Friday 10 August 2012

Kuntilanak Ngidam Tape Uli


Author:: TaraChun
Cast:: Fahrenheit
           Kuntilanak

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap mau lebaran pasti orang-orang akan sibuk memasak makanan untuk menyambut hari kemenangan setelah selama 1 bulan berpuasa. Begitu pula dengan 4 pria yang tinggal dalam sebuah rumah yang sangat besar itu, mereka berempat sangat sibuk memasak untuk menyambut lebaran karena mereka tidak akan mudik ke kampung masing-masing disebabkan oleh aktivitas mereka yang sangat sibuk sebagai aktor, model, dan penyanyi. Mereka tergabung dalam sebuah boyband yang dinamakan Fahrenheit.
Brakkk… Brukk… Tuiiingg…
“Itu suara apa sih?” kata salah seorang pria yang berbadan tinggi kekar.
“Ahh, pasti tuh orang-orang buat masalah deh” kata seorang pria lagi yang berwajah dingin tapi polos
“Ayoo, kita liat!” ajak pria yang berbadan tinggi kekar
Kedua pria itu berjalan menuju dapur, Sesampainya di dapur, mereka berdua melihat dapur dalam keadaan berantakan begitu pula dengan 2 orang pria yang ada di dalam dapur.
“Apa yang kalian lakukan? Dapurku? Kenapa berantakan begini?” kata pria berbadan kekar itu dengan raut wajah yang sangat kesal
“Kau sih Jiro…” senggol pria berbadan kurus pada temannya yang menggunakan pernak-pernik ala rocker karena melihat ekspresi yang menakutkan
“Enak saja menyalahkan aku, dari tadi aku memotong bawang disini sampai menangis… Kau saja yang tidak hati-hati” Jiro tidak mau disalahkan
“Beneran deh Zun, suerr… tadi seperti ada yang menyandung kakiku hingga terjatuh dan aku kira itu Jiro…” pria kurus itu menjelaskan pada pria berbadan kekar di depannya yang dipanggil Zun
“Aku tidak mau tau apapun alasanmu Calvin, sekarang juga bersihkan dapurku!” Zun menatap Calvin
“I.. Iya, baiklah…” Calvin terlihat sangat ketakutan dan gemetaran
Zun melihat ekspresi Calvin sangat aneh, ekspresi takut yang tidak seperti biasanya ketika dirinya memarahi Calvin. Begitu pula dengan 2 temannya yang lain juga terlihat ketakutan. Zun merinding seperti ada seseorang dibelakangnya padahal 3 temannya saat itu sedang berhadapan dengan dirinya. Zun melihat wajah ketiga temannya bergantian kemudian ia menoleh ke belakang
“Hwaaaaaaa… Kun… Kun… Kuntilanak…” Zun langsung berlari ke teman-temannya, mereka berempat sangat ketakutan….
“Hihihihiihii…..” Kuntilanak itu tertawa dan memperlihatkan giginya yang coklat-coklat
“Eh, kok aneh ya?” Jiro membisiki temannya yang selalu berekspresi dingin
“Aneh apanya?” pria itu balik membisiki Jiro
“Yahh Aaron, kau ini kan lebih pintar dari aku tapi kau tidak merasa aneh apa kuntilanak kok munculnya di siang hari?” Jiro kembali membisiki pria berwajah dingin itu
“Ohh iya juga yaa… Ehmm, tunggu sebentar” Aaron berdiri dan berjalan menuju kuntilanak itu
“Hei, apa yang dia lakukan?” Zun menyenggol Jiro
Jiro hanya menggeleng tanda tidak mengerti dengan apa yang akan dilakukan oleh Aaron. Mereka bertiga hanya melihat Aaron yang berjalan menuju kuntilanak itu dan jaraknya pun semakin dekat.
“Hei, kau ini kuntilanak asli atau palsu? Kenapa munculnya siang bolong begini?” Aaron bertanya pada kuntilanak itu dan menatapnya dalam-dalam
“Hihihihihihi….” Kuntilanak itu kembali tertawa dan memperlihatkan giginya yang coklat-coklat itu “Aku kuntilanak asli tau… kau lihat saja kakiku, tidak napak di lantai kan?” Kuntilanak
“Iya juga ya, berarti kau memang kuntilanak asli tapi kenapa gigimu coklat-coklat begitu? Ohh, aku tau pasti kau tidak pernah sikat gigi kan?” Aaron berjalan mundur perlahan kemudian berlari menuju teman-temannya “Dia kuntilanak asli” Aaron terlihat ketakutan dn gemetaran
“Ya, kau saja yang aneh.. Sudah tau kuntilanak tapi di dekatin…” Calvin
“Hihihihihihi… Kau ini tau saja ya anak manis… Ehm, kalian punya tape uli tidak?” Kuntilanak itu mendekati 4 pria yang dari tadi ketakutan
“Jangan mendekat, kalau tidak aku tembak kau” Jiro
“Hei, kau ini buat malu aku saja… Dia kan sudah mati, mana bisa ditembak lagi.. Memangnya kau punya pistol?” Zun
“Iya juga ya, kita kan tidak punya pistol… Hehehehe…” Jiro tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Keempat pria itu semakin gemetaran karena jarak kuntilanak semakin dekat dengan mereka. Mereka terdiam sejenak memikirkan sesuatu hal dan saling melihat satu sama lain kemudian mengangguk bersama tanda apa yang mereka pikirkan adalah hal yang sama.
“Eh kuntilanak, kau mau tape uli ya?” Jiro
“Hihihihihihi… Iyaa, tadi aku sudah bilang kan.” Kuntilanak
“Kenapa kau ingin tape uli? Biasanya kan kuntilanak nyarinya bayi… Lalu kenapa harus mencari ke tempat kami?” Calvin
“Hihihihihii.. Karena saat aku hamil, aku ngidam tape uli tapi aku tidak bisa mendapatkannya dan orang yang tinggal disini dulunya adalah tetanggaku, dia pintar sekali membuat tape uli.. hiks…hiks…” Kuntilanak itu menangis
“Tapi orang itu sudah tidak tinggal disini dan kami juga tidak punya tape uli.. Kau pergi ya…” Aaron tersenyum manis
“Hihihihi… kau ini memang anak manis ya… Tidak salah aku datang kesini.. Lagian lumayan kan aku bisa cuci mata melihat 4 pria tampan… Hihihihihi..” Kuntilanak
“Baiklah, aku akan buatkan tape uli untukmu tapi kau harus pergi dulu dari sini” Zun membuat penawaran dengan kuntilanak
“Hihihihihi… Kau pintar membuat penawaran ya tapi sayangnya aku tidak mau pergi sebelum aku mendapatkan tape uli… Cepat buatkan untukku!” Kuntilanak
Karena ketakutan kuntilanak lama di rumah mereka, keempat pria itu segera mengambil bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membuat tape uli. Seluruh tubuh mereka sangat berantakan dipenuhi oleh tepung ketan dan ragi. Wajah yang tadinya tampan terlihat belepotan. Kuntilanak itu mendekati keempat pria yang sedang sibuk membuat tape uli untuknya. Hari semakin malam tapi tape uli belum juga selesai dibuat.
“Hihihihihihi…” Kuntilanak mendekati Jiro “Wajahmu lucu sekali.. Hihihihi” Kuntilanak itu tertawa tepat ditelinga Jiro
“Bisakah tidak tertawa di telingaku?” Jiro merinding mendengar tawa dari kuntilanak itu
“Sssttt, hari sudah semakin malam.. Bagaimana ini? Menyeramkan sekali…” bisik Calvin pada Aaron
“Iyaa, aku tidak pernah berpikir di rumah kita akan ada kuntilanak dan kita bisa melihatnya bahkan harus membuat sesuatu untuknya” Aaron belik membisiki Calvin
“Apa yang kalian bicarakan? Hihihihi….” Kuntilanak itu berada di tengah-tengah antara Calvin dan Aaron
“Hwaaaa…” Calvin dan Aaron teriak bersamaan karena kaget melihat kuntilanak sudah berada di dekat mereka.
“Hihihihihi….” Kuntilanak itu hanya bisa tertawa melihat ekspresi Aaron dan Calvin
“Hei, menjauhlah dariku….!” Aaron
“Zun, cepatlah mengolahnya!” Calvin berteriak
“Iyaa, sedikit lagi selesai…” Zun masih terfokus pada tape uli
“Hihihihihi… Kau pandai sekali memasak…” Kuntilanak itu sudah berada tepat di belakang Zun
“Jangan menggangguku kalau tidak tape uli ini akan aku buang…” Zun mengancam kuntilanak itu
Aaron, Calvin, dan Jiro melihat Zun yang memarahi kuntilanak itu sambil tertawa-tawa kecil…
“Jangan tertawa..!” bentak Zun pada ketiga temannya…
“Upss…” mereka bertiga langsung menutup mulut
“Sudah selesai…” Zun membungkus tape uli itu dengan plastic “Ini untukmu, pergi dari sini..!” Zun memberikan tape uli itu pada kuntilanak…
“Baiklah, terima kasih anak-anak manis.. Kalian memang tampan.. Hihihihi…” Kuntilanak itu pun akhirnya pergi.
“Akhirnya pergi juga… Kita bisa tidur sekarang…” Jiro
“Enak saja mau tidur, kalian bertiga bereskan dulu semuanya dan aku mau besok pagi dapurku harus sudah rapi…” Zun pergi meninggalkan Aaron, Jiro, dan Calvin
“Eh?” Calvin berniat memanggil Zun tapi ia mengurungkan niatnya
“Baiklah, ayo kita bereskan…” Aaron
Mereka bertiga pun membereskan dapur yang berantakan karena ulah kuntilanak itu sedangkan Zun tidur setelah selesai membersihkan tubuhnya. Jiro, Calvin, dan Aaron yang sudah selesai membersihkan dapur juga tidur setelah mandi.
>>>The End<<<

No comments:

Powered by Blogger.