Title: Forget? Never!
Genre: Friendship, Romance
Main Cast: Calvin Chen as Chen Yi Ru
Hebe Tian as Tian Fu Zhen
Other Cast: JJ Lin as Lin Jun Jie
Danson Tang as Tang Yu Zhe
Jiro Wang as Wang Da Dong
Genie Zhuo as Zhuo Wen Xuan
Ariel Lin as Lin Yi Chen
Disclaimer:: Saya membuat cerita akan selalu berkaitan dengan Fahrenheit karna saya amat sangat mengagumi mereka. Buat yang baca harap komen kritik dan saran nya. Silahkan mengcopy tapi jangan mengakui itu karya kalian. Makasih.
Seiring
berjalannya waktu, dua bulan sudah Fu Zhen bersekolah di Fahrenheit
International High School. Banyak hal terjadi selama ia bersekolah di sana
termasuk satu hal yang bisa dibilang sangat menghebohkan. Tepatnya seminggu
yang lalu Calvin mengakhiri hubungannya dengan Genie dan sukses membuat gadis
itu kesal setengah mati.
“Aku
yakin ini semua ada hubungannya dengan anak baru itu,” ujar Genie setelah
diputusi oleh Calvin
Sejak
hari itu pembullyan pun dimulai, banyak anak yang mengikuti perintah Genie
untuk mengerjai Fu Zhen. Walau sebenarnya mereka tidak ingin melakukan itu tapi
apa boleh buat jika ancamannya tentang bisnis keluarga mereka yang mungkin saja
akan bangkrut karena tidak mengikuti perintah Genie. Masih ingat bukan status
keluarga Genie dimana perusahaannya berada pada urutan keenam di Asia dan itu
artinya berada pada urutan ketiga di Taiwan.
Namun,
bukan Fu Zhen namanya jika bisa dengan mudah dibully oleh Genie dan
pengikutnya. Beruntung Fu Zhen memiliki sahabat yang sangat baik padanya dan
begitu pula dengan Jiro yang memang sejak awal berada di pihak gadis itu.
“Kau
memang luar biasa Fu Zhen, tidak salah aku menjadi fans beratmu,” seru Yi Chen
dengan hebohnya melihat aksi Fu Zhen barusan
Jika
ditanya apa yang terjadi? Tentu bisa dengan mudah ditebak. Yah, reaksi
pemberontakan Fu Zhen yang memang sudah diketahui oleh seluruh penghuni
Fahrenheit International High School. Gadis itu dengan tenangnya mengatakan
pada Genie bahwa seorang gadis seperti Genie hanya salah satu dari jenis
makhluk purba yang sudah kehilangan popularitasnya di zaman modern seperti
sekarang.
“Kau
tahu? Seseorang yang melakukan pembullyan terhadap orang lain hanyalah salah
satu makhluk yang merasa sudah kehilangan eksistensinya di dunia dan tidak bisa
mengikuti perkembangan zaman. Di era sekarang jika kau ingin bersaing maka
gunakan otakmu dengan baik kecuali kau sudah kehilangan otakmu juga untuk
berpikir?” itulah yang dikatakan Fu Zhen pada Genie ketika gadis itu mulai mencari
masalah lagi dengannya
“Berani-beraninya
kau mengatakan seperti itu padaku!” bentak Genie
“Apa
ada alasan untuk aku harus takut padamu nona purba?” tanya Fu Zhen dengan nada
terkesan mengejek namun tetap terdengar datar
“KAU!
Aku pastikan kau tidak akan bertahan lama di sekolah ini,” geram Genie seraya
pergi meninggalkan keramaian yang sejak tadi menonton aksi mereka
Beberapa
menit berlalu setelah Genie beserta pengikutnya pergi, terdengar sebuah
pengumuman dari pengeras suara. Anak-anak heboh berbisik-bisik, mereka
memperkirakan apa yang akan terjadi pada seseorang yang namanya di panggil
tersebut. Sementara orang yang dipanggil hanya menebarkan seringaiannya den
terkesan cuek. Ya, orang itu tak lain adalah Fu Zhen.
Panggilan kepada siswi Tian Fu Zhen
dari kelas Sains 3-A. Harap ke kantor kepala sekolah sekarang!
Begitulah
pengumuman yang menghebohkan seisi Fahrenheit International High School. Mereka
tahu siapa dalang yang menyebabkan Fu Zhen dipanggil ke kantor kepala sekolah.
Tak perlu menunggu lama, Fu Zhen pun langsung menuju kantor kepala sekolah
diikuti oleh Yi Chen.
Sementara
Calvin dan Jiro yang mendengar pengumuman itu hanya bisa saling pandang satu
sama lain. Mereka tidak melihat kejadian yang terjadi antara Fu Zhen dan Genie
sehingga begitu mendengar pengumuman itu membuat mereka penasaran.
Dua
bulan bukanlah waktu yang singkat bagi Calvin untuk melakukan pendekatan dengan
Fu Zhen. Seperti yang dikatakan oleh Genie, salah satu faktor berakhirnya
hubungan mereka karena ketertarikan Calvin terhadap sosok misterius Fu Zhen.
Berbeda dengan Jiro yang memang berniat untuk membantu sahabatnya mengembalikan
ingatan Calvin yang hilang maka ia terus berusaha untuk mendekatkan Calvin
dengan Fu Zhen. Yah, walaupun sebenarnya ada tujuan lain di balik itu semua,
apalagi kalau bukan Yi Chen.
Sesampainya
di depan ruang kepala sekolah, Fu Zhen dan Yi Chen sudah disambut dengan
tatapan sinis dari Genie serta pengikutnya. Tak lama setelah kedua gadis itu
tiba kemudian menyusul Calvin dan Jiro yang penasaran dengan pengumuman tadi.
“Apa
yang terjadi?” tanya Calvin begitu tiba di depan kantor kepala sekolah
Tanpa
menjawab pertanyaan dari Calvin itu, Fu Zhen langsung masuk ke kantor kepala
sekolah setelah mengetuk pintu sebelumnya. Berbeda dengan Fu Zhen yang
menghiraukan kedatangan Calvin, Genie sudah memasang senyum manisnya yang
dibuat-buat untuk menarik perhatian Calvin.
Karena
tak ditanggapi oleh Calvin membuat Genie menggeram kesal, ia sungguh merasa
sudah tak berharga lagi. Sementara Jiro yang masih penasaran dengan apa yang
terjadi pada Fu Zhen akhirnya mengalihkan pandangan kea rah seorang gadis yang
sedari tadi menggigit jarinya, terlihat cemas.
“Sebenarnya
ada apa?” tanya Jiro pada Yi Chen
“Mereka
terlibat adu mulut di kantin tadi dan seperti yang kau lihat beginilah
akhirnya,” sahut Yi Chen
Jiro
hanya mengangguk mendengar ucapan Yi Chen, berbeda dengan Calvin yang
mendengarnya langsung menatap tajam Genie. Gadis itu terlihat shock melihat
tatapan tajam Calvin yang biasa ia lihat tiap kali bertemu Danson. Secara tidak
langsung itu menandakan Genie resmi menjadi salah seorang yang dibenci Calvin.
“Aku…”
gugup, itulah yang dialami Genie beserta para pengikutnya sekarang
“Ada
yang ingin kau katakan padaku? Ternyata pilihanku memang tepat untuk mengakhiri
hubungan denganmu. Bahkan mungkin seharusnya sudah sejak lama kita putus,
bukan?” ujar Calvin masih tetap dengan death
glare-nya
Hanya
lima menit di dalam ruang kepala sekolah, Fu Zhen sudah keluar dengan senyum
sinis yang dilayangkan pada Genie. Berbagai jenis pertanyaan muncul di pikiran
anak-anak yang ternyata memang ikut berkumpul di depan ruang kepala sekolah
untuk mengetahui hal apa yang akan terjadi pada Fu Zhen.
“Apa
yang kau harapkan?” sindir Fu Zhen dengan nada merendahkan
“Seperti
yang kita semua sudah ketahui, kau dikeluarkan dari sekolah ini,” jawab Genie
santai dengan senyum meremehkan
Mendengar
jawaban Genie itu membuat Fu Zhen tertawa, lebih tepatnya mengejek melalui
tawanya. Yah, gadis itu sekarang sukses membuat anak-anak yang melihatnya
bingung. Berbagai spekulasi muncul dan sulit untuk dijelaskan. Ada yang
berbisik-bisik kalau Fu Zhen senang dikeluarkan dari sekolah ini, ada juga yang
mengatakan gadis itu frustasi dan akhirnya stress karena merasa direndahkan oleh
Genie. Entahlah, mereka dapat pikiran seperti itu darimana tapi yang jelas
hanya Fu Zhen yang tahu.
“Sepertinya
aku perlu mengingatkanmu satu hal Miss Genie! Bukankah aku pernah mengatakan
padamu? Sebelum kau mencari masalah dengan seseorang sebaiknya kau tahu lebih
dulu sedang berhadapan dengan siapa! See?
Kau pikir bisa dengan mudah mengeluarkan dari sekolah ini? Bermimpilah
selagi kau memiliki kesempatan!” tanpa memperdulikan reaksi dari semua yang
menonton, Fu Zhen pergi begitu saja
“Wow!
Sepertinya kau mendapat lawan yang berat sekarang Wen Xuan xiaojie,” sindir Jiro dengan senyum meremehkan
Kedua
pria itu pun pergi untuk mengejar Fu Zhen dan Yi Chen yang sudah menghilang
dari jarak pandang mereka. Masing-masing dari mereka memiliki tujuannya sendiri.
Sementara dari kejauhan seseorang yang terus memperhatkan kronologis kejadian
dari awal hanya mengembangkan senyum penuh arti.
“Berengsek!
Siapa dia sebenarnya? Aku tidak mungkin kalah dari anak baru itu!” geram Genie
pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya, terlihat angkuh
***
Sementara
di bandara, seorang pria baru saja keluar dari terminal kedatangan
internasional. Senyuman yang sangat manis tercetak di wajahnya menampilkan
cekungan di pipi yang menambah kesan imut pada pria tersebut. Jika orang-orang
yang tak mengenalnya pasti akan menganggap pria ini masih berusia sembilan
belas tahun. Namun siapa yang menyangka jika usia sebenarnya sudah dua puluh
empat tahun.
“Finally, I/m home. I miss you girls,”
ujar pria itu
Pria
itu Lin Jun Jie atau biasa dipanggil JJ oleh teman-temannya di Amerika. Seorang
sahabat sekaligus merangkap sebagai kakak bagi gadis bernama Tian Fu Zhen. Ia
pun rela meninggalkan sementara pekerjaannya di Amerika demi melepas rindunya
padahal ketika kembali nanti bisa dipastikan pria itu akan pusing sendiri
dengan pekerjaannya. Ia melihat jam yang bertengger manis di tangan kanannya.
“Uhmm,
masih ada waktu untuk istirahat sebelum memberi mereka kejutan,” ujarnya
JJ
memutuskan untuk pulang langsung ke rumahnya dan beristirahat beberapa jam demi
melepas lelah. Andai jarak Amerika dengan Taiwan tidak menghabiskan waktu sebelas
jam dengan duduk di pesawat pasti tenaganya tidak akan terkuras seperti
sekarang. Yah, walaupun hanya duduk tapi ttetap saja bukanlah posisi yang nyaman
bagi seseorang yang memiliki pekerjaan seperti JJ.
Begitu
tiba di rumah, tanpa basa-basi lagi Jun Jie langsung menuju kamarnya yang sudah
ia tinggalkan sekitar dua tahun ini. Sulit bagi Jun Jie untuk mencari waktu
agar ia bisa pulang ke negara asalnya di sela-sela kesibukan. Ia tidak ingin
hanya pulang seminggu saja kemudian harus pergi lagi karena tuntutan pekerjaan
yang menanti.
Maka
ketika diberi kesempatan oleh atasannya seperti saat ini untuk pulang ke
negaramya tak akan disia-siakan. Jun Jie ditugaskan untuk melanjutkan
pekerjaannya di Taiwan sekaligus mengawasi Fu Zhen yang sedang dalam masa cuti.
Gadis itu bersikeras mengatakan pada atasannya bahwa walaupun ia mengambil cuti
tapi pekerjaannya tetap akan ia coba tangani.
“Aku
khawatir dia terlalu fokus pada pekerjaan di masa cutinya ini. Kau tahu sendiri
bagaimana gilanya gadis itu dengan pekerjaan. Aku hanya tidak ingin ia terlalu
lelah dan jadi tidak fokus pada tujuan awalnya untuk pulang ke Taiwan jadi
sebaiknya kau awasi saja disana sekalian kau bisa melepas rindu dengan
keluargamu juga,” ujar atasannya saat memberikan izin waktu itu pada Jun Jie
untuk pulang
Tanpa
terasa sudah empat jam berlalu sejak kepulangan Jun Jie, cukup untuknya
beristirahat. Sekarang saatnya memberi kejutan dan ia pun segera meluncur ke
kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah dirasa cukup rapi, Jun Jie langsung
melesat ke tempat tujuannya untuk memberi kejutan. Fahrenheit International
High School.
“Sepertinya
belum terlambat, masih sepuluh menit lagi mereka keluar,” gumam Jun Jie begitu Maybach 62 Zeppelin-nya sudah terparkir
tepat di depan gerbang FIHS
Benar
adanya, berselang sepuluh menit kemudian terlihat anak-anak FIHS mulai keluar
dari kelas masing-masing. Fu Zhen seperti biasanya akan pulang dengan Yi Chen
menggunakan jemputan keluarga Lin untuk mengatarkannya hingga tiba di
apartement. Namun, baru beberapa langkah keluar dari kelas, gadis itu
dikejutkan dengan sebuah tangan yang menggenggam erat dan menariknya hingga ke
taman belakang sekolah.
Melihat
sahabatnya ditarik seperti itu membuat Yi Chen kesal. Ia pun menyusul Fu Zhen
yang ditarik oleh salah seorang siswa populer di sekolah. Bisa ditebak siapa
orangnya? Yah, Calvin yang menarik Fu Zhen. Jiro pun yang berniat untuk pulang
bersama Calvin dan tanpa sengaja melihat kejadian itu ikut menyusul.
“Apa
maumu?” tanya Fu Zhen begitu tangannya dilepaskan
“Kau
tahu mauku Fu Zhen. Kenapa sulit sekali bagimu untuk memberitahuku siapa dirimu
sebenarnya? Aku yakin sekali kita saling mengenal dulu,” sahut Calvin
“Oh
come on Calvin! Aku sudah seringkali
pula mengatakan padamu jika memang kita dulu saling mengenal maka seharusnya
kau mengingatku, bukan?” Fu Zhen pun balik bertanya, ia sudah kesal setengah
mati tiap kali Calvin selalu menanyakan hal yang sama
“Aku
pun sudah pernah mengatakan padamu alasannya Fu Zhen, kenapa kau susah sekali
untuk membantuku mengingat dirimu? Apa kau memang ingin aku melupakanmu?” tanya
Calvin tak kalah kesalnya
“Tak
ada seorangpun yang ingin dilupakan di dunia ini,” lirih Fu Zhen menahan luapan
perasaannya
Mendengar
ucapan Fu Zhen dan ekspresi yang dipancarkan oleh gadis itu terasa menyakitkan
bagi Calvin. Entah kenapa ia tidak menyukai ketika melihat sosok Fu Zhen yang
lemah seperti sekarang. Baginya Fu Zhen adalah gadis yang kuat dan luar biasa,
berbeda dari gadis-gadis yang selalu mencoba mencari perhatiannya.
“Aku…,”
suaranya tercekat, ada satu dorongan yang membuatnya ingin sekali memeluk gadis
di hadapannya
Tanpa
basa-basi, Calvin pun menarik Fu Zhen ke dalam dekapannya. Hangat dan nyaman.
Itulah yang mereka berdua sama-sama rasakan. Pelukan itu berlangsung sekitar
lima menit dan sebelum terlepas sebuah kalimat terlontar bagai bisikan.
“Jika
kau melupakanku maka akan ada cara yang kau gunakan untuk mengingatku kembali,
bukankah begitu Bear Boy?” bisikan
itulah yang mengakhiri pelukan mereka dan berhasil membuat Calvin mematung
walau Fu Zhen sudah meninggalkannya
Setelah
kepergian Fu Zhen beberapa saat lalu, Calvin masih mencerna ucapan gadis itu.
Seketika bayangan abu-abu muncul di otaknya. Memori yang entah apa seperti film
terputar samar-samar. Ia bisa melihat dua anak kecil yang mungkin berusia
sekitar empat tahun memakai topi kerucut sambil merayakan ulang tahun.
Flashback
Kegembiraan terpancar jelas dari
wajah anak-anak kecil yang ikut merayakan hari ulang tahun teman mereka.
Nyanyian lagu selamat ulang tahun pun menggema di rumah mewah tempat
diadakannya pesta ulang tahun.
“Ini untukmu!” ujar seorang anak
lelaki memberikan kado pada gadis kecil yang sedang berulang tahun hari itu
“Wah… Xiexie ni. Boleh aku buka?”
tanya gadis kecil itu
“Tentu saja!” sahutnya dengan
senyum manis
Gadis kecil itu pun membuka kado
yang ia dapatkan dari sahabatnya. Sebuah boneka teddy bear cokelat menggunakan
dasi kupu-kupu berwarna putih yang menjadi isi dari kado tersebut. Raut
kebahagiaan tak bisa disembunyikan dari wajah gadis kecil itu. Ia langsung
memeluk erat teddy bear yang diberikan oleh sahabatnya.
“Kau menyukainya?” tanya anak
lelaki yang dijawab dengan anggukan penuh semangat oleh gadis kecil
“Aku akan memberinya nama,” ujar
gadis kecil penuh semangat
“Apa?” anak lelaki itu pun tak
kalah semangatnya
“Bear Boy. Karena ini darimu jadi
aku juga akan memanggilmu Bear Boy, bolehkan?” tanya sang gadis kecil penuh
harap sambil menunjukkan puppy eyes nya
“Boleh sekali. Aku juga akan
memanggilmu dengan… uhmm… apa ya?” lelaki kecil itu terlihat berpikir keras
namun tak lama kemudian ia tersenyum. “Barbie Star! Aku akan memanggilmu Barbie
Star, oke?”
Gadis kecil itu tak langsung
menjawab, ia menatap sahabatnya penasaran. Dahinya sedikit berkerut dan bibir
mungilnya mengerucut tanda ia sedang berpikir. Anak lelaki itu tertawa melihat
ekspresi sahabatnya ketika berpikir. Terlihat lucu baginya. Tatapan kesal
dilontarkan gadis kecil itu, ia paling tak suka kalau sudah ditertawai tanpa
sebab.
“Kenapa kau tertawa?” tanyanya
“Kau lucu sekali Barbie Star,”
sahut si anak lelaki
“Aku kan belum mengizinkanmu
memanggilku begitu. Tadi aku sedang berpikir alasanmu memanggilku Barbie Star,”
ujarnya polos, sangat menggemaskan membuat anak lelaki yang ia panggil Bear Boy
itu mencubit kedua pipi chubby nya
“Ughh… Kenapa kau tidak langsung
bertanya saja padaku? Baiklah, biar kujelaskan. Aku memanggilmu Barbie Star itu
karena kau seperti Barbie yang sering kau mainkan itu dank au juga menyukai
bintang jadi aku memanggilmu Barbie Star,” jelas lelaki kecil
“Ohh… Baiklah mulai sekarang aku
akan memanggilmu Bear Boy dank au juga boleh memanggilku Barbie Star,” ujar
gadis kecil itu dengan senyum yang mengembang terlihat manis dan menambah kadar
kecantikannya di mata sang anak lelaki
Flashback
end
Bayangan-bayangan
itu mengabur dan otomatis membuat kepala Calvin berdenyut tak tertahankan.
Sakit. Itulah yang ia rasakan setiap memori-memori yang abu-abu itu muncul di
otaknya. Jiro yang memang udah berada di dekat sahabatnya itu langsung panic
melihat Calvin terus memegangi kepalanya
“Argghhh…”
erangan kesakitan itu keluar dari mulut Calvin
“Aishh,
zenmeban la? Oh, ayolah Calvin jangan
lagi!” paniknya melihat Calvin yang terus menerang kesakitan sambil memegangi
kepalanya. “Rumah sakit. Ya, aku harus membawamu ke rumah sakit,” gumamnya
sendiri sambil memapah Calvin di pundaknya
“Bu yong la, wo yao hui jia,” lirih
Calvin mulai berusaha memulihkan nafasnya yang memburu karena rasa sakit yang
sempat menderanya tadi
“Ke shi…”
“Wo mei shi Wang Da Dong! Wo men hui jia, hao ma?” tegas Calvin
penuh penekenan tak bisa dibantah
“Hao a,” sahut Jiro lemas sekaligus kesal
Beralih
pada kondisi di luar FIHS terlihat siswa-siswi yang berbisik-bisik membicarakan
sesuatu yang menurut mereka cocok untuk dijadikan bahan pembicaraan. Sebuah
mobil mewah terparkir di depan FIHS adalah hal yang jarang terjadi apalagi jika
mobil tersebut merupakan mobil limited
edition yang hanya dijual seratus unit di dunia.
“Wow!”
decak kagum keluar dari bibir seorang siswi paling disegani di sekolah itu
Tentu
bisa menebak bukan siapa dia? Yah, Genie lah orangnya. Mata gadis itu berbinar
melihat sebuah mobil Maybach 62 Zeppelin
bertengger di gerbang FIHS. Mobil ini merupakan perkembangan dari varian
sebelumnya yang dilengkapi dengan berbagai variasi eksterior dan interior luar
biasa. Pada bagian mesin, 62 Zeppelin diisi
oleh 631 tenaga pacuan kuda dengan mesin twin-turbocharged
AMG-sourced V12 yang menciptakan kecepatan maksimal depat menembus 155mph.
“Siapa
pemilik mobil keren ini?” tanyanya pada diri sendiri
Seorang
pria yang sedari tadi berada dalam mobil tersebut akhirnya tersenyum manis
begitu melihat dua siswi berseragam SMA terlihat menuju gerbang. Ia pun
bergegas keluar dari mobil tersebut dengan senyum yang terus mengembang. Style
yang luar biasa berbeda dengan gaya timur membuatnya tampak mencolok dan
mempesona.
“Oh God! Darimana datangnya malaikat
super tampan itu?” pertanyaan itu keluar dari bibir Genie, tidak hanya
terpesona dari mobilnya saja tapi ternyata pemiliknya pun luar biasa tampan
Pria
itu yang tak lain adalah Jun Jie merentangkan kedua tangannya dengan senyum
yang makin mengembang. Siswi-siswi yang melihat itu rasanya ingin sekali
melemparkan diri mereka untuk masuk dalam dekapan pria itu. Pasti hangat dan
nyaman, itulah pikiran mereka. Begitupula dengan Genie yang sepertinya mulai
bisa melupakan Calvin karena sosok pria tampan menyerupai malaikat ini.
Terdengar
derap langkah dari arah belakangnya dan lama-kelamaan semakin cepat. Namun,
Genie tidak ingin mengalihkan pandangannya dari sosok pria tampan yang jarang
ia lihat di Taiwan. Yah, kecuali Calvin. Satu-satunya pria yang berhasil
menarik perhatiannya selama ini. Kebahagiaannya tak bertahan lama untuk melihat
sosok malaikat itu karena hal yang selanjutnya terjadi membuat kadar
kebenciannya terhadap seseorang semakin bertambah.
“Gadis
itu lagi. Cih! Aku tidak terima dengan semua ini. Kenapa dia selalu mendapat
perhatian yang seharusnya milikku?” geram Genie melihat hal yang terjadi di
depan matanya
Fu
Zhen dan Yi Chen yang sebelumnya melihat sebuah mobil yang tak asing bagi
mereka dari kejauhan langsung mengambil langkah lebar untuk memastikan. Dan
begitu jarak mereka semakin dekat, seseorang dari dalam mobil itu muncul dengan
senyum lebarnya sambil merentangkan tangan. Ternyata benar apa yang mereka
pikirkan. Tanpa menunggu lama kedua gadis itu melangkah semakin cepat, terlihat
seperti berlari kecil. Mereka pun langsung berhambur ke dalam dekapan hangat
dari sosok yang sangat mereka rindukan.
“I miss you girls,” ujar pria itu
“I miss you too,” sahut keduanya
bersamaan
“Baiklah
sebaiknya kita masuk sekarang,” ajak Jun Jie pada kedua gadis itu yang dijawab
dengan anggukan penuh semangat
Kedua
gadis itu masuk ke pintu belakang dan membuat Jun Jie kesal melihat tingkahnya.
Astaga, baru saja mereka terlihat manis saat mengatakan kalau merindukan
dirinya juga tapi sekarang? Oh, ia harus menjadi supir untuk kedua gadis itu.
“Come on girls! Kalian tidak kasihan
padaku yang masih lelah ini dan tega menjadikanku supir kalian, hm?” tanya Jun
Jie memelas
“Itu
salahmu sendiri karena tidak mengatakan pada kami jika akan pulang ke Taiwan,”
jawab Fu Zhen cepat yang disetujui oleh Yi Chen
“Hei!
I just wanna give you surprise, girls,”
ujar Jun Jie yang langsung mendapat penolakan oleh kedua gadis itu
“Kejutanmu
salah ge, jadi jalankan saja
mobilnya. Kita ke restoran untuk makan siang dan kau yang bayar,” sahut Yi Chen
dengan senyum manisnya
Jun
Jie hanya bisa pasrah menuruti kemauan dua gadis itu. Ia tak bisa berkata
apa-apa lagi jika dua gadis yang ia sayangi ini sudah menginginkan sesuatu.
Mobil mulai berjalan menuju restoran tempat mereka makan siang. Banyak hal yang
mereka perbincangkan selama perjalanan.
“Uhmm,
JJ ge!” panggil Fu Zhen
“Why?”
“My car?” tanya Fu Zhen penuh harap
“You got it, princess,” jawab JJ yang
langsung tahu arah pembicaraan Fu Zhen
“Really?” tanyanya memastikan yang
dijawab dengan anggukan kepala oleh JJ
“Kyaaa…
Kenapa kau memanggilnya princess? Aku
tidak terima,” seru Yi Chen
“Oh,
sepertinya ada yang cemburu. Tenang saja, kau tetap bayi kecilku yang manis,
oke baby?” sahut JJ sambil
mengerlingkan matanya
“Ughh…
Menyebalkan! Tapi baiklah aku terima,” Yi Chen pun tersenyum dengan manisnya
Begitu
tiba di restoran, mereka langsung menuju tempat duduk yang berada di pojok
dekat jendela. Pelayan pun menghampiri meja mereka dan memberikan Menu List pada mereka. Setelah memesan
makanan dan pelayan meninggalkan mereka, terlihat perubahan raut wajah Fu Zhen
menjadi serius.
“Well, apa yang membuatmu datang ke
Taiwan? Bukankah ada hal yang masih harus kau selesaikan di sana?” tanya Fu
Zhen
“Tak
ada yang penting hanya saja Mr. James terlalu menyayangimu. Dia memintaku untuk
mengawasimu secara langsung selama masa cuti yang kauu ambil ini. Mr. James
tidak ingin kau terlarut dalam pekerjaan padahal saat ini kau sedang cuti. Yah,
sekalian memberiku keringanan pulang ke Taiwan,” sahut JJ namun sepertinya Fu
Zhen tidak puas dengan jawaban tersebut
“Lalu
bagaimana dengan penelitianmu?” tanya Fu Zhen
“Sama
denganmu, aku hanya perlu mengawasi dari sini saja dan memberikan laporan jika
terjadi sesuatu atau ada sinyal aneh. Fasilitas yang ada disini cukup untuk
melakukan pengawasan,” sahut JJ ringan
Akhirnya
makanan mereka datang, obrolan pun dilanjutkan dengan hal-hal ringan karena
protesan dari Yi Chen. Walaupun gadis itu sangat mengagumi Fu Zhen dan tertarik
dengan pekerjaan kakaknya tapi tetap saja ia tidak mengerti. Maka urusan
pekerjaan saat ini mereka kesampingkan terlebih dahulu.
>>>To be continue.....
Duibuqi pengyoumen buat part 4 ini publishnya lama abis wo juga lagi sibuk sama TA nih... Hehehe... And duibuqi juga kalau hasilnya gak memuaskan n terkesan datar, wo cuman pengen bilang please banget komennya biar semangat ngerjain ff ini dan ff lainnya..
Xiexie ^_^
1 comment:
Maaf bru bs rcl..
Penasaran ak sana fuzhen sbnrny dia siapa sih? Kok meski dipgl kepsek tp gpp? Apa dia lebih berkuasa dr genie? Org terkaya no 1 atau no 2 di taiwan?? Nah itu calvin udh mulai ngingat tuh..
ayo dilnjt lg
Post a Comment