselda dan
Elora ke apartemen kami sekarang ya ada mereka disini…” Callysta
“Mereka siapa?”
Griselda penasaran
“Itu loh, yang
tadi pagi ketemu di mall…” Callysta
“Pria-pria tampan
Fahrenheit Company itu?” Griselda
“Iyaa, cepatlah…
Bye…” Callysta menutup telponnya
“Elora… Cepetan
dong, kita harus buru-buru” Griselda kembali berteriak
“Ada apa sih kak?
Buru-buru sekali” Elora
“Tadi Callysta
telpon, katanya para pemegang saham Fahrenheit Company ada di apartemen mereka”
Griselda
“Benarkah?” Elora
“Iyaa…” Griselda
“Ayo kak, cepat…”
Elora menarik tangan Griselda keluar dari apartemen mereka dan langsung berlari
menuju apartemen Callysta
Tok… Tok… Tok…
Callysta langsung berlari ke
pintudan membuka pintunya
“Akhirnya kalian
datang juga…” Callysta
“Mereka sudah lama
disini?” Griselda
“Hmm, sekitar 10
menit. Kalian lari-larian ya… Berantakan sekali” Callysta
Mendengar perkataan Callysta, kakak
beradik itu langsung merapikan baju dan rambut mereka
“Sudah rapi?”
Griselda
“Sudah, ayo masuk”
Callysta
Mereka pun masuk ke dalam dan
dilihatnya ada Freddy beserta 4 pria tampan di mall itu
“Kalian juga
kesini?” Nelson
“Iyaa, apartemen
kami kan berdekatan jadi bisa saling mengunjungi satu sama lain” Griselda
“Oh ya, kak
Fidelya ada makanan tidak? Kita lapar nih…” Elora
“Kami juga belum
beli makanan. Nanti kita makan bersama diluar saja ya..” Fidelya
Kelima pria itu saling melihat satu
sama lain
“Maaf ya, karena
kami datang dadakan jadi mengganggu kalian” Rex
“Oh, tidak apa-apa
kok lagian tadi kami juga baru habis mandi jadi belum sempat beli makanan” Fidelya
“Hmm, kita makan
diluar saja ya…” Cortez
“Iyaa, biar kami
yang traktir” Darrel
“Hmmm, dalam
rangka apa ya?” Callysta
“Ssstttt… Kau ini
mau ditraktir orang tapi kebanyakan bertanya…” Fidelya
“Untuk lebih
mengenal calon pegawai kami karena nantinya kita juga akan satu kantor… Iya
kan?” Rex tersenyum
“Berarti
teman-teman yang lain juga ikut kan?” Callysta
Rex pun mengangguk
“Asyikk… Aku
hubungi yang lain ya…” Callysta langsung mengambil handphone nya
“Aku juga mau
hubungi yang lain dulu” Elora
Callysta dan Elora sibuk menghubungi
teman-temannya yang lain
“Berarti kalian
juga harus mengundang yang lainnya…” Fidelya
“Maksudmu?” Freddy
“Iyaa… Para
pemegang saham dari Brown Company, Flash Company dan Meteor Company” Fidelya
“Apa tidak terlalu
mendadak ya?” Cortez
“Kalian juga
mendadak jadi tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang dadakan… Apapun resikonya
harus bisa diatasi” Fidelya
“Kita kan bukan
sedang bekerja” Griselda menyenggol tangan Fidelya
“Oh iya, aku
lupa…” Fidelya
“Baiklah.. Aku
akan coba hubungi mereka” Freddy
Freddy pun menelpon para pemegang
saham lainnya yang sebentar lagi akan resmi menjadi bagian dari GOUDMYN.
“Oh ya, kami
permisi sebentar ya mau ganti baju” Fidelya
“Silakan…” Darrel
“Callysta, aku
pinjam bajumu dulu ya…” Elora
“Aku juga ya Fidelya”
Griselda
Callysta dan Fidelya mengangguk lalu
masuk ke kamar mereka masing-masing diikuti oleh Elora dan Griselda
“Hmm, aku pakai
baju apa ya?” Callysta membongkar lemarinya dan mengeluarkan semua gaun
miliknya
“Callysta, ini
cocok tidak denganku?” Elora mengambil gaun berwana ungu
“Terlalu
berlebihan kalau hanya untuk makan malam saja” Callysta yang masih memilih
bajunya “Kalau yang ini cocok tidak denganku?” Callysta mencoba gaun berwarna
coklat keemasan
“Cocok sekali… Kau
terlihat elegan. Pilihkan untukku dong” Elora
“Sepertinya kau
lebih cocok dengan yang ini. Cepat coba sana…” Callysta memberikan gaun
berwarna biru laut untuk Elora
“Baiklah, aku coba
dulu ya…” Elora pun mencoba gaun yang dipilihkan oleh Callysta “Bagaimana?”
Elora memutarkan badannya
“Benarkan kataku…
Kau cantik sekali Elora” Callysta
“Sekarang kita
rapikan rambut dulu saja” Elora
Mereka pun menyesuaikan gaya rambut
mereka dengan gaun yang dipakai. Setelah selesai mereka keluar dari kamar dan
membuat para lelaki itu takjub akan penampilan mereka.
“Cantik sekali…”
kata 4 pria itu kompak melihat 4 orang wanita yang ada di hadapan mereka
Freddy pun kembali dari kesibukannya
menelpon para pemegang saham yang lain.
“Wow… Benarkah
kalian pegawai-pegawai ku? So beautiful… Kalian lebih terlihat seperti tuan
puteri yang sedang terperangkap di apartemen kecil ini” Freddy
“Kau terlalu
berlebihan…” Fidelya
“Semua itu memang
benar” Cortez
Kringg… Kringg… Handphone Callysta pun bordering
“Kalian dimana?
Kami sudah ada di lobby…” Aurelia
“Hmm, sebentar
lagi kami turun” Callysta menutup teleponnya “Mereka sudah menunggu kita di
lobby” Callysta
“Ya sudah, ayo
kita turun…” Freddy menggandeng tangan Fidelya
“Ehemmm… Ehemmm…”
Callysta, Griselda dan Elora kompak
“Upss.. Sorry ya
Fidelya” Freddy melepaskan gandengannya
“No problem…”
Fidelya mengunci pintu apartemennya
“Sudahlah… Tidak
apa-apa kok kak… Kalian gandengan saja” Callysta tersenyum
Elora dan Griselda pun ikut tertawa
kecil melihat Fidelya yang malu-malu tapi mau. Mereka pun sampai di bawah untuk
bertemu dengan yang lainnya…
“Oh My God…
Benarkah pria-pria itu yang akan berlalu lalalng di GOUDMYN??” Shafira
“Mereka terlalu
tampan” Isaura
“Thank you
ladies…” Cortez tersenyum
“Senyumannya
benar-benar sukses memanah hatiku” Fiorenza membisiki Meara
“Kakak naksir dia
ya… Ehmm, senyumnya memang mempesona sih tapi dia masih belum bisa menembus
hatiku” Meara
“Dasar kau ini…”
Fiorenza yang masih terus tersenyum melihat Cortez
Aurelia berjalan mendekati Callysta
“Kau sudah minum
obat?” bisik Aurelia pada Callysta
“Belum…” bisik
Callysta balik
“Lalu kau sudah
bawa obatnya?” Aurelia
“Hmmm…” Callysta
mengobrak abrik tasnya
“Callysta, kau
kenapa?” Fidelya
“Aku tidak apa-apa
kak” Callysta tersenyum “Sepertinya ketinngalan di apartemen” Callista kembali
membisiki Aurelia
“Kau ini ceroboh
sekali sih...” Aurelia yang tanpa sadar berkata sedikit keras
“Kalian kenapa
sih?” Griselda
Callysta dan Aurelia hanya
menggeleng sambil tersenyum
“Cepat ambil
obatnya…” Aurelia kembali berbisik pada Callysta
“Iyaa…” Callysta
berjalan mendekati Fidelya “Kak, aku minta kunci dong… Barangku ada yang
ketinggalan” Callysta
“Cepat ya…”
Fidelya pun memberikan kuncinya pada Callysta
“Aurelia, ayo
antarkan aku…” pinta Callysta
“Kau sendiri saja,
aku lelah bolak-balik…” Aurelia
“Huhh…” Callysta
pun pergi
“Biar aku saja
yang antar” Rex menawarkan diri
Callysta hanya mengangguk dan
tersenyum. Mereka berdua berjalan menuju kamar Callysta di lantai 8.
“Dimana ya aku
menaruhnya…” Callysta yang mondar mandir mencari obatnya
“Kau sedang mencari
apa? Biar aku bantu…” Rex
“Obatku…” Callysta
yang masih terus sibuk mencari obatnya
“Hmmm… Kalau boleh
tau memangnya kau sakit apa hingga harus membawa obat kemana-mana?” Rex
“Ahh, ketemu… Ayo
kita turun” Callysta tanpa menjawab pertanyaan dari Rex
“Kenapa rahasia
sekali sih” Rex dalam hati
Mereka berdua kembali bersama
rombongan.
“Oh ya, bagaimana
yang lainnya?” Fidelya
“Mereka sudah
setuju” Freddy
“Lalu kita mau
makan malam dimana?” Alina
“Restoran Jepang”
Freddy
Mereka pun keluar dan terlihat 5
mobil sport mewah berjejer
“Kalian naik mobil
kami saja ya…” Darrel
“Oh ya, Fidelya
bersama dengan Halona, Luvena dan Meara masuk ke mobilku ya...” Freddy
“Hmmm, Callysta,
Perlita dan Aurelia di mobilku” Rex
“Di mobilku Elora,
Shafira, Oriana dan Alina ya” Darrel
“Kalau aku mau
Fiorenza, Ratana, dan Olinda di mobilku” Cortez
“Berarti di
mobilku adalah Griselda, Nesha dan Isaura” Nelson
Mereka semua hampir masuk ke mobil
tapi ada sesuatu hal yang menghentikan langkah mereka
“Kalian kenapa?”
tanya Freddy pada 17 pegawainya
“Bagaimana kalian
bisa tau semua nama kami?” Isaura
“Iya, kenapa
kalian bisa tau?” Alina
“Bukankah tadi
pagi kalian baru bertemu dengan kami saja?” Perlita yang menunjuk dirinya
sendiri beserta 7 orang rekannya
“Itu semua mudah
saja untuk kami lagian kalian kan calon pegawai kami jadi tidak ada salahnya
kami tau tentang kalian” Rex
“Benar juga sih…” Aurelia
“Cepat masuk…”
Nelson
Mereka semua pun masuk ke dalam
mobil dan menuju ke Restoran Jepang yang sudah ditentukan. Sesampainya di
Restoran…
“Tadi di depan
apartemen ada 5 mobil sport tapi sekarang bertambah lagi menjadi 17 mobil
sport” Nesha
“Dan semua mobil
ini adalah mobil-mobil sport termahal
dan termewah di dunia” Oriana
“Mereka semua
memang benar-benar lelaki impian para wanita ya…” Olinda
“Aku mau dengan
salah satu dari mereka” bisik Aurelia pada Callysta
“Nanti di dalam
kita bisa melihat wajah-wajah mereka jadi kalau kau suka langsung bilang saja
padaku ya” Callysta balik membisiki Aurelia
“Ya aku tau… Kalau
kau kan sudah punya sasaran, iya kan?” Aurelia kembali membisiki Callista
sambil melirik Rex
“Kau ini apaan
sih, ayo masuk…” Callysta
Mereka semua pun masuk ke dalam
Restoran Jepang itu dan disana sudah ada 12 pria tampan lainnya yang menunggu
mereka…
“Baru kali ini aku
melihat banyak pria tempan berkumpul dalam satu Restoran Jepang” Shafira
“Silakan duduk..”
kata salah satu dari pria-pria tampan yang sudah menunggu mereka
“Sepertinya baru beberapa dari kalian yang tau
kami siapa jadi kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Aku sendiri
adalah Roger dari Meteor Company”
“Aku Billy dari
Meteor Company”
“Aku juga dari
Meteor Company, namaku Frank”
“Kalau aku Casey
dari Meteor Company juga”
“Baiklah sekarang
giliran kami ya… Biar aku langsung memperkenalkan semua rekanku saja. Di
sebelah kiriku adalah Lawson, disebelahnya bernama Marco dan disebelah kananku
adalah Steve yang merupakan adikku juga sedangkan aku sendiri Dayton. Kami dari
Brown Company”
“Kalau kami dari
Flash Company. Disebelah kananku ini namanya Grady, disebelahnya ada Derrick,
kemudian disebelah Derrick adalah Addison sementara aku sendiri Adolfo”
“Baiklah ladies,
kalian sudah ingat semuanya? Mereka calon atasan kalian juga…” Freddy
“Sudah…” kata ke
17 wanita itu kompak
“Lalu sekarang
kalian mau pesan apa?”
“Kami mau..”
Perlita melirik semua teman-temannya
Para wanita itu kemudian tersenyum
lalu dengan kompaknya
“Sushi, shabu
shabu, yakiniku, teriyaki, okonomiyaki, sukiyaki, tempura dan domburimono” 17
wanita itu menyebutkan 8 nama makanan jepang dengan kompaknya
“Ternyata dalam
hal makanan jepang kalian juga kompak ya” Freddy yang tersenyum melihat para
pegawainya
“Tentu saja” seru
mereka lagi dengan kompaknya
Karena kekompakan ke 17 wanita itu
membuat suasana di Restoran Jepang yang tadinya sepi menjadi dipenuhi dengan
suara tawa
“Lalu minumannya?”
Freddy
“Sake” kata ke 17
wanita itu dengan kompaknya
“Benar-benar
kompak…” Casey
“Mereka bukan
hanya kompak dalam hal makanan loh tapi ada hal lainnya juga” Freddy tersenyum
melihat 17 wanita itu
“Ada yang lain?”
Derrick
“Apa itu?” Cortez
“Hmmm…” Freddy
“Jangan-jangan?”
ke 17 wanita itu saling melihat satu sama lain kemudian menganggukkan kepala
mereka
“Tidak boleh…”
Fidelya langsung menutup mulut Freddy dengan tangannya
“Apa yang tidak
boleh kami ketahui?” Marco
“Itu rahasia kami
jadi …” Fidelya menggeleng pada Freddy
16 wanita yang lainnya pun ikut
menggeleng dengan tatapan penuh harap. Freddy hanya bisa mengangguk lalu tangan
Fidelya pun dilepaskan. Mereka terlihat sangat lega dan akhirnya makanan mereka
datang. Mereka menyantap makanan itu dengan lahapnya
“Pelan-pelan saja
makannya” Nelson
“Kami terlalu
lapar..” Griselda
“Belum makan sejak
pulang kantor tadi” Fiorenza
“Hmm, enak sekali.
Sudah lumayan lama ya kita tidak makan bersama di restoran Jepang seperti ini”
Aurelia
“Kalian tidak
makan?” Callysta yang sadar kalau para pria-pria itu tidak ada yang makan
“Kami sudah
kenyang melihat kalian…” Billy
“Maksudnya?” Elora
“Ehmmm… Tidak ada
maksud apa-apa… Kalian makan saja…” Frank
Mereka semua pun terus melanjutkan
makan hingga semua hidangan yang ada di atas meja habis.
“Kenyang sekali…”
Olinda
“Thanks ya para
bos-bos kami yang baik” Nesha
“Ehmm Callysta di
bibirmu ada sesuatu” Rex yang mengambilkan tissue lalu mengelap bibir Callysta
“Thank you”
Callysta hanya tersenyum malu
“Sssttt… Callysta,
minum obatmu..” Fidelya
“Oh iya lupa… Aku
minta air putih dulu ya” Callysta pun pergi meninggalkan yang lainnya
“Dia sakit apa
sih?” Darrel
“Kenapa harus
minum obat terus?” Cortez
“Tidak ada apa-apa”
Fidelya menggeleng diikuti dengan yang lainnya
“Kalau tidak
apa-apa kenapa minum obatnya harus pakai waktu?” Nelson
Para wanita itu hanya diam tanpa
mengeluarkan sepatah katapun
“Baiklah kalau
kalian tidak mau menjawab” Freddy
Callysta pun kembali
“Hmmm, kalian
tunggu sebentar ya” Steve meninggalkan yang lainnya
“Dia mau apa?”
Marco membisiki Dayton
“Lihat saja nanti”
Dayton tersenyum
Terdengar alunan musik yang sangat romantis
di restoran itu dan membuat mereka semua ingin berdansa. Para pria itu pun
mengajak para wanita untuk berdansa tapi
“Siapa yang akan
menjadi pasanganku?” Oriana yang masih duduk sendiri melihat semua
teman-temannya sudah mendapat pasangan dansa
“Maukah kau
berdansa denganku?” Steve yang baru datang setelah merequest music romantis itu
“Tentu saja…”
Oriana
Mereka semua berdansa, Callysta dengan Rex, Elora dengan
Darrel, Griselda dengan Nelson, Fiorenza dengan Cortez, Fidelya dengan Freddy,
Aurelia dengan Adolfo, Halona dengan Roger, Olinda dengan Billy, Perlita dengan
Derrick, Ratana dengan Grady, Nesha dengan Dayton, Meara dengan Lawson, Alina dengan
Addison, Shafira dengan Frank, Isaura dengan Casey, Luvena dengan Marco dan
Oriana dengan Steve.
>>> To be continue.....
2 comments:
keren jie..
aku tunggu eps 3 nya yaa..
okee deh, tunggu aja ya mei seminggu kemudian mungkin... hehe
Post a Comment