Title:: Autumn Perfection
Author:: TaraChun
Cast:: Wu
Chun as Wu Chun
You
(fangirl) as Zhuo Tian Shi
Luo
Hong Zheng (SpeXial) as Luo Hong Zheng
Other Cast:: all member Fahrenheit, SpeXial, dll
Genre:: Friendship, Thriller, Romance *dikit*
Length:: Twoshoot or Threeshoot *tergantung mood
authornya*
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Tian
Shi POV
Cukup melelahkan hari
ini setelah jalan-jalan yang seharusnya santai tapi semua hanyalah istilah bagi
orang-orang seperti kami. Jalan-jalan? Bukan seperti itu sebenarnya karena
dalam kehidupan kami tak pernah mengenal istilah jalan-jalan dalam arti pada
masyarakat umum biasanya.
Terkadang aku ingin
menjadi seperti orang-orang pada umumnya yang bisa bebas melakukan apapun itu
tapi dalam hidupku ini selalu memerlukan tantangan yang menarik. Mungkin karena
itulah yang bisa membuatku memilih menjadi sosok seperti sekarang ini.
“Sepertinya ada tamu,”
ujar Xiao Xun yang membuatku mengikuti arah pandangannya
Benar sekali, tepat di
pekarangan panti ada dua mobil mewah yang parkir dan sepertinya aku tahu siapa
pemilik mobil-mobil itu. Tak tahukah mereka kalau aku sudah cukup lelah hari
ini?
“Mau apa mereka
kesini?” tanyaku
Kini kami sudah berada
tepat di depan pintu rumah panti asuhan ini, untuk menghindari hal-hal aneh
yang akan terjadi nantinya membuat kami memutuskan untuk mengetuk pintu dan
menunggu ibu Zhuo keluar.
“Ada yang menunggumu di
dalam Tian Shi dan Xiao Xun kau akan menginap disini lagi bukan?” tanya ibu
Zhuo antusiasyang dijawab anggukan oleh Xiao Xun.
Kulihat bibi Zhuo
sangat senang sekali begitu tahu kalau Xiao Xun akan menginap disini. Yah, ia
selalu berpikir kalau aku akan kesepian jika tak ada teman yang seumuran
denganku dip anti ini karena memang rata-rata anak disini masih berumur kurang
dari 12 tahun.
Sekarang disinilah kami
duduk berhadapan dengan empat orang pria tampan yang sedang sibuk mencari
informasi tentangku dan Xiao Xun. Ayolah, berhenti mencari informasi tentang
kami yang hanya membuat pencarian kalian itu sia-sia.
“Bolehkah kami mengajak
Tian Shi dan Xiao Xun keluar untuk makan malam bersama?” tanya Ming Jie pada
ibu Zhuo tapi tak segera dijawab karena memang itu keputusan kami seutuhnya
“Kalian mau kan?” tanya
Wei Jin melihatku dan Xiao Xun yang hanya diam
Terdengar suara berat
pria yang sangat kukenal di telinga kami mengatakan, ‘Terima saja!’. Aku melirik Xiao Xun begitupun dengannya lalu kami
mengangguk bersamaan.
“Tapi bisakah kalian
tunggu sebentar? Kami ingin membersihkan diri dulu,” sahut Xiao Xun yang memang
benar karena akupun merasa sangat lelah sekarang dan membutuhkan mandi agar
lebih segar apalagi nanti pasti mereka akan menanyakan hal-hal aneh
Bukankah memang lebih
baik mempersiapkan diri terlebih dahulu? Yah, walaupun sebenarnya pertanyaan
yang akan mereka lontarkan nanti akan sangat mudah untuk dijawab.
“Baiklah, kami akan
tunggu disini,” sahut Zi Hong
“Hmm, kita akan makan
malam dimana? Kami hanya ingin menyesuaikan pakaian yang harus dipakai saja,”
ujar Xiao Xun yang aku tahu sekarang sudah cukup kelaparan karena kami memang
belum makan malam
“Restoran Perancis,”
jawab Hong Zheng yang disambut anggukan oleh ketiga temannya
Author
POV
Seperti yang sudah
direncanakan sebelumnya, mereka berenam makan malam di Restoran Perancis yang
benar-benar mewah dan hanya akan didatangi oleh orang-orang dari kalangan atas
saja. Pelayan pun datang memberikan daftar menu makanan.
“Kalian ingin pesan
apa?” tanya Ming Jie pada Tian Shi dan Xiao Xun yang hanya diam saja sejak
keluar dari panti hingga sampai di restoran
Beraktinglah
dengan baik seperti biasanya!
Terdengar suara
seseorang di telinga kedua gadis itu yang sejak tadi selalu member arahan pada
mereka untuk bertindak saat bersama SpeXial agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Yah, suara itu tak lain pemiliknya adalah pria yang baru saja mereka temui tadi
siang dan seharian jalan-jalan dengan mereka.
“Kami tidak tahu
makanan mana yang enak, kalian saja yang pesankan,” ujar Tian Shi membuka suara
dengan ekspresi yang benar-benar polos
“Baru kali ini kami
masuk restoran semewah ini jadi semoga kalian bisa mengerti,” lanjut Xiao Xun
sama seperti Tian Shi terlihat sangat polos
Bagus
sekali, akting kalian hebat!
Pujian terdengar di
telinga mereka yang kemudian juga terdengar suara gelak tawa sepertinya Xiao Yu
benar-benar ingin menguji batas kesabaran kedua gadis itu.
SpeXial pun tak ambil
pusing, Hong Zheng langsung memesan beberapa menu makanan Prancis yang memang
sudah terkenal seperti Escargot, Boeuf
Bourgignon, Coq Au Vin, Crepes, Chocolate Mousse, Carpacio de st. Jacques,
dan beberapa makanan lainnya.
To
the point ladies!
Lagi-lagi suara Xiao Yu
menggema di telinga kedua gadis itu yang membuat mereka saling melihat satu
sama lain kemudian tersenyum tipis yang sangat sulit diartikan oleh siapapun
yang melihatnya.
“Jadi apa tujuan kalian
mengajak kami kesini?” tanya Tian Shi to the point seperti yang dikatakan Xiao
Yu
“Hanya ingin menjalin
hubungan dekat dengan teman baru, apa tidak boleh? Bukankah ibuku ingin kita
berteman?” tanya Hong Zhen melemparkan senyum andalannya yang mungkin bagi tiap
gadis yang melihat pasti langsung terpesona
“Akting kalian sangat
buruk untuk menjalin hubungan sebagai teman,” ejek Xiao Xun membuat keempat
lelaki itu tergelak
“Apakah kalian sebegitu
ingin tahunya tentang kami, hm?” lanjut Tian Shi yang lagi-lagi membuat keempat
pria itu hanya bisa menelan ludah mereka sendiri
“Hentikanlah karena
semua akan sia-sia saja,” tambah Xiao Xun tanpa membiarkan salah satu dari
keempat pria itu mengeluarkan suara mereka
“Sebenarnya apa maksud
ucapan kalian? Kami tidak mengerti,” ujar Wei Jin yang terlihat gugup
“Oh ayolah, apakah
hanya mengajak makan malam saja itu aneh untuk memulai hubungan pertemanan?”
lanjut Wei Jin dengan sebuah pertanyaan yang sebenarnya sangat mereka ketahui
jawabannya
“Kami tahu kalian
sedang menyelidiki dan mengikuti kami belakangan ini,” ujar Tian Shi langsung
tanpa basa-basi lagi
“Kalian terlalu percaya
diri,” ujar Zi Hong yang baru membuka mulutnya
“Bukankah aneh jika
SpeXial datang ke kampus rivalnya hanya untuk bertemu seorang atau mungkin dua
orang gadis dengan tujuan hanya untuk berteman?” sindir Xiao Xun
Keempat pria itu saling
melihat satu sama lain kemudian menghela nafas panjang karena tak tahu lagi
harus bagaimana lagi menanggapi kedua gadis cerdas yang sedang bersama mereka saat
ini. Berbagai macam makanan datang dan sudah tertata rapi di meja mereka
membuat kedua gadis yang memang sedang kelaparan itu langsung mengambil
peralatan makan mereka yang sudah tersedia di meja.
“Selamat makan!” ujar
kedua gadis itu bersamaan dengan nada riangnya berbeda sekali saat sebelumnya
mereka bicara dengan SpeXial yang berhasil membuat keempat pria itu gugup
Tanpa sadar seulas
senyum tercipta dari bibir empat pria yang sedang memperhatikan Tian Shi dan
Xiao Xun makan dengan lahap seperti orang yang belum makan beberapa hari.
Akhirnya mereka pun ikut makan dan sangat menikmati hidangan yang tersedia
tanpa suara.
Acara makan malam pun
selesai dan mereka memutuskan untuk pulang. Baru saja keluar dari restoran
lagi-lagi sebuah suara terdengan di telinga Tian Shi dan Xiao Xun dengan helaan
nafas sebelum pria bernama Xiao Yu itu mulai bicara.
Ada
yang mengikuti kalian, mungkin akan sedikit merepotkan jadi berhati-hatilah.
Jika memang diperlukan beri mereka sedikit kejutan. Aku akan terus mengawasi
kalian, jumlah mereka tidak sedikit.
Kedua gadis itu masuk
ke mobil yang berbeda dimana Tian Shi ada di mobil Hong Zheng dan Wei Jin
sedangkan Xiao Xun di mobil Ming Jie dan Zi Hong dengan tenangnya seakan tak
ada yang perlu dikhawatirkan. Begitu mobil mulai melaju, sesekali kedua gadis
itu tersenyum tipis saat menyadari sesuatu. Mobil terus melaju memecah
keheningan jalan kota Taipei yang memang bisa dikatakan hampir kosong karena
jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, kedua mobil itu melaju beriringan.
“Bisakah melaju lebih
cepat lagi?” tanya kedua gadis itu bersamaan di mobil yang berbeda membuat
kedua orang pria yang sedang asyik mengobrol langsung diam dan menengok ke
belakang. “Kalau memang tidak bisa, berhenti sekarang juga disini!” lanjut
mereka lagi-lagi bersamaan
Kalian
benar-benar partner yang kompak
Suara Xiao Yu lagi-lagi
terdengar di telinga kedua gadis itu yang membuat tangan mereka mengepal
menahan emosi karena sindiran dari pria itu.
“Ada apa?” kali ini
Hong Zheng dan Ming Jie yang dengan kompaknya bertanya dari dua mobil yang
berbeda itu
“Bisakah jangan terlalu
banyak bertanya?” sahut kedua gadis itu bersamaan
“Tak ada waktu lagi,”
gumam Xiao Xun
“Menyebalkan!” gerutu
Tian Shi
Kedua gadis itu
langsung menoleh ke belakang kemudian menerawang tajam ke depan. “Terlambat,
sudah dikepung,” ujar keduanya bersamaan
“Hei, kau ini bicara
apa sih?” kali ini Wei Jin kesal melihat tingkah Tian Shi yang menurutnya aneh
dari tadi bicara sendiri
“Apa maksudmu?” tanya
Zi Hong pada Xiao Xun sembari menyetir mobilnya karena mendengar gadis itu dari
tadi terus bicara sendiri
“Cepat berhenti!”
bentak kedua gadis itu bersamaan membuat Hong Zheng dan Zi Hong langsung
menepikan mobil mereka sementara di sebuah kamar seorang pria terus tertawa
melihat kekompakan Tian Shi dan Xiao Xun saat menghadapi pria-pria seperti
SpeXial
Begitu mobil berhenti
Tian Shi dan Xiao Xun langsung keluar dari mobil diikuti oleh keempat pria itu.
Tak lama kemudian ada beberapa mobil besar datang dan dari dalam sana keluar
banyak pria dengan membawa tongkat pemukul baseball, pisau, dan benda lainnya.
“Sebenarnya ada apa
ini?” tanya Ming Jie yang bingung melihat orang-orang itu jalan mendekati
mereka dari berbagai arah
“Mereka sudah mengikuti
mobil kalian sejak dari restoran,” jawab Tian Shi tenang tapi matanya sangat
waspada
“Benarkah?” pertanyaan
Wei Jin membuat Xiao Xun kesal
“Astaga! Jadi kalian
tidak tahu sudah diikuti? Bodoh! Cepat serang mereka!” bentak Xiao Xun pada
keempat pria yang masih saja diam
“Jangan bilang kalian
tidak bisa berkelahi!” sindir Tian Shi
Mendengar ucapan Tian
Shi yang dirasa mengejek dan merendahkan harga diri mereka, keempat pria itu
langsung saja melotot kemudian terjadilah aksi baku hantam antara SpeXial dan
pria-pria yang keluar dari beberapa mobil itu.
“Astaga, mereka banyak
sekali,” keluh Wei Jin yang sudah terlihat lelah tapi masih tetap berusaha
menghabisi lawan-lawannya
“Sial, berani sekali
kau memukul wajah tampanku ini!” bentak Ming Jie begitu sebuah pukulan hinggap
di pipinya dan bisa dibilang akan menyebabkan memar
“Kenapa jumlah mereka
tidak habis-habis sih?” gerutu Zi Hong yang juga mulai kelelahan
“Kalian ini berisik
sekali!” omel Hong Zheng pada ketiga temannya yang cerewet
Beberapa kali SpeXial
tersungkur ke tanah karena tendangan dan pukulan dari pria-pria itu tapi mereka
tetap berusaha bangkit lagi. Namun, sepertinya mereka sudah kehabisan kekuatan
hingga hanya pasrah mendapat pukulan ataupun tendangan dari pri-pria itu. Lalu
bagaimana dengan Tian Shi dan Xiao Xun? Mereka hanya bisa menonton sambil
sesekali menggeleng-gelengkan kepala.
“Perlu bantuan?” suara
kedua gadis itu terdengar berbeda di telinga SpeXial
“Hah, sudahlah tak
perlu dijawab lagi!” lanjut Xiao Xun
“Kau siap?” kali ini
Tian Shi bersuara melirik sahabatnya sepintas yang dijawab dengan anggukan.
“Baiklah, kita mulai saja permainan ini.”
Bugh… Prakk… Dhuakk…
Sett… Brakk… Deshh… Bow…
Dalam sekejap kedua
gadis itu sudah bisa melumpuhkan setengah dari pria-pria yang sedang
mengelilingi mereka dari berbagai arah. Yah, hanya dengan beberapa gerakan saja
hasil yang didapat bisa dibilang cukup memuaskan.
Melihat kejadian itu
SpeXial hanya bisa melongo dengan wajah bodoh mereka yang sepertinya sedang
terhipnotis. Tak lama mereka akhirnya tersadar dan mencoba bangkit untuk
membantu kedua gadis itu. Sudah tiga per empat nya mereka tumbangkan tapi
datang dua mobil besar lagi dan keluarlah pria-pria lainnya dari dalam mobil
itu.
Sepertinya
kalian butuh bantuan, tunggulah sebentar lagi bantuan yang menyenangkan datang…
Aku yakin kalian pasti senang… Hahaha…
Lagi-lagi suara
menyebalkan itu terdengar di telinga Tian Shi dan Xiao Xun membuat mereka kali
ini benar-benar muak. Tak lama suara beberapa motor menggema dan terlihat empat
orang pria langsung berlari menghampiri mereka.
Bantuan
datang nona-nona… Hahaha…
“Shit! Mana ada bantuan
yang hanya akan merepotkan saja!” gerutu Xiao Xun terdengar sangat kesal
“Kau menyebalkan Mr.
Li!” lanjut Tian Shi yang masih terus melawan pria-pria itu
Wu
Chun POV
Seperti biasa kami baru
saja pulang dari club untuk bersenang-senang. Yah, sudah hampir seminggu aku
tidak menikmati masa-masa dimana biasanya setiap hari aku selalu berganti
gadis-gadic cantik dalam hidupku. Semua karena gadis misterius itu, sebenarnya
siapa dia. Malam ini teman-temanku berniat untuk menginap di rumah, entahlah
ada angina pa tiba-tiba saja mereka ingin menginap di rumahku. Alasannya sih
ingin mengenang masa kecil kami, benar-benar tidak masuk akal. Bilang saja
kalau mereka besok ingin ikut denganku ke bandara untuk menjemput gadis manja
itu.
Sudah hampir 2 tahun
dia tidak pulang karena sekolahnya di Jepang, anehnya tiba-tiba saja dia
memutuskan untuk kembali ke Taiwan dan pindah sekolah disini. Aku yakin pasti
ada sesuatu yang terjadi padanya di Jepang. Gadis itu memang manja sekali, baru
mendapat masalah saja sudah ingin pulang. Kalau tahu seperti ini harusnya dia tidak
perlu minta sekolah ke Jepang.
“Hei Chun sepertinya
disana ada perkelahian,” ujar Da Dong yang kini sudah mengendarai motornya di
sebelahku.
Aku pun melihat ke arah
yang diberitahukan Da Dong dan memang benar ada beberapa mobil dan banyak
laki-laki berbadan besar yang cukup menyeramkan sedang berkelahi dengan
beberapa orang.
“Cih! Zaman sekarang
masih saja main keroyokan,” lanjut Yi Ru yang juga berada di sebelahku
Yah, kami memang selalu
mengendarai motor dengan beriringan seperti ini seakan-akan jalanan Taipei
sudah kami kuasai. Siapa yang tidak mengenal Fahrenheit? Geng nomor satu di
Taiwan, tak ada yang berani melawan kami kecuali mereka, aku paling malas kalau
disuruh menyebutkan nama itu.
“Eh, sepertinya aku
kenal dua gadis yang sedang berkelahi itu,” kali ini ucapan Ya Lun membuatku
dan menajamkan melihat ke arah orang-orang itu
“Bukankah mereka Tian
Shi dan Xiao Xun?” lanjut Da Dong dan memang benar itu mereka
“Tapi kenapa ada SpeXial
juga disana? Astaga kita harus bagaimana Chun?” tambah Yi Ru membuatku semakin
berpikir keras apa harus menolong atau tidak
“Aku benci harus
mengatakan ini tapi sepertinya kita memang tidak bisa diam saja,” ujarku lalu
menepikan motor tak jauh dari tempat mereka berada begitupun dengan Ya Lun, Yi
Ru, dan Da Dong
Kami berlari ke
tengah-tengah orang-orang itu dan kulihat kedua gadis itu meracau tak jelas
entahlah mereka sedang mengatakan apa yang jelas sekarang aku hanya ingin
membantu saja. Anggaplah sebagai ucapan terima kasih karena Tian Shi pernah
menyelamatkan hidupku.
Dari ekor mataku bisa
terlihat kalau SpeXial sedikit shock melihat kami yang merupakan rival tapi
membantu mereka menghabisi pria-pria tak tahu diri ini yang dengan beraninya
melawan wanita. Untuk sesaat lupakanlah kalau kami rival yang jelas aku hanya
ingin membantu Tian Shi dan temannya saja
Tunggu dulu, wanita?
Yah, Tian Shi dan Xiao Xun memang wanita tapi apa benar mereka yang sedang
berkelahi ini? Lalu kemana gadis polos dan lucu ekspresinya saat aku cium waktu
itu? Dan juga mana sosok gadis lemah yang hanya bisa menerima perlakuan dari
anak-anak sekampus yang terus saja mengerjainya. Ya walaupun beberapa hari lalu
aku sempat dikejutkan dengan ekspresi menyeramkan gadis itu. Kedua gadis yang
aku lihat sekarang benar-benar berbeda terlihat lebih jantan? Tapi mereka kan
wanita harusnya betina. Aish, kenapa aku harus berpikiran aneh disaat seperti
ini sih?
“Menunduk Chun!” teriak
Tian Shi padaku, apa maksudnya? Tapi tak ada salahnya kalau aku mengikuti
perkataan gadis itu kan?
Author
POV
Dari ekor matanya Tian
Shi melihat seorang pria yang bersiap menerjang Wu Chun dengan sebuah tongkat
baseball. “Aish, bagaimana ini?” tanyanya pada seseorang yang bisa mendengar
suara gadis itu
Tidak
apa-apa kalau hanya kejutan kecil, cukup sebilah pisau mungkin
Itulah jawaban yang di
dengarnya membuat gadis itu tersenyum tipis seraya mengambil pisau dari balik
sepatu ketsnya dengan cepat agar tidak ada yang mengetahuinya.
“Menunduk Chun!” teriak
Tian Shi membuat pria yang diteriakkan namanya itu menurut
Prakk…
Tepat sekali sebilah
pisau melayang dan mengenai sasarannya, seorang pria yang ingin memukul Chun
dari belakang tadi sudah jatuh dengan darah keluar dari dahinya. Tentu saja hal
itu sontak membuat Chun menengok ke belakang dan matanya terbelalak begitu saja
melihatnya, ia kembali mengalihkan pandangannya pada Tian Shi dengan ekspresi
terkejut bukan main. Sementara gadis itu tersenyum tipis dan bergumam
mengucapkan kata “YES.”
Tak jauh berbeda dari
ekspresi wajah Chun yang masih menyiratkan kekaguman dan keterkejutannya pada
Tian Shi membuat mereka hanya terdiam di tempat membiarkan kedua gadis itu
melawan pria-pria yang bisa dibilang tinggal sedikit. Dalam waktu singkat semua
sudah tumbang ditangan kedua gadis itu. Senyuman tipis terlihat seperti
seriangaian iblis terlihat di wajah cantik Tian Shi dan Xiao Xun sementara
Fahrenheit dan SpeXial masih tetap dengan posisinya yang benar-benar terlihat
seperti orang bodoh.
Bagaimana
rasanya?
“Menyenangkan,” jawab
Xiao Xun. “Amazing,” jawab Tian Shi bersamaan
Baru kali ini mereka
merasakan perasaan yang sudah cukup lama dinanti-nantikan oleh kedua gadis itu.
Terakhir kali mereka melakukan ini adalah dua tahun lalu saat dimana kedua
gadis itu baru kembali lagi menjalani tugas mereka karena sempat kembali
sekitar tiga bulan lamanya ke tempat kerja mereka yang sesungguhnya.
“Kalian memang payah!”
ejek Xiao Xun yang membuyarkan semua pertanyaan yang sempat terlintas di otak
Fahrenheit dan SpeXial
“Hanya bisa merepotkan
saja!” tambah Tian Shi dengan nada ketusnya
Kedelapan pria itu
mengerjap-ngerjapkan mata mereka setelah mendengar ucapan kedua gadis yang
sedang bersama mereka saat ini. Setelah benar-benar berhasil kembali dari alam
bawah sadar masing-masing, mereka pun mendekati kedua gadis itu dengan
pandangan yang sulit diartikan.
“Siapa sebenarnya
kalian?” tanya Ya Lun tegas berharap mendapatkan jawabannya
“Kami mahasiswi
kedokteran NTU yang mendapat beasiswa,” jawab Tian Shi polos
“Bukan itu jawaban yang
kami mau!” bentak Zi Hong sedikit mengejutkan
“Hei, jangan membentak
wanita seperti itu!” kali ini Yi Ru terlihat kesal dengan nada bicara Zi Hong
apalagi pada gadis-gadis yang sedang menarik perhatiannya saat ini
“Apa semua yang terjadi
barusan itu nyata?” tanya Da Dong dan Wei Jin bersamaan yang masih belum
percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat
“Memang apa yang
terjadi barusan?” Xiao Xun pun balik bertanya dengan memasang wajah sepolos
mungkin
“Oh ayolah gadis-gadis
cantik jangan bermain-main dengan kami!” pinta Wei Jin dengan nada yang bisa
dibilang lembut
Aish,
aku muak mendengar ocehan mereka. Kalian cukup bilang kalau semua itu hanya
mimpi, khayalan, atau halusinasi mereka saja! Bagaimanapun caranya, kalian
harus datang kesini malam ini! Ada yang harus kita bahas…
“Mungkin kalian hanya
mimpi atau berhalusinasi saja. Kami lelah sekali sekarang dan bisakah kami
pulang bersama kalian?” tanya Tian Shi sambil menunjuk pria-pria dari geng
Fahrenheit
“Hei, kalian kan pergi
dengan kami jadi pulang pun harus dengan kami juga,” ujar Wei Jin tak terima
karena ia masih ingin bertanya banyak pada kedua gadis itu
“Yah, benar kata Wei
Jin lagian apa kata ibu panti kalau kalian pulangnya dengan mereka padahal tadi
yang menjemput kalian adalah kami,” lanjut Hong Zheng yang juga berusaha
menahan kedua gadis itu
“Aiyoo, kalian ini
berisik sekali. Baiklah, kami ingin menginap di rumah Wu Chun untuk bertemu
seseorang apa kalian mau mengantar kesana?” kali ini Xiao Xun bertanya dengan
penuh penekanan
“Tapi…” ucapan Ming Jie
tertahan karena kedua gadis itu sudah menyeberang jalan terlebih dahulu
“Bisakah kalian jangan
diam disitu saja?” teriak Tian Shi pada Fahrenheit yang masih berada di
seberang jalan bersama SpeXial
Wu
Chun POV
Jujur saja aku masih
belum bisa menjernihkan pikiran setelah melihat apa yang baru saja terjadi,
mereka benar-benar luar biasa. Sebenarnya siapa kedua gadis ini dan kenapa
sifat dan perilaku serta ekspresi mereka begitu mudah berubah? Astaga,
sepertinya sebentar lagi aku bisa gila kalau memikirkan kedua gadis ini.
Melihat ketiga temanku
juga SpeXial ternyata sama sepertiku, mereka juga sepertinya bingung dan
penasaran dengan kedua gadis ini.
“Bisakah kalian jangan
diam disitu saja?” teriak seseorang yang sepertinya aku cukup kenal suara ini
dan sejak kapan mereka ada di seberang sana?
Kami pun menyeberang
dengan sedikit berlari meninggalkan empat pria yang sepertinya masih sedikit
shock mendapat perlakuan seperti itu dari Tian Shi dan Xiao Xun. Begitu kami
naik ke motor masing-masing kedua gadis itu pun ikut naik. Tian Shi ke motorku
sedangkan Xiao Xun ke motor Yi Ru. Aku sedikit terkejut ketika Tian Shi memeluk
pinggangku saat motor mulai melaju dan sepertinya detak jantungku berdebar
sangat kencang seakan ingin melompat keluar. Oh, ada apa denganku kali ini?
“Kalian mau kami antar
kemana?” tanyaku sedikit keras karena mungkin suara motor ini bisa saja
menenggelamkan suaraku
“Bukankah tadi sudah
kami bilang?” jawabnya yang juga sedikit keras
“Apa?” tanyaku lagi
yang benar-benar tidak mengerti maksud ucapannya
“Aish, tentu saja ke
rumahmu karena malam ini kami harus menemui seseorang disana jadi akan
menginap,” sahutnya lagi yang pastinya semakin membuat jantungku ingin lepas
dari tempatnya
“Jadi kau serius dengan
ucapanmu tadi?”
“Aku tidak pernah
bercanda dengan ucapanku,” balasnya tegas
Aku hanya bisa diam
tanpa bertanya apa-apa lagi sambil berusaha menenangkan debaran jantungku ini.
Akhirnya kami sampai di rumahku dan kedua gadis itu langsung masuk begitu saja
setelah mengucapkan terima kasih.
“Mereka ingin bertemu
siapa disini?” tanya Ya Lun padaku
“Entahlah,” jawabku
singkat dan langsung masuk ke rumah
Baru saja kami masuk ke
dalam sudah dikejutkan dengan apa yang kulihat saat ini. Pria itu kenapa bisa
ada di rumahku? Begitu menoleh ke belakang kulihat mata Ya Lun dan Yi Ru
berbinar-binar. Yah, tentu saja karena mereka termasuk fans dari buku yang
ditulis oleh pria itu. Kulihat ia sangat dekat dengan ayahku dan juga Tian Shi
serta Xiao Xun.
“Kau kenapa bisa ada di
rumahku?” pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulutku
“Dia keponakan ayahmu
yang baru pulang dari Amerika namanya Xiao Yu,” jawab ibu dan dapat kulihat
pria itu tersenyum seraya membungkukkan kepalanya sebagai tanda perkenalan
padaku
“Jadi pria ini yang
ingin kalian temui?” tanya Da Dong yang baru mengeluarkan suaranya sejak kami
sampai di rumahku
Kedua gadis itu menoleh
sepintas ke arah kami lalu melanjutkan obrolan mereka dengan pria itu. Cih!
Menyebalkan sekali mereka. Aku pun mengajak ketiga pria ini masuk ke kamarku.
Seperti biasanya mereka pasti akan berbuat yang aneh-aneh dan
memporak-porandakan kamar ini.
Tian
Shi POV
Setelah memastikan
semua sudah masuk kamar dan suasana benar-benar hening maka aku, Xiao Xun, dan
Xiao Yu segera menyusul masuk ke ruangan Professor Wu karena beliau memang
sudah menunggu kami. Xiao Yu memasang alat penyadap suara di pintu yang akan
membuat orang-orang di luar ruangan ini tak bisa mendengar apa yang sedang kami
bicarakan. Alat itu hanya dimiliki oleh agen khusus seperti kami jadi tidak perlu
heran jika hanya dengan sebuah benda kecil berbentuk persegi panjang menyerupai
ipod bisa meredam suara karena memang tak ada yang menjualnya dimanapun.
Professor Wu
menggunakan cincinnya untuk merubah bentuk ruangan kerja yang dipenuhi dengan
buku-buku seperti perpustakan dan hanya sebuah laptop di meja kerja menjadi
ruang penelitian atau bisa disebut laboratorium juga. Cincin Professor Wu
memanglah cincin pernikahannya tapi berhubung kami harus bersikap professional
dan sangat rapi jadi Professor Wu mendesign cincinnya untuk menjadi kunci dari
ruangan penelitian ini maka tak akan ada yang tahu bukan kalau sebenarnya ada
seseuatu di balik ruangan kerja yang menyerupai perpustakaan ini.
“Benarkah besok mereka
akan datang?” tanya Xiao Yu to the point pada Professor Wu yang terlihat sibuk
dengan penelitiannya
“Yah, besok mereka akan
tiba di Taiwan jam dua siang,” jawab Professor Wu
“Baguslah kalau begitu
berarti kita mendapat satu bantuan lagi,” ujar Xiao Xun
“Ehm, lalu bagaimana
dengan penelitiannya Prof?” tanyaku
“Sudah sekitar 94% maka
kita bisa menyelamatkan dunia ini dan aku harap kalian masih bisa bertahan
sebentar lagi dengan keanehan sikap kedua anakku,” sahut Professor Wu
“Tenanglah Prof, kami
akan berusaha sampai akhir,” balasku
“Thanks Miss Lau,”
sahut Professor Wu sambil terkekeh kecil dan bisa kulihat kedua orang
menyebalkan ini juga menahan tawa mereka
“Sudah lama sekali aku
tak mendengar nama itu Miss Lau. Hahahaha,” kali ini Xiao Xun ikut-ikutan
menyebutkan nama itu dan tertawa sekencang-kencangnya
“Aish, berhentilah
tertawa Miss Hsu!” gertakku dan ia pun menghentikan tawanya seketika ketika aku
menyebutkan nama itu
“Zhuo Tian Shi, aku
akan membunuhmu jika memanggil nama itu lagi!” bentaknya
“Bukankah kau yang
mulai duluan?” balasku tak kalah galak
“Hei, jangan
bertengkar!” kali ini Xiao Yu berusaha melerai kami sebelum terjadi perdebatan
panjang antara aku dan Xiao Xun
“Diam kau Mr. Li!”
teriakku dan Xiao Xun bersamaan membuat pria itu bungkam
Kulihat Professor Wu
tertawa geli melihat tingkah kami bertiga. Baiklah mungkin untuk orang-orang
seperti kami ribut hanya karena nama itu terlihat lucu tapi bisakah jangan
tertawa. Bukankah wajar jika kami yang baru berumur 17 tahun ini masih sedikit
bersikap seperti anak kecil? Oh, ayolah kami tidak mau menjadi dewasa duluan
walaupun memang otak kami ini jenius bukan berarti harus bertingkah seperti
orang dewasa kan? Jujur saja aku masih ingin bermanja ria dengan kedua
orangtuaku.
“Sudahlah, jangan ribut
lagi! Kalian ini seperti anak kecil saja lagian bukankah sebentar lagi
identitas asli kalian akan kembali seperti semula jadi mulailah sedikit
terbiasa walaupun memang selama empat tahun ini kalian berdua menggunakan
identitas Tian Shi dan Xiao Xun tapi tetap saja kalian adalah nona muda
keluarga Lau dan keluarga Hsu,” ujar Professor Wu bijak dengan wibawa ayahnya
yang sedang melerai ketika anaknya berkelahi tapi memang benar Professor Wu
sudah menganggap kami seperti anaknya sendiri.
“Dengarkan apa yang
dikatakan orang tua Miss Lau dan Miss Hsu,” tambah Xiao Yu penuh penekanan tiap
menyebutkan nama marga kami. Arghh, menyebalkan sekali pria ini.
Baiklah, mungkin mulai
saat ini aku harus lebih membiasakan diri dengan sebutan itu karena memang
margaku sebenarnya Lau dan Zhuo hanyalah marga pinjaman dari Bibi Zhuo Wen
Xuan.
“Oh ya, ada satu
informasi yang baru aku terima tadi sore saat tiba disini. Mereka mengirimkan
seorang gadis bernama Anne untuk memata-matai kita tapi sayangnya belua ada
informasi lebih bahkan foto dari gadis itu yang bisa kita dapatkan,” ujar Xiao
Yu yang kini berubah menjadi serius
“Gadis itu keturunan
Asia atau Western?” tanya Xiao Xun berusaha untuk memastikan agar langkah kami
selanjutnya tidak akan membuat orang curiga karena tiba-tiba menjauh dari
orang-orang
“Dari informasi yang aku
dapatkan dia keturunan asia dan marganya Huang yang jelas gadis itu sangat
berbahaya untuk saat ini jadi berhati-hatilah!” sahut Xiao Yu
“Baiklah, kami
mengerti!” jawabku dan Xiao Xun kompak
“Satu lagi, gantilah
kacamatamu dengan ini karena setelah kejadian tadi sepertinya pria-pria itu
akan semakin curiga jika kau masih memakai kacamata,” lanjut Xiao Yu
memberikanku sebuah kotak kecil
Penasaran dengan
isinya, aku pun segera membuka kotak kecil itu dan ternyata isinya berupa
sepasang lensa kontak berwarna bening jadi tidak terlihat mencolok dan
mencurigakan. Ternyata bukan hanya aku yang mendapatnkannya, Xiao Xun juga
harus memakai lensa kontak ini.
“Ini karya baruku dan
tidak akan berbahaya jika kalian gunakan saat tidur tanpa melepasnya karena
lensa kontak ini bersifat elastis,” jelas Professor Wu
Aku dan Xiao Xun
langsung memakai lensa kontak ini dan benar ternyata sangat elastis sehingga
tidak menyakiti mata dan nyaman digunakan. Professor Wu memang paling hebat
kalau urusan seperti ini.
“Kalian juga harus
tetap memakai anting-anting itu untuk mempermudah komunikasi kita, mengerti?”
tanya Xiao Yu yang hanya kami balas dengan anggukan singkat
Sekrang sudah mengerti
bukan kenapa suara Xiao Yu bisa terdengar di telinga kami? Tentu saja karena
anting-anting ini yang kami beli tadi sebelum pulang ke panti. Xiao Yu memasang
sebuah alat yang sangat kecil pada anting-anting ini jadi kami bisa
berkomunikasi secara langsung. Ia juga menggunakan sesuatu di telinganya yaitu
tindikan magnet yang mempermudahnya untuk memasang alat itu.
Lalu kenapa Xiao Yu
bisa mengetahui apa yang sedang kami lakukan? Oh ayolah, orang-orang itu tentu
saja akan memasang cctv di beberapa area yang menurut mereka strategis agar
lebih mudah memantau kami.
“Sebaiknya sekarang
kalian tidur, aku yakin pasti hari ini cukup melelahkan bagi kalian. Jangan
lupa besok ke bandara, mereka akan tiba jam dua siang,” ujar Professor Wu
“Aish Professor, kau
sudah mengatakannya tadi jadi kami juga sudah tahu apa yang harus dilakukan.
Kau tidak lupa kan siapa kami?” canda Xiao Xun dengan memamerkan senyum
lebarnya
“Yah, aku sangat tahu
kalian adalah anak muda jenius dengan IQ diatas 200 yang saat berumur 10 tahun
sudah menjadi agen khusus FBI karena pikiran anak-anak kalian yang berhasil
menangkap teroris di White House dan menggagalkan aksi mereka dengan
menjinakkan bom yang sudah terpasang dengan baik di beberapa tempat sehingga
membuat para penjinak bom di New York sana datang sia-sia,” jelas Professor Wu
panjang lebar membuatku, Xiao Xun, dan Xiao Yu hanya bisa tersenyum kalau
mengingat kehebatan kami saat itu
Flashback
Hari
ini aku ikut dengan ayah ke sebuah acara, entahlah acara apa itu. Ayah
mengajakku karena ibu sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang dokter
spesialis bedah. Kulihat sebuah gedung bak istana berada di hadapanku dan juga
banyak orang disana, rata-rata penampilan mereka sama seperti ayah memakai jas.
Begitu masuk ke dalam, aku sungguh merasa takjub dengan kemewahan di dalam
tempat ini. Ayah memperkenalkanku pada beberapa orang yang juga membawa anak
mereka yang sepertinya seumuran denganku.
“Kalian
mainlah dulu, kami masih ada urusan,” ujar ayah yang meninggalkanku bersama
dengan beberapa anak ini
Sekarang
kami bermain di sebuah ruangan yang sepi, tak ada seorangpun saat kami masuk
kesini. Aku dan keempat anak ini bukannya bermain tapi melakukan sesuatu yang
mungkin tidak pernah atau bahkan aneh jika dilakukan oleh anak seumuran kami.
Yah,
kami sedang mengikuti beberapa orang yang gerak-geriknya mencurigakan. Jujur
saja aku sangat senang bertemu dengan anak-anak ini karena sepertinya apa yang
mereka pikirkan sama dengan yang kupikirkan salah satunya adalah mengikuti
orang-orang misterius ini. Kami pun memutuskan untuk berpencar, awalnya kami
memang berpikiran untuk melakukan permainan yang seru seperti menjadi detective
conan yang sering kami tonton di televisi.
Orang-orang
itu berjalan mengendap-endap tanpa mengetahui kalau ternyata ada kami yang
mengikuti mereka. Kulihat orang-orang itu menaruh sesuatu di beberapa sudut
ruangan ini dan ada angka-angka yang juga terus bergerak mundur. Setelah kupikir-pikir
lagi dari film-film barat yang sering aku tonton sepertinya benda-benda itu
adalah bom dan bisa meledak kapan saja jika angka-angka itu sudah berubah
menjadi nol semua.
“Paman
sedang apa?” tanyaku polos pada seorang pria yang sepertinya seumuran dengan
ayahku. “Ehm, itu apa? Bisakah berikan satu padaku untuk bermain?” tanyaku lagi
yang membuat paman itu tersenyum lalu memberikan satu padaku dan mengajarkanku
cara bermainnya
Aku
tersenyum puas mendengar semua yang ia katakan. ‘Dasar orang dewasa bodoh!’
batinku. Yah, mereka tentu saja tidak akan tahu kalau sebenarnya aku hanya
memanfaatkan apa yang mereka jelaskan untuk menaklukkan bom-bom ini.
“Boleh
aku pinjam tangan paman?” tanyaku lagi dan dengan baik hati ia menjulurkan
tangan kanannya. Tanpa basa-basi lagi langsung saja kutarik dan patahkan
tangannya.
“Argghhh…”
teriaknya keras, pasti sakit sekali
“Kau
tidak apa-apa paman? Apa masih kurang?” tanyaku dan dengan cepat menarik serta
mematahkan juga tangan kirinya membuat paman ini berteriak. “Itu hukumannya
untuk teroris paman dan terima kasih sudah mengajariku tadi,” ujarku tersenyum
padanya
Tak
lama kemudian, kulihat ayah dan teman-temannya datang menghampiriku. Ternyata teman
yang baru kukenal itu bisa bekerja sama dengan baik. Apa mereka kira aku anak
bodoh dan polos yang bisa dengan mudahnya berbaik hati pada orang-orang
misterius seperti itu? Hei, diumurku yang baru menginjak delapan tahun aku
sudah meraih sabuk hitam taekwondo dan sekarang saat berumur sembilan tahun aku
sudah menginjak Senior High School. Otakku tidak sama dengan anak-anak
seumuranku kecuali mereka yang baru kukenal hari ini. Setelah
berbincang-bincang sebentar tadi sebelum melihat orang-orang misterius itu aku
sudah tahu kalau mereka sama denganku. Mungkin bisa dibilang kami adalah anak ajaib
yang kebetulan bertemu di acara ini dan memutuskan untuk menjadi teman karena
memang kami sepemikiran.
Teman
ayahku ada yang menelpon sepertinya mereka memanggil bala bantuan kesini tapi
sepertinya itu semua tidak dibutuhkan lagi karena aku dan keempat anak lainnya
sudah berhasil membekuk orang-orang misterius itu. Bukankah tadi sudah
kukatakan kalau kami ini sama jadi tak perlu diragukan lagi masalah bela diri
ataupun yang lainnya.
Aku
dan keempat teman baruku mulai menjelajahi seluruh gedung ini untuk menjinakkan
bom yang ada karena memang kami sudah mengikuti orang-orang misterius tadi jadi
bisa dengan mudah menemukan lokasi mereka meletakkan bom-bomnya. Bahkan cara
menjinakkan bomnya saja kami sudah tahu, bukankah kami sangat hebat sebagai
anak berumur sembilan tahun?
“Mr.
Lau sepertinya kami akan membawa anakmu ke kantor FBI sekarang, bolehkah?”
tanya salah seorang teman ayahku
“Tentu
saja boleh,” jawab ayahku singkat
Saat
ini juga kami dibawa ke kantor FBI seperti yang teman ayahku katakan. Ternyata
mereka berniat memeriksa IQ kami yang kata mereka mungkin akan bermanfaat. Oh
ayolah, kalau aku dibawa kesini untuk menjadi detective sungguhan maka
jawabannya adalah IYA, AKU MAU.
Setelah
melakukan beberapa kali tes, mereka bilang kalau IQ kami diatas 200 dan mereka
ingin kami masuk sebagai anggota FBI. Wow, bukankah itu AMAZING? Tapi sayangnya
ayah kami melarang, mereka bilang harus menunggu hingga kami lulus Senior High
School terlebih dahulu. Sungguh aku tak pernah menyangka dalam sehari bisa
bertemu dengan empat orang anak yang sama sepertiku.
Tepat
di hari kelulusan, kami langsung dibawa ke kantor FBI karena kata mereka ada
sebuah misi penting yang membutuhkan kejeniusan kami. Luar biasa, baru masuk
tapi sudah mendapatkan misi. Selama menjadi anggota FBI kami juga kuliah di
Harvard University jurusan hokum. Kami selalu bersama sejak hari kelulusan itu
hingga masuk kuliah pun tak pernah berpisah. Di kampus, kami lebih sering diam
karena orang-orang FBI bilang kalau identitas kami tidak boleh ketahuan. Hanya
satu tahun kuliah dan kami lulus dengan nilai sempurna lalu melanjutkan
misi-misi yang akan kami jalani berlima. Karena selalu menjalani misi bersama,
kami dijuluki FIVE BLASTERS.
Flashback
end
Author
POV
“FIVE BLASTERS adalah
lima orang detective remaja yang selalu sukses dalam menjalani misi mereka
bersama dan biasanya misi-misi itu berkaitan dengan keselamatan negara atau
bahkan dunia. Maka dari itu kelima remaja ini dikatakan sebagai mesin-mesin
peledak yang dimiliki oleh FBI karena memang kehebatan mereka yang selalu
mengejutkan apalagi saat awal gabung bersama FBI. Mereka menjadi anggota FBI
saat masih berumur 10 tahun karena berhasil menyelamatkan White House dari
ledakan yang mungkin saja akan menghancurkan istana negara Amerika tersebut. Nah,
disini saya akan memilih lima orang untuk menjadi pemeran utama dari FIVE
BLASTERS ini dan dua diantara mereka adalah detective yang ada dalam buku saya
STRONG GIRLS DETECTIVE sedangkan yang tiga lagi pria,” jelas Xiao Yu pada
seluruh mahasiswa-mahasiswi yang sedang berkumpul di auditorium untuk ikut
berpartisipasi dalam memeriahkan ulang tahun kampus tercinta mereka.
Terdengar suara
bisik-bisik dari semua orang yang sedang berkumpul di auditorium, mereka
menunggu keputusan dari Xiao Yu untuk memilih siapa saja yang akan menjadi
pemeran dalam pertunjukkan nantinya. Sementara yang lain asyik berbisik-bisik,
Fahrenheit hanya tersenyum ketika melihat kedua gadis yang sedang duduk
diantara mereka karena yakin kalau apa yang mereka pikirkan adalah benar.
“Baiklah, sudah saya
putuskan untuk memilih dua orang wanita disini sebagai pemeran utamanya adalah
Zhang Shao Han dan Tian Fu Zhen,” ujar Xiao Yu membuat Fahrenheit seketika
membelalakkan mata mereka karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan Xiao
Yu barusan. ‘Bukankah Xiao Yu berteman dengan kedua gadis ini kenapa yang
dipilih bukan mereka?’ itulah yang ada di pikiran Fahrenheit saat ini
“Untuk tiga orang
pemeran pria saya akan memilih Chen Yi Ru, Wang Da Dong, dan Yan Ya Lun sebagai
pelengkap dari FIVE BLASTERS,” lanjutnya
Hal ini lebih
mengejutkan lagi karena Wu Chun selaku leader dari Fahrenheit tapi tidak
terpilih dalam pemeran utama pertunjukkan itu padahal ayah Wu Chun merupakan
salah satu donatur terbesar di NTU yang juga dikabarkan kalau keluarga Wu adalah
pemilik NTU.
“Untuk semua nama yang
saya sebutkan tadi silahkan naik ke atas panggung ini,” tambah Xiao Yu lagi
Setelah semua nama yang
dipanggil itu naik ke panggung, penonton pun langsung member tepuk tangan
meriah tapi hanya bertahan sebentar karena Xiao Yu sudah menghentikannya
terlebih dahulu dengan mengepalkan kedua tangannya tepat di hadapan penonton,
meminta mereka semua untuk diam.
“Pertunjukkan kali ini
berjudul ‘FIVE BLASTERS For Professor’ jadi aka nada satu lagi pemeran utamanya
karena FIVE BLASTERS disini bertugas melindungi Professor yang sedang melakukan
penelitian untuk keselamatan dunia. Saya akan memilih WU CHUN untuk menjadi
Professor jadi silahkan ikut naik ke atas panggung,” jelas Xiao Yu lagi yang
disambut teriakan histeris dari para fans Wu Chun yang rata-rata adalah
mahasiswi
“Baiklah, pemilihan
tokoh utama sudah dilakukan oleh Xiao Yu jadi kita hanya perlu menunggu
hasilnya dua minggu mendatang tepat di hari ulang tahun NTU. Sepertinya sudah
cukup untuk hari ini, sampai jumpa lagi. Oh ya, sebelumnya saya mau
memberitahukan kalau kalian ingin menonton sesi latihannya bisa datang saja ke
auditorium ini. Sekali lagi terimakasih atas partisipasinya. Selamat siang.”
Qiao En menutup acara dan mahasiswa-mahasiswi kembali ke aktivitas mereka
masing-masing.
“Kita akan mulai sesi
latihannya besok jadi bersiaplah!” ujar Xiao Yu pergi meninggalkan para pemeran
utama pertunjukkan lalu menghampiri kedua sahabatnya
Kedua gadis lainnya
yaitu Yi Chen dan Cheng Lin pun langsung naik ke atas panggung memberikan
semangat pada kedua sahabatnya itu serta Fahrenheit yang masih bergelut dengan
pikiran mereka.
“Bukankah kedua gadis
itu sahabatnya kenapa yang dipilih adalah mereka?” tanya Da Dong pada ketiga
sahabatnya yang masih mematung itu
Ternyata ucapan Da Dong
terdengar oleh empat gadis manja yang juga masih di panggung bersama mereka.
“Tentu saja kami yang dipilih karena kedua gadis itu tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan kami,” ujar Shao Han membanggakan gengnya
“Kalian tidak tahu
apa-apa tentang mereka jadi tidak perlu banyak komentar,” sahut Ya Lun dingin
membuat keempat gadis itu bungkam seketika
“Semoga kalian bisa
mendalami peran dengan baik,” lanjut Yi Ru dengan killer smilenya
Mereka pun turun dari
panggung dan menghampiri Xiao Yu beserta kedua gadis yang sedang menarik
perhatian mereka saat ini karena kemisteriusan gadis-gadis itu.
“Ehm Xiao Yu, xiansheng!” panggil Wu Chun pada Xiao Yu
“Aiyoo, panggil aku
Xiao Yu saja cukup bukankah kita sepupu?” sahut Xiao Yu “Ada apa?” tanyanya
“Kenapa kau tidak
memilih Tian Shi dan Xiao Xun saja sebagai pemeran utama tadi? Bukankah kalian
itu sahabat dan aku yakin kau juga tahu kalau mereka berdua bisa bela diri jadi
sepertinya lebih cocok mereka yang memerankan posisi itu,” ujar Wu Chun penasaran
karena ia masih tidak habis pikir dengan maksud dari Xiao Yu yang memilih Shao
Han dan Fu Zhen sebagai pemeran utama pertunjukkan FIVE BLASTERS
“Maksudmu?” tanya Xiao
Yu pura-pura tidak mengerti
“Aku rasa apa yang
dikatakan sudah sangat jelas,” sahut Ya Lun
“Kau hanya cukup
menjawab saja pertanyaan Chun tadi!” pinta Da Dong penuh penekanan
“Ehm, apa yang perlu
aku jawab? Kalian sendiri sudah tahu kalau mereka memang bisa bela diri lalu
apa yang salah?” tanya Xiao Yu lagi yang membuat keempat pria itu kesal
“Aish, bisakah cukup
jawab saja? Jangan balik bertanya!” pinta Yi Ru mulai tidak sabar menghadapi
Xiao Yu
“Baiklah kalau kalian
ingin jawaban dariku. Ilmu bela diri bukan untuk dipamerkan dalam pertunjukan
tuan-tuan. Jika memang diperlukan barulah digunakan karena semua ada aturannya.
Lagipula aku juga ingin melihat bagaimana kehebatan kalian dalam akting untuk
acara spesial kampus ini,” jawab Xiao Yu dengan senyum tipisnya. “Dan kalau
memang kalian tidak sanggup aku bisa mencari pengganti kalian yang lebih cocok
untuk pertunjukkan ini,” lanjutnya seraya pergi dengan Tian Shi dan Xiao Xun
meninggalkan Fahrenheit yang masih mematung untuk mencerna ucapan Xiao Yu
Sekarang mereka bertiga
sedang berada di taman belakang kampus, tempat favorite Tian Shi tiap kali
musim gugur. Mereka sedang membahas sesuatu yang cukup serius atau lebih tepat
menyusun rencana mereka untuk hari ini.
“Setelah pertunjukan
ini, mungkin pada pertengahan musim gugur kita semua harus kembali sementara
waktu ke markas. Mereka bilang sudah menyiapkan misi baru untuk kita setelah
misi ini selesai,” ujar Xiao Yu pada kedua gadis di hadapannya saat ini
“Kapan mereka
mengabarimu?” tanya Tian Shi penuh selidik
“Sebelum aku datang ke
Taiwan,” jawab Xiao Yu singkat
“Kenapa baru
memberitahu kami sekarang?” sahut Xiao Xun
“Jangan bahas itu dulu,
lebih baik sekarang kita ke bandara!” ajak Xiao Yu tapi kedua gadis itu masih
tetap di tempatnya menunggu jawaban. “Aish, baiklah! Kemarin menurutku bukan
saat yang tepat karena kita memang masih sibuk untuk misi kali ini jadi
kuputuskan memberitahu kalian hari ini. Bukankah hanya terlambat sehari saja?” keluh
Xiao Yu
“Ya sudah, ayo jalan!”
ajak Tian Shi
Wu
Chun POV
Akhirnya kami tiba juga
di bandara untuk menjemput gadis manja itu yang sudah dua tahun ini tidak
muncul di hadapanku. Yah, walaupun menyebalkan tapi tetap saja aku
merindukannya yang seringkali sengaja mencari masalah denganku apalagi dengan
suaranya yang cempreng itu membuat telingaku hampir rusak.
“Chun, mana adikmu itu?
Kenapa belum kelihatan?” tanya Da Dong terlihat antusias sekali
“Iya, aku sudah sangat
merindukannya rasanya tidak sabar ingin mencubit pipi chubby nya itu. Kira-kira
selama dua tahun di Jepang apa dia banyak berubah ya?” kali ini Yi Ru
memberondongku dengan pertanyaan yang aku sendiri tidak tahu jawabannya
“Sepertinya gadis itu
tak banyak berubah,” ujar Ya Lun menatap lurus ke satu arah dimana orang yang
kami tunggu menunjukkan dirinya.
“Eh, siapa yang
bersamanya itu? Dan kenapa dia melambai-lambaikan tangannya pada kita? Bukankah
kita belum pernah bertemu dengannya? Sepertinya dia orang Jepang asli?” kali
ini Da Dong sungguh cerewet, ingin sekali aku membungkam mulutnya itu.
“Wu Ying Jie, kesini!”
seru Yi Ru memanggil gadis itu sambil melambai-lambaikan tangannya
Gadis yang tak lain
adalah adikku satu-satunya ini berlari ke arah kami dan langsung memelukku.
Sepertinya dia sangat merindukanku sampai memeluk seerat ini. Wajar saja karena
memang kami sudah dua tahun tidak bertemu sama sekali. Pria yang datang bersama
Ying Jie pun berjalan menghampiri kami seraya tersenyum sambil membungkukkan
kepalanya member salam.
“Kenalkan, dia seniorku
di Jepang namanya…”
“FUJIOKA TATSUO!”
teriak beberapa orang dari belakang kami yang membuat pria ini tersenyum dan
Ying Jie mengerutkan keningnya bingung. Tak lama ada dua orang gadis yang
langsung melompat dan berhambur ke pelukan pria ini.
Tak jauh berbeda
dariku, ketiga pria yang tadi datang bersamaku pun terkejut melihat kejadian
ini. Kenapa Tian Shi dan Xiao Xun bisa mengenal pria ini dan tak lama muncullah
sosok seorang pria lagi yang baru kuketahui kalau ternyata dia adalah sepupuku,
siapa lagi kalau bukan Xiao Yu. Jadi mereka berempat saling mengenal?
“LauLiHsu, aku
merindukan kalian,” ujar pria Jepang yang datang bersama adikku
“LauLiHsu?” tanyaku
berbarengan dengan Ya Lun, Da Dong, dan Yi Ru
“Apa mereka sahabat-sahabatmu
itu senpai?” tanya Ying Jie pada
seniornya yang dijawab anggukan singkat
“Jadi kalian saling
kenal? Ternyata dunia ini sempit sekali ya!” ujar Yi Ru dengan nada herannya
“Hmm, apa maksudmu
memanggil mereka dengan LauLiHsu?” pertanyaan Ya Lun yang hampir saja aku
lupakan
“Oh, itu hanya julukan
kami saja sejak kecil,” jawabnya “Oh ya, Ying Jie aku permisi dulu ya masih
ingin melepas rindu dengan sahabat-sahabatku ini,” lanjutnya lagi seraya pergi
meninggalkan kami setelah memberi salam
“Kau sudah lama
mengenal pria itu?” tanyaku pada Ying Jie
“Sejak pertama kali
menginjakkan kaki di Tokyo University aku sudah mengenalnya karena dia itu
senior yang paling baik disana. Setahun yang lalu Tatsuo senpai lulus dari Tokyo University dengan nilai sempurna. Berhubung
ia sudah mengnaggapku sebagai adiknya sendiri jadi walaupun ia sudah lulus,
kami masih sering bertemu. Ketika aku bilang akan kembali ke Taiwan, dia juga
memutuskan untuk ikut karena katanya ingin bertemu dengan sahabat-sahabatnya
disini,” jelas Ying Jie panjang lebar dan sepertinya aku bisa mendapat
informasi lebih dari orang-orang terdekatku ini
Tian
Shi POV
Setelah dari bandara,
kami hanya ikut kemana Xiao Yu akan membawa kami tapi sepertinya sih sesuatu
yang membahagiakan karena dari tadi kulihat wajahnya terus saja tersenyum.
Jujur aku cukup penasaran sekarang melihat tingkah anak ini dan sangat sulit
ditahan lagi untuk tidak bertanya.
“Sebenarnya kita mau
kemana?” tanyaku yang memang dari tadi sudah penasaran
“Reuni FIVE BLASTERS!”
jawabnya semangat
“Maksudmu?” lanjut Xiao
Xun yang juga tidak mengerti sepertiku
“Aish, kalian ini
menyebalkan sekali. Aku bilang kan reuni berarti kita akan berkumpul lagi
seperti dulu,” sahutnya
“Hmm, maksudmu kita
berlima? Apa dia juga disini?” tanyaku lagi sedikit antusias dan dijawab oleh
anggukan Xiao Yu
“Really?”
kami bertiga pun bertanya dengan kompaknya karena memang FIVE BLASTERS sudah
lama tidak bertemu mungkin sekitar dua tahun sejak aku dan Xiao Xun kembali ke
Taiwan untuk melanjutkan misi ini. “Sejak kapan?” lanjutku
“Sudah beberapa hari
yang lalu dan kita akan mendengarkan juga informasi tentang Anne Huang darinya
karena memang ia ditugaskan untuk menyelidiki gadis itu,” jelas Xiao Yu
Tak lama, Xiao Yu
menghentikan mobilnya di Yamingshan National Park, mungkin dia menunggu kami
disini. Tapi kalau memang benar apa dia gila? Astaga, mana mungkin membicarakan
hal sepenting ini di tempat terbuka?
“Silahkan turun!” ujar
Xiao Yu dengan senyum manis yang dibuat-buat
“Hei kau gila? Mana
mungkin kita membahas hal sepenting ini di tempat terbuka?” tanya Xiao Xun yang
ternyata sepemikiran denganku
“Aish, kau ini cerewet
sekali! Turunlah dia sudah menunggu kita, nanti setelah jalan-jalan sebentar
baru kita pergi membahas hal ini. Lagipula bukankah sekarang masih musim gugur
dan kalian berdua menyukai tempat ini bukan? Kurasa warna daun maple saat ini
sangat indah, apa kalian ingin melewatkan itu?” tanya Xiao Yu yang lebih
tepatnya berusaha merayu kami agar mau turun tapi memang usahanya tidak
sia-sia. Kami pasti turun kalau sudah berkaitan dengan maple di musim gugur.
Dari kejauhan aku
melihat sosok punggung seseorang yang sangat familiar dan sepertinya memang
benar dialah pemilik punggung ini. Aku benar-benar merindukannya, jarak kami
semakin dekat. Sepertinya ia menyadari kedatangan kami, perlahan tapi pasti
tubuhnya berbalik sempurna ke arah kedatangan kami seraya tersenyum dan
melambai-lambaikan tangannya.
“Sudah lama tak
bertemu, apa kalian tidak merindukanku ehm?” tanya pria ini sambil merentangkan
tangannya dan masih tersenyum
Aish, pria ini selalu
saja tersenyum seperti itu membuatku dan Xiao Xun akhirnya menyerah juga. Kami
berdua langsung menghambur ke pelukannya. Pria ini memang berbeda dari Xiao Yu
dan Tatsuo-kun yang memiliki wajah
imut, ia lebih menjurus ke sosok tampan. Bukankah kami berdua beruntung berada
di antara tiga pria yang digilai wanita seperti mereka? Yah, kemanapun kami
berlima pergi pasti selalu menjadi pusat perhatian tiap wanita yang mengagumi
sosok ketiga pria ini.
>>> To be continue ----->
No comments:
Post a Comment