Saturday 27 April 2019

SETTING



Dalam Bahasa Indonesia, setting  biasa disebut dengan latar.

Pengertian menurut KBBI, latar adalah permukaan; halaman; rata; datar; dasar warna (pada kain dan sebagainya);  keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra; keadaan atau situasi (yang menyertai ujaran atau percakapan);  dekor pemandangan yang dipakai dalam pementasan drama, seperti pengaturan tempat kejadian, perlengkapan, dan pencahayaan.

Setting merupakan bagian penting dalam sebuah cerita yang berguna untuk memperkuat tema, tokoh, dan membangun suasana. Langkah sederhana untuk membangun setting dengan mengandalkan seluruh indera yang ada. Karena setting diharapkan dapat membuat pembaca seolah masuk dalam cerita.

Ada lima jenis setting atau latar, yaitu:

1.      Latar Waktu
Latar ini menunjukkan waktu di mana suatu peristiwa dalam cerita itu berlangsung. Ada dua jenis latar waktu, yaitu eksplisit dan implisit. Bagaimana perbedaannya?

Latar eksplisit itu menunjukkan waktu yang dijabarkan secara jelas, misalnya: ‘Pada tanggal 17 Agustus 1945 tepat pukul 10.00 merupakan waktu bersejarah bagi bangsa Indonesia. Saat seluruh rakyat gembira dengan pembacaan proklamasi dan Indonesia merdeka.'

Latar implisit sendiri menunjukkan waktu dengan kalimat, misalnya: ‘Malam itu menjadi saksi nyata saat seluruh keluarga konglomerat menjadi korban pembunuhan.’

2.      Latar Tempat

Latar ini untuk menunjukkan lokasi suatu peristiwa dalam cerita. Sama seperti latar waktu, latar tempat juga dapat ditunjukkan baik secara eksplisit atau implisit. Contoh penjelasan latar tempat secara eksplisit yaitu dengan menyebutkan nama, seperti Stasiun Senen. Berbeda dengan latar tempat secara implisit yang biasanya hanya disebut, seperti: rumah mewah.

3.      Latar Suasana

Latar ini menunjukkan lingkungan atau kondisi batin tokoh cerita. Biasanya, cara yang cocok untuk menyampaikan suasana dengan menggunakan teknik showing karena akan lebih terasa. Jika memakai telling, hanya mengatakan dia sedih, tertawa, takut, dan lain sebagainya. Contoh:

Tiap kata yang terlontar dari bibir pria itu hanya semakin menambah torehan luka di hati wanita yang tengah menggigil. Hujan semakin membasahi tubuh ringkih itu, menutupi air mata yang mengalir deras.

4.      Latar Sosial

Latar ini biasanya menunjukkan lingkungan hidup dan status sosial dari tokoh dalam cerita. Latar sosial ini seringkali menjadi perbandingan yang memicu pro dan kontra dalam masyarakat. Kenapa? Karena kehidupan sosial merupakan salah satu hal sensitif. Contoh:

Kini kehidupannya berubah, semua yang dimiliki telah hilang. Ayahnya bangkrut dan sekarang teman-teman gadis itu perlahan menjauh. Ia bahkan dikucilkan dan menganggap gadis itu hanya hama di sekolah elit mereka.

5.      Latar Alat

Latar ini menunjukkan barang-barang yang dipakai oleh tokoh dalam kehidupan sehari-hari atau untuk memicu dan memecahkan konflik. Banyak penulis yang kadang kurang perhatian dengan latar ini padahal mereka sering menggunakan alat untuk mendukung cerita.

Latar alat yang sering digunakan seperti buku, ponsel, sendok, makanan, dan lain sebagainya. Khusus makanan sendiri sedikit menjadi perdebatan, karena beberapa orang mengatakan jika itu merupakan objek. Namun, bagaimana jika makanan dipakai sebagai pemicu konflik utama dalam sebuah cerita misteri? Tentu bisa. Contoh:

Laki-laki itu ditemukan terbujur kaku dengan mulut berbusa. Detektif yang diminta menangani kasus ini mengatakan jika lelaki itu keracunan zat tertentu. Setelah ditelusuri ternyata ia terakhir makan di café langganannya.

Nah, dari contoh tersebut dapat disimpulkan jika pemicu konfliknya berasal dari makanan yang ternyata telah diracuni.

Sekian materi seputar setting ini saya sampaikan untuk proses seleksi member KSI.

No comments:

Powered by Blogger.